BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    1/51

    142

    BAB VII

    METODE PENULISAN

    A. Kertas dan Komputer1. Kertas

    Kertas yang digunakan untuk penulisan karya ilmiah harus memenuhi

    syarat:

    a. Harus berwarna putihb. Jenis kertas HVS 70-80 mgc. Bukan kertas tik tipis, bukan kertas buram, bukan kertas duplikator.d. Kertas ukuran kwartoe. Dapat menggunakan kertas lain seperti kertas milimeter atau lainnya

    apabila tulisan memang membutuhkan. Misalnya untuk membuat

    tabel, grafik atau gambar.

    2. KomputerPengetikan karya ilmiah ini dapat juga ditulis dengan

    menggunakan komputer dan para mahasiswa dapat memilih program

    yang telah ada, mulai dari WS, WP, MS, WINDOWS XP, yang kesemuanya

    ada dalam program windows.

    Pengetikan dengan komputer ini dirasa lebih baik dan lebih cepat.

    Hanya saja yang masih tetap perlu dan selalu harus diperhatikan adalah

    mengenai pemilihan hurufnya, yaitu huruf yang lazim digunakan,

    misalnya, NON PS 10 DRAFT, ROMAN 10, COURIR, NEW COURIR, atau

    Times New Roman 12, dan sebagainya. Perlu dipikirkan pula bagi mereka

    yang dananya pas-pasan, maka pengetikan dengan komputer ini belum

    tentu dapat dilakukan dengan lancer atau cepat.

    B. Pengetikan1. Ruang Ketikan

    Sebagaimana telah disampaikan di depan, bahwa kertas yang

    digunakan adalah kertas yang berukuran kuarto. Namun demikian tidak

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    2/51

    143

    semua tempat di atas kertas tersebut dapat dibubuhkan tulisan. Dalam

    pengetikan skripsi, studi kasus, legal memorandum, dan tesis, dibutuhkan

    apa yang dinamakan ruang ketikan, adapun batas ruang ketikan tersebut

    adalah sebagai berikut :

    a. Batas tepi kiri adalah empat sentimeter dari tepi kertas sebelah kirib. Batas tepi kanan adalah tiga sentimeter dari tepi kertas sebelah kananc. Batas tepi atas adalah empat sentimeter dari tepi kertas bagian atas.d. Batas tepi bawah adalah tiga sentimeter dari tepi kertas bagian

    bawah.

    Bagi yang menggunakan komputer, batas-batas tersebut dapat

    diprogram sebelum melakukan pengetikan naskah.Untuk ruang ketikan yang menggunakan kertas lain, seperti tabel,

    gambar dan grafik dapat menyesuaikan, artinya tidak terikat dengan

    ruang ketikan di atas.

    Dengan adanya batas ruang ketikan tersebut, dengan demikian

    dalam satu halaman selalu terdapat ruang yang kosong yang tidak diisi

    dengan ketikan atau tulisan kecuali untuk nomor halaman.

    Contoh Ruang Ketikan

    4

    4 3

    3

    Ruang

    Ketikan

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    3/51

    144

    2. Teknik PengetikanUntuk mendapatkan hasil pengetikan yang baik, seyogyanya

    dalam satu karya ilmiah atau skripsi memperhatikan:

    a. Penggunaan mesin ketik yang samab. Dalam satu kertas hanya ada satu halamanc. Apabila akan mengetik rangkap gunakan karbon yang masih baru

    atau yang kondisinya masih baik atau menggunakan kertas continues

    form rangkap, atau tidak perlu ketik rangkap tetapi cukup diketik satu

    saja dan nanti apabila ingin memperbanyak cukup diphoto copy.

    d. Usahakan untuk mengurangi kesalahan ketik terutama bagi yangmenggunakan mesin ketik manual.

    e. Usahakan agar pada ketikan di tepi kanan ruang ketikan rapi,menurut garis lurus dari atas ke bawah tanpa mengabaikan tata tulis

    menurut ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

    f. Ketikan pertama dari tepi kertas selalu dimulai pada jarak yang samadari tepi kertas sebelah kiri, untuk setiap baris kalimat dari yang

    pertama sampai yang terakhir pada halaman masing-masing, kecuali

    untuk pengetikan awal alenia baru (paragraph baru) atau kutipan

    panjang.

    g. Pengetikan sebelah atas harus dimulai pada jarak empat sentimeterdari tepi kertas sebelah atas. Demikian pula pengetikan pada baris

    terakhir harus diusahakan pada jarak tiga sentimeter dari tepi kertas

    sebelah bawah, termasuk apabila di dalam halaman tersebut terdapat

    beberapa kutipan yang harus diikuti dengan pengetikan catatan kaki

    (footnote).

    h. Antara satu kata dengan kata lainnya dan antara kalimat satu dengankalimat lainnya setelah titik harus diberi antara satu ketukan kosong.

    i. Semua itu akan menjadi mudah apabila diketik dengan komputer.C. Spasi Baris

    Antara baris yang satu dengan baris yang lain harus diberi jarak atau

    yang disebut spasi baris, yang ukurannya adalah satu setengah spasi atau

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    4/51

    145

    dua spasi. Apabila menggunakan komputer jaraknya dapat diprogram

    dengan memakai beberapa cara, tergantung program yang digunakan.

    Untuk hal-hal tertentu spasi tersebut tidak sesuai dengan uraian teks

    pokoknya, misalnya dalam penulisan kutipan langsung panjang digunakan

    satu spasi atau spasi tunggal.

    D. IndensiIndensi adalah pedoman pada penulisan awal bagi alenia baru

    (paragraph baru). Setiap alenia (paragraph baru) penulisannya diketik

    dengan agak menjorok ke dalam dari tepi ruang ketikan sebelah kiri.

    Pengetikan indensi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :1) Indensi lima, artinya bahwa pengetikan huruf pertama pada alenia baru

    dimulai pada ketukan ke enam setelah lima ketukan kosong.

    2) Indensi tujuh, artinya bahwa pengetikan huruf pertama pada alenia barudimulai pada ketukan ke delapan setelah tujuh ketukan kosong.

    Indensi ini diterapkan pula pada penulisan kutipan langsung panjang.

    Untuk penulisan paraphrase panjang penggunaan indensi ini ada sedikit

    perubahan. (Penjelasan lebih lanjut dan lihat pada sub bab tentang Penulisan

    Kutipan dan Catatan Kaki).

    Dalam indensi ini bagi para pemakai komputer tentu saja juga dapat

    membuat program indensi untuk pengetikan naskah karya ilmiahnya. Hanya

    yang perlu diingat adalah bahwa berapapun indensi yang digunakan,

    hendaknya pengetikan indensi ini digunakan secara konsisten dalam satu

    karya ilmiah.

    E. Penulisan KutipanSuatu laporan hasil penelitian termasuk skripsi, studi kasus, legal

    memorandum, dan tesis tidak akan terlepas dari kutipan atas sejumlah teori

    atau pendapat. Dalil-dalil melalui buku-buku atau karya-karya ilmiah lainnya.

    Maksud kutipan adalah untuk memperkuat atau mendukung buah pikiran dari

    peneliti, untuk mendukung peneliti melakukan analisis atau oleh peneliti

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    5/51

    146

    digunakan untuk disampaikan kritikan, bahasan, telaahan, dan atau peneliti

    memperkuat pemikiran yang dikutip.

    Dengan adanya kutipan ini menunjukkan dan membuktikan bahwa

    peneliti mempunyai kejujuran dalam membuat skripsi. Karena dalam kutipan

    apalagi dalam catatan kaki akan dikemukakan sumber tulisan yang asli.

    1. Beberapa hal yang harus diperhatikana. Mengutip sehemat-hematnya. Hal ini berkaitan bahwa skripsi, studi

    kasus, legal memorandum, dan tesis bukanlah kumpulan dari kutipan-

    kutipan mentah, melainkan suatu karya ilmiah yang memadukan apa

    yang oleh peneliti telah dilihat, didengar, dibaca, ditelaah dan

    didiskusikan menjadi suatu bangunan konklusi yang sama sekali baru.b. Mengutip apabila sangat perlu. Hal ini berkaitan dengan mengutip

    harus sehemat-hematnya. Pengutipan yang hanya ditulis dengan

    kata-kata atau bahasa sendiri dikhawatirkan semangat, kekuatan dan

    makna dari ide, pendapat itu menjadi kurang dapat diungkapkan

    sebagaimana mestinya, walaupun hal demikian itu dapat juga

    dilakukan sebagaimana dikenal dengan kutipan tidak langsung.

    c. Hindari terlalu banyak mengutip. Kutipan-kutipan yang terlalu banyakakan mengakibatkan uraian-uraian yang kurang lancar. Hal semacam

    ini akan segera dirasakan oleh pembaca atau penilai yang kritis.

    d. Kejujuran dan ketelitian sangat diperlukan dalam mengutip pendapatorang lain.

    2. Macam-Macam Kutipana. Kutipan Langsung

    Kutipan langsung adalah kutipan terhadap ide, buah pikiran,

    pendapat atau gagasan orang lain yang ditulis persis sama dengan

    kata-kata atau bahasa sumber aslinya. Kutipan langsung ini ada dua

    macam yaitu:

    1) Kutipan langsung panjang, yaitu kutipan langsung yang panjangkutipannya lebih dari lima baris. Penulisan kutipan ini adalah

    sebagai berikut :

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    6/51

    147

    a) Diketik terpisah dengan uraian sebelumnya, dan jarak antarabaris pertama dan baris selanjutnya satu spasi tunggal.

    b) Memperhatikan idensi yang digunakan dalam penulisanlaporan. Artinya apabila indensi yang dipergunakan 5, maka

    huruf pertama baris pertama diketik pada ketukan ke sembilan

    setelah delapan ketukan kosong dan baris kedua atau

    selanjutnya menempati indensi 5. Tetapi jika indensi yang

    digunakan 7, maka huruf pertama baris pertama ada pada

    ketukan ke 15 setelah 14 ketukan kosong. Baris kedua dan

    selanjutnya mengikuti indensi 7.

    c) Tidak menggunakan tanda petik (kutip) buka dan tutupd) Tetapi apabila sumber yang dikutip tidak dimulai dari awal

    kalimat maka digunakan tanda petik baik di awal maupun di

    akhir kutipan. Hal ini berlaku baik akhir kutipan itu tidak

    sampai pada akhir kalimat maupun sampai pada akhir kalimat.

    Contoh kutipan langsung panjang dengan idensi 7.

    Pada dasarnya kutipan dipergunakan untuk

    melengkapi bahan-bahan bagi penulis. Kutipan tidak dapatdijadikan bagian utama dari tulisan seseorang, karena akan

    terlihat seakan-akan karangan itu tidak lain dari himpunan

    kutipan. Sebaiknya sedapat mungkin penggunaan kutipanharus dibatasi pada hal-hal yang betul-betul perlu saja,sehingga kutipan itu tidak terkesan seperti kliping.

