180
EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL-MUNTAH PASCA KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP DOKTER SARDJITO YOGYAKARTA PADA TAHUN 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: M Maharani Eka Sati NIM : 038114075 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL-MUNTAH PASCA

KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP

DOKTER SARDJITO YOGYAKARTA PADA TAHUN 2005

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

M Maharani Eka Sati

NIM : 038114075

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat
Page 3: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat
Page 4: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

Janganlah hendaknya kamu kuatir

tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada

Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Filipi 4:6)

Karya ini kupersembahkan untuk : Allah Bapa Yehuwa atas mukjizat-

mukjizatNya untukku, Bapak Ibu yang selalu mensupport dan

doakan aku, Adik-adikku tersayang Dias dan Osie yang telah memberikan semangat luar

biasa besar kepadaku, Hansaku tercinta atas doa dan

dukungannya, “My truly friend” Lintang yang selalu

menemani dan mendukungku, Teman-teman angkatan 2003 dan

almamaterku

iv

Page 5: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Evaluasi

Penatalaksanaan Mual dan Muntah Pasca Kemoterapi pada Pasien Kanker

Payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan

skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu dr. Siti Sundari, SpM., M.Kes selaku Direktur SDM dan Pendidikan

RSUP DR. Sardjito Yogyakarta yang berkenan memberikan ijin penelitian

kepada penulis di Instalasi Catatan Medis RSUP DR. Sardjito Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Osman Sianipar, DMM, M.Sc,.Sp.PK(K) selaku Kepala Bagian

Pendidikan dan Penelitian yang berkenan memberikan ijin penelitian kepada

penulis.

3. Ibu Siti Aminah, APP, SPd selaku Kepala Bagian Pendidikan dan Penelitian

Sub Bagian Keperawatan dan Non Medis yang berkenan memberikan ijin

penelitian kepada penulis.

4. Ibu Sri Sukardiyatmi atas bimbingan dan bantuan dalam memperoleh ijin

penelitian kepada penulis.

5. Ibu Endang Suparniati, M.Kes selaku Kepala Instalasi Catatan Medis yang

berkenan mengijinkan penulis mengambil data.

6. Ibu Budi Kuswandari dan Bapak Sumardi yang telah membantu penulis

selama proses pengambilan data.

7. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing dan penguji yang

telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi

ini.

v

Page 6: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

8. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

9. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

10. Bapak Abu Seri yang telah memberikan informasi dan bimbingan kepada

penulis selama penyusunan skripsi.

11. Bapak Ibu atas doa, kasih sayang, dorongan semangat serta dukungan yang

diberikan kepada penulis.

12. Adik-adikku terkasih, Damasena Indra Aditya dan Deosi Yudha Permana atas

doa, semangat, dan keceriaan selama ini sehingga penulis dapat melewati

semua ini dan dapat menyelesaikan skripsi ini.

13. Kekasihku Hansa Prasetya tercinta yang selalu menemani, membantu,

memberikan perhatian dan dorongan semangat serta untuk kesabaran dan arti

hidup yang kau berikan kepadaku.

14. Teman, sahabat, dan kakak-kakakku (Lintang, Tika, Eva, Mayang, Ria, mbak

Ririn, teh Themy, mbak Dio, mas Kobo, mas Ano) atas doa, bantuan, motivasi

dan kesempatan tumbuh bersama. Hari-hari bersama kalian sangat

menyenangkan.

15. Teman-teman Farmasi angkatan 2003 atas kebersamaannya selama ini

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap

semoga hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi

masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Penulis

vi

Page 7: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat
Page 8: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv

PRAKATA................................................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL..................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xv

INTISARI.................................................................................................................. xvi

ABSTRACT.............................................................................................................. xvii

BAB I PENGANTAR ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1

1. Rumusan Masalah ........................................................................... 4

2. Keaslian Penelitian .......................................................................... 5

3. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

B. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

1. Tujuan Umum ................................................................................. 6

2. Tujuan Khusus ................................................................................ 7

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ...................................................................... 8

A. Kanker Payudara .................................................................................. 8

1. Definisi............................................................................................. 8

2. Epidemiologi ................................................................................... 9

3. Etiologi............................................................................................. 10

4. Patofisiologi ..................................................................................... 11

5. Tanda dan gejala .............................................................................. 11

6. Diagnosis.......................................................................................... 12

7. Stadium ............................................................................................ 13

viii

Page 9: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

8. Terapi ............................................................................................... 14

9. Faktor prognostik ............................................................................. 17

B. Kemoterapi........................................................................................... 17

C. Mual-muntah........................................................................................ 21

1. Definisi............................................................................................. 21

2. Penyebab .......................................................................................... 22

3. Mekanisme mual-muntah................................................................. 23

4. Tipe mual-muntah ............................................................................ 24

5. Penatalaksanaan................................................................................ 25

D. Drug Related Problem’s (DRP) ........................................................... 31

1. Butuh tambahan terapi obat ............................................................. 31

2. Tidak perlu terapi obat ..................................................................... 32

3. Obat tidak tepat ................................................................................ 32

4. Dosis terlalu rendah.......................................................................... 32

5. Adverse drug reactions (ADR) ........................................................ 32

6. Dosis terlalu tinggi ........................................................................... 33

7. Ketidakpatuhan pasien .................................................................... 33

E. Keterangan Empiris ............................................................................. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 34

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................... 34

B. Definisi Operasional ........................................................................... 34

C. Subyek Penelitian ................................................................................ 36

D. Bahan Penelitian .................................................................................. 37

E. Lokasi Penelitian ................................................................................. 37

F. Tata Cara Penelitian ............................................................................ 37

1. Tahap penelusuran pustaka ............................................................. 37

2. Tahap pengambilan data ................................................................. 38

3. Tahap pengolahan data .................................................................... 39

G. Analisis Hasil ....................................................................................... 39

H. Kesulitan Penelitian ............................................................................ 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 42

ix

Page 10: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

A. Profil Pasien Kanker Payudara ........................................................... 42

1. Persentase pasien kanker payudara berdasar kelompok umur ......... 42

2. Persentase pasien kanker payudara berdasarkan stadium ................ 43

3. Persentase pasien kanker payudara berdasarkan terapi.................... 44

4. Jumlah penyakit penyerta pada pasien kanker payudara ................. 45

B. Profil Obat yang Digunakan dalam Kasus Kanker Payudara

Pasca Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ...... 46

C. Strategi Penatalaksanaan Mual-muntah pada Pasien

Kanker Payudara Pasca Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 ....................................................................... 58

D. Drug Related Problems (DRPs)........................................................... 61

E. Dampak Pasien Kanker Payudara ....................................................... 69

F. Rangkuman Pembahasan ..................................................................... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 76

A. Kesimpulan ......................................................................................... 76

B. Saran .................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 78

LAMPIRAN ............................................................................................................. 81

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 163

x

Page 11: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

DAFTAR TABEL

Tabel I Klasifikasi kanker payudara berdasarkan TNM....................... 13

Tabel II Stadium klinis kanker payudara............................................... 14

Tabel III Angka ketahanan hidup 8 tahun berdasarkan stadium klinis... 14

Tabel IV Obat-obat sitotoksik yang potensial menyebabkan

mual-muntah dan frekuensi kejadian mual-muntah................. 21

Tabel V Tingkat mual-muntah menurut NCI......................................... 25

Tabel VI Terapi antagonis 5-HT3 untuk mual-muntah kelas IV ............ 26

Tabel VII Terapi untuk mual-muntah kelas III (Sedang) ......................... 27

Tabel VIII Terapi antiemetik untuk mual-muntah tipe breaktrough ......... 29

Tabel IX Jumlah dan jenis penyakit penyerta pasien kanker payudara

pasca kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

tahun 2005................................................................................ 46

Tabel X Golongan dan jenis obat susunan saraf pada pasien kanker

payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ......... 48

Tabel XI Golongan dan jenis obat kardiovaskuler pada pasien kanker

payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ......... 49

Tabel XII Golongan dan jenis obat saluran nafas pada pasien kanker

payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ......... 50

Tabel XIII Golongan dan jenis obat saluran cerna pada pasien kanker

payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ......... 51

Tabel XIV Golongan dan jenis obat ginjal dan saluran kemih pada

pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

tahun 2005................................................................................ 51

Tabel XV Golongan dan jenis cairan untuk keseimbangan elektrolit,

dialisis dan nutrisi pada pasien kanker payudara

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ......................... 52

Tabel XVI Golongan dan jenis anti diabetik pada pasien kanker payudara

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ......................... 52

Tabel XVII Golongan dan jenis vitamin, mineral dan metabolitropikum

xi

Page 12: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 ............................................................ 53

Tabel XVIII Golongan dan jenis anti infeksi pada pasien kanker payudara

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ......................... 54

Tabel XIX Golongan dan jenis imunosupresan dan imunodulator pada

pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

tahun 2005................................................................................ 55

Tabel XX Golongan dan jenis antineoplastik pada pasien kanker

payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ......... 56

Tabel XXI Golongan dan jenis obat yang mempengaruhi darah pada

pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 ............................................................ 56

Tabel XXII Golongan dan jenis anti emetik pada pasien kanker payudara

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ......................... 57

Tabel XXIII Golongan dan jenis sediaan tambahan pada pasien kanker

payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ......... 58

Tabel XXIV Rangkuman risiko mual-muntah vs kasus mual-muntah

kasus pasca kemoterapi kanker payudara di RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ........................................ 59

Tabel XXV Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca

kemoterapi pada kasus I di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

tahun 2005................................................................................ 62

Tabel XXVI Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca

kemoterapi pada kasus II di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

tahun 2005................................................................................ 63

Tabel XXVII Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca

kemoterapi pada kasus III di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 ............................................................ 64

Tabel XXVIII Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca

kemoterapi pada kasus IV di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 ............................................................ 65

xii

Page 13: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

Tabel XXIX Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca

kemoterapi pada kasus V di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

tahun 2005................................................................................ 66

Tabel XXX Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca

kemoterapi pada kasus VI di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 ............................................................ 67

Tabel XXXI Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca

kemoterapi pada kasus VII di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 ............................................................ 68

Tabel XXXII Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca

kemoterapi pada kasus VIII di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 ............................................................ 69

Tabel XXXIII Persentase dampak pasien yang mengalami mual-muntah

pasca kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

tahun 2005............................................................................... 71

Tabel XXXIV DRPs, terapi obat tidak perlu pada pasien kanker payudara

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ......................... 73

Tabel XXXV DRPs, dosis terlalu tinggi pada pasien kanker payudara

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ......................... 73

Tabel XXXVI DRPs, dosis terlalu rendah pada pasien kanker payudara

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ......................... 74

Tabel XXXVII DRPs, perlu tambahan terapi obat pada pasien kanker

payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ........ 74

Tabel XXXVIII DRPs, pilihan obat tidak tepat pada pasien kanker payudara

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ......................... 75

xiii

Page 14: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kanker Payudara ........................................................................ 9

Gambar 2 Mekanisme mual-muntah ........................................................... 22

Gambar 3 Persentase interval umur pasien kanker payudara di

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ................................ 42

Gambar 4 Persentase stadium kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 ............................................................... 44

Gambar 5 Persentase terapi pasien kanker payudara di RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ........................................... 44

Gambar 6 Persentase kelas terapi obat yang digunakan dalam

pengobatan kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 ............................................................... 47

Gambar 7 Persentase dampak pasien kanker payudara pasca kemoterapi

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ............................ 70

xiv

Page 15: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ..................................... 82

Lampiran 2. Daftar obat yang digunakan pasien kanker payudara

pasca kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ........... 156

Lampiran 3. Daftar komposisi obat yang digunakan pasien

kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta ....................................................... 161

Lampiran 4. Surat ijin penelitian dari RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta ........................................................................... 163

xv

Page 16: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

INTISARI

Kanker payudara adalah proliferasi sel berlebihan yang menyerang jaringan payudara. Kanker payudara merupakan salah satu masalah yang memerlukan perhatian serius terutama bagi wanita. Kanker payudara saat ini menempati urutan pertama penyebab kematian pada wanita di dunia.

Salah satu pengobatan kanker payudara yaitu melalui kemoterapi. Kemoterapi dilakukan dengan obat sitotoksik yang akan merusak DNA atau bertindak sebagai inhibitor umum pada pembelahan sel. Kemoterapi ini dapat menimbulkan efek samping antara lain mual dan muntah. Berkaitan dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai penatalaksanaan mual dan muntah pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi.

Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan mengikuti rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif dengan menggunakan data rekam medik pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Analisis data dilakukan secara kualitatif dalam bentuk tabel yang disajikan secara deskriptif dan dievaluasi berdasarkan Drug Related Problems (DRPs) serta dilihat dampak terapi dari pasien.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kasus kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005, terbanyak pada umur 45-51 tahun (30%), pada stadium IV (45%), terapi terbanyak yaitu operasi dan kemoterapi (67%), penyakit penyerta terbanyak yaitu hipertensi (7 kasus). Ada 72 pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi, terdapat 36 pasien mengalami mual dan muntah. Dari 36 pasien terdapat 112 kali kemoterapi dengan 38 kasus kemoterapi mengalami DRPs yaitu 5 kasus terapi obat tidak perlu, 6 kasus dosis terlalu tinggi, 19 kasus dosis terlalu rendah, 21 kasus perlu tambahan terapi obat dan 1 kasus pilihan obat tidak tepat. Dari hasil penelitian diperoleh dampak pasien kanker payudara pasca kemoterapi yaitu 11% sembuh, 72% membaik, dan 17% belum sembuh. Dampak terapi mual dan muntah pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi yaitu 25% pasien mual, 50% pasien membaik dan 25% pasien sembuh. Kata kunci : kanker payudara, kemoterapi, mual, muntah, Drug Related Problems (DRPs), dampak

xvi

Page 17: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

ABSTRACT

Breast cancer is the excessive proliferation of the cell that attacking the breast. Breast cancer needs the serious concern especially for woman. Today breast cancer was ranked in one of death caused to woman in the world.

One of breast cancer therapy is chemotherapy. Chemotherapy were executed by cytology medicine that will destroying DNA or personating as common inhibitor to bisection of cell. This chemotherapy was causing side effects included nausea and vomitus. Related with this thing, today were performed the research about the procedure of nausea and vomitus for patient in post chemotherapy.

This research counted the non-experimental research by following the descriptive evaluative design with retrospective characteristic, then using the medical record data from breast cancer patient at RSUP Dr. Sardjito in 2005. The data analysis were performed by qualitative in the table form which presenting by descriptive and evaluated by Drug Related Problems method (DRPs) and by patient therapy effect observation.

The result was presenting breast cancer cases in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta in 2005, there is more in age interval 45 – 51 years old (30%), at IV level stadium (45%), while the therapy which most accepted is operation and chemotherapy (67%) and the disease attachment were most suffered as much as seven cases. There were 72 breast cancer patient who executing the chemotherapy, there were 36 patient who experiencing queasy and vomit. From this 36 patient executing the chemotherapy, there were 112 times of chemotherapy and there were 38 that experiencing DRPs that is 5 cases unnecessary drug therapy, 6 cases dosage too high, 19 cases dosage too low, 21 cases need for additional drug therapy and 1 cases wrong drug. From the result, outcome is that 11% patient was secured, 72% becomes better, and 17% not yet secured. Outcome for nausea an vomiting there are 25% patient still had nausea, 50% patient get well, 25% patient was secured. Keywords: breast cancer, chemotherapy, nausea, vomitus, Drug Related Problems (DRPs), outcome

xvii

Page 18: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Kanker merupakan penyakit sel/gen yang otonom, dapat berkembang biak

(proliferasi), mampu tumbuh di tempat lain dan merusak jaringan sekitarnya

(destruktif/infiltratif). Kanker payudara adalah kanker yang biasa menyerang

kaum wanita dan merupakan kanker penyebab kematian pertama di dunia dengan

jumlah penderita sekitar 1.178.562 orang dan di Indonesia sekitar 114.649 orang

penderita (Anonim,2005). Kanker payudara termasuk masalah kesehatan

masyarakat yang penting dan merupakan salah satu kanker yang sering dijumpai

pada wanita. Selain itu 20% dari seluruh keganasan adalah kanker payudara

(Moningkey, 2000). The American Cancer Society memperkirakan ada 214.640

kasus kanker payudara yang baru didiagnosis dan 41.430 mengakibatkan

kematian di United States pada tahun 2006 (Anonim, 2007b).

Kanker payudara umumnya terjadi pada kaum wanita tetapi dapat pula

menyerang kaum pria. Pada wanita umur 35-50 tahun kanker payudara

merupakan penyebab kematian terpenting (Velde, 1999). Kanker payudara

merupakan kanker yang terbanyak diderita oleh wanita yaitu sekitar 32% dari

seluruh keganasan pada wanita dan merupakan penyebab kematian oleh kanker

yang tertinggi pada wanita yaitu sekitar 19 % (Bland, Vezerdis, Copeland, 1999).

Terapi untuk kanker payudara bisa dilakukan dengan operasi atau

pembedahan, kemoterapi, radioterapi atau kombinasi dari ketiga terapi tersebut.

1

Page 19: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

2

Pemilihan terapi dilakukan berdasarkan stadium kanker payudara masing-masing

pasien yang akan di terapi. Prinsip pengobatan kanker dengan kemoterapi

berdasar pada eliminasi sel-sel tumor dengan sedikit mungkin efek samping pada

jaringan normal. Kanker payudara kemungkinan dapat disembuhkan pada saat

stadium awal, namun jika kanker payudara sudah mengalami metastatis biasanya

sulit disembuhkan (Hamilton, 2006). Pengobatan dikatakan berhasil tergantung

sejauh mana pengobatan tersebut bisa mengurangi jumlah sel tumor atau kanker

tersebut. Mahalnya biaya kemoterapi dan pengobatan kanker lainnya serta tingkat

keberhasilan terapi yang belum memuaskan mendorong banyak peneliti untuk

mengkaji tentang pemberian terapi pada kanker payudara.

Kemoterapi pada kanker payudara mengakibatkan komplikasi dan beberapa

efek samping antara lain mual-muntah, leukopenia, anemia, diare, konstipasi,

kebotakan, stomatitis, serta gangguan rasa pengecapan. Mual-muntah dapat

digolongkan sebagai efek langsung kemoterapi (immediate) yaitu efek yang dapat

terjadi dalam waktu 24 jam pertama pada kemoterapi. Kemoterapi menyebabkan

terjadinya pelepasan substansi serotonin (5-HT), dan zat kimia lain dalam usus

yang dapat menstimulasi pusat muntah dan dapat menyebabkan muntah (Anonim,

2006b). Sekitar 70% sampai 80% pasien yang menerima kemoterapi mengalami

mual-muntah, dan 10% sampai 44% dari jumlah tersebut pasien mengalami mual

dan atau muntah tipe anticipatory (DiPiro, 2005). Tingginya angka kejadian mual-

muntah akibat kemoterapi tersebut menjadi dasar pentingnya dilakukan penelitian

mengenai penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada pasien kanker

payudara.

Page 20: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

3

Efek samping dari kemoterapi apabila tidak segera diatasi akan

mempengaruhi hasil terapi. Hal ini dapat menyebabkan toksisitas akut, waktu

perawatan yang lama, penundaan kemoterapi, serta pengurangan dosis sehingga

hasilnya tidak optimal dan mengurangi angka kelangsungan hidup (Anonim,

2002a). Mual-muntah mempunyai efek yang negatif, dapat menimbulkan

kegelisahan dan depresi, kehilangan nafsu makan, dehidrasi, berat badan turun,

hingga menimbulkan kematian. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

mengenai efek samping dari kemoterapi terutama mual-muntah sebagai efek

samping yang dapat langsung terjadi dalam jangka waktu kurang dari 24 jam

setelah kemoterapi.

Penelitian ini dilakukan di RSUP Dokter Sardjito yang berada di Jalan

Kesehatan 01 Sekip Yogyakarta 587333. Rumah sakit Dr. Sardjito mempunyai

pelayanan terpadu spesialis kanker di Instalasi Kanker “Tulip” dan merupakan

rumah sakit rujukan dimana terdapat 253 kasus kanker payudara sepanjang tahun

2005 yang menarik untuk dievaluasi penatalaksanaannya terutama untuk kasus

mual-muntah. Visi dari RSUP Dr. Sardjito yaitu menjadi rumah sakit unggulan

dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian di kawasan Asia Tenggara

pada tahun 2010, serta mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang

paripurna, bermutu dan terjangkau masyarakat; melaksanakan pendidikan dan

pelatihan di bidang kesehatan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas,

menyelenggarakan penelitian dan pengembangan IPTEKDOK yang berwawasan

global dan humanistik (Anonim,2003b). Mengingat belum adanya standar

pelaksanaan untuk efek samping mual muntah pasca kemoterapi kanker payudara

Page 21: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

4

di RSUP Dr. Sardjito maka dilakukan penelitian tentang penatalaksanaan mual-

muntah pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara agar dapat tercapai

pengobatan yang optimal.

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat

dirumuskan permasalahan mengenai evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca

kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP Dokter Sardjito Yogyakarta

sebagai berikut.

a. Seperti apakah profil pasien kanker payudara di RSUP Dokter Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 yang meliputi umur, stadium, terapi dan penyakit

penyerta?

b. Seperti apakah profil pengobatan pasien meliputi golongan obat dan jenis

obat?

c. Seperti apakah strategi penatalaksanaan mual-muntah pada pasien kanker

payudara pasca kemoterapi di meliputi terapi obat, golongan, dan jenis obat

yang diberikan?

d. Apakah DRP’s yang timbul pada penatalaksanaan mual-muntah pasca

kemoterapi pada pasien kanker payudara yang meliputi keadaan: butuh

tambahan terapi obat, tidak perlu terapi obat , pilihan obat tidak tepat , dosis

terlalu rendah, adverse drug reactions, dosis terlalu tinggi?

e. Seperti apakah gambaran dampak terapi pada pasien kanker payudara di

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta meliputi sembuh, belum sembuh, dan

Page 22: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

5

membaik; serta dampak terapi pada kasus mual-muntah meliputi mual,

membaik dan sembuh?

2. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penelitian

tentang mual-muntah pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta tahun 2005 belum pernah dilakukan. Penelitian tentang

kanker telah banyak dilakukan oleh peneliti lain, namun berbeda dalam hal lokasi,

waktu penelitian, obyek penelitian, serta evaluasi dampak pada pasien. Beberapa

penelitian mengenai kanker yang telah dilakukan antara lain:

a. Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pada kasus kanker paru di RS Panti

Rapih Yogyakarta tahun 2004 oleh Pitter (2006)

b. Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pada kasus kanker leher rahim di RS

Panti Rapih Yogyakarta tahun 2004 oleh Yunita (2005)

c. Evaluasi penatalaksanaan netropenia dan anemia pada kasus kanker payudara

pasca kemoterapi di RS Panti Rapih Yogyakarta tahun 2004 oleh Setyowati

(2005)

d. Evaluasi penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada kasus kanker

payudara di RS Panti Rapih Yogyakarta tahun 2004 oleh Revianti (2005)

e. Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pada kasus kanker payudara pasca

kemoterapi di RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2004-Juni 2005

oleh Damayanti (2006)

Page 23: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

6

f. Evaluasi penggunaan antibiotika pasca kemoterapi pada pasien leukemia tipe

acute lympoblastic leukimia (ALL) di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun

2004 oleh Puri (2006)

g. Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi pada pasien

kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 oleh Listuhayu

(2007)

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada pasien kanker

payudara.

b. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam usaha peningkatan mutu pelayanan kesehatan dalam hal penatalaksanaan

mual-muntah pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara.

B. Tujuan Penelitian 1. Umum

Secara umum penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi

penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara di

RSUP Dokter Sardjito Yogyakarta tahun 2005.

Page 24: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

7

2. Khusus

a. Mengetahui profil pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

tahun 2005 yang meliputi umur, jenis kelamin, stadium, terapi dan penyakit

penyerta.

b. Mengetahui profil pengobatan pasien meliputi golongan obat dan jenis obat.

c. Mengetahui strategi penatalaksanaan mual-muntah pada pasien kanker

payudara pasca kemoterapi di meliputi terapi obat, golongan, dan jenis obat

yang diberikan.

d. Mengetahui DRP’s yang timbul pada penatalaksanaan mual-muntah pasca

kemoterapi pada pasien kanker payudara yang meliputi keadaan: butuh

tambahan terapi obat, tidak perlu terapi obat , pilihan obat tidak tepat , dosis

terlalu rendah, adverse drug reactions (ADR), dosis terlalu tinggi.

e. Mengetahui dampak pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

meliputi sembuh, belum sembuh, dan membaik; serta dampak terapi pada

kasus mual-muntah meliputi mual, membaik dan sembuh.

Page 25: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Kanker Payudara

1. Definisi

Kanker merupakan suatu kelompok penyakit yang berbeda dibandingkan

dengan 100 penyakit yang lain, yang ditandai dengan adanya pertumbuhan sel

yang tidak terkontrol, penyerbuan jaringan lokal, dan menyebar ke jaringan lain di

tubuh (Hamilton, 2006). Kanker mempunyai kemampuan untuk menyerang

jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang

bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).

Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA,

menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa

buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker.

Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut

karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan ataupun diwariskan (Anonim,

2007). Pada kanker payudara ditemukan, antara lain, penambahan pembuluh

darah (neovaskularisasi) yang memudahkan proses metastasis atau penyebaran

kanker (Anonim, 2003a).

Kanker payudara adalah kanker yang biasa menyerang kaum wanita dan

merupakan kanker penyebab kematian pertama bagi wanita di dunia. Kanker

payudara kemungkinan dapat disembuhkan pada saat stadium awal, namun jika

kanker payudara sudah mengalami metastatis biasanya sulit disembuhkan

(Hamilton, 2006).

8

Page 26: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

9

Gambar 1. Kanker Payudara (Anonim, 2007f)

2. Epidemiologi

Kanker payudara adalah kanker yang banyak menyerang kaum wanita

dan merupakan kanker penyebab kematian pertama bagi wanita di dunia. Pada

wanita umur 35-50 tahun kanker payudara merupakan penyebab kematian

terpenting (Velde, 1999). Kanker payudara dapat menyerang semua jenis kelamin.

Kanker payudara dapat mengenai wanita dan pria dengan perbandingan 100:1

(Anoni 2004a). Risiko meningkat dengan bertambahnya usia, gaya hidup yang

tidak sehat serta diperkuat dengan adanya faktor genetik.

Pada laporan penelitian tahun 2001 menyebutkan telah ditemukan

193.700 kasus baru kanker payudara dengan kematian sebesar 40.000. Laporan

terakhir pada tahun 2003 menyebutkan ada 211.300 kasus baru kanker payudara

dengan kematian sebesar 40.000 (Anonim, 2003c).

Page 27: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

10

3. Etiologi

Penyebab kanker payudara belum dapat dipastikan secara langsung,

namun ada beberapa teori yang menyimpulkan bahwa kanker payudara

disebabkan karena beberapa faktor antara lain :

a. Faktor Endokrin

Sejumlah faktor endokrin berhubungan dengan insidensi kanker

payudara. Beberapa diantaranya antara lain total durasi lamanya menstruasi,

menstruasi dini yang biasanya diartikan menstruasi awal sebelum usia 12 tahun,

wanita yang tidak mempunyai anak (nulliparity) serta wanita yang melahirkan

anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun. Hal ini dilaporkan dapat

meningkatkan risiko perkembangan kanker payudara (Hamilton, 2006).

b. Faktor Lingkungan

Radiasi dalam bentuk terapi radiasi yang intensif pada penderita

tuberkolosis atau kanker lain diketahui meningkatkan risiko terkena kanker

payudara. Radiasi yang disebabkan sinar-X pada payudara atau mammogram

tidak dapat diperbandingkan dengan terapi radiasi tuberkolosis atau kanker lain

dan tidak menyebabkan kanker dan tidak perlu dikhawatirkan. Pestisida seperti

DDT juga perlu dikhawatirkan (Yuliani, 2000). Faktor yang lain meliputi infeksi

virus (Hepatitis B/C, EBV, HTLV), merokok, obesitas, minuman keras, hormon,

terkena paparan radiasi sinar UV (Anonim, 2003a).

c. Faktor Genetik

Kurang lebih 10 % kanker payudara terjadi akibat adanya faktor genetik.

Mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, gen pada p53 berhubungan dengan risiko tinggi

Page 28: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

11

terjadinya kanker payudara (Anonim, 2004a). Terutama bila ada riwayat generasi

sebelum pasien ada yang terkena kanker payudara, maka risiko pasien akan lebih

besar.

4. Patofisiologi

Patofisiologi kanker payudara dibagi menjadi dua yaitu invasive dan

non-invasive. Ada dua tipe non-invasive yaitu ductal carcinoma in situ (DCIS)

dan lobular carcinoma in situ (LCIS). Dua tipe kanker payudara non-invasive ini

tidak menyerang membran dasar payudara. Dari namanya dapat diperkirakan

bahwa ductal carcinoma in situ (DCIS) terdapat di lapisan saluran dan terdapat

massa yang teraba dan terdeteksi pada mamogram, sedangkan lobular carcinoma

in situ (LCIS) terdapat di lobula (Anonim, 2000b).

Kanker payudara invasive dibagi menjadi dua yaitu infiltrating ductal

carcinoma dan infiltrating lobular carcinoma. Dari namanya dapat dilihat bahwa

infiltrating ductal carcinoma mempenetrasi dinding saluran dan menyebar ke area

di sekitarnya sedangkan infiltrating lobular carcinoma terdapat di dinding lobula

dan menyebar ke area disekitarnya. Infiltrating ductal carcinoma merupakan tipe

yang paling sering terjadi yaitu sekitar 70-80% kasus kanker payudara (Anonim,

2000b).

5. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala kemungkinan terjadinya kanker payudara dibagi

menjadi dua yaitu :

Page 29: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

12

a. Tanda dan gejala lokal dan regional meliputi terabanya benjolan atau massa

pada payudara, nipple discharge, skin dimpling dan peau d’ orange, ulkus,

rasa nyeri pada payudara, serta edema pada payudara.

b. Tanda dan gejala metastatis meliputi,

1) Otak : nyeri kepala, kejang, epilepsi, ataksia, paresis

2) Paru : bisa tanpa gejala

3) Tulang : nyeri tulang

4) Tulang vertebra : defisit neurologi ( Anonim, 2004a)

6. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan histologis atau sitologis.

Sampel sel atau jaringan kecil biasanya cukup, walaupun pada limfoma pola

arsitektur KGB seharusnya perlu diperiksa. Stadium mencerminkan mekanisme

penyebaran tumor, menentukan terapi dan bersama dengan subtipe dan derajat

histologis, merupakan penentu yang paling penting untuk hasil terapi. Penentuan

stadium tumor terkadang dilakukan secara bedah, namun lebih sering dilakukan

secara radiologis dan dengan pemeriksaan sumsum tulang. Karakteristik

histologis menentukan agresivitas tumor, berdasarkan kecepatan mitosis,

pleomorfisme nukleus, pembentukan tubulus, dan lain-lain serta berdasarkan

reseptor faktor pertumbuhan misalnya estrogen.

Penanda tumor semakin banyak digunakan untuk mengevaluasi

pengobatan dan surveilans serta semakin berhubungan dengan beban tumor.

Ukuran tumor, skor kemampuan, aktivitas, dan fungsi fisiologis merupakan

penentu penting dalam menentukan respons terhadap terapi, sebagaimana halnya

Page 30: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

13

dengan pengukuran laboratorium misalnya Na+ atau albumin berhubungan dengan

hasil terapi (Davey, 2005).

7. Stadium

Klasifikasi kanker payudara menurut American Joint Committee on

Cancer menggunakan sistem klasifikasi TNM yaitu ukuran tumor (T/Tumor size),

kelenjar getah bening (N/ palpable nodes) dan metastasis (M) (Anonim, 2004b).

Tabel I. Klasifikasi kanker payudara berdasarkan TNM

Tumor Primer Tx

Kebut. Min untuk menilai tumor primer tidak ditemukan

To Tanpa bukti tumor primer Tis T1

Carcinoma insitu Diameter tumor terbesar ≤ 2 cm

Tmic Diameter tumor terbesar ≤ 0,1 cm T1a Diameter tumor terbesar > 0,1 cm dan ≤ 0,5 cm T1b Diameter tumor terbesar > 0,5 cm dan ≤ 1 cm T1c Diameter tumor terbesar > 1 cm dan ≤ 2 cm T2 Diameter tumor terbesar > 2 cm dan ≤ 5 cm T3 Diameter tumor terbesar > 5 T4 Tumor dengan perluasan langsung ke dinding dada atau kulit T4a Fiksasi ke dinding dada T4b Peau d’orange, ulserasi kulit atau nodul satelit T4c T4a dan T4b T4d Inflammatory carcinoma Status limfonodi Nx

Kebut. Min untuk menilai kel. regional tidak dapat ditemui

No Tidak ada metastase ke Inn. axillaris ipsilateral N1 Metastase ke Inn. axillaris ipsilateral yang masih mobil N2 Metastase ke Inn. axillaris ipsilateral yang sudah fixed N3 Metastase ke Inn supraclavicularis atau infraclavicularis

ipsilateral atau edema lengan Metastase jauh Mx

Kebut, min untuk menilai metastase tidak ditemui

Mo Tidak ada bukti metastase jauh M1 Ada bukti metastase jauh

Page 31: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

14

Tabel II. Stadium klinis kanker payudara

Stadium T N M 0 Tis No Mo I T1 No Mo

IIA To T1 T2

N1 N1 No

Mo Mo Mo

IIB T2 T3

N1 No

Mo Mo

IIIA To T1 T2 T3

N2 N2 N2

N1,N2

Mo Mo Mo Mo

IIIB T4 Setiap T

Setiap N N3

Mo Mo

IV Setiap T Setiap N M1

Stadium klinis kanker payudara dapat ditentukan setelah dilakukan

pemeriksaan fisik untuk melihat ukuran tumor, melihat riwayat medis, dan

mamografi bilateral. Semakin tinggi stadium yang diderita pasien maka

keberhasilan kesembuhan akan semakin kecil. Menurut Jardines, et al tahun 2001,

angka ketahanan hidup untuk 8 tahun penderita kanker payudara berdasarkan

stadium klinis dapat dilihat pada tabel III.

Tabel III. Angka ketahanan hidup 8 tahun berdasarkan stadium klinis

Stadium Angka ketahanan hidup 8 tahun (%) I 90 II 70 III 40 IV 10

8. Terapi

a. Tujuan

Terapi kanker payudara ditujukan guna terapi kuratif dan paliatif. Terapi

kuratif ialah tindakan untuk menyembuhkan penderita, umumnya untuk sebagian

kanker pada stadium dini, operable, kemosensitif dan radiosensitif. Terapi paliatif

Page 32: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

15

ialah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita kanker terutama

bagi yang tidak mungkin disembuhkan lagi.

b. Sasaran

Pengobatan kanker dilakukan dengan membunuh sel-sel kanker dengan

obat-obat sitostatika yang menghambat perkembangan dan pertumbuhan sel

sehingga sel-sel kanker tersebut mati.

c. Strategi Terapi

Pendekatan terapi berdasarkan stadiumnya yaitu sebagai berikut:

1) Stadium dini/ operable (stadium I, II, IIIA)

Pada stadium ini ada tiga pilihan terapi yang dapat dilakukan yaitu

operasi, radiasi dan adjuvan terapi. Operasi dapat dikategorikan menjadi dua yaitu

mastektomi radikal modifikasi dan Breast Conversing Treatment (BCT). Radiasi

dilakukan untuk mencegah kekambuhan dan dikerjakan apabila radikalitas

diragukan (pada tumor bed dan KGB Regional). Adjuvan terapi diberikan

kemoterapi 6 siklus (CMF) atau hormonal terapi tergantung status menstruasi,

diberikan jika KGB aksilla positif.

2) Stadium lanjut (stadium IIIB dan IV)

Terapi untuk stadium IIIB dengan kemoterapi 3-4 siklus kalau mungkin

(simple mastectomy atau mastektomi radikal modifikasi). Kalau tidak mungkin

dioperasi dapat dilakukan kemoterapi, radiasi dan hormonal. Radiasi berupa loko

regional. Kemoterapi yang dilakukan adalah kuratif 12 siklus (CAF/CEF).

Hormonal yang diberikan tergantung pemeriksaan reseptor estrogen (ER).

Pada stadium IV penderita dibagi menjadi 3 grup, yaitu:

Page 33: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

16

a). Pre menopause : ooforektomi bilateral. Jika respon (+) tunggu relaps

kemudian diberikan tamoksifen atau lainnya. Jika (-) kemoterapi CMF/CAF

b). 1-2 tahun menopause : diperiksa efek estrogen. Jika efek (+) sesuai dengan

yang diatas yaitu diberikan tamoksifen atau lainnya. Jika (-) diberikan obat-

obatan hormonal aditif/inhibitif.

c). Post menopause : obat-obatan hormonal aditif/inhibitif. Apabila gagal

diberikan kemoterapi. Kemoterapi diberikan apabila keadaan umum

memungkinkan (CAF/CEF)

3) Keadaan khusus

a). Metastase otak, jika penderita simptomatik, diberikan radiasi otak total

dengan kombinasi kortikosteroid.

b). Karsinomatosis meningeal, pilihan terapi adalah instilasi MTX intratekal

berulang.

c). Kompresi medula spinalis, laminektomi dilanjutkan radiasi.

d). Hiperkalsemia, karena destruksi tulang bisa spontan atau akibat hormonal

terapi.

e). Anemia myeloptisik, pada penderita post-menopause, reseptor estrogen positif

harus dicoba hormonal terapi. Penderita lain memerlukan kombinasi

kemoterapi atau perawatan suportif lain.

f). Metastase terlokalisir, diberikan radioterapi likoregional.

g). Rasa sakit karena metastase tulang, bila hormon atau kemoterapi tidak cepat,

radioterapi sangat efektif.

Page 34: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

17

h). Fraktur yang mengancam biasanya dikerjakan fiksasi bedah dengan

radioterapi.

i). Terapi kanker payudara dengan kehamilan memerlukan konsultasi khusus

(Anonim, 2006c)

9. Faktor Prognostik

Pengetahuan mengenai faktor prognostik turut menentukan kelompok

pasien yang bisa ikut dalam satu penelitian, memilih di antara beberapa

kemungkinan cara terapi, respons pasien terhadap pengobatan, dan mengevaluasi

hasil. Faktor prognostik ini antara lain klinis/epidemiologik/demografik misalnya

usia, ras, status haid; anatomis misalnya ukuran tumor, kelenjar getah bening yang

terkena, metastatis; hormonal misalnya reseptor estrogen dan progesteron

(Anonim, 2003a).

B. Kemoterapi

Salah satu pengobatan kanker payudara yaitu dengan kemoterapi. Tujuan

dari kemoterapi adalah mengendalikan dan mengurangi jumlah sel kanker.

Kemoterapi dilakukan dengan obat sitotoksik yang akan merusak DNA atau

bertindak sebagai inhibitor umum pada pembelahan sel. Kemoterapi dapat

dilakukan secara tunggal maupun kombinasi (Prayogo, 2003).

Pemberian obat kemoterapi tidak sama dengan pemberian obat lain. Obat-

obat kemoterapi merupakan toksik untuk semua sel sehingga selain membunuh

sel-sel kanker juga mengganggu sel normal. Mekanisme kerja obat antikanker

pada umumnya berdasarkan atas gangguan pada salah satu proses sel yang

Page 35: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

18

normal, karena tidak ada perbedaan kualitatif antara sel kanker dengan sel normal

maka semua antikanker bersifat mengganggu sel normal (sitotoksik). Mekanisme

beberapa obat antikanker tersebut adalah:

1. alkilator, mekanisme kerjanya dengan memindahkan gugus alkil ke bagian-

bagian sel tumor. Alkilasi DNA diduga merupakan interaksi utama yang dapat

membunuh sel tumor.

2. antimetabolit, anti purin dan anti pirimidin mengambil tempat dari purin dan

pirimidin dalam pembentukan nukleosida, sehingga mengganggu berbagai

reaksi penting dalam tubuh. Metabolisme purin dan pirimidin lebih tinggi

pada sel kanker daripada sel normal sehingga penghambatan sintesis DNA sel

kanker oleh obat ini lebih kuat dibanding terhadap sel normal. Contoh dari

obat golongan ini adalah metotreksat, antagonis purin (6-thiopurin, fludarabin

fosfat, kladribin), antagonis pirimidin (fluororasiol, sitarabin, azatidin).

3. antibiotik antikanker, golongan obat ini terikat pada DNA dan menghambat

sintesis RNA dan DNA menyebabkan rantai DNA terputus dan mengganggu

replikasi sel. Contoh dari golongan obat ini adalah antrasiklin, daktinomisin,

plikamisin, mitomisin dan bleomisin.

4. alkaloid tanaman, contoh dari obat ini adalah vinblastin dan vinkristin.

Mekanisme kerja vinblastin meliputi depolimerisasi mikrotubulus yang

merupakan bagian penting untuk rangka sel dan spindle mitotic. Mekanisme

kerja vinkristin identik dengan vinblastin. Vinkristin dikatakan juga

merupakan racun spindel yang menyebabkan terhentinya siklus mitotik.

Page 36: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

19

5. obat hormon, hubungan antara hormon dan tumor tergantung yang pada

hormon dijelaskan pertama kali tahun 1896 oleh Beaston dimana ovariektomi

akan memperbaiki pasien kayudara yang sudah lanjut. Sekarang ini hormon

kelamin dan hormon adrenokortikal dipakai untuk mengobati berbagai

neoplasma. Karena hormon kelamin memacu dan mengatur proliferasi dan

fungsi jaringan tertentu termasuk kelenjar payudara dan prostat, kanker yang

timbul dari jaringan ini dapat dihambat atau dipacu dengan perubahan

kesetimbangan hormon yang sesuai. Beberapa hormon ynag dipakai sebagai

antikanker adalah hormon steroid, agonis gonadotropin-releasing hormone,

inhibitor aromatase, dan inhibitor estrogen (Nafrialdi dan Sulistia, 1995).