    1. Winarno Surakhmad, 1988, Paper, skripsi, thesis,

    disertasi, tarsito, Bandung, Alumni, hlm. 63.

    atau :

    sebagaimana telah diketahui bahwa kutipan

    dipergunakan untuk melengkapi bahan-bahan bagi penulis.Kutipan tidak dapat dijadikan bagian utama dari tulisan

    seseorang, seakan-akan karangan itu tidak lain darihimpunan kutipan atau kliping semata. Akan lebih baik

    apabila sedapat mungkin penggunaan kutipan harusdibatasi pada hal-hal yang betul-betul perlu saja.2

    2. Ibid.

    atau :

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    7/51

    148

    Kutipan akan dijumpai paling banyak dalam

    bagian pokok atau bagian teks yang mendiskusikan

    landasan-landasan teori atau tinjauan pustaka. Dalam

    bagian ini dibeberkan banyak teori-teori atau beberapapustaka yang relevan dan mendukung yang kemudiandianalisa, dikomparasikan dan kemungkinan

    dikonstruksikan teori baru. Menyusul bagian lain yangsecara relatif juga banyak mengutip ..3

    3. Sutrisno Hadi, 1993, Bimbangan Membuat Skripsi,

    Thesis1, Yogyakarta, Andi Offset, hlm. 66.

    2) Kutipan langsung pendek. Kutipan ini tidak lebih dari lima baris.Penulisan kutipan ini adalah sebagai berikut :

    a) Penulisannya tidak perlu dipisahkan dengan uraiansebelumnya, dalam arti bahwa penulisannya dapat

    melanjutkan uraian sebelumnya pada baris yang sama.

    Sebelum memulai menulis kutipan tidak perlu dipergunakan

    tanda titik dua (:).

    b) Spasi baris pada penulisan kutipan sama dengan spasi barispada uraian sebelumnya

    c)

    Dimulai dengan tanda petik/kutip buka dan diakhiri dengantanda petik/kutip tutup (..)

    d) Tidak harus memperhatikan indensi yang digunakan.e) Nama asli dari penulis sumber kutipan dapat ditulis

    sebelumnya atau nama tersebut tidak ditulis pada kalimat

    sebelumnya. Tetapi yang harus diingat adalah bahwa

    penulisannya harus konsisten dalam satu naskah karya ilmiah.

    Contoh :

    Seperti dikatakan oleh Soerjono Soekanto, bahwa kutipan

    tidak dapat dijadikan sebagai bahan utama dari tulisan seseorang,

    karena akan terlihat seakan-akan tulisan itu tidak lain dari

    himpunan kutipan.4

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    8/51

    149

    4. Soerjono Soekanto, 1982, Tatacara Penyusunan

    Karya Tulis Ilmiah (Bidang Hukum), Jakarta, Ghalia Indonesia,

    hlm. 74.

    b. Kutipan Tidak LangsungKutipan ini dikenal dengan paraphrase. Artinya bahwa sumber yang

    dikutip tidak ditulis sama persis tetai yang dikutip hanyalah ide,

    gagasan atau semangat yang terdapat dalam sumber aslinya. Kutipan

    tidak langsung ini semata-mata mementingkan isi, maksud atau jiwa

    kutipan, bukan cara dan bentuk kutipan. Oleh karena itu, penulis

    bebas mempergunakan bahasanya sendiri, dengan cara-cara yangdianggapnya tepat. Oleh karena itu pula maka kutipan tidak langsung

    ini tidak pernah diberi tanda kutip.

    Kutipan tidak langsung ini terdapat dua macam yaitu:

    1) Kutipan tidak langsung pendek, adalah kutipan yang tidak lebihdari atau masih dalam satu alenia. Penulisan kutipan ini dijalin

    dalam kalimat atau alenia, sehingga tidak perlu memperhatikan

    spasi maupun idensi secara khusus, karena baik spasi maupun

    indensi mengikuti uraian seb elumnya. Dengan demikian kutipan

    tidak langsung pendek ini biasanya ditulis pada alenia baru atau

    tersendiri.

    Contoh kutipan tidak langsung pendek:

    Penulisan kutipan tidak langsung, penulis diperbolehkan

    hanya mengutip isi atau maksud suatu sumber tanpa terikat pada

    bahasa atau bentuk kalimat yang dikutipnya dan menulis dengan

    bahasa sendiri.5

    5. Winarno Surakhmad, Op. cithlm. 66

    2) Kutipan tidak langsung panjang, kutipannya lebih dari satu alenia.Penulisan kutipannya sama dengan kutipan tidak langsung

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    9/51

    150

    pendek. Namun dalam hal penempatan nomor kutipan ada dua

    cara, yaitu :

    Pertama meletakkan nomor kutipan pada setiap akhir kutipan

    seperti pada kutipan tidak langsung pendek pada masing-masing

    alinea; Kedua dilakukan dengan menyebutkan nama penulis

    sumber yang dikutip pada bagian permulaan alenia paraphrase

    dan memberikan nomor kutipan pada akhir kalimat alenia

    terakhir. Hal inipun harus juga dilakukan secara konsekuen dalam

    satu naskah karya ilmiah, sehingga terlihat kematangan dan

    kapasitas peneliti atau penulis

    Contoh kutipan tidak langsung panjang :Penulisan kutipan tidak langsugn yang panjang ini menurut

    Sutrisno Hadi akan menghemat footnote dan menghindarkan

    terlalu banyak singkatan footnote seperti ibid untuk paraphrase

    yang terdiri dari beberapa alinea.

    Apabila metode ini diterapkan, maka dapat menimbulkan

    kesan seakan-akan hanya alinea yang terakhirlah yang menjadi

    atau merupakan alinea paraphrase. Akan lebih kabur lagi jika

    sekiranya praphrase memakan ruangan satu halaman penuh atau

    mungkin satu setengah atau bahkan satu dua halaman penuh.

    Untuk mengatasi persoalan itu dapat dilakukan dengan

    mengubah idensi lebih ke tepi ruang ketikan sebelah kiri, kalau

    pada awalnya idensi yang digunakan tujuh, maka perubahan

    indensi itu dapat menjadi indensi lima tanpa melakukan

    perubahan pada spasinya.6

    6. Sutrisno Hadi, loc, cit.

    3. Nomor Kutipan atau Superskrip Footnotea. Fungsi Nomor Kutipan

    Nomor kutipan disebut sebagai superskrip footnote, karena nomor ini

    berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara kutipan dengan

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    10/51

    151

    sumber dari kutipan yang bersangkutan secara lengkap sebagaimana

    akan dijelaskan dan ditulis dalam catatan kaki (footnote). Sehingga

    antara nomor kutipan dengan nomor footnotenya harus sama atau

    antara kutipan dengan footnotenya harus dalam satu halaman.

    b. Penulisan Nomor KutipanSuatu kutipan yang dibuat oleh peneliti atau penulis, harus

    diberi nomor urut mulai dari kutipan pertama sampai dengan kutipan

    terakhir, baik itu kutipan langsung maupun tidak langsung, baik

    panjang maupun pendek yang diletakkan pada akhir kutipan.

    Dalam penulisan skripsi, studi kasus, legal memorandum, dantesis, nomor kutipan ini berurutan artinya jika pada bab I telah

    terdapat kutipan maka kutipan pada bab II nomornya melanjutkan

    nomor kutipan bab I, begitu seterusnya.

    Nomor kutipan ini ditulis pada akhir kutipan dengan angka

    arab tanpa diberi sela satu ketukan, dan tidak diberi tanda titik

    penutup. Nomor ini ditulis setengah spasi tunggal di atas baris

    terakhir kutipan. Bagi yang menggunakan komputer hal ini dapat

    dilakukan dengan menggunakan program yang telah ada. Untuk

    jelasnya lihat contoh kutipan langsung dan tidak langsung.

    F. Catatan Kaki atau Footnote1. Fungsi Footnote

    Catatan kaki berfungsi untuk memberikan penjelasan atas sumber

    dari kutipan yang dilakukan oleh penulis sebagai:

    a. Fungsi normatif-etik adalah sebagai upaya memenuhi etik kesarjanaandan penghargaan atas karya orang lain.

    b. Fungsi material-teknis adalah untuk mendukung validitas karya ilmiah,memperluas pembahasan, referensi silang dan dapat juga digunakan

    untuk tempat kutipan dan petunjuk sumber.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    11/51

    152

    c. Memberikan keterangan tambahan tentang kebenaran sesuatu halyang dikemukakan dalam karangan, agar memudahkan pembaca

    men-cek kebenaran itu.

    d. Memberikan tekanan atau untuk melanjutkan uraian suatu pokokbahasan dalam teks, tetapi yang tidak tepat apabila dimasukan

    sebagai bagian langsung dalam teks yang bersangkutan

    2. Unsur-Unsur FootnoteUnsur-unsur yang dimaksud adalah hal-hal yang harus ada pada

    sebuah footnote. Tetapi perlu diketahui bahwa unsur-unsur footnote ini

    tidak sama untuk masing-masing sumber yang berbeda. Secara konkritbahwa unsur dan penulisan footnote dari buku akan berbeda dengan

    penulisan footnote yang bersumber dari majalah atau kamus.

    Secara umum dapat dikemukakan unsur-unsur footnote adalah

    sebagai berikut :

    a. Nomor footnoteb. Nama penulisc. Tahun terbitd. Judul tulisane. Kota terbitf. Nama penerbitg. Halaman dari sumber yang dikutip.

    3. Pedoman Umum Penulisan FootnoteAntara footnote dengan teks dipisahkan dengan garis yang tak

    terputus sepanjang sepuluh sampai empatbelas ketukan. Baris-baris itu

    berjarak minimal satu setengah spasi tunggal dengan baris teks di

    atasnya, dan dua spasi tunggal dengan baris teks footnote di bawahnya.

    Penulisan footnote mengikuti indensi yang dipakai pada waktu

    menulis teks. Huruf yang digunakan untuk menulis footnote dapat lebih

    kecil dari huruf teks atau dapat sama dengan huruf teks. Spasi footnote

    ditulis dengan satu spasi tunggal, tetapi antara footnote satu dengan

    lainnya yang ada dalam satu halaman berjarak dua spasi tunggal.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    12/51

    153

    Nomor footnote memakai angka arab dan di tulis pertama

    sebelum menuliskan unsur-unsur footnote yang lain. Nomor footnote

    berkelanjutan mulai dari bab I sampai dengan bab terakhir dimana

    footnote dibuat, artinya masing-masing bab tidak mulai dengan footnote

    nomor satu. Nomor footnote harus dalam satu halaman dengan nomor

    kutipan yang akan dijelaskan sumbernya dalam footnote yang

    bersangkutan (lihat contoh dalam pembuatan kutipan).

    Nama penulis ditulis semua apabila penulisnya hanya satu, dua

    atua sampai tiga dan setelah itu diberi tanda koma. Tetapi apabila

    penulis lebih dari tiga maka yang ditulis hanya satu, yaitu penulis

    pertama tanpa diikuti tanda apapun, kemudian ditambah denganmenuliskanet al.,, yang berasal dari bahasa latinet alii yang artinya

    dengan kawan-kawan dengan huruf miring, dan setelah menulis et al

    dalam tanda titik dan koma, kemudian menulis unsur-unsur selanjutnya.

    Penulisan nama penulis ini tidak perlu mencantumkan gelar. Untuk

    penulis asing harus ada nama keluarganya sedang nama pemberian dan

    nama tengah dapat ditulis sebelumnya atau ditulis tetapi disingkat,

    misalnya Witt Bowden dapat ditulis lengkap dan dapat pula ditulis

    dengan menyingkat nama kecil, misalnya W. Bowden. Namun penulisan

    nama tersebut dibalik, artinya ditulis nama keluarga lebih dahulu, baru

    kemudian ditulis nama pemberian. Sedangkan untuk nama penulis

    Indonesia ditulis seperti apa adanya.

    Contoh, apabila sebuah sumber buku yang dikutip berjudul

    Metode Penelitian Hukum Normatif, yang ditulis oleh Prof. Drs. Soerjono

    Soekanto, SH., MA., Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA., Dr. Kartini Kartono,

    dan Sri Mamudji, SH, LLM, diterbitkan di Yogyakarta oleh Gadjah Mada

    University Press tahun 1995. halaman 29, maka penulisan footnotenya

    sebagai berikut :

    7. Sutrisno Hadi et al., 1995, Metode Penelitian Hukum Normatif,

    Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, hlm. 29.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    13/51

    154

    Apabila penulis itu sebagai penyadur atau penterjemah atau

    editor, maka ditambah dengan menuliskan keterangan sebagai dimaksud

    di atas di belakang nama penulis di antara tanda kurung buka dan tutup.

    Judul tulisan ditulis dengan huruf miring dan memperhatikan

    kapitalisasi masing-masing kata kecuali kata penghubung, seperti, dan,

    atau, dari, tentang, terhadap, dan lain sebagainya. Judul tidak boleh

    disingkat (lihat contoh footnote di atas). Setelah penulisan judul tulisan

    ini dapat juga disertakan mengenai cetakan, jilid atau edisi keberapa

    buku tersebut.

    Penulisan tahun terbit, kota penerbitan dan penerbit tidak banyak

    kesulitan dalam pelaksanaannya. Hanya saja apabila salah satu dariketiganya tidak ada, maka dapat ditulis dengan menggunakan kata-kata:

    tanpa tahun, tanpa kota atau tanpa penerbit.

    Untuk penulisan halaman, di dalam footnote disingkat dengan

    hlm. yang diikuti dengan tanda titik kemudian disusul dengan

    menuliskan nomor halamannya (lihat contoh footnote). Apabila

    halamannya lebih dari satu, maka penulisannya adalah misalnya, hlm.

    29-32., untuk kutipan yang berasal dari halaman 29 sampai 32, atau hlm.

    29, 32., apabila kutipan itu diambil dari halaman 29 dan halaman 32.

    4. Menyingkat Footnote.Sumber-sumber kutipan yang baru pertama kali muncul dalam

    footnote harus ditulis lengkap seluruh unsurnya sesuai tata cara penulisan

    footnote. Tetapi sering terjadi satu sumber dikutip beberapa kali dalam

    naskah. Sehingga kalau penulisan footnote kedua untuk sumber yang

    sama ditulis secara lengkap lagi, maka akan tidak efisien dan tidak

    efektif, bahkan tekesan kurang memahami metode penulisan karya

    ilmiah. Untuk itu apabila hal itu terjadi maka dapat dilakukan

    penyingkatan footnote. Penyingkatan footnote adalah sebagai berikut:

    a.Ibid.Kata ibid adalah singkatan dari ibidium, berasal dari

    bahasa Latin yang artinya sama dengan atas.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    14/51

    155

    Apabila sumber footnote berikutnya yang berada di

    bawah langsung sumber footnote di atasnya, sedangkan

    sumber kedua footnote itu sama maka dalam footnote yang

    berikutnya itu penulisannya dapat disingkat dengan

    menggunakan Ibid. Penulisan kata Ibid ini dengan huruf

    miring karena kata ibid berasal dari bahasa asing.

    Penulisannya menggunakan kapitalisasi, dan diakhiri dengan

    tanda titik. Nama penulis sumber footnote tidak perlu ditulis

    (lihat contoh dalam penulisan kutipan).

    Apabila sumber footnote sama dengan sumber yang di

    atasnya langsung tetapi halamannya berbeda, makapenulisan footnotenya adalah dengan menambahkan huruf

    hlm. dan nomor halaman setelah kata Ibid.

    Contoh:

    8. Ibid,. hlm. 33.

    b. Loc. Cit.Loc. cit. singkatan dari loco citato yang berasal dari

    bahasa Latin yang artinya tempat yang telah dikutip. Loc.

    cit. ini dilakukan apabila sumber footnote yang akan ditulis ini

    sama sumber dan halamannya dengan footnote yang telah

    ditulis sebelumnya tetapi telah diselingi oleh satu atau

    beberapa kutipan lain dari sumber yang berbeda.

    Penulisan loc. cit. didahului dengan menuliskan nama

    penulis sumber dan ditulis dengan huruf miring dan dapat

    secara kapitalisasi atau tidak. Dapat ditulisnya loc. cit. tanpa

    kapitalisasi karena sebelum penulisan loc. cit., terlebih dahulu

    menulis nama penulisnya. Penulisannya tanpa diikuti dengan

    nomor halaman dan di antara locdan citterdapat tanda titik

    (lihat contoh dalam penulisan kutipan).

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    15/51

    156

    c. Op. cit.Op. cit. singkatan dari opere citato yang artinya

    dalam karya yang telah dikutip yang juga berasal dari

    bahasa Latin. Singkatan ini dilakukan apabila sumber

    footnote yang akan ditulis sama dengan sumber footnote

    sebelumnya tetapi halaman yang dikutip berbeda dengan

    halaman sebelumnya dan telah diselingi oleh sumber kutipan

    lain.

    Penulisan op. cit. ini didahului dengan penulisan nama

    penulis sumber footnote dan penulisannya dengan huruf

    miring, dapat kapitalisasi tetapi dapat pula ditulis tanpakapitalisasi seperti penulisan loc. cit., kemudian diikuti

    dengan menuliskan nomor halaman dan antara op. cit.

    terdapat tanda titik (lihat contoh dalam penulisan kutipan).

    Baik loc. cit. maupun op. cit. dalam prakteknya akan

    dapat menemui kesulitan apabila terjadi adanya seorang

    penulis yang menulis beberapa buku dan beberapa buku

    tersebut dipakai sebagai sumber kutipan. Kemudian dari

    beberapa buku tersebut dikutip beberapa kali dalam satu

    naskah.

    Untuk mengatasi hal itu maka dapat digunakan cara

    menyingkat footnote dengan menuliskan nama penulis

    kemudian judul tulisan dilanjutkan menulis jilid dan baru

    menyingkat footnote.

    Contoh:

    10.Nama penulis, Judul buku, Loc. cit.11.Nama penulis, Judul buku, op. cit. hlm.9

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    16/51

    157

    5. Macam-macam Sumber Footnote dan Penulisan Unsur-unsurnya.

    a. Buku.Unsur-unsurnya:

    a) Nomor footnote.b) Nama penulis.c) Tahun terbitd) Judul tulisan yang dicetak miring dan kapitalisasi.e) Jilid atau cetakan (dapat ditulis dapat pula tidak).f) Kota terbitg) Nama penerbit.h) Halaman dari sumber footnote.

    (lihat contoh penulisan footnote).

    b.Majalah atau Jurnal.Unsur-unsurnya:

    1) Nomor footnote.2) Nama penulis.3) Judul tulisan dalam majalah diantara tanda kutip dan ditulis

    kapitalisasi.

    4) Nama majalah atau jurnal yang dicetak miring.5) Nomor penerbitan, dapat angka romawi besar dan penulisannya

    tidak diikuti dengan tanda apapun.

    6) Bulan dan tahun penerbitan, ditulis diantara tanda kurung.7) Nomor halaman yang dikutip. Singkatan hlm. tidak ditulis.

    Contoh:

    G. Soetjipto, Karya Ilmiah dan Permasalahannya,Media Hukum, VII (Mei, 1993), 35-39.

    atau

    H. Soetjipto, Karya Ilmiah dan Permasalahannya,Media Hukum, 7: 35-39, mei 1993.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    17/51

    158

    c. Surat Kabar.Unsur-unsurnya:

    1) Nomor footnote.2) Macam tulisan, seperti, tajuk rencana, ruang hukum, ruang

    politik, ruang ekonomi, ruang ilmu pengetahuan dan

    sebagainya. Ditulis secara kapitalisasi.

    3) Nama surat kabar, ditulis miring.4) Kota penerbitan surat kabar. Ditulis diantara tanda kurung (

    ( ) ).

    5) Tanggal, bulan dan tahun penerbitan menggunakan angka arabbagi tanggal dan tahun, sedangkan bulan ditulis dengan huruf

    secara kapitalisasi, diantara ketiganya tidak perlu dipisah

    dengan tanda koma lalu menuliskan tanggal, bulan dan tahun.

    6) Nomor halaman yang dikutip. Ditulis dengan angka arab, dansebelum menulis nomor halaman didahului menulis hlm.

    7) Kolom. Kolom ditulis dengan singkatan kol. kemudian diikutinomor dengan angka arab.

    Contoh:

    4. Ruang Ilmu Pengetahuan, Republika (Jakarta), Senin,20 Juli 1994, hlm. 5, kol. 3-9.

    atau

    5. Ruang Tajuk Rencana, Kedaulatan Rakyat,(Yogyakarta), 14 Pebruari 1991, hlm. 2, kol. 1-2.

    d. Keterangan Lisan.Unsur-unsurnya:

    1) Nomor footnote.2) Nama pembuat keterangan.3) Kedudukan atau jabatan dari yang membuat keterangan.4) Situasi dan tempat diucapkannya pernyataan.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    18/51

    159

    5) Tanggal, bulan dan tahun, lebih baik bila terdapat hari dan pukulberapa pernyataan itu diucapkan.

    6) Ijin mengutip dari pembuat pernyataan yang dapat ditulis:a) Dikutip dengan ijin, ataub) Ijin mengutip telah diberikan.Contoh:

    e. BJ Habibi, Menristek, dalam pidato pembukaanSeminar Nasional tentang Peningkatan Sumber Daya Manusia di

    Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 14 Pebruari 1994. Ijin

    mengutip telah diberikan.

    e. Karya yang tidak diterbitkan.Unsur-unsurnya:

    1) Nomor footnote.2) Nama penulis.3) Judul karya, ditulis kapitalisasi dan berada di antara tanda

    kurung.

    4) Tempat karya dibaca atau ditemukan yang ditulis di antaratanda kurung.

    5) Tanggal, bulan dan tahun pembuatan.6) Nomor halaman. Didahului dengan menuliskan hlm.