Pengobatan kemoterapi ada 4 jenis yaitu:

1. Pengobatan induksi

Untuk terapi primer tumor-tumor non solid atau kasus lanjut karena

tidak ada pilihan yang lain. Disebut juga pengobatan penyelamatan (salvage).

2. Kemoterapi adjuvan

Pengobatan tumor primer dikontrol dengan cara lain (bedah atau radiasi)

tetapi diyakini masih ada sisa sel-sel kanker yang sukar dideteksi sehingga

diperlukan tambahan kemoterapi.

3. Kemoterapi primer

Pengobatan kemoterapi diberikan terlebih dahulu sebelum pengobatan

yang lain (bedah atau radiasi).

Page 37: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

20

4. Kemoterapi neoadjuvan

Pengobatan kemoterapi diberikan lebih dulu setelah itu pengobatan lain

(bedah atau radiasi) dilanjutkan kemoterapi lagi (Sutarni, 2003).

Efek samping akibat kemoterapi diakibatkan oleh efek non-spesifik dari obat

sitotoksik yang menghambat proliferasi tidak hanya sel tumor tetapi juga sel-sel

normal. Konsekuensinya, efek samping paling sering dapat dilihat pada jaringan

dengan aktivitas proliferasi tinggi yaitu sumsum tulang, epitel traktus

gastrointestinalis dan folikel rambut. (Anonim, 2003a). Manifestasi klinik dari

kerusakan sel-sel tubuh yang normal akibat obat kemoterapi adalah mual-muntah,

diare, stomatitis, rambut rontok, perubahan status hematologi dan beberapa efek

samping lainnya yang dapat mempengaruhi pasien serta terapi yang akan

diberikan.

Umumnya efek samping kemoterapi dibagi menjadi:

1. Efek samping yang segera terjadi (immediate side effects) yang timbul dalam

24 jam pertama, misalnya mual-muntah.

2. Efek samping yang awal terjadi (early side effects) yang timbul dalam

beberapa hari sampai minggu kemudian, misalnya netropenia dan stomatitis.

3. Efek samping yang terjadi belakangan (delayed side effects) yang timbul

dalam beberapa minggu sampai bulan, misalnya neuropati perifer, nefropati.

4. Efek samping yang terjadi kemudian (late side effects) yang timbul beberapa

bulan sampai tahun, misalnya keganasan sekunder.

Page 38: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

21

Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada setiap

pemberian maupun dosis kumulatif, selain itu setiap pasien dapat mengalami efek

samping berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang sama (Sutarni, 2003).

C. Mual-muntah

1. Definisi

Mual adalah perasaan tidak enak atau sakit pada perut, serta perasaan

ingin muntah. Mual sering kali diikuti dengan muntah. Muntah yaitu pengosongan

perut secara paksa melalui mulut. Gelombang rasa muntah berasal dari area

epigastrium, tenggorokan belakang, dan seluruh abdomen. Muntah ini dilanjutkan

dengan takikardi, bradikardi, hipotensi, lemah, pusing, pucat, dan nafas cepat

(Anonim, 2006a).

Obat-obat sitotoksik dibagi dalam empat kelas berdasarkan potensinya

mengakibatkan mual-muntah (Anonim, 2002).

Tabel IV. Obat-obat sitotoksik yang potensial menyebabkan mual-muntah dan frekuensi kejadian mual-muntah

Kelas Frekuensi kejadian mual-muntah Obat sitotoksik

I (minimal) Kurang dari 10%

Bleomisin Busulfan Fludarabina Melfalan Vinblastin

II (rendah) 10%-30%

Fluorourasil Kapesitabina Mitomisin Paklitaksel Topotekan

III (sedang) 30%-90%

Daunorubisin Doksorubisin Epirubisin Ifosfamid Oksaliplatin

IV (tinggi) Lebih dari 90%

Carmustin Dakarbasin Prokarbasin Siklofosfamid Sisplastin

Page 39: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

22

Obat-obat sitotoksik dapat mengakibatkan mual-muntah, hal ini karena

kerja dari obat tersebut yang menghambat proliferasi tidak hanya sel tumor tetapi

juga sel-sel normal termasuk sel epitel traktus gastrointestinalis serta akibat

adanya rangsangan langsung dari Chemoreseptor Trigger Zone (Anonim, 2002).

2. Penyebab

Salah satu lokasi spesifik di otak berfungsi mengatur muntah yang

disebut pusat muntah (vomiting center). Muntah terjadi ketika pusat muntah

menerima sinyal dari otak kemudian saluran gastrointestinal, hati dan atau telinga

bagian dalam akan mendeteksi secara perlahan. Kemoterapi menyebabkan

terjadinya pelepasan substansi serotonin (5-HT3), dan zat kimia lain dalam usus

yang dapat menstimulasi pusat muntah dan dapat menyebabkan muntah (Anonim,

2006a).

Gambar 2. Mekanisme mual-muntah (Anonim, 2007e)

Page 40: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

23

Mual-muntah akibat kemoterapi secara signifikan mempengaruhi

kualitas hidup pasien. Kejadian dan keparahan mual-muntah yang dialami pasien

setelah kemoterapi disebabkan karena beberapa faktor, yaitu:

a. agen kemoterapetik spesifik yang diberikan

b. dosis agen kemoterapi

c. jadwal dan rute pemberian agen kemoterapi

d. individualitas pasien meliputi umur, jenis kelamin, riwayat kemoterapi,

riwayat penggunaan alkohol (Anonim, 2007c).

3. Mekanisme Mual-muntah

Muntah dikendalikan oleh pusat muntah pada dasar ventrikel otak

keempat. Pusat ini terletak dekat dengan pusat vasomotor, pernafasan dan salvasi.

Pusat muntah menerima impuls dari chemoreceptor trigger zone (CTZ),

hipotalamus, korteks serebri dan area vestibular. Peranan dari pusat muntah

adalah untuk mengkoordinir semua komponen kompleks yang terlibat dalam

proses muntah. Stimulus psikologis, neurologik, refleks, endokrin, dan kimiawi

dapat menyebabkan muntah (Walsh, 1997).

Terjadinya muntah didahului oleh salvasi dan inspirasi dalam. Sfingter

esofagus akan relaksasi, laring dan palatum mole terangkat, dan glotis menutup.

Selanjutnya diafragma akan berkontraksi dan menurun, dan dinding perut juga

berkontraksi mengakibatkan suatu tekanan pada lambung, sehingga isinya

dimuntahkan. Sensasi mual biasanya disertai dengan berkurangnya motilitas

lambung dan peningkatan kontraksi duodenum. Mual biasanya disusul muntah,

namun keduanya tidak selalu harus terjadi bersama-sama. Mual kronik dapat

Page 41: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

24

terjadi tanpa adanya muntah; pada kasus muntah sentral, muntah terjadi tanpa

didahului oleh mual (Walsh, 1997).

4. Tipe Mual-muntah

Mual-muntah sebagai efek samping dari kemoterapi dibagi menjadi 4 tipe

menurut NCCN tahun 2007, yaitu sebagai berikut:

a. akut : terjadi dalam hitungan menit hingga beberapa jam pertama setelah

kemoterapi dan berlangsung hingga 24 jam. Tipe ini dipengaruhi oleh umur

pasien, jenis kelamin, lingkungan dilaksanakannya kemoterapi, sejarah

penggunaan alkohol kronis, pasien berpotensi mengalami mual-muntah, dosis

antiemetik yang diberikan serta keefektifan regimen antiemetik yang

diberikan.

b. delayed : terjadi lebih dari 24 jam setelah kemoterapi diberikan, tipe ini

berkaitan dengan pemberian obat kemoterapi seperti cisplatin, siklofosfamid,

doksorubisin dan ifosfamid dalam dosis tinggi atau diberikan selama dua hari

atau lebih secara terus menerus.

c. anticipatory : terjadi sebelum pasien menerima kemoterapi selanjutnya, hal ini

akibat rasa trauma dari pasien karena penanganan mual-muntah akibat

kemoterapi sebelumnya yang buruk.

d. breakthrough : mual-muntah masih terjadi di samping terapi pencegahan yang

diberikan sehingga memerlukan terapi profilaksis sebagai terapi tambahan.

e. refractory : mual-muntah terjadi setelah satu atau beberapa kali kemoterapi

karena pemberian terapi antiemetik dalam terapi sebelumnya gagal

Page 42: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

25

Tabel V. Tingkat mual-muntah menurut NCI

Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 5 Mual Kehilangan

nafsu makan tanpa disertai perubahan pola makan

Asupan makanan melalui oral berkurang tanpa disertai penurunan berat badan yang signifikan, dehidrasi/ malnutrisi, diindikasikan cairan IV < 24 jam

Kurangnya intake kalori dan cairan, cairan IV, tube feedings, atau TPN selama ≥ 24 jam

Mengancam kelangsungan hidup

Kematian

Muntah 1 kali dalam 24 jam

2-5 kali dalam 24 jam; pemberian cairan IV < 24 jam

≥ 6 kali dalam 24 jam; cairan IV, atau TPN selama ≥ 24 jam

Mengancam kelangsungan hidup

Kematian

5. Penatalaksanaan mual-muntah

a. Tujuan

Terapi mual-muntah diberikan guna mencegah atau mengurangi

kejadian mual-muntah selama maupun setelah proses kemoterapi. Selain itu terapi

mual-muntah juga bertujuan untuk mencegah muntah pada awal kemoterapi

sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada pasien dan meningkatkan

kefektifan kemoterapi.

b. Sasaran

Pencegahan terbaik untuk mual-muntah adalah dengan mengendalikan

langsung dipusatnya. Pusat muntah berada pada dasar ventrikel otak, pusat

muntah tersebut akan menerima rangsang dari chemoreceptor trigger zone (CTZ)

Page 43: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

26

yang nantinya akan menyebabkan muntah. Antiemetik merupakan obat yang

diindikasikan untuk mencegah mual-muntah. Antiemetik mengontrol mual-

muntah yang bekerja dengan cara memblok sinyal pada otak penyebab mual-

muntah.

c. Strategi farmakologi

Strategi farmakologi untuk mengatasi mual-muntah yaitu dengan

pemberian obat antiemetik. Terdapat berbagai pilihan antiemetik dengan dosis dan

rute pemberian yang berbeda-beda. Faktor yang mendasari pemilihan antiemetik

meliputi penyebab terjadinya mual-muntah; frekuensi, durasi, serta keparahan

mual-muntah yang terjadi; kemampuan pasien untuk menerima bentuk sediaan

oral, rektal, injeksi, atau transdermal; serta kualitas kerja dari antiemetik yang

akan diberikan (DiPiro, 2005). Antiemetik paling baik diberikan sebelum pasien

menerima kemoterapi. Pemberian antiemetik dapat dikombinasikan dua atau lebih

obat, yang keeefektivitasannya bersifat subyektif pada tiap pasien (Anonim,

2006a).

Penatalaksanaan efek samping mual-muntah berdasarkan NCCN 2007 dan

NCI 2006 sebagai berikut :

1) Mual-muntah kelas IV (tinggi)

a). hari 1: aprepitan 125 mg p.o, hari 2-3: 80 mg p.o; dan

b). hari 1: deksametason 12 mg p.o atau i.v, hari 2-4: 8 mg p.o atau i.v; dan

Tabel VI. Terapi antagonis 5-HT3 untuk mual-muntah kelas IV (salah satu) Obat Dosis

Ondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v Granisetron 2 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0.01 mg/kg (maks. 1mg) iv Dolasetron 100 mg po atau 2.8 mg/kg iv atau 100 mg iv

Palonosetron 0.25 mg iv

Page 44: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

27

c). ± Lorazepam 0.5-2 mg po atau iv atau sublingual setiap 4-6 jam pada hari

1-4.

2) Mual-muntah kelas III (sedang)

Tabel VII. Terapi untuk mual-muntah kelas III (sedang) Hari 1 Hari 2-4

aprepitan 125 mg p.o (untuk pasien tertentu)

aprepitan 80mg p.o utnuk hari 2-3, apabila digunakan pada hari 1 ± deksametason 8mg po/iv atau

Deksametason 12 mg p.o atau i.v dan

Deksametason 8 mg p.o /i.v atau 4mg po/iv bid atau

antagonis 5-HT3: Palonosetron 0.25 mg iv Ondansetron 16-24 mg p.o atau 8-12 mg i.v (maks.32 mg) Granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0.01 mg/kg (maks. 1mg) iv Dolasetron 100 mg po atau 1.8 mg/kg iv atau 100 mg iv dan

antagonis 5-HT3: Ondansetron 8mg po id atau 16mg po atau 8mg iv (Maks.32 mg) Granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0.01 mg/kg (maks. 1mg) iv Dolasetron 100 mg po atau 1.8 mg/kg iv atau

± Lorazepam 0.5-2 mg po atau iv atau sublingual setiap 4-6 jam

± Lorazepam 0.5-2 mg po/iv atau sublingual setiap 4-6 jam 100mg iv

3) Mual-muntah kelas II (rendah)

Diberikan sebelum kemoterapi dan diberikan sesuai dengan jadual

kemoterapi.

a). Deksametason 12 mg p.o atau i.v

b). Proklorperazin 10mg po/iv setiap 4-6 jam

c). Metoklopramid 20-40mg po tiap 4-6 jam 12 mg/kg iv

d). ± Lorazepam 0.5-2 mg po atau iv atau sublingual setiap 4-6 jam

4) Mual-muntah kelas I (minimal)

Tidak diberikan antiemetik profilaksis, namun apabila terjadi mual/muntah

maka sebagai acuan digunakan terapi sama seperti terapi untuk emesis kelas

rendah.

Page 45: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

28

1) Pencegahan mual dan muntah tipe akut

Terapi antiemetik diberikan sebelum kemoterapi kemudian diulang

dalam waktu 24 jam. Untuk mual-muntah kelas tinggi, sedang, rendah dan

minimal seperti tertulis di atas.

Antiemetik profilaksis diberikan sebelum kemoterapi sesuai dengan

kelas obat antineoplastik penyebab mual-muntah (tinggi, sedang, rendah dan

minimal). Antiemetik profilaksis diberikan sebelum kemoterapi. Rekomendasi

untuk antiemetik primer meliputi dosis obat.

Mual-muntah kelas IV (tinggi) akibat obat altretamin, carmustin

>250mg/m2, cisplatin 50mg/m2 atau lebih, siklofosfamid > 1500 mg/m2,

dakarbazin, mekloretamin, prokarbazin (oral), streptozosin, atau kombinasi

doksorubisin/epirubisin dengan siklofosfamid. Antiemetik untuk mual kelas tinggi

meliputi deksametason, dan antagonis 5-HT3 dengan atau tanpa lorazepam.

Mual-muntah kelas III (sedang), pada hari 1 diberikan deksametason,

dan antagonis 5-HT3 dengan atau tanpa lorazepam, aprepitan diberikan untuk

pasien yang menerima kombinasi obat antrasiklin dan siklofosfamid serta untuk

pasien yang menerima karboplatin, cisplatin, doksorubisin, epirubisin, ifosfamid,

irinotekan, atau metotreksat.

Mual-muntah kelas II (ringan) diberikan regimen non–5-HT3 antagonis,

seperti deksametason, proklorperazin, atau metoklopramid, dengan atau tanpa

lorazepam. Regimen untuk pasien yang berpotensi tinggi mengalami mual dan

muntah diberikan aprepitan 125 mg hari 1 kemudian 80 mg pada hari 2 dan 3 po.

Page 46: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

29

2) Pencegahan mual dan muntah tipe delayed

Pilihan terapi terbaik untuk mual-muntah tipe delayed adalah dengan

terapi pencegahan. Untuk mual-muntah kelas IV (tinggi), terapi utama yaitu

dengan melanjutkan terapi profilaksis sebelumnya hingga 2-3 hari setelah

kemoterapi. Mual-muntah tipe delayed akibat obat antineoplastik kelas sedang,

pencegahannya tergantung pada antiemetik yang digunakan sebelum kemoterapi

misalnya ondansetron hanya digunakan untuk hari pertama. Diberikan dengan

atau tanpa deksametason atau lorazepam.

3) Pencegahan mual dan muntah tipe breakthrough

a. tidak mual-muntah : terapi dilakukan sesuai dengan regimen

b. mual-muntah (salah satu saja):

Tabel VIII. Terapi antiemetik untuk mual-muntah tipe breaktrough

Obat Dosis dan aturan pakai

Proklorperazin 25mg supp setiap 12 jam atau 10mg po/iv setiap 4-6jam atau

15mg spansul po setiap 8-12 jam

Metoklopramid 20-40mg po tiap 4-6 jam atau 1-2 mg/kg iv setiap 3-4 jam ±

difenhidramin 25-50mg po/iv setiap 4-6 jam

Lorazepam 0.5-2 mg po setiap 4-6 jam

Ondansetron 16mg p.o atau 8mg i.v

Granisetron 1-2 mg p.o atau 1 mg p.o bid atau 0.01 mg/kg (maks. 1mg) iv

Dolasetron 100 mg po atau 1.8 mg/kg iv atau 100mg iv

Haloperidol 1-2mg po setiap 4-6jam atau 1-3mg iv setiap 4-6jam

Dronabiol 5-10mg po setiap 3-6jam

Nabilon 1-2mg po bid

Deksametason 12mg po/iv (hanya bila perlu)

Olanzapin 2.5-5mg po bid

Prometazin 12.5-25mg po/iv setiap 4 jam

Page 47: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

30

Apabila mual-muntah bisa teratasi, lanjutkan terapi untuk breakthrough

emesis. Apabila mual-muntah tidak bisa teratasi, maka lanjutkan terapi antiemetik

dengan level yang lebih tinggi.

4) Pencegahan mual dan muntah tipe anticipatory

Terapi pencegahan bisa dengan penggunaan antiemetik secara optimal

setiap kali sebelum kemoterapi. Terapi behavioral dengan relaksasi, hipnosis,

terapi musik, akupuntur/ akupresur. Pemberian antiemetik dengan alprazolam 0.5-

2mg po malam hari sebelum terapi diberikan serta lorazepam 0.5-2mg po pada

malam sebelum dan pada pagi saat terapi diberikan.

d. Strategi non-farmakologis

Terapi non-farmakologis yang diberikan untuk mual-muntah dengan

pengaturan makanan, tindakan serta secara psikologis. Terapi tersebut antara lain:

1) Minum cairan sepanjang hari seperti air dan jus, penting untuk mengganti

cairan yang hilang untuk menghindari dehidrasi.

2) Makan makanan dalam jumlah kecil sepanjang hari.

3) Hindari santapan berat, berlemak tinggi dan berminyak tepat sebelum

kemoterapi.

4) Jangan rebah datar selama paling sedikit dua jam setelah makan, istirahat

dengan duduk atau bersandar dengan kepala diangkat.

5) Jika muntah, berhentilah makan, apabila muntah sudah berhenti mulailah lagi

makan dengan perlahan-lahan.

6) Hindari kafein (kopi, teh) dan merokok (Anonim, 2007b)

Page 48: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

31

Selain kemoterapi, radioterapi juga bisa mengakibatkan mual-muntah.

Terjadinya mual-muntah akibat radioterapi bisa diprediksikan seperti halnya pada

mual-muntah akibat kemoterapi, namun lebih jarang terjadi dibandingkan

kemoterapi. Mual-muntah akibat radioterapi dipengaruhi oleh tempat pemberian

radiasi, dosis, ukuran dosis dan luas permukaan yang menerima radiasi. Sebagai

terapi profilaksis dapat diberikan granisetron 2 mg dan ondansetron 8 mg; untuk

pasien resiko rendah hingga sedang diberikan serotonin-spesific reuptake

inhibitors (SSRI) atau antagonis reseptor dopamin. Pasien yang mengalami mual-

muntah setelah radioterapi diberikan proklorperazin, metoklopramid, atau

trietilperazin sebagai terapi utama, dan ditambah terapi profilaksis berupa (SSRI)

sebelum radioterapi (DiPiro, 2005).

D. Drug Related Problems (DRPs)

Drug Related Problems (DRPs) merupakan masalah-masalah yang timbul

akibat pengobatan/ terapi yang dialami oleh pasien. Drug Related Problems

(DRPs) tersebut meliputi butuh tambahan terapi obat, tidak perlu terapi obat, obat

tidak tepat, dosis terlalu rendah, adverse drug reactions (ADR), dosis terlalu

tinggi, ketidakpatuhan pasien. Menurut Cipolle (1998), DRP’s dapat

dikategorikan sebagai berikut ini.

1. Butuh tambahan terapi obat, meliputi kondisi baru membutuhkan obat,

gangguan kronis yang memerlukan terapi obat lanjutan, kondisi yang

membutuhkan terapi obat kombinasi, kondisi dengan risiko yang memerlukan

terapi obat untuk mencegahnya.

Page 49: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

32

2. Tidak perlu terapi obat, meliputi tidak adanya indikasi yang memerlukan

terapi obat, menelan obat atau zat kimia dalam dosis toksik, kondisi akibat

penyalahgunaan obat, kondisi yang lebih baik dirawat tanpa terapi obat,

pemakaian lebih dari satu macam obat dimana sebenarnya cukup dengan satu

macam obat saja, serta menggunakan obat untuk mencegah adverse reaction

yang sebenarnya dapat dihindari.