    Contoh:

    f. Hibatul Wafi, Saran-Saran Menuju PembangunanBerkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan, (Yogyakarta:

    Perpustakaan Daerah), 10 Juli 1995, hlm: 7-9.

    f. Disertasi, Tesis, Skripsi, dan Paper.Unsur-unsurnya:

    1) Nomor footnote.2) Nama penulis.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    19/51

    160

    3) Tahun pembuatan.4) Judul dari disertasi, thesis, skripsi atau paper yang dikutip yang

    ditulis di antara tanda kutip dengan kapitalisasi.

    5) Bentuk dan tempat sumber itu dibuat. Ditulis di antara tandakurung.

    6) Nomor halaman. Ditulis setelah menulis hlm.Contoh:

    12.Dzikirina Rachmi, 1990, Pengaruh Deregulasi di BidangPerbankan bagi Pengusaha Kecil di Daerah Istimewa Yogyakarta

    (Tesis Pascasarjana tidak diterbitkan, Fakultas Ekonomi UniversitasGadjah Mada Yogyakarta), hlm. 95-99.

    Apabila disertasi atau tesis yang dikutip itu telah diterbitkan maka

    penulisan footnotenya akan berbeda, yaitu sama dengan penulisan

    footnote yang sumbernya buku.

    Contoh:

    13.Dzikrina Rachmi, 1990 Pengaruh Deregulasi di BidangPerbankan bagi pengusaha kecil di Daerah Istimewa Yogyakarta

    Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, hlm. 95-99.

    g. Publikasi Pemerintah.1) Artikel Terpisah. Artinya dalam satu kali publikasi memuat

    bermacam-macam artikel.

    Unsur-unsurnya:

    a) Nomor footnote.b) Nama penulis.c) Judul tulisan diantara tanda kutip.d) Nama publikasi yang ditulis dengan huruf miring dan

    menggunakan kapitalisasi.

    e) Nomor penerbitan.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    20/51

    161

    f) Bulan dan tahun publikasi yang ditulis di antara tandakurung dan diantara keduanya ditulis tanda koma.

    g) Nomor halaman yang dikutip.

    Contoh:

    14. Tri Wiyatun, Peran serta Masyarakat dalamPenegakkan hukum, Varia Peradilan, III (Agustus, 1993), hlm.

    63-65.

    2) Artikel utuh.Artinya bahwa publikasi tersebut berisi satu artikel utuh. Unsur-unsur dan penulisan footnotenya sama dengan unsur dan

    penulisan footnotenya yang bersumber dari buku.

    h. Kamus dan Eksiklopedia.Unsur-unsurnya:

    1. Nomor footnote.2. Nama penulis.3. Judul bagian kamus atau ensiklopedia yang dikutip, yang ditulis

    diantara tanda kutip.

    4. Judul kamus atau ensiklopedia, yang ditulis dengan hurufmiring.

    5. Nomor edisi atau volume, dapat ditulis dengan angka arab atauangka romawi besar (kalau ada).

    6. Nama kota penerbit. Ditulis diantara tanda kurung dan kemudiandiikuti dengan tanda titik dua.

    7. Nama penerbit. Ditulis diantara tanda kurung dan penulisannyasetelah dan disatukan dengan kota penerbitan kemudian diikuti

    tanda koma.

    8. Tahun penerbitan. Ini juga ditulis satu kesatuan dengan kotapenerbitan dan penerbit di dalam tanda kurung. Penulisannya

    setelah nama kota dan penerbit.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    21/51

    162

    9. Nomor halaman ditulis setelah tanda koma di belakang (kota,penerbit dan tahun) dengan menuliskan hlm. terlebih dahulu.

    Contoh:

    15.Adiwinata, Istilah Hukum, Ensiklopedia Indonesia(Jakarta: PT Intermasa, 1987), hlm. 61.

    16. Yus Badudu, Istilah-Istilah, Kamus Umum BahasaIndonesia (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989, hlm. 157).

    i. Peraturan perundang-undangan.Unsur-unsurnya:

    1) Nomor footnote.2) Nama Negara, bias (Negara Bagian atau Propinsi, atau

    Kabupaten) yang mempunyai peraturan perundangan yang

    dikutip atau keputusan pejabat negara.

    3) Nama peraturan perundang-undangannya yang ditulis denganhuruf miring. Diikuti dengan penulisan judul peraturan tersebut

    diantara tanda kutip, yang didahului dengan menuliskan kata

    tentang.

    4) Bab, pasal dan ayat. Bab ditulis dengan angka romawi besar,sedangkan pasal dan ayat ditulis dengan angka arab. Di antara

    ketiga komponen tersebut diselingi tanda koma.

    Contoh:

    17.R. I., Undang-Undang Dasar 1945, Bab I, Pasal 2, ayat 2.18.

    R. I., Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, tentangSistem Pendidikan Nasional, Bab I, Pasal 5, ayat 3.

    j. InternetUnsur-unsurnya:

    1) Nama Penulis

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    22/51

    163

    2) Judul Tulisan3) Tanggal, Bulan dan Tahun4) Source type5) Host Domain6) Path or Directory7) File Name8) Jam pada waktu diakses.

    Contoh:

    _______________

    19.Yulianto, Menulis Referensi dari Internet, 23 Desember 2006,http://www.law.harvard.edu/studorgs/ijl,, (21.30).

    G. Pembuatan Tabel, Grafik dan Daftar Pustaka

    1. Pembuatan Tabel

    a. Fungsi TabelTabel berfungsi untuk menyajikan data secara ringkas, sederhana

    dan terpadu serta jelas dalam ujud angka-angka tanpa memerlukan

    keterangan-keterangan lain dalam teks.

    b. Tujuan Pembuatan TabelTujuannya adalah untuk mencakup sejumlah besar data atau

    informasi dalam bentuk yang mudah dan gampang dimengerti dan untuk

    menampilkan titik-titik tertentu dalam bentuk analisis statistik, atau

    menonjolkan relasi dan korelasi yang signifikan dari datanya.

    c. Keuntungan Pembuatan TabelKeuntungan pembuatan tabel itu adalah:

    1) Menghemat ruangan dan mengurangi penjelasan serta pernyataan-pernyataan deskriptif menjadi seminimal mungkin.

    2) Dapat lebih menampilkan relasi dan proses-proses pembangunan.3) Data yang ditabulasikan itu dapat lebih mudah diingat daripada yang

    ditulis dalam urain panjang.

    http://www.law.harvard.edu/studorgs/ijl,,%20(21.30).http://www.law.harvard.edu/studorgs/ijl,,%20(21.30).http://www.law.harvard.edu/studorgs/ijl,,%20(21.30).
  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    23/51

    164

    4) Pengaturan secara tabuler itu mempermudah penjumlahan dari item-itemnya, dan mempermudah menemukan kesalahan-kesalahan dan

    kealpaan-kealpaan.

    5) Mudah untuk mengadakan perhitungan (Kartini Kartono, 1990: 337-338)

    d. Unsur-unsur dan PembuatannyaUnsur-unsur yang umumnya terdapat dalam sebuah tabel adalah:

    1) Tulisan TABEL atau Tabel. Kata ini dapat ditulis dengan huruf kapitalatau secara kapitalisasi. Penting untuk dipahami adalah bahwa

    penulisan kata tabel itu harus konsisten untuk keseluruhan penulisantabel dalam satu buah laporan. Penulisan kata tabel ini dirangkai

    dengan nomor tabel dan diletakkan di tengah di atas judul tabel dan

    tabelnya itu sendiri. Tetapi apa bila kata tabel dan nomor tabel ditulis

    dengan kapitalisasi, maka penulisannya dirangkai dalam satu baris

    dengan judul tabel.

    2) Nomor Tabel. Nomor ini dapat ditulis dengan menggunakan angkaarab atau angka romawi besar. Apabila kata tabel ditulis dengan

    huruf kapital maka angka pada nomor tabel hendaknya ditulis dengan

    angka romawi besar, contohnya TABEL I dan tanpa diikuti dengan

    tanda baca apapun, tetapi dapat pula ditulis dengan angka arab,

    misalnya TABEL 1. Tetapi apabila kata tabel ditulis secara kapitalisasi,

    maka nomor tabel sebaiknya ditulis dengan menggunakan angka arab

    dan diakhiri dengan tanda titik. Contohnya Tabel 1.

    3)Judul Tabel. Biasanya judul tabel ini ditulis dengan huruf kapital,apabila jika kata tabel dan nomor tabel ditulis dengan hurup kapital

    dan angka romawi besar. Namun ada pula beberapa sarjana atau ahli

    menulis judul tabel ini dengan menggunakan kapitalisasi. Penulisan

    judul tabel dengan huruf kapital ditulis di bawah kata tabel dan

    nomor tabel tetapi di atas tabelnya itu sendiri berjarak satu setengah

    spasi tunggal. Penulisan judul tabel berada di tengah secara simetri

    kanan dan kiri dan apabila judul tabel panjang dapat dilakukan

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    24/51

    165

    penulisan secara sejajar atau piramida terbalik yang disesuaikan

    dengan penulisan judul skripsi.

    4) Lajur-lajur (kolom). Masing-masing kolom ini mempunyai judulkolom. Sebaiknya masing-masing kolom diberi nomor kolom dengan

    menggunakan angka arab, dapat dengan disertai tanda kurung buka

    dan tutup atau tidak ditambah dengan tanda kurung.

    5) Baris. Bersama kolom akan menjadi tubuh dari tabel yang berisiketerangan.

    6) Sumber dari Tabel. Apabila terdapat sumber dari tabel yang dibuatmaka harus dicantumkan sumber darimana tabel itu diperoleh.

    Penulisannya diletakkan pada bagian bawah tabel dengan jarak satuspasi tunggal dengan tabel di atasnya.

    Pembuatan kolom dan baris biasanya dipergunakan garis lurus

    yang memisahkan antara kolom satu dengan lainnya atau lajur satu

    dengan lajur lainnya. Garis-garis itu biasanya terdiri dari garis pembuka,

    garis pemisah dan garis penutup.

    Hindarkan pembuatan tabel yang terlalu panjang dan terlalu

    lebar. Tetapi apabila tidak mungkin, tabel yang terlalu panjang atau

    terlalu lebar karakter hurufnya dapat diperkecil atau pengetikannya

    ditidurkan, atau dapat dibuat pada kerta yang tersendiri atau double folio

    atau apabila masih tidak memungkinkan, maka diketik seperti apa

    adanya kemudian hasilnya diperkecil dengan memfoto copy.

    Pembuatan tabel hendaknya diusahakan agar ditempatkan pada

    halaman-halaman yang berisi penjelasan mengenai tabel tersebut.

    Penjelasan ini sebaiknya ditulis lebih dahulu daripada tabel yang

    bersangkutan (Sutrisno Hadi, 2, 1993: 178-196, Winarno Surakhmad,

    1998: 84-90, Kartini Kartono, 1990: 337-338, Moh. Nazir, 1988, Hadari

    Nawawi, 1990: 209-211).