3. Obat tidak tepat, meliputi kondisi yang menyebabkan obat menjadi tidak

efektif, adanya alergi terhadap obat tertentu, obat yang digunakan bukan yang

paling efektif, faktor risiko kontraindikasi dengan obat, menerima obat yang

efektif namun bukan yang paling murah, menerima obat yang efektif namun

bukan yang paling aman, memiliki infeksi yang resisten terhadap obat,

mengalami refractory terhadap obat, menerima kombinasi obat yang tidak

perlu.

4. Dosis terlalu rendah, meliputi dosis obat yang diberikan terlalu rendah untuk

memberikan efek; konsentrasi obat dibawah rentang terapetik; obat, dosis,

rute, atau konversi formulasi yang tidak cukup; waktu pemberian untuk tujuan

pencegahan tidak memadai; dosis dan fleksibilitas interval tidak cukup.

5. Adverse drug reactions (ADR), meliputi obat dipejankan terlalu cepat, ada

reaksi alergi terhadap obat, memiliki faktor risiko sehingga obat terlalu

berbahaya bila diberikan, mengalami reaksi idiosinkrasi terhadap obat,

bioavailabilitas obat berubah karena interaksi dengan obat lain atau dengan

makanan, efek obat berubah karena induksi/ inhibisi enzim dari obat lain yang

Page 50: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

33

dikonsumsi pasien, efek obat berubah karena substansi dalam makanan yang

dikonsumsi, hasil tes laboratorium berubah karena interferensi dari obat.

6. Dosis terlalu tinggi, meliputi dosis terlalu tinggi untuk pasien; konsentrasi

obat dalam plasma berada di atas rentang terapetik; dosis obat terlalu cepat

dinaikkan; obat, dosis, rute, konversi formulasi tidak sesuai untuk pasien;

dosis dan fleksibilitas interval yang tidak sesuai.

7. Ketidakpatuhan pasien, meliputi pasien tidak menerima obat sesuai aturan

karena medication errors, pasien tidak menaati petunjuk penggunaan obat,

pasien tidak menerima obat karena harganya terlalu mahal, pasien kurang

memahami petunjuk, pasien tidak menerima obat berkaitan dengan keyakinan

pasien.

E. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara di

RSUP Dokter Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005.

Page 51: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca

kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP Dokter Sardjito Yogyakarta

pada tahun 2005 merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan mengikuti

rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Penelitian ini merupakan

penelitian non eksperimental karena tidak ada perlakuan terhadap subyek uji.

Rancangan penelitian ini bersifat deskriptif karena penelitian ini bertujuan

melakukan eksplorasi secara deskriptif terhadap fenomena yang terjadi

(Pratiknya, 2001). Di dalam penelitian dilakukan pula evaluasi yaitu untuk

melihat apakah timbul gejala mual-muntah pasca kemoterapi dan bagaimana

penatalaksanaannya kemudian mengidentifikasikannya ke dalam Drug Related

Problems (DRPs). Penelitian ini bersifat restropektif karena data yang digunakan

dalam penelitian ini diambil dengan melakukan penelusuran terhadap dokumen

terdahulu, yaitu data lembar rekam medis pasien.

B. Definisi Operasional

1. Evaluasi adalah melihat, menganalisis penatalaksanaan mual-muntah pasca

kemoterapi pada pasien kanker payudara apakah sudah sesuai dengan

prosedur standar yang ada, dan mengidentifikasi DRPs yang timbul serta

memberikan rekomendasi sesuai dengan guideline yang digunakan.

34

Page 52: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

35

2. Pasien kanker payudara adalah seseorang yang didiagnosis menderita kanker

payudara berdasarkan rekam medis dan dirawat di RSUP Dokter Sardjito

Yogyakarta untuk menjalani kemoterapi pada tahun 2005.

3. Golongan obat adalah kelompok obat yang diberikan kepada pasien yang

dikelompokkan berdasarkan efek terapi dari setiap kelas terapi yang diberikan

kepada pasien.

4. Jenis obat adalah nama obat yang diresepkan untuk pasien dalam nama

generik, kecuali untuk obat kombinasi menggunakan nama paten.

5. Drug Related Problems (DRPs) pada penelitian ini berupa masalah yang

timbul dari pemberian obat yang digunakan selama terapi meliputi pilihan

obat tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis terlalu rendah, tidak perlu terapi

obat, butuh tambahan terapi obat.

6. Tidak perlu obat jika tidak ada indikasi medis yang valid yang mengharuskan

pasien mendapatkan suatu obat atau pemberian obat yang tidak sesuai dengan

guideline NCCN.

7. Pilihan obat tidak tepat apabila obat yang diberikan tidak sesuai dengan

kondisi pasien atau obat yang diberikan tidak sesuai dengan guideline NCCN.

8. Dosis terlalu rendah adalah pasien mendapatkan obat dengan dosis yang tidak

mencukupi atau kurang menurut literatur IONI 2000.

9. Dosis terlalu tinggi yaitu apabila pasien mendapatkan obat dengan dosis

berlebih atau terlalu tinggi menurut literatur IONI 2000.

10. Butuh tambahan terapi obat jika terjadi kondisi dimana pasien membutuhkan

obat tambahan agar proses terapi berjalan sempurna.

Page 53: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

36

11. Rekam medis adalah lembar catatan dokter, apoteker, dan perawat yang berisi

data klinis pasien kanker payudara di RSUP Dokter Sardjito Yogyakarta.

12. Mual yaitu berupa perasaan tidak enak atau sakit pada perut, serta perasaan

ingin muntah yang merupakan salah satu efek samping dari kemoterapi.

13. Muntah yaitu salah satu efek samping kemoterapi berupa pengosongan perut

secara paksa melalui mulut akibat adanya rangsangan pada pusat muntah di

otak.

14. Dampak pasien kemoterapi yaitu antara lain sembuh, belum sembuh serta

membaik sesuai yang tertulis pada lembar rekam medis di RSUP Dokter

Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005.

15. Dampak pasien setelah menjalani terapi mual-muntah yaitu mual, membaik

dan sembuh.

16. Dampak pasien mual setelah menjalani terapi mual-muntah yaitu apabila

pasien masih mengalami mual namun sudah tidak muntah lagi setelah terapi.

17. Dampak pasien membaik setelah menjalani terapi mual-muntah yaitu apabila

pasien mengalami perbaikan kondisi setelah terapi.

18. Dampak pasien sembuh setelah menjalani terapi mual-muntah yaitu apabila

pasien sudah tidak mengalami gejala mual-muntah setelah terapi.

C. Subyek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh kasus pasien

kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP Dokter Sardjito Yogyakarta pada

tahun 2005 sebanyak 72 kasus. Subyek untuk evaluasi DRPs yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu kasus pasien yang mengalami mual-muntah dalam satu

Page 54: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

37

kali kemoterapi di RSUP Dokter Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005 sebanyak

36 kasus.

D. Bahan penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah rekam medis pasien kanker

payudara pasca kemoterapi di RSUP Dokter Sardjito Yogyakarta pada tahun

2005. Pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri dan mengevaluasi lembar

rekam medis tersebut.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada

pasien kanker payudara di RSUP Dokter Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005 ini

dilakukan di RSUP Dokter Sardjito Yogyakarta Jalan Kesehatan 01 Sekip

Yogyakarta 587333.

F. Tata Cara Penelitian

Penelitian mengenai penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada

pasien kanker payudara di RSUP Dokter Sardjito Yogyakarta dilakukan dalam

tiga tahap yaitu tahap penelusuran pustaka, tahap pengambilan data dan tahap

pengolahan data.

1. Tahap penelusuran pustaka

Pada tahap penelusuran pustaka ini dilakukan pencarian landasan teori yang

mendukung permasalahan yang akan diteliti, sehingga diperoleh gambaran acuan

yang jelas mengenai permasalahan tersebut.

Page 55: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

38

2. Tahap pengambilan data

a. Penelusuran data

Tahap penelusuran data ini dilakukan di RSUP Dokter Sardjito Yogyakarta

bagian rekam medis. Proses pengambilan data ini dimulai dengan melakukan

penelusuran data tentang kasus mual-muntah pada pasien kanker payudara setelah

menjalani kemoterapi. Caranya dengan mencatat nomor rekam medis, tanggal

masuk dan tanggal keluar pasien pada lembar peminjaman dokumen rekam medis.

Lembar peminjaman ini akan dijadikan panduan dalam proses penelusuran data

rekam medis pasien pada ruang penyimpanan dokumen.

b. Pengambilan data

Tahap pengambilan data ini dilakukan untuk semua pasien kanker payudara

yang menjalani kemoterapi pada tahun 2005. Pada tahap ini diperoleh 72 pasien

kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Dari 72 pasien tersebut diperoleh 36

pasien mengalami mual-muntah.

c. Pencatatan data

Tahap pencatatan data ini dilakukan guna mempermudah tahap pengolahan

data, yaitu dengan cara mencatat nomor rekam medis, umur pasien, tanggal masuk

dan keluar rumah sakit, diagnosis utama, riwayat penyakit, riwayat pengobatan

yang meliputi jenis obat, jumlah obat, dosis dan cara pemakaian obat serta data

laboratorium dan non laboratorium, serta keadaan pasien selama menjalani

kemoterapi hingga pasien keluar dari rumah sakit.

Page 56: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

39

3. Tahap pengolahan data

Pada tahap pengolahan data ini dilakukan evaluasi dari data yang telah

diperoleh secara deskriptif retrospektif. Data yang diperoleh disajikan dalam

bentuk tabel dan gambar beserta penjelasannya demikian pula untuk data analisis

Drug Related Problems (DRPs). Analisis untuk data Drug Related Problems ini

lebih menitikberatkan pada setiap kasus yang muncul dari penatalaksanaan mual-

muntah yang terjadi pada pasien kanker payudara dalam setiap kali kemoterapi.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan referensi serta

guideline yang sesuai.

G. Analisis Hasil

Analisis hasil dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan disajikan

dalam bentuk tabel atau gambar.

1. Umur pasien kanker payudara dikelompokkan dalam 6 interval umur, yaitu

24-30 tahun, 31-37 tahun, 38-44 tahun, 45-51 tahun, 52-58 tahun, 59-65tahun

dan 66-72 tahun. Data yang diambil adalah data semua pasien yang menjalani

kemoterapi yaitu sebanyak 72 pasien, lalu dari data tersebut diambil untuk

dibahas lebih lanjut mengenai penatalaksanaan mual-muntah pasca

kemoterapi. Terdapat 36 pasien mengalami mual-muntah dan dari 36 pasien

tersebut terdapat 112 kali kemoterapi dengan 38 kasus kemoterapi yang

mengalami DRPs.

2. Stadium kanker payudara meliputi stadium I, II, IIIA, IIIB dan IV. Persentase

stadium kanker payudara dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien

Page 57: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

40

setiap stadiumnya kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan pasien kanker

payudara kemudian dikalikan 100 %.

3. Terapi yang diterima oleh pasien kanker payudara meliputi kemoterapi;

operasi dan kemoterapi; operasi, kemoterapi dan terapi alternatif; radioterapi

dan kemoterapi; operasi, kemoterapi dan radioterapi. Persentase kombinasi

terapi dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien yang melakukan terapi

kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan kanker payudara kemudian

dikalikan 100%.

4. Kelas terapi obat yang digunakan mengikuti pembagian kelas terapi obat

menurut Formularium RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 2006 dan

Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000. Persentase kelas terapi obat

dihitung dengan cara menghitung jumlah keseluruhan kelas terapi obat yang

digunakan kemudian dibagi jumlah keseluruhan pasien kanker payudara

dikalikan 100%.

5. Jenis obat yang digunakan disajikan menurut tiap golongan obat dan dihitung

berdasarkan jumlah jenis obat yang digunakan dibagi jumlah seluruh pasien

kanker payudara dikalikan 100%.

6. Analisis Drug Related Problems dalam penelitian ini dilakukan dengan

melihat setiap kasus kanker payudara pasca kemoterapi, terkait dengan

kejadian mual-muntah, kemudian dibandingkan dengan standar atau guideline

oleh National Comprehensive Cancer Network (NCCN) Clinical Practice

Guidelines in Oncology Antiemesis 2007; Standar Pelayanan Medis RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta edisi 2 tahun 2006, serta Informatorium Obat

Nasional Indonesia 2000 (IONI 2000).

Page 58: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

41

H. Kesulitan Penelitian

Kesulitan yang dihadapi dalam penelitian mengenai evaluasi

penatalaksanaan mual-muntah pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di

RSUP Dr. Sardjito tahun 2005 adalah adanya kendala dalam proses pengambilan

data rekam medis yaitu penulis kesulitan dalam membaca tulisan dalam rekam

medis tersebut serta adanya istilah-istilah medis yang sulit dimengerti oleh

penulis. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, penulis mencoba untuk bertanya

kepada dokter, perawat dan apoteker terkait serta mencari informasi mengenai

istilah-istilah medis yang sukar untuk dipahami tersebut.

Page 59: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Pasien Kanker Payudara

1. Persentase pasien kanker payudara berdasarkan kelompok umur

Penentuan dosis obat antikanker didasarkan pada luas permukaan tubuh

(LPB), namun pengelompokan pasien berdasarkan umur penting juga dilakukan.

Pada penelitian ini umur digunakan sebagai dasar menentukan terapi lain selain

terapi antikanker, misalnya terapi untuk penyakit penyerta pasien. Umur pasien

digunakan sebagai salah satu kriteria dalam memilih dan menentukan dosis obat,

jumlah obat, bentuk sediaan obat serta cara pemberian obat. Pemberian obat untuk

anak-anak dan orang lanjut usia tentu dosis, jumlah, bentuk sediaan serta cara

pemberian obat berbeda dengan orang dewasa. Hal ini terkait dengan fungsi

fisiologis pasien pada usia tersebut.

36

29 30

21

47

0

5

10

15

20

25

30

%

1

Umur Pasien

PERSENTASE INTERVAL UMUR

24 - 30 tahun 31 - 37 tahun 38 - 44 tahun 45 - 51 tahun 52 - 58 tahun 59 - 65 tahun 66 - 72 tahun

Gambar 3. Persentase interval umur pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito tahun 2005

42

Page 60: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

43

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa persentase terbesar pasien

kanker payudara pada interval umur 45-51 tahun sebanyak 30%. Hal ini berarti

hasil penelitian sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa kanker ini

banyak menyerang wanita berumur antara 35–50 tahun (Van de Velde, 1999). Hal

ini terkait dengan banyak faktor yang berhubungan dengan munculnya kanker

payudara misalnya riwayat reproduksi dan riwayat keluarga.

Pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito,

100% dialami oleh wanita. Ada beberapa pasien laki-laki namun tidak menjalani

kemoterapi, sehingga tidak dibahas dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan

pernyataan yang menyatakan bahwa kanker payudara dapat mengenai wanita dan

pria dengan perbandingan 100:1 (Anonim, 2004a).

2. Persentase pasien kanker payudara berdasarkan stadium

Pada penelitian ini, pembagian stadium kanker payudara pada kasus

kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito mengikuti standar

pelayanan medis RSUP Dr. Sardjito tahun 2000. Stadium kanker payudara

ditentukan melalui pemeriksaan riwayat medis lengkap, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan laboratorium, mammografi bilateral dan data bedah. Penentuan

stadium ini nantinya sangat berpengaruh pada proses terapi yang akan diterima

masing-masing pasien. Semakin tinggi stadiumnya maka tingkat kesembuhannya

akan semakin kecil.

Berikut data persentase pasien kanker payudara berdasarkan stadium di

RSUP Dr. Sardjito dapat dilihat pada tabel 5.

Page 61: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

44

17

33

45

14

0

10

20

30

40

50

%

1

Stadium Kanker Payudara

PERSENTASE STADIUM KANKER PAYUDARA

Stadium 1Stadium 2Stadium 3Stadium 4Lain-lain

Gambar 4. Persentase stadium kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito tahun 2005

Dari gambar dapat dilihat bahwa pada umumnya pasien datang ke

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada stadium yang sudah lanjut. Sebanyak 45%

pasien datang ke rumah sakit dengan stadium IV dan 33% pasien dengan stadium

III. Hal ini kemungkinan karena keterlambatan pasien menyadari penyakitnya

serta mengabaikan tanda dan gejala kanker payudara.

3. Persentase pasien kanker payudara berdasarkan terapi

21

6

67

3 30

10203040506070

%

1

PERBANDINGAN JENIS TERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA

Kemoterapi Radioterapi + Kemoterapi

Operasi + Kemoterapi Operasi + Kemoterapi + Radioterapi

Operasi + Kemoterapi + Alternatif

Gambar 5. Persentase terapi pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Page 62: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

45

Berdasarkan standar pelayanan medis RSUP Dr. Sardjito tahun 2000,

terapi yang diberikan pada pasien kanker payudara adalah operasi, kemoterapi,

radiasi serta kombinasi terapi yang dilakukan berdasarkan stadiumnya. Data

tersebut menunjukan bahwa terapi yang paling banyak diterima oleh pasien

kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 adalah kombinasi

operasi dan kemoterapi. Hal ini sesuai dengan kondisi sebagian besar pasien

dimana pasien sudah berada di stadium lanjut. Operasi dilakukan guna

mengangkat tumor yang ada, sedangkan kemoterapi ditujukan guna menghambat

metastasis dengan cara mengendalikan dan mengurangi jumlah sel kanker pada

jaringan. Untuk stadium lanjut non-operable, termasuk stadium IV yang banyak

diderita oleh pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,

pengobatan yang diberikan adalah dengan kemoterapi, radiasi, dan pemberian

obat-obat hormonal.

4. Jumlah penyakit penyerta pada pasien kanker payudara

Pada data rekam medik, ditemukan ada penyakit penyerta lain selain

kanker payudara pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Penyakit penyerta dalam kasus kanker payudara

pasca kemoterapi ini sudah diderita pada saat pasien masuk rumah sakit. Oleh

karena itu berpengaruh pula pada terapi obat yang akan diterima pasien yaitu

pasien memerlukan obat lain selain agen kemoterapi. Jumlah dan jenis penyakit

penyerta yang diderita oleh pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 dapat dilihat pada tabel 8.

Page 63: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

46

Tabel IX. Jumlah dan jenis penyakit penyerta pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Jenis penyakit Jumlah 1 Otitis media krobik benigna 1 2 Sepsis 1 3 Hipertensi 7 4 Diabetes 1 5 Asma presisten ringan 1 6 Dislipidemia 1 7 Hiperglikemi 1 8 AMI 1

B. Profil Obat-obatan yang Digunakan dalam Kasus Kanker Payudara Pasca Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2005

Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medis, obat-obatan yang

digunakan pada kasus kanker payudara pasca kemoterapi tidak hanya obat

sitotoksik namun juga menggunakan obat-obat lain yang mendukung untuk

pengobatan pasien. Obat-obat tersebut biasanya diberikan kepada pasien untuk

mengatasi efek samping kemoterapi, mengatasi penyakit penyerta pasien, serta

sediaan-sediaan lain yang berfungsi meningkatkan kualitas hidup pasien kanker

payudara. Pada penelitian ini ditemukan ada 14 kelas terapi obat dalam kasus

kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005,

yaitu obat susunan saraf, obat kardiovaskuler, obat saluran nafas, obat saluran

cerna, obat ginjal dan saluran kemih, cairan untuk keseimbangan air elektrolit,

dialisis dan nutrisi, anti diabetik, vitamin, mineral dan metabolitropikum, anti

infeksi, imunosupresan dan imunomodulator, anti neoplastik, obat yang

mempengaruhi darah, anti emetik dan sediaan tambahan. Persentase kelas terapi

obat dihitung berdasarkan pasien yang menerima kelas terapi obat tertentu dibagi

jumlah seluruh pasien yang diteliti (72 pasien) kemudian dikalikan 100%.

Page 64: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

47

34.7

19.4

5.5

48.6

1 4 3

63.8

26.3

11

100

12.5

65.3

13.8

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

(%)

1GOLONGAN OBAT

KELAS TERAPI Obat susunan saraf

obat kardiovaskuler

obat saluran nafas

obat saluran cerna

obat ginjal dan saluran kemih

cairan untuk keseimbangan airelektrolit, dialisis dan nutrisi antidiabetik

vitamin, mineral, danmetabolitropikum anti infeksi

imunosupresan dan imunodulator

antineoplastik

obat yang mempengaruhi darah

anti emetik

sediaan tambahan

Gambar 6. Persentase Kelas Terapi Obat yang Digunakan dalam Pengobatan Kanker Payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2005

Obat antineoplastik digunakan sebanyak 100% atau untuk semua pasien

kanker payudara pasca kemoterapi, karena menurut protokol kemoterapi RSUP

Dr. Sardjito obat antineoplastik digunakan dalam setiap kemoterapi kanker

payudara. Urutan kedua terbanyak dalam penggunaan obat pada kasus kanker

payudara pasca kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 adalah

antiemetik (65.3%). Antiemetik digunakan sesuai dengan protokol kemoterapi

RSUP Dr. Sardjito untuk mencegah efek samping mual-muntah pasca kemoterapi.

Golongan dan jenis obat yang digunakan dalam pengobatan pasien kanker

payudara pasca kemoterapi dapat diuraikan sebagai berikut.

Page 65: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

48

1. Obat Susunan Saraf

Golongan obat yang bekerja pada susunan saraf pusat yang biasa

digunakan dalam penelitian ini antara lain analgetik-antipiretik, analgetik narkotik

dan hipnotika sedatif.

Tabel X. Golongan dan jenis obat susunan saraf pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus

Persentase (%)

1 Analgetik-Antipiretik Asam mefenamat Parasetamol Sistenol®

Tramadol

3 2 7 3

4 3

10 4

2 Antiinflamasi non steroid, antipirai

Alopurinol Ibuprofen Na Diklofenak Ketoprofen Nimesulid

1 1 1 3 2

1 1 1 4 3

3 Analgetik narkotik Fentanil Garam morfin

1 6

1 8

4 Anestetik lokal Lidokain HCl 1 1 5 Anestetik umum Isofluoran 1 1 6 Induksi anestesi Natrium tiopental 3 4 7 Anti ansietas & anti insomnia Alprazolam

Zolpidem tartat 1 1

1 1

8 Hipnotika sedatif dan lain-lain Diazepam 4 5,5

Analgetik-antipiretik dan analgetik narkotik diberikan pada pasien

kanker payudara untuk mengatasi nyeri akibat kanker, demam dan sakit kepala.

Pemakaian golongan obat hipnotik sedatif yaitu diazepam (4 kasus) perlu

diperhatikan dosis dan jadwal pemberian karena diazepam termasuk golongan

psikotropik dan bersifat adiktif. Golongan obat anti inflamasi non steroid (AINS)

merupakan analgesik dan anti inflamasi yang efektif namun belum dimanfaatkan

secara semestinya dalam penatalaksanaan nyeri kanker. Obat ini dapat segera

meredakan nyeri akibat metastasis ke tulang dimana pemberian morfin saja tidak

dapat membantu. Namun obat golongan ini mempunyai banyak efek samping

Page 66: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

49

diantaranya rasa tidak nyaman pada saluran cerna, mual, reaksi hipersensitivitas,

gagal ginjal. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bahwa AINS yang berisiko lebih

rendah harus lebih diutamakan pemakaiannya.

2. Obat kardiovaskuler

Obat kardiovaskuler diberikan pada pasien kanker payudara dengan

riwayat hipertensi. Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang

mempengaruhi dan memperbaiki sistem kardiovaskular baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah golongan ACE

inhibitor yaitu kaptopril sebanyak 5 kasus atau 7%. ACE inhibitor bekerja dengan

cara menghambat pembentukan angiotensin I menjadi angiotensin II. Menurut

IONI 2000, obat ini efektif dan pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik.

Selain itu golongan diuretik juga banyak digunakan yaitu sebanyak 5,5% masing-

masing untuk hidroklorotiasid dan furosemid.

Tabel XI. Golongan dan jenis obat kardiovaskuler pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Golongan obat Jenis obat Jumlah

kasus Persentase

(%) 1 ACE inhibitor Kaptopril

Lisinopil 5 1

7 1

2 Angiotensin Reseptor Bloker Irbesartan 1 1 3 Antagonis kalsium Nifedipin

Diltiazem 1 1

1 1

4 Diuretik Spironolaktone Hidroklorotiasid Furosemid

1 4 4

1 5,5 5,5

3. Obat saluran nafas

Pada kasus kanker payudara ini penggunaan obat saluran nafas ditujukan

untuk pasien yang mengalami sesak nafas dan batuk. Seringkali pasien kanker

Page 67: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

50

payudara mengalami sesak yang diakibatkan oleh membesarnya kanker (Anonim,

2000a). Sel kanker dapat menyebar ke organ-organ lain di sekitarnya salah

satunya yaitu paru-paru, penyebaran sel kanker ke paru-paru dapat mengganggu

fungsi normal dari paru-paru itu sendiri, seperti sesak nafas dan batuk. Pada

penelitian ini obat-obat yang diberikan yaitu antitusif dan ekspektoran-mukolitik

masing-masing dengan persentase yang sama.

Antitusif diberikan untuk pasien yang mengalami batuk kering. Obat ini

bekerja sebagai penekan batuk pada batuk kering non produktif dengan aksi

sentral atau dapat pula dengan memblokade reseptor batuk di saluran pernafasan.

Ekspektoran-mukolitik diberikan untuk pasien yang mengalami batuk berdahak

(batuk produktif) dengan jalan mengurangi viskositas sputum sehingga mudah

dikeluarkan. Ekspektoran akan menambah volume sputum, sedangkan mukolitik

mengubah sifat fisik dan kimiawi sputum sehingga akan lebih mudah untuk

dibatukkan.

Tabel XII. Golongan dan jenis obat saluran nafas pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Golongan obat Jenis obat Jumlah

kasus Persentase

(%) 1 Antitusif Levodroprosina

Dekstrometorfan HBr 2 1

3 1

2 Ekspektoran, mukolitik Ambroksol HCl Tremenza®

2 1

3 1

4. Obat saluran cerna

Obat saluran cerna diberikan untuk pasien kanker payudara yang

mengalami keluhan pada saluran cerna. Pada kasus kanker payudara di RSUP Dr.

Sardjito tahun 2005 obat saluran cerna yang paling banyak digunakan yaitu

Page 68: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

51

ranitidin sebanyak 29% dan urutan kedua yaitu simetidin sebanyak 21%. Kedua

obat ini diberikan sebagai pre medikasi untuk mengurangi efek samping mual-

muntah akibat kemoterapi. Simetidin dan ranitidin merupakan antagonis reseptor-

H2 yang bekerja menghambat reseptor histamin sehingga rangsang mual-muntah

akibat kemoterapi tidak sampai ke pusat rangsang di otak.

Tabel XIII. Golongan dan jenis obat saluran cerna pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Golongan obat Jenis obat Jumlah

kasus Persentase

(%) 1 Antasida Antasida 1 1 2 Obat diare Atapulgit aktif 1 1 3 Katartik/Laksan Laktulosa

Laxadin®

Bisakodil

1 1 1

1 1 1

4 Obat tukak peptik Simetidin Lansoprazol Sucralfat Pantoprazol Na rabeprazol Famotidin Ranitidin Omeprazol

15 8 1 9 2 1

21 3

21 11 1

12,5 3 1

29 4

5. Obat ginjal dan saluran kemih

Obat golongan ini digunakan untuk memperbaiki fungsi ginjal yang

teganggu. Pada penelitian ini ada satu kasus pasien yang mengalami gangguan

pada ginjal. Asam keto essensial diberikan untuk pasien yang mengalami

insufisiensi ginjal kronik.

Tabel XIV. Golongan dan jenis obat ginjal dan saluran kemih pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Golongan obat Jenis obat Jumlah

kasus Persentase

(%) 1 Lain-lain Asam keto essensial 1 1

Page 69: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

52

6. Cairan untuk keseimbangan air elektrolit, dialisis dan nutrisi

Golongan obat ini diberikan untuk pasien guna menjaga keseimbangan

cairan elektrolit serta nutrisi yang sangat penting bagi pasien yang akan menjalani

kemoterapi.

Tabel XV. Golongan dan jenis cairan keseimbangan air elektrolit, dialisis dan nutrisi pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Golongan obat Jenis obat Jumlah

kasus Persentase

(%) 1 Cairan nutrisi parenteral Aminovel

Tutofosin Kalbamin

2 1 1

3 1 1

2 Larutan keseimbangan cairan elektrolit

Kalium aspartat Kaen Mg 3

1 2

1 3

7. Anti diabetik

Antidiabetik digunakan pula dalam proses terapi kanker payudara yaitu

untuk pasien yang mengalami komplikasi diabetes melitus. Dalam penelitian ini

ada dua kasus yang menggunakan antidiabetik oral yaitu glikuidon. Antidiabetik

oral ini diindikasikan untuk NIDDM ringan sampai sedang yang gagal

dikendalikan dengan pengaturan asupan energi dan karbohidrat serta olahraga.

Tabel XVI. Golongan dan jenis anti diabetik pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%)

1 Anti diabetik oral Glikuidon 2 3 8. Vitamin, mineral dan metabolitropikum

Biasanya pasien kanker payudara mengalami gangguan metabolisme

sehingga rawan mengalami malnutrisi. Pada penelitian ini penggunaan golongan

dan jenis vitamin, mineral dan metabolitropikum dalam terapi kanker payudara

Page 70: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

53

cukup banyak. Hal ini ditujukan sebagai tambahan nutrisi bagi pasien, menambah

daya tahan tubuh serta untuk memperbaiki kondisi pasien.

Tabel XVII. Golongan dan jenis vitamin, mineral dan metabolitropikum pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus

Persentase (%)

1 Vitamin Neurobion®

Neurosanbe®

Neurodex®

Enervon C®

Grahabion®

Roborantin®

3 1 2 2

10 20

4 1 3 3

14 28

2 Multivitamin + mineral, anti oksidan

B-compleks® Become C®

Corsel® Legres®

Lesichol® Lycoxy®

Nerviton E®

Neurovit E®

Vitalene®

Glisodin®

Theragran-M®

1 1 4 2 2 1

25 1 1 2 1

1 1

5,5 3 3 1

25 1 1 3 1

3 Glikotropikum, nootropiks, neurotoniks

Mekobalamina Ginkobiloba ekstrak

1 1

1 1

4 Anti hiperlipidemia Gemfibrozil 2 3

9. Anti infeksi

Sesuai dengan fungsinya, golongan obat ini diberikan untuk pasien

kanker payudara yang mengalami infeksi. Namun anti infeksi ini dapat pula

digunakan sebagai profilaksis untuk mencegah infeksi pada pasien kanker

payudara. Kondisi pasien kanker payudara pasca kemoterapi sangat rentan

terhadap infeksi karena daya tahan tubuh yang menurun setelah menjalani

kemoterapi. Pada penelitian ini golongan obat yang paling banyak digunakan

yaitu golongan sefalosporin dan kuinolon masing-masing sebanyak 11%.

Golongan sefalosporin termasuk antibiotik betalaktam yang bekerja dengan cara

Page 71: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

54

menghambat sintesis dinding sel mikroba. Sedangkan obat golongan kuinolon

bekerja dengan menghambat DNA gyrase sehingga sintesa DNA kuman

terganggu.

Tabel XVIII. Golongan dan jenis anti infeksi pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Golongan obat Jenis obat Jumlah

kasus Persentase

(%) 1 Penisilin Amoksisilin

Claneksi® 3 1

4 1

2 Derivat aminoglikosida Gentamisin sulfat 2 3 3 Sefalosporin Seftriakson

Seftazidim Sefditoren pivoksil

8 7 1

11 10 1

4 Kuinolon Siprofloksasin Gatifloksasin

8 1

11 1

5 Lain-lain Kloramfenikol Metronidazol

1 3

1 4

6 Antiseptik, desinfektan Povidon-iodin Rivanol

3 3

4 4

10. Imunosupresan dan imunomodulator

Obat imunomodulator banyak digunakan pada pasien yang mengalami

gangguan sistem imunitas tubuh yang bekerja dengan cara melakukan modulasi

pada sistem imun. Pada pasien dengan defisiensi sistem imun, imunomodulator

bekerja dengan cara stimulasi (imunostimulan). Sedangkan pada pasien dengan

reaksi imun yang berlebihan maka imunomodulator bekerja dengan cara menekan

atau menormalkannya (imunosupresan). Obat imunosupresan dalam pengobatan

kanker payudara berguna untuk mengontrol aktivitas sel-sel kanker pada organ-

organ vital seperti ginjal, otak, jantung, dan paru-paru.

Pada penelitian ini terdapat 8 kasus (11%) yang mendapat tambahan

terapi imunosupresan. Penggunaan imunosupresan dalam terapi kanker payudara

Page 72: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

55

ini lebih bersifat sebagai adjuvan, yaitu dimana imunosupresan digunakan

bersama dengan obat lain untuk meningkatkan kerja obat dengan meningkatkan

antibodi. Dalam hal ini pemberian obat imunosupresan harus hati-hati dan perlu

dipertimbangkan manfaat dan risikonya. Apabila sudah cukup maka pemberian

obat dapat dihentikan dan yang perlu dilakukan oleh pasien kanker payudara

adalah menjaga asupan nutrisi dan pola hidup.

Tabel XIX. Golongan dan jenis imunosupresan dan imunodulator pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus

Persentase (%)

1 Imunosupresan & imunologikal

Ubiquinon koenzim Q10

8 11

11. Anti neoplastik

Obat antineoplastik selain mempunyai khasiat anti kanker juga bersifat

merusak sel-sel tubuh yang normal. Obat ini digunakan untuk tujuan mengobati,

memperpanjang hidup, atau meringankan pasien akibat gejala kanker (paliatif).

Obat-obat antineoplastik ini dapat digunakan dalam bentuk tunggal maupun

kombinasi. Berdasarkan standar penatalaksanaan kanker payudara, dalam

penelitian ini banyak digunakan obat antineoplastik dalam bentuk kombinasi.

Obat kombinasi ini sifatnya lebih toksik dibandingkan obat tunggal, namun

beberapa tumor memberikan respon yang lebih baik terhadap obat kombinasi

sehingga angka hidup pasien lebih tinggi dengan terapi kombinasi.

Penggunaan obat antineoplastik ini mengakibatkan terjadinya beberapa

efek samping antara lain mual, muntah, rambut rontok, anemia, netropenia dan

trombositopenia. Oleh karena itu, penggunaannya harus diperhatikan dari segi

Page 73: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

56

dosis,interval pemberian serta perlu adanya monitoring kondisi pasien guna

meminimalkan efek samping.

Tabel XX. Golongan dan jenis antineoplastik pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Antibiotika Doksorubisin

Epirubisin 41 23

57 32

2 Alkilating agen Siklofosfamid 54 75 3 Anti metabolit Fluorourasil

Metotreksat 34 3

47 4

4 Taxan Paklitaksel 21 29 5 Kompleks platina Karboplatin 3 4 6 Lain-lain Kapesitabin

Letrozol Tamoksifen sitrat Metil Prednisolon

5 1 4 1

7 1

5,5 1

12. Obat yang mempengaruhi darah

Obat yang mempengaruhi darah diberikan untuk pasien kanker payudara

yang mengalami efek samping kemoterapi yaitu anemia, lekopenia/ netropenia

dan trombositopenia akibat adanya supresi sumsum tulang. Pada penelitian ini,

ada pula beberapa kasus pemberian transfusi darah untuk mengatasi anemia pada

pasien kanker payudara. Hal ini seharusnya tidak dilakukan karena berpotensi

menimbulkan infeksi serta memicu timbulnya reaksi imunologi.

Tabel XXI. Golongan dan jenis obat yang mempengaruhi darah pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Golongan obat Jenis obat Jumlah

kasus Persentase

(%) 1 Anti anemia Iberet®

Sangobion®

Ecosol®

1 1 1

1 1 1

2 Antikoagulan : anti trombotik dan fibrinolitik

Asam asetil salisilat Na heparin

2 1

3 1

3 Haematopoetik Filgastrim 2 3 4 Produk dan substituen

plasma, plasma ekspander Albumin Serum Normal 1 1

Page 74: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

57

13. Anti emetik

Tabel XXII. Golongan dan jenis anti emetik pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Golongan obat Jenis obat Jumlah

kasus Persentase

(%) 1 Anti emetik Ondansetron HCl

Kleboprid maleat Metoklopramid HCl Domperidon Granisetron HCl Difenhidramin HCl Deksametason

53 1

19 4 6

20 49

74 1

26 5,5 8

28 68

Obat-obat anti kanker biasanya sering dikaitkan dengan kejadian mual-

muntah yang tinggi (lebih dari 75%). Mual-muntah yang ditimbulkan akibat

pemberian obat antikanker terjadi segera setelah obat mulai diberikan. Pada

sebagian pasien, muntah dapat terjadi selama beberapa hari. Mual antisipasi

(terjadi lebih dahulu) menjadi masalah pada hampir 25% pasien yang mengalami

mual-muntah hebat selama kemoterapi. Oleh karena itu, anti emetik sangat

diperlukan guna meningkatkan kualitas hidup pasien.

Penggunaan anti emetik dalam kasus ini yaitu sebagai pre medikasi serta

post medikasi dalam kemoterapi kanker payudara. Anti emetik diberikan untuk

meminimalkan efek samping mual muntah akibat kemoterapi serta mengatasi

keluhan mual muntah pasien setelah kemoterapi. Pemberian anti emetik lebih

efektif dalam bentuk kombinasi. Hal ini disebabkan karena anti emetik tersebut

bekerja pada reseptor yang berbeda. Pada penelitian ini, jenis obat yang paling

banyak digunakan yaitu ondansetron HCl sebanyak 74%. Ondansetron merupakan

antagonis 5-HT3 yang bekerja dengan menghambat substansi serotonin (5-HT3)

yang dapat menstimulasi pusat muntah dan dapat menyebabkan muntah.

Page 75: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

58

Sedangkan deksametason merupakan anti histamin yang digunakan dalam

kombinasi bersama dengan anti emetik sebagai pre medikasi.

14. Sediaan tambahan

Pada terapi kanker payudara diberikan pula sediaan-sediaan tambahan

antara lain sediaan herbal dan suplemen-suplemen yang tujuannya yaitu untuk

meningkatkan daya tahan tubuh pasien serta memperbaiki kondisi pasien selama

menjalani perawatan di RSUP Dr. Sardjito.

Tabel XXIII. Golongan dan jenis sediaan tambahan pada pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Golongan obat Jenis obat Jumlah

kasus Persentase

(%) 1 Sediaan herbal Hepasil®

Lanagogum®

Proimbus®

Solcoceryl®

1 1 1 1

1 1 1 1

2 Suplemen untuk hati, lipotropikum Betafit 6 8 3 Suplemen untuk tulang Asam Zoledronik 3 4 4 Suplemen nutrisi Lipofood® 1 1 5 Lain-lain Lumbrokinase

Trombopop®1 1

1 1

C. Strategi Penatalaksanaan Mual-muntah pada Pasien Kanker Payudara Pasca Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Penatalaksanaan efek samping kemoterapi yang tidak diinginkan merupakan

bagian penting dari pengobatan dan perawatan pendukung (suportif) pada

penyakit kanker. Adanya penatalaksanaan mual-muntah sangat penting terkait

dengan efektivitas terapi pada kasus kanker payudara serta peningkatan kualitas

hidup pasien. Pada lembar rekam medik tidak dituliskan tipe mual-muntah yang

dialami oleh pasien, namun peneliti menyimpulkan tipe mual-muntah yang

dialami oleh pasien yaitu dengan melihat waktu kejadian mual-muntah yang

Page 76: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

59

dialami pasien. Kejadian mual-muntah tersebut diperinci lagi sebagai kejadian

mual tanpa disertai muntah, muntah, dan mual yang disertai muntah.

Berdasarkan penelitian, dari total 72 pasien yang menjalani kemoterapi

terdapat 36 pasien mengalami mual-muntah dalam 112 kali kemoterapi. Dari 112

kali kemoterapi tersebut kemudian dianalisis kejadian mual-muntah didapatkan

38 kasus kemoterapi mengalami DRPs. Sebanyak 38 kasus tersebut diambil 8

kasus DRPs yang dianggap dapat mewakili kasus yang lain. Delapan kasus DRP’s

tersebut, 6 kasus mengalami mual-muntah tipe akut, 1 kasus mengalami mual-

muntah tipe delayed serta 1 kasus berpotensi mengalami mual-muntah. Pada

penelitian ini tidak ditemukan kasus mual-muntah tipe anticipatory, sehingga

dapat disimpulkan bahwa penanganan premedikasi untuk mual-muntah di RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta sudah memadai.

Tabel XXIV. Rangkuman risiko mual dan muntah vs kasus mual-muntah kasus pasca kemoterapi kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Risiko mual dan muntah

Kasus Mual Muntah Mual dan Muntah

Persentasi kejadian mual dan muntah

Rendah (10%-30%)

12 4 0 1 42%

Sedang (30%-90%)

60 21 0 14 58%

Tinggi (> 90%)

40 11 0 11 55%

Total 112 36 0 26 55%

Pada penelitian terdapat 36 kasus yang mengalami kejadian mual tanpa

disertai muntah, dan 26 kasus yang mengalami mual disertai muntah. Persentasi

kejadian mual-muntah tersebut sebesar 55% dari total 112 kali kemoterapi. Hasil

Page 77: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

60

ini kurang sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa 70%-80% pasien yang

menerima kemoterapi mengalami mual-muntah. Dapat dikatakan bahwa

penanganan efek samping kemoterapi berupa mual-muntah sudah berjalan dengan

cukup baik sehingga dapat mengurangi angka kejadian mual-muntah yang timbul

akibat kemoterapi.

Kasus mual-muntah yang terjadi pada penelitian di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 sebagai berikut ini.

1. Enam kasus pasien mengalami mual-muntah tipe akut akibat penggunaan anti

emetik kelas III (30-60% pasien mengalami mual-muntah) dan kelas IV (60-

90% pasien mengalami mual-muntah). Menurut guideline penanganannya

dengan deksametason 12 mg p.o atau i.v, hari 2-4: 8 mg p.o atau i.v, dan

antagonis 5-HT3 dengan atau tanpa lorazepam. Pada kasus ini perlu

penambahan dosis ondansetron untuk terapi selama 5 hari. Hal ini terkait

dengan kontinuitas terapi guna mengurangi kejadian mual-muntah setelah

kemoterapi terutama untuk kejadian mual-muntah yang tidak termonitor oleh

tenaga medis.