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    25/51

    166

    Contoh Tabel :

    TABEL I

    PENYEBARAN SAMPEL MENURUT

    KELAS DAN KELAMIN

    Jenis KelaminKelas

    1 2 3 4 5 6

    Pria

    Wanita

    200

    162

    209

    174

    242

    190

    201

    197

    199

    186

    203

    194

    Jumlah semua 362 383 432 398 385 397

    TABEL 1

    PENYEBARAN SAMPEL MENURUT

    KELAS DAN KELAMIN

    Jenis KelaminKelas

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    Pria

    Wanita

    200

    162

    209

    174

    242

    190

    201

    197

    199

    186

    203

    194

    Jumlah semua 362 383 432 398 385 397

    Sumber : Monografi SD Muhammadiyah Wirobrajan III.

    Tabel 1.

    PENYEBARAN SAMPEL MENURUT

    KELAS DAN KELAMIN

    Jenis KelaminKelas

    1 2 3 4 5 6

    Pria

    Wanita

    200

    162

    209

    174

    242

    190

    201

    197

    199

    186

    203

    194

    Jumlah semua 362 383 432 398 385 397

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    26/51

    167

    Tabel 1. Penyebaran Sampel Menurut kelas dan kelamin

    Jenis KelaminKelas

    1 2 3 4 5 6

    Pria

    Wanita

    200

    162

    209

    174

    242

    190

    201

    197

    199

    186

    203

    194

    Jumlah semua 362 383 432 398 385 397

    2. Pembuatan GrafikSeperti telah diuraikan pada Bab sebelumnya, bahwa pembuatan

    daftar gambar dan daftar grafik ini dapat ditulis dalam satu halaman atau

    dalam dua halaman. Hal ini dikarenakan baik gambar, grafik atau ilustrasi

    ataupun lukisan merupakan visualisasi data yang tidak dapat diuraikan atau

    dijelaskan dengan kaata-kata atau dalam susunan kalimat.

    a. Manfaat Grafik1) Menyajikan data secara lebih komprehensif, padat, singkat dan

    sederhana daripada apa yang dapat dicapai melalui uraian dengan

    bahasa.

    2) Menonjolkan sifat-sifat khas dari data dengan lebih jelas daripadaapa yang dapat dicapai melalui uraian dengan bahasa.

    3) Memberikan dasar penguaraian data yang melampaui bataskemampuan apabila diuraikan dengan bahasa.

    Apabila memungkinkan, usahakan pembuatan gambar ini dekat

    dengan uraian teks yang mendahuluinya yang memberikan pengantar

    atau petunjuk tentang adanya gambar yang bersangkutan.

    Apabila pada kertas yang sama tidak memungkinkan atau

    memang harus menggunakan kertas berbeda, maka pembuatan gambar

    ini dapat dilakukan dengan menggunakan kertas khusus sesuai dengan

    jenis gambar dan ukurannya. Tetapi dapat pula ditempuh dengan

    memperkecil gambar dengan memfoto copy gambar sesuai aslinya.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    27/51

    168

    Jarak antara teks dengan gambar, baik teks di atasnya maupun

    teks di bawahnya adalah tiga spasi tunggal.

    b. Unsur-unsur dan Pembuatannya1) Grfiknya itu sendiri.2) Tulisan grafik atau diagram atau ilustrasi atau apapun namanya

    ditulis di bawah grafik yang bersangkutan secara simetri kanan

    kirinya. Tulisan ini biasanya menggunakan huruf kapital semua,

    tetapi ada juga beberapa sarjana hanya melakukan secara

    kapitalisasi.

    3) Nomor grafik, ditulis dengan angka arab setelah tulisan grafikyang kemudian diikuti dengan tanda titik.

    4) Judul grafik, biasanya ditulis di bawah tulisan grafik dan nomorgambar yang biasanya ditulis dengan huruf kapital, tetapi

    beberapa sarjana melakukan dengan hanya kapitalisasi pada

    kata pertama. Penulisan judul grafik ini berjarak satu setengah

    spasi tunggal dari tulisan dasn nomor grafik. Perlu diketahui pula

    bahwa ada juga beberapa sejajar dengan judul grafik, artinya

    judul grafik ditulis setelah penulisan kata grafik dan nomor

    grafik.

    Grafik ini adalah salat satu jenis gambar yang sering ditemui

    dalam laporan penelitian. Grafik ini dapat dikemukakan dalam berbagai

    bentuk tergantung pada efektifitas dan efisiensi penyampaian dalam

    naskah. Mengemukakan data dengan grafik ini memerlukan keahlian

    tersendiri. Untuk memberikan sedikit pengetahuan atau gambaran

    tentang grafik dan utnuk lebih memahami grafik ini, akan dikemukakan

    beberapa bentuk grafik yang sering dipakai dalam suatu laporan.

    1) Histogram (Bar Diagram/Diagram Balok)Merupakan grafik dengan membuat garis-garis lurus

    vertikal pada garis-garis interval, dan membuat satu dari

    persegi panjang atau kolom-kolom yang berjejeran. Sehingga

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    28/51

    169

    gambar grafik atau garis-garis itu berupa balok-balok atau segi

    empat-segi empat.

    Contohnya:

    010

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

    East

    West

    North

    GRAFIK 1.

    CONTOH GRAFIK HISTOGRAM

    2) Poligon

    Grafik ini disusun di atas sistem koordinat, yaitu absis dan

    ordinat yang bertemu ujungnya secara tegak lurus. Grafik ini

    sering disebut dengan kurve. Data dalam grafik ini akan

    menunjukkan hubungan antara variabel yang dinyatakan pada

    absis dan variabel yang dinyatakan pada ordinat. Biasanya

    grafik ini dilukiskan dengan garis lurus dan terpotong.

    Contoh:

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    29/51

    170

    1; 7002; 350

    3; 1500

    4; 2000

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    Series1

    Series1 700 350 1500 2000

    1 2 3 4

    3) Kurve Rata

    Kurve ini pembuatannya hampir sama dengan poligon,

    hanya kemudian dengan menentukan titik tengah dari garis-

    garis vertikal dan menghubungkannya dengan garis halus-licin

    dan rata sehingga membentuk kurve rata.

    Contoh:

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    0 2 4 6 8 10

    Series1

    3. Pembuatan Daftar PustakaPenulisan daftar pustaka ini memerlukan pedoman walaupun

    pedoman itu tidak selalu sama atau seragam. Tetapi setidak-tidaknya

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    30/51

    171

    suatu lembaga mempunyai pedoman yang bersifat ilmiah untuk

    menyeragamkan setiap hasil laporan penelitian yang dilakukan.

    a. Fungsi Daftar Pustaka1) Memberikan daftar tabulasi dari semua karya yang dijadikan

    sumber referensi tulisan dalam skripsi.

    2) Memberikan petunjuk kepada pembaca skripsi untukmengetahui keseluruhan sumber-sumber yang digunakan

    dengan tidak perlu membuka-buka halaman.

    3) Digunakan oleh pembaca yang ahli untuk segera dapatmenduga kuantitas dan kualitas pembahasan dalam skripsi.

    4) Sebagai sumber referensi langsung bagi siapa saja yangbermaksud menyelidiki lebih jauh pernyataan-pernyataan yang

    terdapat dalam skripsi.

    b. Unsur-unsur dan Penulisannya1) Diawali dengan menulis DAFTAR PUSTAKA dengan huruf kapital

    semua tanpa tanda baca apapun di sebelah atas tengah simetri

    kiri kanannya.

    2) Tidak menggunakan nomor pustaka.3) Daftar pustaka ini ditulis secara alfabetis berdasarkan nama

    penulis, berdasarkan huruf pertama dan seterusnya.

    4) Gelar penulis tidak perlu disebutkan atau tidak perlu ditulis5) Apabila penulisnya lebih dari tiga maka yang ditulis adalah

    penulis pertama dan kemudian diikuti dengan menuliskan et

    al., dengan huruf miring (italic) kemudian membubuhkan tanda

    titik dan koma.

    6) Penulisan nama penulis yang sama untuk kedua kalinya cukupdengan membuat garis lurus tidak terputus sepanjang tujuh

    ketukan atau lima ketukan (disesuaikan dengan indensi yang

    digunakan dalam menulis teks atau naskah) dari tepi kertas

    sebelah kiri, kemudian diikuti dengan memberikan tanda koma

    tanpa diselingi satu ketukan kosong.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    31/51

    172

    7) Halaman pustaka yang dikutip dalam teks tidak perludisebutkan.

    8) Baris pertama dimulai dari tepi kiri ruang ketikan dan bariskedua masuk sesuai dengan indensi yang digunakan.

    9) Jarak antara tulisan DAFTAR PUSTAKA dengan urutanpustakanya itu sendiri adalah dua spasi tunggal.

    10)Jarak antara baris pertama dengan kedua dapat mengikutispasi dalam teks. Tetapi dapat pula menggunakan spasi

    tunggal. Demikian juga jarak antara pustaka satu dengan

    lainnya dapat mengikuti spasi dalam teks atau menggunakan

    dua spasi tunggal.11) Antara masing-masing unsur diberi tanda koma.

    H. Pengorganisasian Nomorisasi

    1. Nomorisasi dalam Teks Naskah IntiMaksudnya adalah penggunaan angka, huruf, dan tanda baca

    dalam rangka nomorisasi bagian-bagian naskah karya ilmiah yang

    bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa setiap pembuatan skripsi akan

    selalu menggunakan nomorisasi baik dalam naskah intinya maupun dalam

    teks pendukungnya sekaligus sebagai pelengkap suatu skripsi.

    a. Nomor yang DigunakanTerdapat beberapa nomor yang digunakan dalam nomorisasi

    pada naskah inti, yaitu yang terdiri atas nomor dengan angka arab,

    nomor dengan angka romawi kapital, nomor dengan angka romawi

    non kapital dan nomor dengan mempergunakan huruf latin baik

    kapital maupun non kapital, serta penggunaan tanda baca.

    Angka-angka yang digunakan meliputi:1) Angka Arab atau angka biasa atau menurut bahasa

    matematika disebut sebagai bilangan cacah, yaitu angka 0, 1,

    2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    32/51

    173

    2) Angka Romawi, baik angka romawi capital, seperti I, II, III,IV, V, dan seterusnya maupun angka romawi non kapital,

    seperti i, ii, iii, iv, v, dan seterusnya.

    Huruf yang digunakan dalam nomorisasi adalah huruf kapital

    dan huruf non kapital secara alfabetis. Sedangkan tanda baca yang

    sering digunakan dalam nomorisasi adalah tanda kurung tutup { ) },

    tanda kurung buka tutup {( ) }, tanda penghubung atau sambung (

    - ), dan titik ( . ).

    b. Nomorisasi dalam Teks Naskah IntiPengorganisasian nomorisasi dalam naskah inti suatu skripsi,

    studi kasus, legal memorandum, dan tesis, dapat dikemukakan

    sebagai berikut :

    1) Penomoran BAB menggunakan angka romawi kapital, misalnyaBAB I, BAB II, BAB III, dan seterusnya. Nomornya tidak

    menggunakan huruf dan tidak diikuti tanda baca apapun.