2. Mual-muntah tipe akut akibat penggunaan anti emetik kelas II (10-30% pasien

mengalami mual-muntah). Terdapat satu kasus yang mengalami mual-muntah

tipe ini bersamaan dengan mual-muntah akibat penggunaan anti emetik kelas

III Namun sesuai dengan guideline maka treatmen yang digunakan adalah

yang untuk mual-muntah akibat penggunaan anti emetik kelas III karena

apabila treatmen keduanya dikombinasikan maka justru akan memperparah

muntah.

Page 78: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

61

3. Satu kasus mengalami mual- muntah tipe delayed, menurut guideline mual-

muntah tipe delayed akibat obat antineoplastik kelas sedang pencegahannya

tergantung pada antiemetik yang digunakan sebelum kemoterapi misalnya

ondansetron hanya digunakan untuk hari pertama. Diberikan dengan atau

tanpa deksametason atau lorazepam. Pada penelitian, kasus ini pasien

mendapatkan terapi lanjutan terapi profilaksis sebelumnya hingga 2 hari

setelah kemoterapi sehingga kurang sesuai dengan guideline.

D. Drug Related Problem (DRPs)

Pada evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada pasien

kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 dikhususkan pada

kejadian Drug Related Problems (DRPs). Evaluasi ini dilakukan dengan

membandingkan terapi obat yang diterima pasien kanker payudara pasca

kemoterapi dengan guideline oleh National Comprehensive Cancer Network

(NCCN) Clinical Practice Guidelines in Oncology Antiemesis 2007; Standar

Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta edisi 2 tahun 2000, serta

Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000 (IONI 2000).

Berikut disajikan tabel mengenai ringkasan DRPs yang dialami pasien

kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.

Page 79: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

62

Tabel XXV. Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada kasus I di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Subjektif: No. RM: 01.19.03.51 Umur: 56 tahun Diagnosis: Ca Mammae Dextra stadium IIIB metastase hepar dan tulang Dirawat untuk kemoterapi III, pasien kemoterapi mendapat injeksi siklofosfamid 600 mg, fluorourasil 600 mg, epirubisin 60 mg. Keluhan pascakemoterapi yaitu mual-muntah. Objektif: Data lab: WBC (4.8-10.8) 5.7 x103 MCV (81,0-99,0) 80.0 NE (43,0-65,0) 70.6 = 4.0 x103 MCH (27,0-31,0) 26.8 LY (20,5-45,5) 17.8 = 1.0 x103 MCHC (32,0-36,0) 33.5 MO (5,5-11,7) 10.0 = 0.6 x103 RDW 15.2 EO (0,9-2,9) 1.3 = 0.1 x103 PLT (150-450) 336 BA (0,2-1,0) 0.3 = 0.0 x103 MPV 6.5 RBC (4.7-6.1) 4.04 x106 PCT 0.219 HGB (4,20-5,40) 10.8 PDW 16.9 HCT (12,0-16,0) 32.3

Suhu tubuh 370C Tekanan darah 140/90 mmHg Nadi 84 kali/menit Nafas 16 kali/menit Penatalaksanaan: Pasien tidak diberi obat antimual-muntah dan pada saat pulang juga tidak diresepkan obat antimual-muntah. Penilaian: 1. a. Siklofosfamid merupakan obat sitostatik penyebab mual-muntah kelas IV

(tinggi) dengan angka kejadian lebih dari 90%. b. Epirubisin merupakan obat sitostatik penyebab mual-muntah kelas III (sedang)

dengan angka kejadian 30-90% c. Fluorourasil adalah obat sitostatik penyebab mual-muntah kelas II (rendah),

dengan angka kejadian 10%-30%. 2. Pasien mengalami mual-muntah tipe akut. 3. Pasien memerlukan terapi untuk mengatasi mual muntah pasca kemoterapi. Rekomendasi: 1. Menurut guideline, pasien sebaiknya diberi antagonis serotonin untuk mengatasi

mual muntah yaitu tropisetron 5mg atau ondansetron 8 mg ditambah deksametason 20 mg.

Kasus ini juga terjadi pada RM no. 01.20.91.59; 01.19.98.47; 01.19.91.07; 01.19.98.34; 01.20.60.29; 01.20.97.65; 01.19.16.22; 01.18.60.74; 01.19.96.49.

Page 80: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

63

Tabel XXVI. Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada kasus II di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Subjektif: No. RM: 00.69.85.46 Umur: 40 tahun Diagnosis: Ca Mammae dextra stadium IV Masuk RS untuk mendapat kemoterapi IV, pasien mendapat doksorubisin 75mg dalam cairan infus dextrose 5% 100cc, paklitaksel 260mg dalam intralit 500cc(i.v.), serta diberi injeksi deksametason 2 ampul, Frazon® (ondansetron HCl) 8mg, Narfoz® (ondansetron HCl) serta difenhidramin 2 ampul. Pasien mengalami mual-muntah setelah kemoterapi. Objektif: Suhu tubuh 37oC Tekanan darah 120/80 mmHg Penatalaksanaan: Diberi injeksi deksametason 2 ampul, serta diberi injeksi deksametason 2 ampul, Frazon® (ondansetron HCl) 8mg, Narfoz® (ondansetron HCl) serta dipenhidramin 2 ampul sebagai pre medikasi kemoterapi. Penilaian: 1. a. Doksorubisin merupakan obat sitotoksik penyebab mual muntah kelas III

(sedang) dengan angka kejadian 30%-90%. b. Paklitaksel adalah agen kemoterapi penyebab mual-muntah kelas II

(rendah) dengan angka kejadian 10%-30%. 2. Pasien mengalami mual-muntah tipe akut. 3. Pasien tidak diresepkan antimual muntah pada saat pulang. 4. Pasien mendapat 2 jenis obat dengan jenis dan indikasi yang sama yaitu

Frazon® (ondansetron HCl) dan Narfoz® (ondansetron HCl). 5. Dosis ondansetron kurang. Menurut referensi, dosis ondansetron adalah 1-2

jam sebelum terapi atau dengan injeksi i.v lambat. 8mg sesaat menjelang kemoterapi dan 8 mg oral tiap 12 jam sekali sampai 5 hari kemudian.

6. Menurut guideline, pasien tidak perlu diberi difenhidramin. Rekomendasi: 1. Menurut guideline, pasien sebaiknya diberi antagonis serotonin unuk

mengatasi mual muntah tipe akut yaitu tropisetron 5mg atau ondansetron 8 mg ditambah deksametason 20 mg.

2. Untuk menghindari adanya terapi obat yang tidak perlu, pilih salah satu jenis obat saja dengan indikasi yang sama (Frazon® atau Narfoz®) selama terapi dan sesuaikan dosisnya dengan dosis referensi.

3. Sesuaikan dosis ondansetron dengan dosis referensi yaitu 1-2 jam sebelum terapi atau dengan injeksi i.v lambat. 8 mg sesaat menjelang kemoterapi dan 8 mg oral tiap 12 jam sekali sampai 5 hari kemudian.

4. Resepkan antimual-muntah untuk dibawa pulang yaitu ondansetron dan sesuaikan dosisnya dengan dosis referensi seperti yang telah disebutkan di atas.

Page 81: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

64

Tabel XXVII. Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada kasus III di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Subjektif: No. RM: 00.69.85.46 Umur: 40 tahun Diagnosis: Ca Mammae dextra stadium IV Masuk RS untuk mendapat kemoterapi V, pasien mendapat doksorubisin 75mg dalam cairan infus dextrose 5% 100cc, paklitaksel 260mg dalam intralit 500cc, serta diberi injeksi deksametason 2 ampul, ondansetron 8mg, serta difenhidramin 2 ampul. Pasien mengalami mual-muntah setelah kemoterapi. Objektif: Data lab: Hgb 12.0 g/dl Hct 34.5 % MCV 82 fl MCH 30.1 pg McHc 34.7 g/dl AL 4.200 AT 346 Suhu tubuh 37o C Tekanan darah 120/80 mmHg Penatalaksanaan: Diberi injeksi deksametason 2 ampul, serta diberi injeksi deksametason 2 ampul, ondansetron 8mg, serta dipenhidramin 2 ampul sebagai pre medikasi kemoterapi. Penilaian: 1. a. Doksorubisin merupakan obat sitotoksik penyebab mual muntah kelas III

(sedang) dengan angka kejadian 30%-90%. b. Paklitaksel adalah agen kemoterapi penyebab mual-muntah kelas II (rendah) dengan angka kejadian 10%-30%.

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe akut. 3. Dosis ondansetron kurang. 4. Menurut guideline, pasien tidak perlu diberi difenhidramin.

Rekomendasi: 1. Menurut guideline, pasien yang mengalami mual-muntah tipe akut perlu

diberi antagonis serotonin yaitu tropisetron 5 mg oral atau ondansetron 8mg ditambah deksametason 20 mg.

2. Dosis ondansetron ditambah, menurut referensi dosis ondansetron adalah 1-2 jam sebelum terapi atau dengan injeksi i.v lambat. 8mg sesaat menjelang kemoterapi dan 8 mg oral tiap 12 jam sekali sampai 5 hari kemudian.

3. Diresepkan obat antimual-muntah untuk mengatasi mual-muntah yang lebih parah dan tidak dapat dimonitor oleh tenaga medis (pasien mengalami mual-muntah diluar rumah sakit).

Page 82: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

65

Tabel XXVIII. Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada kasus IV di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Subjektif: No. RM: 01.19.34.27 Umur: 38 tahun Diagnosis: Ca Mammae dextra stadium IIIB Pasien dirawat untuk menjalani kemoterapi I. Obat yang digunakan untuk kemoterapi adalah injeksi siklofosfamid 700mg, injeksi doksorubisin 70 mg, fluorourasil 700 mg, diberi injeksi ondansetron dan deksametason. Beberapa jam setelah obat-obatan kemoterapi masuk pasien mual namun tidak muntah hingga saat pasien pulang.. Objektif: Data lab:

WBC (4.8-10.8) 10.3 x103 MCV 78.3 NE 70.9 = 7.3 x103 MCH 26.0 LY 21.1 = 2.2 x103 MCHC 33.0 MO 6.7 = 0.7 x103 RDW 15.0 EO 1.2 = 0.1 x103 PLT (150-450) 658 BA 0.1 = 0.0 x103 MPV 6.8 RBC (4.7-6.1) 4.86 x106 PCT 0.444 HGB 12.6 PDW 15.9 HCT 38.1

Tekanan darah 130/80 mmHg Nadi 70 kali/menit Nafas 20 kali/menit Penatalaksanaan: Diberi injeksi ondansetron 1 ampul ditambah deksametason 1 ampul sebelum kemoterapi. Penilaian: 1. a. Siklofosfamid merupakan agen kemoterapi penyebab mual-muntah kelas IV dengan

frekuensi kejadian >90%. b. Doksorubisin merupakan obat sitotoksik penyebab mual muntah kelas III (sedang) dengan angka kejadian 30%-90%. c. Fluorourasil merupakan agen kemoterapi penyebab mual-muntah kelas II dengan frekuensi kejadian 10-30%.

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe akut. 3. Ketika pulang, pasien tidak diresepkan antimual-muntah. 4. Dosis ondansetron kurang. Rekomendasi: 1. Sesuaikan dosis ondansetron, menurut referensi ondansetron oral adalah 1-2 jam

sebelum terapi atau dengan injeksi i.v lambat. 8 mg sesaat menjelang kemoterapi dan 8 mg oral tiap 12 jam sekali sampai 5 hari kemudian.

2. Resepkan obat anti emetik (ondansetron tablet) untuk dibawa pulang guna mengantisipasi efek samping mual-muntah yang tidak termonitor oleh tenaga medis (pasien mengalami mual-muntah diluar rumah sakit).

3. Monitor keadaan pasien guna mencegah agar efek samping mual tidak bertambah parah. Kasus ini juga terjadi pada RM no. 01.18.42.64; 01.18.74.58; 01.19.16.22; 01.18.21.59; 01.18.42.65; 01.20.20.60; 01.20.41.34; 01.20.20.20; 01.14.92.37; 01.19.76.51; 01.16.32.23; 01.19.96.49; 01.20.74.94; 01.19.63.68; 01.14.10.65; 01.19.37.93.

Page 83: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

66

Tabel XXIX. Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada kasus V di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Subjektif: No. RM: 01.19.88.44 Umur: 36 tahun Diagnosis: Ca Mammae stadium IV metastase paru-paru dan hepar. Masuk RS untuk mendapat kemoterapi I, pasien mendapat doksorubisin 70 mg dalam cairan infus NaCl 0.9% 100cc, paklitaksel 300mg dalam intralit 500cc. Pasien mengalami mual-muntah 2 hari setelah kemoterapi dan diberi ondansetron oral 3 kali sehari. Objektif: Data lab: WBC : 5,41.103 (4-11) Neut# : 3,26 (2,0-7,5) Lymph# : 1,44 (1,5-4,0) Mono # : 0,47 (0,2-0,6) Eo # : 0,16 (0,0-0,4) Ba # : 0,08 (0,0-0,1) Neut% : 60,1 (40-75) Lymp% : 26,7 (20-45) Mono% : 8,7 (2,0-8,0)

Eo % : 3,0 (1,0-6,0) Ba% : 1,5 (0,0-1,0) RBC : 4,67.106 (3,80-5,80) HGB : 12,4 (11,5-16,5) HCT : 39,6 (40-54) MCV : 84,8 (76-96) MCH : 26,6 (27-32) MCHC : 31,3 (30-35) PLT : 512.103 (150-450)

Suhu tubuh 37o C Tekanan darah 120/80 mmHg Penatalaksanaan: Pasien mengalami mual-muntah 2 hari setelah kemoterapi dan diberi ondansetron oral 3 kali sehari selama 2 hari. Penilaian: 1. a. Doksorubisin merupakan obat sitotoksik penyebab mual muntah kelas III

(sedang) dengan angka kejadian 30%-90%. b. Paklitaksel adalah agen kemoterapi penyebab mual-muntah kelas II

(rendah) dengan angka kejadian 10%-30%. 2. Pasien mengalami mual-muntah tipe delayed. 3. Pada saat pulang pasien tidak diresepkan antimual muntah. 4. Pemakaian ondansetron tidak sesuai dengan referensi. Rekomendasi: 1. Menurut guideline, pasien yang mengalami mual-muntah tipe delayed perlu

diberi deksametason 4-8 mg 1 atau 2 kali sehari selama 2-4 hari sebagai single agent atau dikombinasikan dengan metoklopramid 10-30 mg oral atau proklomerasin 10-15 mg atau domperidon 10-20mg selama 2-4 hari.

2. Resepkan obat antimual-muntah untuk mengatasi mual-muntah yang diderita pasien.

3. Monitor keadaan pasien terutama untuk efek samping mual muntah yang tidak termonitor oleh tenaga medis (pasien mengalami mual-muntah diluar rumah sakit).

Page 84: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

67

Tabel XXX. Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada kasus VI di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Subjektif: No. RM: 01.16.25.23 Umur: 55 tahun Diagnosis: Ca Mammae sinistra Dirawat untuk kemoterapi I, pasien kemoterapi mendapat injeksi siklofosfamid 700 mg, epirubisin 70 mg. Pasien juga mendapat antimual muntah yaitu deksametason dan ondansetron. Pascakemoterapi pasien mengalami mual-muntah. Objektif: Data lab:

WBC (4.8-10.8) 5.9 x 103

RBC (4.5-5.5) 4.45 x106

HGB (13-17) 12.0 HCT (40-50) 32.3 MCV (82-92) 90.3 MCH (27-33) 27.0 MCHC (32-36) 29.9 PLT (150-450) 264

Tekanan darah 110/70 mmHg Nadi 84 kali/menit Penatalaksanaan: Untuk pre medikasi pasien mendapat ondansetron 8 mg dan deksametason 1 ampul, dan untuk post medikasi pasien mendapat ondansetron 8 mg sebanyak 10 tablet untuk diminum 3 kali sehari. Penilaian: 1. a. Siklofosfamid merupakan obat sitostatik penyebab mual-muntah kelas IV

(tinggi) dengan angka kejadian lebih dari 90%. b. Epirubisin merupakan obat sitostatik penyebab mual-muntah kelas III (sedang) dengan angka kejadian 30-90%

2. Pasien mengalami mual-muntah tipe akut. 3. Menurut referensi, dosis ondansetron berlebih, seharusnya ondansetron digunakan

2 kali sehari atau tiap 12 jam sekali selama 5 hari. Rekomendasi: 1. Menurut guideline, pasien yang mengalami mual-muntah tipe akut perlu diberi

antagonis serotonin yaitu tropisetron 5 mg oral atau ondansetron 8 mg ditambah deksametason 20 mg.

2. Sesuaikan dosis ondansetron dengan dosis referensi, yaitu 1-2 jam sebelum terapi atau dengan injeksi i.v lambat. 8 mg sesaat menjelang kemoterapi dan 8 mg oral tiap 12 jam sekali sampai 5 hari kemudian.

3. Monitor keadaan pasien pasca kemoterapi terutama untuk efek samping mual muntah yang tidak bisa dimonitor oleh tenaga medis (pasien mengalami mual-muntah diluar rumah sakit).

Kasus ini juga terjadi pada RM no. 01.16.25.23; 01.20.97.39; 00.68.22.34; 01.18.60.74; 01.17.55.89.

Page 85: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

68

Tabel XXXI. Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada kasus VII di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Subjektif: No.RM: 00.68.22.34 Umur:42 tahun Diagnosis: Ca Mammae Dextra stadium IIIA post mastectomy tahun 2004 Pasien dirawat untuk menjalani kemoterapi IV, pasien mendapat injeksi Siklofosfamid 700 mg. Masalah keperawatan selama dirawat yaitu mual muntah. Objektif: Data lab: WBC 6.6x103 MCV 86.0 NE 62.2 = 4.1 x103 MCH 30.5 LY 23.6 = 1.6 x103 MCHC 35.5 MO 12.1 = 0.8 x103 RDW 19.7 EO 2.0 = 0.1 x103 PLT 335 BA 0.1 = 0.0 x103 MPV 6.3 RBC 3.87x103 PCT 0.212 HGB 11.8 PDW 16.4 HCT 33.3

Suhu tubuh 36.40 C Tekanan darah 110/70 mmHg Nadi 80 kali/menit Nafas 20 kali/menit Penatalaksanaan: Diberi injeksi ondansetron 8 mg. Pada saat pulang diresepkan Vomceran® (ondansetron HCl) 8 mg sebanyak 10 tablet untuk pemakaian 3 x 1 sehari dan Frazon® (ondansetron HCl) untuk pemakaian 3 x 1 sehari. Penilaian: 1. Siklofosfamid merupakan obat sitotoksik penyebab mual-muntah kelas IV (tinggi)

dengan angka kejadian lebih dari 90%. 2. Dosis ondansetron berlebih. 3. Pasien menerima dua jenis obat dengan indikasi yang sama, yaitu ondansetron

(Frazon® atau Narfoz®) sebagai antimual muntah 4. Pasien berpotensi mengalami mual-muntah. Rekomendasi: 1. Sesuaikan dosis ondansetron dengan dosis referensi, yaitu 1-2 jam sebelum terapi

atau dengan injeksi i.v lambat. 8 mg sesaat menjelang kemoterapi dan 8 mg oral tiap 12 jam sekali sampai 5 hari kemudian.

2. Untuk menghindari adanya terapi obat yang tidak perlu, pilih salah satu jenis obat saja dengan indikasi yang sama (Frazon® atau Narfoz®) selama terapi.

3. Menurut guideline, perlu ditambahkan obat sebagai adjuvan mual muntah yaitu deksametason 20 mg.

4. Pasien berpotensi mengalami mual muntah sehingga perlu dilakukan pemantauan keadaan pasien terkait kejadian mual-muntah yang mungkin terjadi.

Page 86: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

69

Tabel XXXII. Evaluasi penatalaksanaan mual-muntah pasca kemoterapi pada kasus VIII di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Subjektif: No.RM: 01.16.94.19 Umur: 46 tahun Diagnosis: Ca Mammae stadium IIIB Pasien dirawat untuk menjalani kemoterapi II. Selama kemoterapi mendapat injeksi doksorubisin 70 mg, deksametason, difenhidramin, ondansetron 8 mg. Objektif: Suhu tubuh 360 C Tekanan darah 120/80 mmHg Penatalaksanaan: Diberi injeksi deksametason, dipenhidramin dan ondansetron 8 mg. Pasien mengalami mual muntah setelah menerima kemoterapi. Saat pulang pasien tidak diberi obat antimual-muntah untuk mengatasi mual muntah yang dideritanya. Penilaian: 1. Doxorubisin merupakan obat sitotoksik penyebab mual muntah kelas III

(sedang) dengan angka kejadian 30%-90%. 2. Pasien mengalami mual muntah tipe akut. 3. Menurut guideline, untuk mengatasi mual muntah pasien tidak perlu diberi

difenhidramin. 4. Dosis ondansetron kurang. Rekomendasi: 1. Menurut guideline, pasien yang mengalami mual-muntah tipe akut perlu

diberi antagonis serotonin yaitu tropisetron 5 mg oral atau ondansetron 8mg ditambah deksametason 20 mg.

2. Sesuaikan dosis ondansetron, menurut dosis referensi ondansetron adalah 1-2 jam sebelum terapi atau dengan injeksi i.v lambat. 8 mg sesaat menjelang kemoterapi dan 8 mg oral tiap 12 jam sekali sampai 5 hari kemudian.

Kasus juga terjadi pada RM no. 00.69.85.46

E. Dampak Terapi Kanker Payudara

1. Dampak pasien kanker payudara

Pada kasus kanker payudara ini, sebagian besar pasien datang ke RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta untuk menjalani terapi kanker payudara dengan stadium

yang sudah lanjut yaitu stadium III dan IV. Hal ini kemungkinan karena

Page 87: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

70

keterlambatan pasien menyadari penyakitnya serta mengabaikan tanda dan gejala

kanker payudara. Penentuan stadium ini nantinya sangat berpengaruh pada proses

terapi yang akan diterima masing-masing pasien. Semakin tinggi stadiumnya

maka tingkat kesembuhannya akan semakin kecil.

11.11

72.22

16.67

0

20

40

60

80

%

1

PERSENTASE DAMPAK PASIEN KANKER PAYUDARA

SembuhMembaikBelum Sembuh

Gambar 7. Persentase dampak pasien kanker payudara pasca kemoterapi di

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Dampak pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 yaitu 11% sembuh, 72% membaik, dan 17% pasien belum

sembuh. Ada 11% pasien kanker payudara keluar dari rumah sakit dalam keadaan

sembuh. Berdasarkan penelitian, hal ini bisa terjadi karena stadium kanker

payudara pasien masih dini (stadium I, II dan IIIA) dan operable. Tingkat

kesembuhan pasien ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain kesadaran

pasien untuk mendeteksi penyakitnya secara dini dengan pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI) dan mamografi, serta terapi farmakologis dan non-

farmakologis yang diterima pasien. Terapi farmakologis yaitu dengan kemoterapi

dan obat-obatan lain yang mendukung seperti yang telah dibahas sebelumnya.

Sedangkan terapi non-farmakologis untuk pasien kanker payudara di RSUP Dr.

Page 88: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

71

Sardjito Yogyakarta dilakukan dengan pengontrolan asupan makanan pasien yaitu

diet tinggi kalori tinggi protein (diet TKTP) serta memotivasi pasien.

2. Dampak terapi mual-muntah pasca kemoterapi

Pada penelitian ini dapat disimpulkan pula dampak pasien yang

mengalami mual-muntah pasca kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

yaitu pasien masih mengalami mual, membaik dan sembuh. Berdasarkan strandar

terapi, pasien diresepkan obat anti emetik sebagai tindakan preventif post

kemoterapi serta perlu dilakukan monitoring untuk kejadian mual-muntah yang

tidak termonitor oleh tenaga medis.

Tabel XXXIII. Persentase dampak pasien yang mengalami mual-muntah pasca kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Dampak Prosentase (%) Mual 25

Membaik 50 Sembuh 25

F. Rangkuman Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penatalaksanaan mual-muntah

pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

tahun 2005. Jenis penelitian ini yaitu non-eksperimental dengan mengikuti

rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Pengambilan data

dilakukan dengan mencatat rekam medik pasien kemudian menganalisisnya

dengan melihat pada Drug Related Problems (DRPs) yang dialami pasien selama

menjalani kemoterapi. Sepanjang tahun 2005 tercatat ada 72 yang menjalani

kemoterapi. Pasien kanker payudara paling banyak pada interval umur 45-51

Page 89: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

72

tahun yaitu sebanyak 30%. Kanker payudara paling banyak ditemukan pada

stadium IV yaitu sebanyak 45%. Terapi yang diterima oleh pasien kanker

payudara paling banyak adalah operasi dan kemoterapi yaitu sebesar 67%. Jenis

penyakit penyerta terbanyak adalah hipertensi sebanyak 7 kasus.

Hasil penelitian menunjukan selain obat-obat sitotoksik digunakan pula

obat-obat lain yang mendukung dalam proses terapi pengobatan kanker payudara

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Obat-obat tersebut yaitu obat susunan saraf

34,7%; obat kardiovaskuler 19,4%; obat saluran nafas 5,5%; obat saluran cerna

48,6%; obat ginjal dan saluran kemih 1%; anti alergi 1%; cairan untuk

keseimbangan air elektrolit, dialisis dan nutrisi 4%; anti diabetik 3%; vitamin,

mineral dan metabolitropikum 63,8%; anti infeksi 26,3%; imunosupresan dan

imunodulator 11%; antineoplastik 100%; obat yang mempengaruhi darah 12,5%;

anti emetik 65,3% dan sediaan tambahan 13,8%.

Dari 72 pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi, terdapat 36

pasien mengalami mual-muntah. Sebanyak 36 pasien tersebut terdapat 112 kali

kemoterapi dengan 38 kasus kemoterapi yang mengalami DRPs yaitu terapi obat

tidak perlu sebanyak 5 kasus, dosis terlalu tinggi 6 kasus, dosis terlalu rendah

sebanyak 19 kasus, perlu tambahan terapi obat sebanyak 21 kasus dan pilihan obat

tidak tepat sebanyak 1 kasus. Beberapa kasus memiliki kesamaan DRPs sehingga

dapat diringkas menjadi 8 kasus DRPs yang mewakili kasus-kasus lain yaitu 6

pasien mengalami mual-muntah tipe akut, 1 pasien mengalami mual-muntah tipe

delayed serta 1 pasien berpotensi mengalami mual-muntah.

Page 90: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

73

Persentase dampak pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta tahun 2005 yaitu 11% sembuh, 72% membaik, dan 17%

belum sembuh. Persentase dampak terapi mual-muntah pada pasien kanker

payudara pasca kemoterapi yaitu 25% pasien mual, 50% membaik dan 25%

sembuh. Berikut ringkasan evaluasi penatalaksanaan mual-muntah dalam kajian

Drug Related Programs (DRPs) disajikan dalam tabel.

Tabel XXXIV. DRPs, terapi obat tidak perlu pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Kasus Problem Assessment Recommendation II Mual-muntah tipe

akut Pasien mendapat 2 obat dengan indikasi yang sama yaitu ondansetron serta mendapat difenhidramin untuk pre kemoterapi.

Pilih salah satu jenis obat saja dengan indikasi yang sama selama terapi dan sesuaikan dosisnya dengan dosis referensi. Menurut guideline, pasien tidak perlu diberi difenhidramin.

III Mual-muntah tipe akut

Pasien mendapat difenhidramin untuk pre kemoterapi.

Menurut guideline, pasien tidak perlu diberi difenhidramin.

VII Pasien berpotensi mengalami mual-

muntah

Pasien mendapat 2 obat dengan indikasi yang sama yaitu ondansetron

Pilih salah satu jenis obat saja dengan indikasi yang sama selama terapi dan sesuaikan dosisnya dengan dosis referensi.

VIII Mual-muntah tipe akut

Pasien mendapat difenhidramin untuk pre kemoterapi.

Menurut guideline, pasien tidak perlu diberi difenhidramin.

Tabel XXXV. DRPs, dosis terlalu tinggi pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Kasus Problem Assesment Recomendation

VI, VII

Mual-muntah Pasien mendapat ondansetron 8 mg sebanyak 10 tablet untuk diminum 3 kali sehari.

Menurut referensi, dosis ondansetron berlebih, seharusnya ondansetron digunakan 2 kali sehari atau tiap 12 jam sekali selama 5 hari.

Page 91: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

74

Tabel XXXVI. DRPs, dosis terlalu rendah pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Kasus Problem Assessment Recommendation II, III,

IV, VIII Mual-muntah Diberi injeksi

ondansetron 1 ampul ditambah deksametason 1 ampul sebelum kemoterapi, setelah kemoterapi tidak diberi antiemetik. Dosis ondansetron kurang.

Menurut referensi ondansetron oral adalah 1-2 jam sebelum terapi atau dengan injeksi i.v lambat. 8 mg sesaat menjelang kemoterapi dan 8 mg oral tiap 12 jam sekali sampai 5 hari kemudian.

Tabel XXXVII. DRPs, perlu tambahan terapi obat pada pasien kanker payudara

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 Kasus Problem Assessment Recommendation

I Mual-muntah tipe akut

Pasien tidak diberi obat antimual-muntah dan pada saat pulang juga tidak diresepkan obat antimual-muntah.

Menurut guideline, pasien sebaiknya diberi antagonis serotonin untuk mengatasi mual muntah yaitu tropisetron 5 mg atau ondansetron 8mg ditambah deksametason 20 mg.

II, VIII Mual-muntah tipe akut

Pasien memerlukan obat ondansetron oral selama 5 hari setelah kemoterapi sebagai tindakan kontinuitas dalam terapi.

Berikan dan sesuaikan dosis ondansetron dengan dosis referensi yaitu 1-2 jam sebelum terapi atau dengan injeksi i.v lambat. 8 mg sesaat menjelang kemoterapi dan 8 mg oral tiap 12 jam sekali sampai 5 hari kemudian.

IV Mual-muntah tipe akut

Pasien tidak diresepkan anti emetik untuk dibawa pulang guna mengantisipasi efek samping mual-muntah yang tidak termonitor oleh tenaga medis.

Pasien butuh obat anti emetik (ondansetron) untuk dibawa pulang guna mengantisipasi efek samping mual-muntah yang tidak termonitor oleh tenaga medis.

V Mual-muntah tipe delayed

Mual-muntah 2 hari setelah kemoterapi dan diberi ondansetron oral 3 kali sehari selama 2 hari. Pada saat pulang pasien tidak diresepkan antimual muntah.

Resepkan obat antimual-muntah untuk mengatasi mual-muntah yang diderita pasien.

Page 92: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

75

Tabel XXXVIII. DRPs, pilihan obat tidak tepat pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Kasus Problem Assessment Recommendation V Mual-muntah tipe

delayed Mual-muntah 2 hari setelah kemoterapi dan diberi ondansetron oral 3 kali sehari selama 2 hari.

Menurut guideline, pasien yang mengalami mual-muntah tipe delayed perlu diberi deksametason 4-8 mg 1 atau 2 kali sehari selama 2-4 hari sebagai single agent atau dikombinasikan dengan metoklopramid 10-30 mg oral atau proklomerasin 10-15 mg atau domperidon 10-20mg selama 2-4 hari

Page 93: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

terbanyak umur 45-51 tahun (30%), stadium IV sebanyak 32 kasus (45%),

jenis terapi terbanyak dilakukan operasi dan kemoterapi (67%), jenis penyakit

penyerta terbanyak yaitu hipertensi (7 kasus).

2. Pada penelitian ini ditemukan 14 kelas terapi obat dalam kasus kanker

payudara pasca kemoterapi, diantaranya yaitu anti emetik 65,3%; vitamin,

mineral, dan anti metabolitropikum 63,8%.

3. Penatalaksanaan mual dan muntah tipe akut dengan pemberian terapi

antiemetik sebelum kemoterapi kemudian diulang dalam waktu 24 jam. Untuk

mual-muntah kelas tinggi, sedang, rendah dan minimal disesuaikan dengan

guideline. Mual dan muntah tipe delayed dengan melanjutkan terapi

profilaksis sebelumnya hingga 2-3 hari setelah kemoterapi.

4. Dari 72 pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005, terdapat 36 pasien mengalami mual dan muntah

dengan 112 kali kemoterapi dan terdapat 38 kasus kemoterapi yang

mengalami DRPs yaitu terapi obat tidak perlu (5 kasus), dosis terlalu tinggi (6

kasus), dosis terlalu rendah (19 kasus), perlu tambahan terapi obat (21 kasus)

dan pilihan obat tidak tepat (1 kasus).

76

Page 94: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

77

5. Dampak pasien kanker payudara pasca kemoterapi yaitu 11% sembuh, 72%

membaik, dan 17% belum sembuh.Dampak terapi mual dan muntah pada

pasien kanker payudara pasca kemoterapi yaitu 25% pasien mual, 50% pasien

membaik dan 25% pasien sembuh.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian mengenai efek samping mual dan muntah pasca

kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

pada periode selanjutnya.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai efek samping mual dan muntah pasca

kemoterapi selain pada kasus kanker payudara.

3. Perlu adanya standar terapi penatalaksanaan efek samping pasca kemoterapi

pada pasien kanker payudara terutama mual dan muntah agar tercapai

keefektifan terapi.

Page 95: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000a, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2000b, Pathophysiology and Types of Breast Cancer,

http://ylb1.bol.ucla.edu/pathophysiology.htm,. diakses pada 23 April 2006.

Anonim, 2000c, Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito edisi 2,

Medika Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta Anonim, 2002, Medical Oncology Treatment Policy Guidelines, 8th edition,

hal. 26-32, Royal Adelaide Hospital Cancer Centre Calvary Cancer Centre Remote Clinics (Broken Hill/Northern Territory)

Anonim, 2002a, Fever and Neutropenia Treatment Guidelines for Patient

with Cancer, NCCN and ACS, USA. Anonim, 2003a, Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini, 5-7,78,79, RS

Dharmais Pustaka Populer Obor, Jakarta. Anonim, 2003b, RS Dr. Sardjito, http://www.pdpersi.co.id., diakses pada 23

April 2006. Anonim, 2003c, Cancer Fact and Figures,

http://www.americancancersociety.com., diakses pada 23 April 2006. Anonim, 2004a, Pedoman Penatalaksanaan Kanker Solid, Risalah Seminar

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Bakornas Hompedin, Yogyakarta, 1-24.

Anonim, 2004b, Breast Cancer Diagnosis,

http://www.imaginis.com/breasthealth/earlydetection.asp., diakses pada tanggal 3 Mei 2006

Anonim, 2005, Cancer and Oncology, http:/globocan.bmjrnl.gov., diakses

pada 3 Mei 2006. Anonim, 2006a, Managing Side Effects Treatment and Prevention,

http://www.patient.cancerconsultants.com/supportive_treatment.aspx?id=992. diakses pada 9 Februari 2006.

78

Page 96: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

79

Anonim, 2006b, Chemotherapy-Induced Nausea and Vomiting, http://www.cancernausea.com., diakses pada 3 Mei 2006.

Anonim, 2006c, Nausea and Vomitus,

http://www.meb.unibonn.de/cancer.gov/CDR.0000062747.htm, diakses pada 3 Mei 2006.

Anonim, 2007, Cancer, http://www.wikipedia.org/wiki/cancer, diakses pada

tanggal 4 Januari 2007 Anonim, 2007b, Breast Cancer, http://www.nccn.org/profesional/physician-

gls/PDF/breast.pdf, diakses pada April 2007 Anonim, 2007c, Antiemesis, http://www.nccn.org/profesionals/physician-

gls/PDF/antiemesis.pdf, diakses pada April 2007 Anonim, 2007d, Chemotherapy, http://www.cancerclinic.com.sg, diakses

pada Mei 2007 Anonim, 2007e, Mecanism of Nausea and Vomiting,

http://www.nauseaandvomiting.co.uk, diakses pada Mei 2007 Anonim, 2007f, Breast Cancer,

http://www.taconihills.k12.ny.us/.../breastcancer.jpg, diakses pada Mei 2007

Bland, K.I., Vezerdis, M.P., Copeland, E.M., Breast in: Schwartz, S.I.,

Shires, G.T., Spencer, F.C., Daly, J.M., Fischer, J.E., Galloway, A.C., (Eds), 1999, Principles of Surgery vol.1, 7th international editions, The McGraw Hill Inc., New York, 533 – 600

Cipolle, R.S., Strand, L.M., Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care

Practise, McGraw-Hill, New York, 73-111 Damayanti, M.S., 2006, Evaluasi Penatalaksanaan Mual-Muntah pada

Kasus Kanker Payudara Pasca Kemoterapi di RSUP Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2004-Juni 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Davey, P., 2005, Medicine at a Glance, diterjemahkan oleh Annisa

Rahmalia dan Cut Novianty, Erlangga, Jakarta, 334-342 DiPiro, C.V and Taylor, A.T, 2005, Nausea and Vomiting in DiPiro, J.T.,

Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., and Posey, L.M.,

Page 97: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

80

Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th ed The McGraw_Hill Companies, Inc., USA, 665-675

Hamilton, C.W., 2006, Breast Cancer in Wells, B.G., DiPiro, J.T.,

Schwinghammer, T.I., Hamilton, C.W., Pharmacotherapy Handbook, 6th International edition, (Eds), The McGraw_Hill Companies, Inc., USA, 614-621

Moningkey, S., 2000, Epidemiologi Kanker Payudara dan Pengendaliannya,

Medika th. XXVI, Jakarta, 5, 326-329 Nafrialdi, S.G., 1995, Antikanker dan Imunosupresan dalam Sulistia, G.G.,

Setiabudy, R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti, Nafrialdi, (Eds.), Farmakologi dan Terapi, edisi IV (dgn perbaikan), Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 686-701

Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran

dan Kesehatan, edisi 1, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 197 Prayogo, N., 2003, Prinsip Pengobatan dan Penatalaksanaan Obat

Kemoterapi , dalam Pelatihan Perawatan Pasien Kanker dengan Kemoterapi di RSUP Kanker Dharmais, Jakarta.

Sutarni, N., 2003, Asuhan Keperawatan pada Pasien Kemoterapi, dalam

Pelatihan Perawatan Kanker dengan Kemoterapi di RSUP Dharmais, Jakarta.

Walsh, T.D., 1997, Kapita Selekta Penyakit dan Terapi (Symptom Control),

alih bahasa oleh dr. Caroline Wijaya; (ed) dr. Erlan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 309-314

Yuliani, S. H., 2000, Kanker Payudara: Apa yang perlu Anda Ketahui? in:

Yuswanto, A.G., Sinaradi, F., Kanker, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Yunita, L., 2004, Evaluasi Penatalaksanaan Mual-Muntah Pada Kasus

Kanker Leher Rahim di RSUP Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2004, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Velde, C.J.H., 1999, Tumor Payudara in Velde, C.J.H, Bosman F.T.,

Wagener, D.J.T., (Eds), Onkologi, edisi 5, Panitia Kanker RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 467-492

Page 98: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

Lampiran 1. Surat ijin penelitian dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

81

Page 99: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

82

Lampiran 2. Data Pasien Kanker Payudara Pasca Kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 No No RM Umu

r Riwayat penyakit Diagnosis

Utama LP Tindakan Keluhan Obat Tanggal

pemberian Hasil Lab

dan non lab Outcome

1 1.17.82.14

41 th OS menderita Ca Mamae Dextra sejak 3 tahun yll. Post operasi tetapi belum kemoterapi/ radioterapi . + 1 TSMRS tumor muncul lagi disarankan radioterapi tetapi belum dijalani. + 3 BSMRS OS periksa RSS mondok 6 hari di bagian bedah, tidak ada tindakan operasi, hanya disarankan radioterapi + 1 BSMRS OS menjalani Radioterapi sampai 16x, selama ini OS tidak mengeluh gejala lain kecuali tumor yang semakin besar dan berair + HSMRS OS kontrol poli tulip pro kemoterapi I (seri I, rencana 6x, dengan interval 21 hari)

Locally Advanced Breast Cancer

2 hr kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (-)

D5% lini Nerviton E (1x1) Diet TKTP Xelloda 500 mg (III – 0 – II) Protokol 3 bulan : 2 minggu xeloda masuk kemudian 1 minggu istirahat, 2 x sehari , 3 kapsul pagi, 2 kapsul malam, 30 menit setelah makan (1 kapsul 500 mg)

05/05/05 05/05/05 AT: 279 AL: 8,59 AE: 4,85 Hb : 12,5 Hmt:39,4

KU sedang, CM gizi cukup TD = 120/80 N = 84x IK = 70%

Membaik

2a 1.18.00.33 55 th OS telah menjalani MRM

Ca Mamae Dextra T2N0M0

3 hr Kemoterapi 1

Digest (1x1) Vomceran(3x4mg) Q-ten (1x1) Epirubicin 10 mg Epirubicin 50 mg Endoxan 1 g Vomceran 80 g Dexametazon Pantozol

05/05-06/05 05/05-06/05 05/05-06/05

04/05/05 04/05/05 04/05/05

04/05-05/05 04/05/05 04/05/05

04/05/05 Hb : 12,0 AE : 4,1 AL : 7400 KED : 20 Hmt : 37 AT : 295000

Membaik

b 1.18.00.33 55 th OS telah menjalani MRM

Ca Mamae Dextra T2N0M0

2 hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (-)

Endoxan 800 mg Epirubicin 80 mg Pantozol Vomceran Dexametason Pantozol (1x1) Vomceran (3x1) Nerviton E (1x1) Q-ten (1x1)