    2) Penulisan urutan Sub Bab menggunakan nomor huruf kapitalsecara alfabetis ditambah dengan tanda baca titik setelah huruf

    yang bersangkutan.3) Nomor pada paragraf ditulis dengan angka arab yang dimulai

    dari angka 1 dan seterusnya, dan kemudian dikombinasikan

    dengan tanda baca titik setelah angka yang bersangkutan.

    4) Bagian dari paragraf nomorisasi ditulis dengan huruf latin nonkapital secara alfabetis dan diikuti tanda titik.

    5) Jika ada bagian yang lebih kecil, nomorisasi ditulis dengankombinasi antara angka arab mulai dari angka 1 dengan tanda

    baca kurung tutup.

    6) Apabila setelah itu masih ada bagian yang harus diberinomorisasi, maka digunakan kombinasi antara huruf latin non

    kapital yang dimulai dari huruf a dengan tanda baca kurung

    tutup.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    33/51

    174

    7) Berikutnya jika masih memerlukan nomorisasi makapenulisannya adalah kombinasi antara angka arab mulai dari

    angka 1 dengan tanda baca kurung buka tutup.

    8) Berikutnya apabila masih memerlukan nomorisasi, makapenulisannya adalah kombinasi antara huruf latin non kapital

    secara alfabetis dengan tanda kurung buka tutup.

    9) Akhirnya apabila masih membutuhkan nomorisasi,penulisannya dengan tanda-tanda tertentu (bullets) tergantung

    pilihan penulis tanpa tanda apapun.

    Untuk lebih jelasnya pengorganisasian nomorisasi dalam naskah

    inti ini akan digambarkan dalam susunan yang lengkap dan sekaligusdikaitkan dengan menerapkan pemakaian huruf kapital dan kapitalisasi

    serta penempatannya dalam naskah inti, adalah sebagai berikut:

    BAB I

    JUDUL BAB

    A. Judul Sub BabB. Judul Sub Bab

    1. Paragraf .2. Paragraf .

    a. Bagian Paragraf.b. Bagian Paragraf.

    1) Nomorisasi selanjutnya.

    2) Nomorisasi selanjutnya.a) Nomorisasi berikutnya.

    b) Nomorisasi berikutnya.

    (1) Nomorisasi kemudian.(2) Nomorisasi kemudian.

    (a) Nomorisasi setelah itu.

    (b) Nomorisasi setelah itu.

    Nomorisasi terakhir. Nomorisasi terakhir.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    34/51

    175

    c. Nomorisasi HalamanPengorganisasian nomorisasi halaman yang terdapat dalam

    karya ilmiah ini merupakan nomorisasi pelengkap, namun demikian

    bukan berarti bahwa nomorisasi ini dapat dikesampingkan melainkan

    tetap harus ada dan jika tidak ada maka skripsi tersebut dapat

    dikatakan masih belum lengkap dan orang atau penilai atau dewan

    penguji atau penelaah akan susah untuk membaca urutannya.

    Untuk penulisan nomor halaman ini, terlebih dahulu

    mahasiswa harus mengetahui dan memahami kerangka skripsi, studi

    kasus, legal memorandum, dan tesis. Adapun kerangka-kerangka

    tersebut pada dasarnya terdiri atas tiga bagian, yaitu, BagianPendahuluan, Bagian Pokok (inti) dan Bagian Akhir.

    Bagian pendahuluan dan bagian akhir tidak langsung

    berkaitan dengan hasil penelitian, tetapi merupakan kelengkapan

    untuk mempermudah memahami isi dari laporan penelitian. Bagian

    pokok disebut juga sebagai bagian inti, karena mencakup tentang

    seluruh proses penelitian dan hasil-hasilnya. Oleh karena itu, bagian

    ini harus mampu menggambarkan pola berpikir ilmiah yang

    dilakukan oleh peneliti yang tergambar dalam sistematika laporan.

    d. Bagian PendahuluanBagian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum

    mengenai laporan penelitian atau skripsi, studi kasus, legal

    memorandum, dan tesis. Dalam bagian pendahuluan ini nomor

    halamannya selalu ditulis dengan angka romawi non kapital, dimulai

    dari angka terkecil tanpa tanda baca apapun, misalnya I, ii, iii, iv, v,

    dan seterusnya.

    1) Halaman JudulHalaman judul merupakan bagian terdepan dari suatu

    skripsi, studi kasus, legal memorandum, dan tesis yang terdiri

    dari dua halaman, yaitu halaman pada sampul laporan dan

    halaman judul di dalam laporan yang ditempatkan setelah

    halaman sampul setelah diselingi satu halaman kosong (berupa

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    35/51

    176

    kertas putih tebal). Halaman judul yang terakhir inilah yang

    dihitung sebagai halaman pertama dengan menggunakan

    angka romawi non kapital (i), walaupun pada halaman yang

    bersangkutan dalam naskah nomor halaman tersebut tidak

    ditulis sebagaimana mestinya.

    Halaman judul ini memuat:

    Tulisan SKRIPSI atau STUDI KASUS, atau LEGAL

    MEMORANDUM (huruf kapital).

    a) Judul skripsi atau studi kasus atau legal memorandum(huruf kapital), apabila judulnya panjang ditulis

    dengan sistem piramida terbalik.b) Logo Universitas.c) Tulisan: Skripsi ini disusun untuk melengkapi

    persyaratan dalam memeperoleh gelar Sarjana

    Hukum. (Kapitalisasi pada kata-kata Skripsi, Sarjana

    dan Hukum). Tulisan ini diusahakan tersusun sejajar.

    d) Tulisan Oleh: atau Disusun oleh: (kapitalisasi).e) Nama Mahasiswa (huruf kapital atau kapitalisasi tiap

    katanya).

    f) Nomor Mahasiswa. (dapat disingkat dan diikuti tandabaca titik dua (:) dan nomor mahasiswa ditulis dengan

    angka arab).

    g) Nama Fakultas. (huruf kapital)h) Nama Kota (huruf kapital)i) Tahun pembuatan (angka arab).

    Unsur-unsur di atas disusun secara berurutan dari

    nomor 1 sampai dengan nomor 10 dan ditulis di tengah kertas

    simetri kanan kirinya tanpa tanda baca apapun.

    2) Halaman PersetujuanHalaman persetujan ini dimaksudkan sebagai persetujuan

    dari pembimbing, baik pembimbing I maupun pembimbing II.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    36/51

    177

    Halaman persetujuan ini ditempatkan setelah halaman judul

    (ii). Nomor halaman ini ditulis di bagian bawah tengah.

    Halaman persetujuan ini memuat:

    a) Tulisan : HALAMAN PERSETUJUAN (huruf kapital)b) JUDUL SKRIPSI atau JUDUL STUDI KASUS atau JUDUL

    LEGAL MEMORANDUM (dengan huruf kapital)

    c) Tulisan Penyusun (kapitalisasi)d) Tanda tangan mahasiswae) Nama mahasiswa (kapitalisasi)f) Nomor mahasiswa (angka arab)g) Tulisan: Skripsi atau Studi Kasus atau Legal Memorandum

    (kapitalisasi) disetujui dosen pembimbing pada tanggal

    (tulis tanggal, bulan dan tahunnya),

    h) Tulisan: Pembimbing I dan Pembimbing II (kapitalisasi danangka romawi kapital)

    i) Tanda tangan pembimbingj) Nama pembimbing I dan pembimbing II. (kapitalisasi tiap

    katanya)

    k) NIP atau NIK pembimbing I dan pembimbing II (hurufkapital dan angka arab)

    Pada halaman ini dapat digunakan tanda baca seperti

    titik untuk penulisan singkatan No. Mhs., dan tanda titik dua

    setelah NIP:, NIK: atau sebelum menuliskan tanggal, bulan,

    tahun persetujuan dan penulisannya juga berurutan dan

    simetri.

    3) Halaman PengesahanHalaman pengesahan ini ditempatkan setelah halaman

    persetujuan dan seperti halaman-halaman sebelumnya,

    halaman ini dengan melanjutkan nomor halaman

    persetujuan (iii).

    Halaman pengesahan ini memuat :

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    37/51

    178

    a) Tulisan: HALAMAN PENGESAHAN (huruf kapital) ditulisdi bagian atas tengah.

    b) Judul skripsi atau studi kasus atau legal memorandumditulis dengan huruf kapital dan apabila judulnya

    panjang maka penulisannya secara piramida terbalik

    ditulis di tengah.

    c) Tulisan: Skripsi atau Studi Kasus atau LegalMemorandum (dengan kapitalisasi) ini dipertahankan

    dihadapan dewan penguji pada tanggal: (tulis tanggal,

    bulan dan tahunnya), yang terdiri atas:

    d) Tulisan: Ketua (kapitalisasi)e) Tanda tangan ketua pengujif) Nama ketua penguji (kapitalisasi)g) NIP atau NIK ketua penguji (angka arab)h) Tulisan: Anggota pada sisi kiri dan kanan ruang ketikan

    (kapitalisasi)

    i) Tanda tangan anggotaj) Nama para anggota (kapitalisasi)k) NIP atau NIK para anggota (angka arab)l) Tulisan: Mengesahkan (kapitalisasi)m)Tulisan: Dekan Fakultas Hukum (kapitalisasi tiap kata)n) Tanda tangan Dekano) Nama Dekan (kapitalisasi tiap kata)p) NIP atau NIK Dekan (angka arab)

    Pada halaman pengesahan ini dapat disertakan tanda

    baca titik dua yang ditulis sebelum tanggal, bulan dan tahun

    ujian dan sesudah penulisan NIP: atau NIK:.

    4) Halaman Motto dan PersembahanHalaman motto dan persembahan ini ditempatkan

    setelah halaman pengesahan. Nomor halamannya

    melanjutkan nomor halaman pengesahan dan ditulis seperti

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    38/51

    179

    halaman-halaman terdahulu (iv). Halaman motto dan

    halaman persembahan ini dapat dipisahkan dan dapat pula

    ditulis dalam satu halaman yang sama. Apabila keduanya

    ditulis pada halaman yang sama, maka motto ditulis pada

    bagian atas sebelah kiri ruang ketikan, sedangkan

    persembahan ditulis pada bagian bawah sebelah kanan ruang

    ketikan.

    Motto dapat diambil dari berbagai sumber, seperti Al-

    Quran, Hadist, dan pendapat para filosof atau sebagai karya

    sendiri, sebaiknya sesuaikan motto itu dengan materi yang

    sedang ditulis dalam skripsi.Persembahan dapat ditujukan kepada seseorang atau

    beberapa orang, tergantung keinginan dari penulis, ingin

    mempersembahkan karya ilmiah ini kepada siapa.

    Baik motto maupun persembahan apabila menggunakan

    nomorisasi, maka untuk nomorisasi tersebut menggunakan

    tanda bullets.

    Halaman ini memuat:

    a) Tulisan: MOTTO dan atau PERSEMBAHAN (huruf kapital)b) Uraian tentang mottonya itu sendiri (kapitalisasi pada awal

    kata)

    c) Uraian kepada siapa skripsi atau studi kasus atau legalmemorandum tersebut dipersembahkan (tidak harus

    kapitalisasi)

    Pada halaman ini penulisan motto dan persembahan

    dapat diikuti tanda titik dua (:).

    5) Halaman Kata PengantarHalaman ini ditempatkan setelah halaman motto dan

    persembahan. Pada halaman ini nomor halamannya

    melanjutkan nomor halaman motto dan persembahan.

    Halaman tersebut ditulis sebagaimana mestinya dengan

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    39/51

    180

    menggunakan angka romawi non kapital (v). Penulisan

    halaman adalah pada ruang kosong diluar ruang ketikan,

    pada bagian bawah dengan jarak spasi ganda atau satu

    setengah sentimeter dari tepi kertas sebelah bawah dan

    berada di tengah-tengah antara tepi kertas sebelah kanan

    dan kiri.

    Apabila kata pengantar ini lebih dari satu halaman,

    maka penulisan halaman selanjutnya adalah pada bagian atas

    batas ruang ketikan sebelah kanan dengan jarak spasi ganda

    atau satu setengah sentimeter di atas tepi ruang ketikan

    sebelah kanan.Halaman kata pengantar ini memuat :

    a) Tulisan: KATA PENGANTAR (huruf kapital)b) Uraian kata pengantar (kapitalisasi) : Dapat diawali dengan menulis Basmallah. Kemudian memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah

    Swt.

    Usahakan kata pengantar dituls sesingkat mungkin dantidak berbelit-belit

    Ucapan terima kasih ditujukan pada orang tua danorang lain atau lembaga yang benar-benar perlu dan

    tepat serta hindarkan pengulangan ucapan terima kasih

    pada orang yang sama walaupun kedudukannya

    berlainan.

    Menyadari kekurangan yang ada pada penulis, sehinggapada kata pengantar ini mengharapkan adanya saran

    dan kritik yang membangun.

    Ditulis juga harapan bahwa skripsi atau studi kasus ataulegal memorandum dapat memberikan manfaat bagi

    berbagai pihak.

    Dapat diakhiri dengan menulis Hamdallah.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    40/51

    181

    c) Tulisan: Penyusun atau Penulis pada akhir kata pengantardan ditulis sebelah kanan bawah dengan jarak tiga spasi

    tunggal dari teks di atasnya (kapitalisasi).

    6) Halaman Daftar IsiDaftar isi ini ditempatkan setelah halaman kata

    pengantar, halamannya melanjutkan nomor halaman kata

    pengantar. Misalnya dapat ditulis sebagai halaman (vi).

    Penulisan nomor halaman ini secara teknis sama dengan

    penulisan nomor halaman kata pengantar, termasuk apabila

    daftar isi ini materinya sampai beberapa halaman.Daftar isi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran

    menyeluruh tentang pokok-pokok yang dibahas dengan

    mencantumkan topik-topik yang terdapat di dalam laporan.

    Dengan adanya daftar isi ini mencerminkan adanya satu

    kesatuan yang utuh antara bagian pendahuluan, bagian inti

    dan bagian akhir suatu laporan.

    Fungsi daftar isi yang penting adalah membantu pembaca

    mengikuti uraian pemikiran penulis dan membantu untuk lebih

    cepat menemukan halaman suatu uraian tertentu dalam

    laporan tersebut.

    Daftar isi ini memuat :

    a) Tulisan: DAFTAR ISI (dengan huruf kapital tanpa tandabaca apapun) ditulis di tengah simetri kanan kirinya.

    b) Topik-topik yang ada di dalam laporan mulai dari bagianpendahuluan, bagian inti sampai bagian akhir dengan

    disertai penunjukkan halaman dari masing-masing topik

    tersebut (kapitalisasi).

    7) Halaman Daftar TabelDaftar tabel ditempatkan setelah daftar isi. Nomor

    halamannya melanjutkan nomor halaman daftar isi,

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    41/51

    182

    penulisannya sama dengan penulisan nomor halaman

    sebelumnya.

    Daftar ini dibuat apabila di dalam laporan penelitian atau

    skripsi atau terdapat beberapa tabel untuk mendukung hasil

    penelitian.

    Daftar tabel ini memuat:

    a) Tulisan: DAFTAR TABEL (huruf kapital)b) Judul-judul tabel sesuai nomor pembuatan dalam naskah

    laporan (kapitalisasi).

    c) Halaman yang menunjukkan adanya tabel yangbersangkutan (angka arab).

    8) Halaman Daftar GambarDaftar ini dibuat apabila dalam naskah laporan terdapat

    beberapa gambar yang mendukung hasil penelitian. Daftar ini

    ditempatkan setelah halaman daftar tabel. Nomor halamannya

    melanjutkan nomor halaman daftar tabel, yang penulisannya

    sama dengan penulisan nomor halaman daftar tabel.

    Daftar gambar ini memuat:

    a) Tulisan: DAFTAR GAMBAR (huruf kapital)b) Judul sesuai urutan pembuatan dalam naskah laporan

    (kapitalisasi).

    c) Halaman yang menunjukkan adanya gambar yangbersangkutan (angka arab).

    9) Halaman Daftar GrafikDaftar ini ditempatkan setelah daftar gambar, nomor

    halaman melanjutkan nomor halaman daftar gambar,

    penulisannya sama dengan penulisan nomor halaman daftar

    gambar.

    Daftar grafik ini memuat:

    a) Tulisan: DAFTAR GRAFIK (huruf kapital)

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    42/51

    183

    b) Judul grafik sesuai urutan pembuatan dalam naskahlaporan (kapitalisasi).

    c) Halaman yang menunjukkan adanya grafik (angka arab).Daftar gambar dan daftar grafik ini dapat ditulis dalam

    satu halaman. Karena grafik biasanya termasuk dalam kategori

    gambar, walaupun teknis penulisan dan penghitungannya

    berbeda dengan gambar biasanya. Dengan demikian tentu saja

    pada halaman ini ada petunjuk mengenai dimana halaman

    gambar dan halaman grafik. Biasanya halaman ini diberi judul

    DAFTAR GAMBAR.

    Tulisan HALAMAN PERSETUJUAN, HALAMANPENGESAHAN, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL,

    DAFTAR GAMBAR dan DAFTAR GRAFIK ditulis di tengah simetri

    kanan kirinya pada ruang ketikan sebelah atas tanpa tanda

    baca apapun.

    e. Bagian Pokok (Inti)Bagian ini memuat uraian tentang proses penelitian mulai dari

    persiapan, proses penelitiannya sendiri baik di lapangan langsung

    maupun di perpustakaan, analisis data sampai dengan pembuatan

    kesimpulan dan pengajuan saran apabila penulis ingin memberikan

    saran-saran.

    Sistematika pada bagian ini harus mampu menggambarkan

    pola berfikir ilmiah karena berkaitan dengan sistematisasi

    penyampaian topik yang memang harus diusahakan untuk diuraikan

    secara runtut.

    Bagian pokok laporan skripsi ini sekurang-kurangnya terdiri

    atas:1) Bab Pendahuluan

    Bab ini selalu ditempatkan sebagai Bab I. Di dalamnya

    terdapat materi-materi permulaan penelitian. Biasanya bab ini

    isinya adalah proposal penelitian yang telah dibuat sebelum

    penelitian dilakukan atau proposal penelitian yang telah

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    43/51

    184

    diperbaiki dan diperluas sehingga lebih jelas arah pembahasan

    selanjutnya. Bab pendahuluan ini harus dibedakan dengan

    bagian pendahuluan seperti yang telah diuraikan di depan.

    Karena isi dari bab pendahuluan biasanya adalah proposal

    penelitian maka materi yang ada dalam bab pendahuluan

    biasanya adalah:

    a) Alasan pemilihan judul, alasan ini dapat ditinjau secaraobyektif dan subyektif.

    b) Permasalahan, yang terdiri dari latar belakang masalahdan rumusan masalah.

    c) Landasan teori atau tinjauan pustaka yang mendukungpenelitian dan pengajuan hipotesis.

    d) Hipotesis (kalau ada)e) Maksud dan tujuan penelitianf) Manfaat penelitian, baik bagi peneliti, masyarakat maupun

    bagi negara dan ilmu pengetahuan.

    g) Metode Penelitian atau sering orang mengatakan sebagaimetodologi, yang meliputi kegiatan-kegiatan antara lain,

    menentukan jenis penelitian, teknik penentuan sampel,

    populasi dan lokasi penelitian, teknik pengumpulan data,

    sumber data, alat yang digunakan untuk pengumpulan

    data, metode analisis data, dan pendekatan yang

    digunakan.

    2) Satu Bab atau Beberapa Bab Tinjauan Pustaka atauLandasan Teori

    Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk memberikan

    gambaran secara teoritas dan landasan berfikir terhadap

    masalah yang sedang diteliti yang nantinya juga akan

    digunakan sebagai dasar analisis data yang diperoleh dari hasil

    penelitian.

    Materi-materi yang termuat dalam bab-bab ini adalah

    materi baik yang berkaitan langsung dengan permasalahan

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    44/51

    185

    penelitian maupun yang tidak secara langsung terkait dengan

    materi penelitian.

    Perlu diingat bahwa dalam penulisan teori ini harus dapat

    mengusahakan agar tidak terkesan seperti membuat kliping

    atau hanya sekedar rangkuman dari beberapa kutipan. Oleh

    karena itu dalam penyusunan bab-bab ini harus jelas dan

    terlihat pendapat dan pemikiran serta pandangan penulis

    walaupun hanya merangkai beberapa kutipan yang diambil dari

    beberapa teori.

    3) Bab Pengajuan Data atau Hasil PenelitianDalam bab ini berisi uraian tentang data hasil penelitian,

    baik penelitian lapangan maupun penelitian kepustakaan. Tentu

    saja yang dimaksud dengan data dalam bab ini bukan data

    mentah, tetapi data yang telah melalui pengolahan dengan

    menggunakan metode seperti yang disebutkan dalam bab I.

    4) Bab Analisis DataBab ini menguraikan tentang metode yang digunakan

    untuk analisis data yang bersangkutan sebagaimana ditegaskan

    dalam bab I sebelumnya dan memuat uraian tentang hasil dari

    analisis data itu sendiri, di samping itu dalam bab ini penting

    pula untuk dikemukakan kondisi obyektif sebagai bukti

    (sebagai alat pembuktian benar tidaknya hipotesis yang

    diajukan dalam bab I) sebagai dasar bagi analisis yang

    bersangkutan.

    Beberapa perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta,

    bab ini dapat dikemukakan dengan memberikan judul bab

    METODE PENELITIAN, yaitu bahwa dalam bab ini akan

    diuraikan kembali mengenai metode penelitian dalam bab I.

    5) Bab Penutup

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    45/51

    186

    Bab ini berisi tentang kata-kata penutup untuk mengakhiri

    laporan. Biasanya penutup ini diisi dengan kesimpulan hasil

    penelitian setelah dianalisis dan beberapa saran yang mungkin

    diajukan sebagai sumbangan pikiran dari penulis kepada pihak-

    pihak tertentu berkaitan dengan hasil penelitian.

    Dapat saja pada bab ini diberi judul BAB KESIMPULAN

    DAN SARAN, karena isinya yang hanya berupa kesimpulan dari

    hasil penelitian dan saran-saran yang diajukan sebagai bahan

    masukan bagi instansi yang terkait dengan hasil penelitian.

    Antara penulisan kesimpulan dan saran-saran yang diajukan

    tersebut sebaiknya ditulis dalam sub bab yang berbeda.Pada bagian pokok atau inti di atas, nomorisasinya

    menggunakan angka arab atau angka biasa, dimulai dari bab

    pendahuluan dengan menuliskan halaman satu (1) sampai

    halaman terakhir dalam bab penutup. Tetapi perlu diingat

    bahwa penulisannya sama seperti penulisan nomor halaman

    pada halaman kata pengantar atau halaman daftar isi, dengan

    penjelasan bahwa setiap halaman yang mengandung atau

    terdapat bab dan judul bab maka nomor halamannya ditulis

    pada bagian bawah tengah simetri kanan kiri di bawah ruang

    ketikan, dan halaman berikutnya ditulis pada bagian atas tepi

    ruang ketikan sebelah kanan.

    f. Bagian AkhirUntuk kelengkapan sebuah laporan penelitian atau skripsi,

    sebaiknya disertakan beberapa hal yang baik berkaiatan langsung

    dengan materi penelitian maupun yangtidak langsung. Bahkan

    bagian akhir ini dapat pula dijadikan tolok ukur seberapa besar

    kemampuan seoran penulis skripsi mengkahi dan memahami teori

    yang ada. Di samping itu bagian ini juga dapat membuktikan bahwa

    penulis benar-benar telah melakukan penelitian.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    46/51

    187

    Penulisan nomor halaman pada bagian ini masih menggunakan

    angka arab dan nomor halamannya melanjutkan nomor halaman

    bagian inti dan penulisannyapun sama dengan penulisan nomor

    halaman pada bagian inti.

    Bagian akhir ini dapat meliputi :

    1) Daftar PustakaDaftar pustaka ini memuat :

    a) Tulisan DAFTAR PUSTAKA (huruf kapital tanpa tandabaca apapun). Ditulis ditengah sebelah atas.

    b) Pustaka-pustaka sesuai urutan berdasarkan alfabetis(kapitalisasi).

    2) LampiranHalaman lampiran ini hanya memuat tulis-an

    LAMPIRAN dengan menggunakan huruf kapitas semua

    tanpa diikuti oleh tanda baca apapun. Tulisan lampiran

    tersebut dapat ditulis hanya satu kali saja, atau dapat juga

    ditulis beberapa kali tergantung banyaknya lampiran.

    Apabila lampiran hanya ditulis satu kali maka tulisan

    lampiran ditulis di tengah-tengah antara atas dan bawah

    tepi.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    47/51

    188

    I. Penggunaan Bahasa, Hurufdan tanda Baxa

    1. Penggunaan Bahasaa. Penggunaan Tata Bahasa.

    Secara umum tata bahasa yang digunakan dalam penulisan karya

    ilmiah di bidang hukum adalah tata bahasa Indonesia menurut kaidah-

    kaidah tata bahasa sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Namun

    untuk lebih memberikan pemahaman yang mudah diterima, bahasa

    yang dipergunakan hendaknya harus yang jelas, cermat dan lugas.

    b. Bahasa yang Jelas, Cermat dan Lugas.Pemakaian bahasa yang jelas sangat diperlukan untuk

    mnenghindarkan salah penasiran, atau kesengajaan untuk

    menyalahgunakan suatu pernyataan. Kcermatan penggunaan bahasa

    dalam karya ilmiah hukum sangat diperlukan untuk menghindari

    kecerobohan pemilihan kat dan ungkapan serta penyusunan kalimat

    agar efektif dan mengna dalam penulisannya. Sehingga tidak ada

    pemborosan kat atau kalimat, dan maksud dari suatu penyataan akan

    dapat dengan mudah disampaikan dan diterima oleh pihak lain.

    Kelugasan bahasa diperlukan untuk penuangan yang tidak berbelit-

    belit, yang akan menghindari pembaca bosan dan kurang memahami

    isi dari tulisan yang bersangkutan, sehinga kelugasan bahasa ini tidak

    akan mengaburkan makna yang sesungguhnya, dan makna akan suatu

    hal menjadi jelas. Pada gilirannya dpat menimbulkan kesimpulan yang

    tidak menyimpang dari apa yang menimbulkan kesimpulan yang tidak

    menyimpang dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh penulis.

    c. Penggunaan Huruf1) Huruf Kapital

    Penulisan skripsi tidak lepas dari penulisan huruf kapitas. Maksud

    penggunaan huruf penggunaan kapital adalah bahwa baik kata-kata

    maupun kalimat-kalimat pada bagian-bagian tertentu dalam skripsi

    akan ditulis dengan huruf kapital semuanya, tanpa diikuti dengan tanda

    baca apapun.

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    48/51

    189

    Huruf kapital dalam skripsi biasanya digunakan untuk penulisan :

    a) Kata SKRIPSI atau STUDI KASUS atau LEGAL MEMORANDUMb) Judul SKRIPSI atau STUDI KASUS atau LEGAL EMORANDUMc) Kata PERSETUJUAN atau HALAMAN PERSETUJUANd) Kata PENGESAHAN atau HALAMAN PENGESAHANe) Kata MOTTOf) Kata PERSEMBAHANg) Kata DAFTAR TABEL dan JUDUL TABELh) Kata DAFTAR GAMBAR dan DAFTAR GRAFIKi) Kata DAFTAR ISIj) Kata-kata KATA PENGANTARk) Kata BABl) JUDUL BABm)Kata-kata DAFTAR PUSTAKAn) Kata LAMPIRAN

    2) KapitalisasiKapitalisasi adalah penulisan huruf kapital pada setiap awal kata

    untuk kalimat baru dan awal kata atau kata-kata yang memang

    menurut ejaan bahasa Indonesia atau menurut ilmu pengetahuan

    termasuk menurut metodologi penelitian yang huruf pertamanya

    memang harus ditulis dengan huruf kapital.

    Kapitalisasi ini biasanya dipakai dalam penulisan :

    a) Awal kalimat baik dalam alenia baru maupun tidak.b) Judul sub bab. Penulisannnya kapitalisasi tiap kata tanpa

    diakhiri dengan tanda titik.

    c) Judul paragraf (kapitalisasi tiap kata).d) Nomor sub bab secra alfabetis di dalam masing-maasing bab.e) Nama orang, nama kota, nama lembaga.

    d. Penggunaan Tanda Baca1) Fungsi Tanda Baca

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    49/51

    190

    Suatu karya ilmiah akan dapat lebih komunikatif dan mudah

    dipahami apabila didukung oleh pemakaian tanda baca yang baik,

    benar dan tepat sesuai dengan pedoman tata bahasa Indonesia.

    Untuk karya ilmiah, penggunaan tanda baca ini disesuaikan dengan

    tempat di mana materi itu akan ditulis, dan disesuaikan dengan

    maksud serta jenis tulisan yang akan disampaikan.

    2) Penulisan Tanda Bacaa) Tanda Titik (.)

    Tanda ini digunakan pada akhir kalimat atau pada penulisan

    singkatan. Suatu kalimat yang tidak diakhiri dengan tanda ini

    maka pengertian yang muncul akan dikaitkan dengan kalimat

    berikutnya dan tentu saja ini akan tidak sesuai dengan apa yang

    dimaksudkan atau dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda

    dengan yang seharusnya. Bahkan dapat saja kalimat tersebut akan

    tidak mempunyai arti.

    b) Tanda Titik Dua (:)Secara umum tanda ini digunakan apabila uraian dalam

    naskah akan menjelaskan tentang penjelasan suatu hal kedalam

    bagian-bagian yang lebih kecil atau lebih terinci dan tanda ini

    digunakan untuk menunjukkan adanya kutipan langsung panjang,

    serta untuk penulisan selanjutnya yang menggunakan nomorisasi.

    Namun secara khusus tanda baca ini dapat pula digunakan di

    halaman judul yang mengikuti kata oleh dan/atau dihalaman motto

    dan persembahan, yang mengikuti kedua kata tersebut.

    c) Tanda Koma (,)Tanda ini berfungsi untuk menghubungkan dua kalimat yang

    berkaitan satu sama lain yang apabila terputus dengan tanda titikatau tanpa membubuhkan tanda ini, maka akan memberikan

    pengertian yang lain atau tidak jelas. Tanda ini juga kan menuntun

    para pembaca memahami suatu kalimat atau ungkapan.

    d) Tanda Tanya (?)

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    50/51

    191

    Apabila dalam teks karya ilmiah terdapat hal-hal yang

    mungkin mengandung pertanyaan maka sebaiknya pada akhir dari

    kalimat yang bersangkuatan diberi tanda tanya.

    e) Tanda Petik ( dan )Tanda ini berfungsi apabila dalam karya ilmiah tersebut

    misalnya terdapat adanya ungkapan, istilah dan atau kutipan

    terutama kutipan langsung pendek. Pemakaian tanda ini biasanya

    dilakukan bersama antara tanda petik buka dan tanda petik tutup.

    f) Tanda Kurung {( )}Tanda kurung yang dapat digunakan adalah baik tanda

    kurung buka dan tutup {( )}maupun tanda kurung tutup saja { )}.Seperti dalam penggunaan nomorisasi. Tetapi dapt juga digunakan

    keduanya. Tanda kurung buka dan tutup digunakan antara lain

    dalam hal ingin menjelaskan maksud suatu kata atau kalimat,

    memberikan sinonim pada suatu kata atau memberikan pengertian

    suatu kata dalam bahasa asing. Tanda kurung tutup saja dapat

    dipergunakan dalam hal nomorisasi dalam teks naskah asli (tetapi

    tidak termasuk nomor halaman, karena nomor halaman tidak

    memakai tanda kurung baik buka maupun tutup).

    g) Tanda Penghubung atau Sambung ( - )Tanda ini banyak ditemui dalam setiap karya ilmiah, karena

    tanda ini tidak saja dipakai dalam kata ulang dan sambung, tetapi

    sering juga digunakan dalam rangka pemengalan kata pada tepi

    kana ruang ketikan. Penggunaan tanda tepi ruang ketikan sebelah

    kanan, tetapi harus diketik setelah pengetikan terakhir. Tanpa

    harus melanggar kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan

    benar.

    h) Tanda Garis Miring ( / )Tanda garis miring ini hampir sama artinya dengan kata

    atau. Tetapi tidak semua kata atau ini tepat diganti dengan

    tanda garis miring. Untuk itu penggantian atau dengan garis

  • 7/30/2019 BAB VII Dualisme Penelitian Hukum.pdf

    51/51

    192

    miring harus memperhatikan maksud dari kata atau kalimat

    sebelumnya.