25/05/05 25/05/05 25/05/05 25/05/05 25/05/05 26/05/05 26/05/05 26/05/05 26/05/05

TD = 110/70 N = 80 S = 36,5 25/05/05

WBC: 7,0.103 RBC : 4,41.106 HGB: 12,4 HCT: 40,5 MCV:91,8 MCH:28,1 MCHC:-30,6 PLT: 400.103

Neut : 61,4% Neut : 4,3. 103

Membaik

c 1.18.00.33 55 th OS telah menjalani MRM

Ca Mamae Dextra T2N0M0

1 hr Kemoterapi 4

Q-ten (2x1) Pantozol Kytril Dexamethason

07/07/05 07/07/05 07/07/05 07/07/05

05/07/05 Hb: 12,4 LED: 28 AL : 4000

Rehab dubia

Page 100: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

83

Epirubicin 70 mg Endoxan 750 mg

07/07/05 07/07/05

HCT : 36 AE: 4,16 AT: 424.000

3a

*

1.18.42.64 45 th OS menderita Ca.Mamae Sinistra sejak 1 tahun yang lalu. Post operasi OS belum menjalani khemoterapi atau Radioterapi. + ½ BSMRS muncul benjolan di tempat yang sama dilakukan operasi lagi di periksa PA dgn NOWT = 03-2193 tgl 20/04/05 : Ca Mamae Ductal Infiltratif dengan metastase ke kelenjar axilla OS dikirim ke RSS Poli Tulip. HMRS OS datang poli Tulip RSS pro SS I (6 seri, interval 21 hari)

Ca Mamae Ductal Infiltratif T4N1M0

4 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi mual (-) muntah (-) nyeri (+)

Diet TKTP Neurovit E 1 x 1 Regimen SS :

Endoxan 900 mg Doxorubicin 90 mg

Protokol Kemoterapi: a. Pre Medikasi :

Inj. Frazon 8 mg/iv Inj.Dexamethason 2 ampul/iv

b. Regimen SS : Endoxan 900 mg dlm D5% 100 cc

30 menit Doxorubicin 90 mg dlm D5% 100 cc 30 menit

04/05-07/05 04/05-07/05

07/05/05 07/05/05 07/05/05

TD = 130/80 N = 84 R = 20 06/05/05 Hb : 11,9 AL : 5,17 AT : 26 AE : 3,86 Hmt:37,2

Belum sembuh

b 1.18.42.64 45 th OS menderita Ca.Mamae Sinistra yang tegak dgn pemeriksaan PA. Telah dilakukan operasi 2x, dan kemoterapi 1x. Awalnya muncul benjolan sebesar kelereng pada payudara kiri dan benjolan pada ketiak. Kemo I mual (-) rambut rontok (+) dan benjolan ketiak mengecil

Ca Mamae Ductal Infiltratif T4N1M0

7 hr Kemoterapi 2

Nyeri boyok Pasca kemoterapi : Mual (-) Muntah (-) Nyeri (+)

Diet TKTP Inf. NaCl 0,9% Roborantin 1 x 1 Regimen SS : Endoxan 900 mg Doxorubicin 90 mg Protokol kemoterapi : 1. Ondancentron 8mg/iv Dexametason

5amp/iv Inf.NaCl 0,9% 30 tpm

2. Endoxan 900 mg dlm NaCl 0,9% 100 cc 30 tpm Flug dgn NaCl 0,9% 250 cc 60 tpm

3. Doxorubicin 90 mg dlm NaCl 0,9% 100 cc 30 tpm Flug dgn NaCl 0,9% 250 cc 60 tpm

19/08-21/08 19/08-24/08 19/08-24/08

22/08/05

KU baik, gizi cukup TD = 120/80 N = 80 R = 18 18/08/05

WBC:5,55.103 Neut#: 3,31 Lymph# : 1,31 Mono# : 0,81 Eo #: 0,0 Ba # : 0,03 RBC: 3,81.106

HGB: 11,4 HCT : 35,3 MCV: 92,7 MCH: 29,9 MCHC: 32,3 PLT:202.103

Membaik

c 1.18.42.64 45 th OS akan menjalani kemoterapi 3 tetapi karena problem lekopenia dan netropenia sehingga tidak jadi menjalani kemoterapi. OS dianjurkan untuk membeli Neupogen® tetapi tidak mampu sehingga OS pulang atas pemintaan sendiri.

Ca Mamae Ductal Infiltratif T4N1M0

3 hr Kemoterapi 3

mual (-) muntah (-) rambut rontok (-)

Diet TKTP Inf. NaCl 0,9% lini Nerviton E 1 x 1 Cyprofloxacin 2x500 mg

08/09-10/09 08/09-10/09 08/09-10/09 08/09-10/09

TD = 120/70 N = 86 R = 20 08/09/05

WBC: 2,88.103

Neut#: 0,99 Lymph# : 0,94 Mono # : 1,30 Eo #: 0,04 Ba # : 0,01 RBC: 3,45.106

HGB: 10,6 HCT: 31,9

Belum sembuh

Page 101: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

84

MCV:92,5 MCH:30,7 MCHC : 33,2 PLT : 175.103

d 1.18.42.64 45 th Riwayat tumor dalam keluarga (-)

Ca Mamae Ductal Infiltratif T4N1M0

4 hr Kemoterapi 3

Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (-) nyeri (+) sariawan (+)

Diet TKTP + ekstra putih telur Inf. NaCl 0,9% lini Nerviton E 1 x 1 Regimen SS : Endoxan 900 mg Doxorubicin 90 mg Protokol Kemoterapi: 1. Pre medikasi : Narfoz 8 mg/iv

Dexamethason 2amp Inj. Prosongan ½ jam senelum/

sesudah SS 2. Regimen SS : Endoxan 900 mg

dlm NaCl 0,9% 100 cc 30 tpm Doxorubicin 90mg dlm NaCl 0,9% 100 cc 30 tpm

17/19-20/09

17/19-20/09 17/19-20/09

19/09/05

TD = 120/70 N = 86 R = 20 IK = 80% 14/09/05 WBC: 6,5.103

Ne %: 59,8 Ly %: 26,1 Mo % : 13,6 Eo %: 0,2 Ba %: 0,3 Ne #: 3,9.103

Ly #: 1,7.103

Mo # : 0,9.103

Eo #: 0,0.103

Ba # : 0,0.103

RBC: 3,82.106

HGB: 11,9 HCT: 34,8 MCV: 91,0 MCH: 31,2 MCHC: 34,2 PLT: 212.103

17/09/05 WBC: 4,64.103

Neut#: 2,72 Lymph#: 1,18 Mono # : 0,68 Eo #: 0,04 Ba #: 0,02 RBC: 3,63.106

HGB: 11,1 HCT: 34,2 MCV: 94,2 MCH: 30,6 MCHC: 32,5 PLT : 143.103

Membaik

e 1.18.42.64 45 th Menopause + 1 tahun yang lalu Menarkhe + 16 tahun

Ca Mamae Ductal Infiltratif T4N1M0

4 hr Kemoterapi 4

Diet TKTP Inf. NaCl 0,9% lini Roborantin 1 x 1 Regimen SS :

Endoxan 900 mg Doxorubicin 90mg

Metochropropamid Protokol Kemoterapi:

12/10-15/10 12/10-15/10 12/10-15/10

15/10/05

13/10/05

KU sedang, CM, gizi cukup TD = 120/70 N = 86 R = 20 IK = 70% 11/10/05 WBC: 3,2.103

Membaik

Page 102: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

85

a. Pre medikasi : Vomceran 1 ampul/iv Dexamethason 1 ampul (½ am sebelum)

b. Regimen SS : Endoxan 900 mg dlm NaCl 100 cc

30 tpm Doxorubicin 90mg dlm NaCl 100 cc 30 tpm

Ne %: 51,4 Ly %: 27,7 Mo %: 20,6 Eo %: 0,1 Ba % : 0,2 Ne #: 1,6.103

Ly #: 0,9.103

Mo # : 0,7.103

Eo #: 0,0.103

Ba # : 0,0.103

RBC: 3,27.106

HGB: 10,1 HCT: 30,1 MCV: 91,9 MCH: 30,8 MCHC: 33,6 PLT : 179.103

4a

*

1.18.42.65 38 th 12 BSMRS OS merasa ada benjolan di mamae (D) nyeri (-) disarankan u/ operasi. 7 BSMRS benjolan dioperasi dgn PA : Ca Ductal Infiltratif grade II dengan Infiltrasi Papilla 3 MSMRS luka bekas operasi kemerahan (+) DUT (+) Darah (+) Bau (+) nyeri (-) gatal (-), kompres revanol

tidak membaik alkohol 1 MSMRS periksa ke Poli Tulip disarankan kemoterapi HSMRS mondok dan SS I DM (-) HT (-) KB suntik + 5 tahun

Carcinoma Mamae Dextra T4N1M0

7 hr Kemoterapi 1

Ulkus di mamae Pasca kemoterapi: muntah (-) lemas (+) IRF (+)

Diet TKTP Inf. NaCl Regimen SS diberikan 6x dgn interval 21 hari :

Endoxan 600 mg Epirubicin 130 mg 5FU 600 mg

Nerviton E 1 x 1 Protokol Kemoterapi : a. Pre medikasi : inj.Ondansentron 8

mg/iv inj.Dexamethason 5 ampul / iv

b. SS : Endoxan 600 mg dalam D5% 100 cc 30 menit Epirubicin 130 mg dalam D5% 100 cc 30 menit 5FU 600 mg dalam D5% 100 cc 30 menit

06/05-12/05 06/05-12/05

11/05/05

07/05-11/05

KU sedang, CM, gizi cukup TD = 120/80 N = 80x R = 20x IK = 80% 06/05/05 AT : 220 AL : 7,0 AE : 3,83 Hb : 11,9 Hmt : 35,2

Membaik

b 1.18.42.65 38 th Carcinoma Mamae Dextra T4N1M0

6 hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (+) menggigil (+)

Diet TKTP Nerviton E 1 x 1 Sistenol 1 tab Regimen SS : Endoxan 600 mg Epirubicin 130 mg 5FU 600 mg Terapi pulang : Nerviton E 1 x 1 Sotatik (kalau perlu)

01/06-06/06 01/06-06/06

05/06/05 05/06/05

01/06/05 Hb: 12,1 AL: 5,5 AE: 3,97 Hmt : 36,3 AT: 436 S: 53,8 L: 36,1 M: 9,4 E: 0,3 B: 0,4 MCV: 91,4 MCH: 30,5 MCHC: 33,4

Membaik

Page 103: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

86

c 1.18.42.65 38 th Terdapat problem anemia dan leukopenia tetapi masih memenuhi syarat SS

Carcinoma Mamae Dextra T4N1M0

4 hr Kemoterapi 3

Dari bekas luka sering berdarah Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (+) nyeri kepala (+) Rambut rontok (+)

Diet TKTP Nerviton E 1 x 1 Regimen SS :

Endoxan 600 mg Fanmorubicin 130 mg

5FU 600 mg Protokol Kemoterapi: a. Pre medikasi :

inj. Ondansentron 8 mg/iv inj. Dexamethason 5 ampul / iv

b. SS : Endoxan 600 mg dalam D5% 100 cc 30 menit Fanmorubicin 130 mg dalam D5% 100 cc 30 menit 5FU 600 mg dalam D5% 100 cc 30 menit

25/06-28/06 25/06-28/06

27/06/05

TD = 110/80 IK = 70% 25/06/05 WBC: 3,7.103

Ne %: 41,5 Ly %: 39,5 Mo % : 18,0 Eo %: 0,7 Ba % : 0,3 Ne #: 1,5.103

Ly #: 1,5.103

Mo # : 0,7.103

Eo #: 0,0.103

Ba # : 0,0.103

RBC: 3,5.106

HGB: 10,8 HCT: 32,1 MCV: 91,8 MCH: 30,8 MCHC: 33,6 PLT : 403.103

Membaik

d 1.18.42.65 38 th Carcinoma Mamae Dextra T4N1M0

3 hr Kemoterapi 4

Dari bekas luka sering berdarah Pasca kemoterapi : mual (+) muntah (-) Rambut rontok (+)

Diet TKTP Inf. D5% lini Nerviton E 1 x 1 Regimen SS :

Endoxan 600 mg Fanmorubicin 130 mg 5FU 600 mg

Protokol Kemoterapi : a. Pre medikasi :

inj. Ondansentron 8 mg/iv inj. Dexamethason 5 ampul / iv

b. SS : Endoxan 600 mg dalam D5% 100 cc 30 menit Fanmorubicin 130 mg dalam D5% 100 cc 30 menit 5FU 600 mg dalam D5% 100 cc 30 menit

25/07-27/07 25/07-27/07 25/07-27/07

27/07/05

TD = 110/80 N = 100x R = 20x IK = 70% 25/07/05 WBC: 8,0.103

Ne %: 67,9 Ly %: 24,1 Mo % : 6,20 Eo %: 1,0 Ba % : 0,8 Ne #: 5,4.103

Ly #: 1,9.103

Mo #: 0,5.103

Eo #: 0,1.103 Ba # : 0,1.103

RBC: 3,81.106

HGB : 11,7 HCT : 35,2 MCV: 92,2 MCH: 30,6 MCHC : 33,2 PLT : 366.103

Membaik

e 1.18.42.65 38 th Carcinoma Mamae Dextra T4N1M0

5 hr Kemoterapi 5

Dari bekas luka sering berdarah Pasca kemoterapi :

Diet TKTP Inf. NaCl 0,9% lini Nerviton E 1 x 1 Regimen CEF :

Endoxan 600 mg

18/08-22/08 18/08-22/08 18/08-22/08

21/08/05

TD = 110/80 N = 88x R = 16x IK = 70% 18/08/05

Membaik

Page 104: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

87

mual (+) muntah (+) 2x

Epirubicin 130 mg 5FU 600 mg

Terapi pulang : Nerviton E 1 x 1 Vomitas 3 x 1

Hb: 11,9 AL: 3,9 AE: 4,05 Hmt : 37,2 AT: 387

f 1.18.42.65 38 th OS mengalami komplikasi Otitis Media Kronik Beningna

Carcinoma Mamae Dextra T4N1M0

3 hr Kemoterapi 6

Pasca kemoterapi : mual (+) muntah (-) rambut rontok (-)

Diet TKTP Inf. NaCl 0,9% lini Nerviton E 1 x 1 Baquinor ear drop 3x2 tts Tremenza 3 x 1 tab Ambroxol 3 x 1 tab Regimen CEF : Endoxan 600 mg Cyclofosfamid Epirubicin 130 mg 5FU 600 mg

15/09-17/09 15/09-17/09 15/09-17/09 15/09-17/09

15/09-17/09 15/09-17/09

16/09/05

TD = 110/80 N = 84x R = 20x 15/09/05

WBC: 4,6.103

Ne %: 56,9 Ly %: 31,1 Mo %: 10,6 Eo %: 0,1 Ba % : 0,3 Ne #: 2,6.103

Ly #: 1,4.103 Mo # : 0,5.103

Eo #: 0,1.103

Ba # : 0,0.103

RBC: 3,90.106

HGB: 11,9 HCT: 34,8 MCV: 89,2 MCH: 30,5 MCHC : 34,2 PLT : 430.103

Membaik

5a 1.17.55.89 51 th OS adalah penderita Cancer Mamae Sinistra T2N1M0 yang telah menjalani operasi di RS Sardjito pada tanggal 01/03/05 dan keluar dengan keadaan membaik.

Carcinoma Mamae Sinistra T2N1M0

3 hr Kemoterapi 5

tidak bisa tidur Pasca kemoterapi: Mual (+) nyeri (+)

Cimetidin (3x1) Frazon 8 mg (3x1) Diazepam (1x1) Valisanbe 5 mg (1x1) Fluorouracil 700 mg Endoxan 700 mg Epirubicin 70 mg Frazon 8 mg Ulsikur Kalmethason NaCl 100/Dex 5%

03/08-04/08 03/08-04/08 03/08-04/08 03/08-04/08

02/08/05 02/08/05 02/08/05 02/08/05 02/08/05 02/08/05 02/08/05

KU sedang, CM, gizi cukup TD = 110/70 Hasil Lab tidak ada

Membaik

b 1.17.55.89 51 th OS adalah penderita Cancer Mamae Sinistra T2N1M0 yang telah menjalani operasi di RS Sardjito pada tanggal 01/03/05 dan keluar dengan keadaan membaik.

Carcinoma Mamae Sinistra T2N1M0

2 hr Kemoterapi 6

Inf. RL Dexamethason 1 ampul Ulsikur 1 ampul Frazon 8 mg Regimen SS :

Neosar 650 mg dalam NaCl 100 cc Epirubicin 70 mg dalam NaCl 100 cc Curacil 650 mg dalam NaCl 100 cc

Protokol Kemoterapi: a. Pre medikasi :

29/08-30/08 29/08-30/08

29/08-30/08 29/08-30/08

29/08/05

26/08/05 WBC: 4,4.103

Ne %: 50,8 Ly %: 27,3 Mo % : 17,2 Eo %: 4,2 Ba % : 0,5 Ne #: 2,2.103

Ly #: 1,2.103

Mo # : 0,8.103

Sembuh

Page 105: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

88

Inf. RL Dexamethason 1 amp Ulsikur 1 ampul Frazon 8 mg b. SS :

Neosar 650 mg dalam NaCl 100 cc Epirubicin 70 mg dalam NaCl 100 cc Curacil 650 mg dalam NaCl 100 cc

Eo #: 0,2.103

Ba # : 0,0.103

RBC: 4,46.106

HGB : 13,0 HCT : 38,5 MCV: 86,5 MCH: 29,1 MCHC: 33,7 PLT : 319.103

6a 1.03.98.36 49 th OS adalah pasien Ca Mamae post operasi, post kemoterapi I (2 tahun yang lalu) tidak melanjutkan perawatan lalu melakukan pengobatan secara alternatif tetapi kondisi semakin tidak membaik bahkan semakin memburuk tangan kanan oedem

Carcinoma Mamae Dextra Locally Advanced

2 hr Kemoterapi 1

oedem, badan kaku, nyeri, ingin melanjutkan kemoterapi Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-) oedem (+) tangan kiri kesakitan (+)

Allupurinol (2x1) Q-ten (2x1) Theragran M (2x1) Digest (1x1) Vomceran (3 x ½) Rantin inj 2 mg Dexamethason inj Dipenhidramin MST 10 mg tab Protokol Kemoterapi: a.Pre medikasi : Inj. Rantin 2 mg inj. Delladril 2 cc inj. Vomceran 8 mg inj. Dexamethason 2 amp b.SS : Paxus 180 mg dlm intralit 500 cc Carboplastin 450mg

16/03-17/03 16/03-17/03 16/03-17/03

17/03/05 16/03-17/03

16/03/05 16/03/05 16/03/05

TD = 120/80 N = 84x R = 16x Tidak ada hasil lab

Membaik

b 1.03.98.36 49 th Ca Mamae Dextra Asidif

2 hr Kemoterapi 2

tangan bengkak dan nyeri Pasca kemoterapi: nyeri pada tangan kanan Oedem pada tangan tangan bengkak (+) Nyeri (+)

MST 2 x 1 Ponstan 3 x 500 mg Vomceran 3 x 4 Digest 1 x 1 Lesichol 1 x 200 Protokol Kemoterapi: Inf. NaCl 20 tpm inj. Vomceran 8 mg Inj. Dexamethason 2 ampul Inj. Rantin 2 ampul Inj. Delladril 2 ampul Obat SS : inf. Paxus 180 mg dalam intralit 500 cc 3 jam (60-80 tpm) habis diganti dengan Carboplastin 450 mg dalam NaCl 200 cc (1-2 jam)

06/04-07/04 06/04-07/04 06/04-07/04 06/04-07/04 06/04-07/04

06/04/05

TD = 120/80 N =: 88x R =`20x 05/04/05

WBC: 5,6.103

RBC: 4,66.106

HGB : 12,7 HCT: 41,2 MCV: 88,4 MCH: 27,3 MCHC : -30,8 PLT : 241.103

Belum sembuh

c 1.03.98.36 49 th Ca Mamae Bilateral dengan komplikasi Locally Advanced Asidif

2 hr Kemoterapi 4

oedem lengan kiri dan tumor di leher mengecil

Protokol Kemoterapi a.Pre medikasi :

inj. Vomceran 8 mg inj. Dexamethason 2 amp inj. Rantin 2 ampul inj. Delladril 2 ampul

b. SS :

02/05/05

KU sedang, CM, TD : 100/70 02/05/05

WBC: 3,79.103

Neut#:2,0.103

Lymph#:1,33.103

Mono#:0,338.103

Sembuh

Page 106: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

89

Paxus 240 mg dalam intralit 500 cc Carboplastin 450 mg dalam NaCl 500 cc

Terapi pulang : Durogesik MST 3 x 1 tab

03/05/05 03/05/05

Eo #: 0,096.103

Ba # : 0,021.103

Neut%: 52,9 Lymph%: 35,1 Mono %: 8,92 Eo %: 2,54 Ba % : 0,564 RBC: 4,76.106

HGB : 13,5 HCT : 40,0 MCV: 84,0 MCH: 28,3 MCHC: 33,7 PLT : 205.103

7a 1.16.25.23 55 th Pada tahun 2004 OS pernah menjalani operasi pada payudara kiri karena terdapat benjolan yang tidak bergerak. Sekarang akan dilakukan kemoterapi yang pertama. RPD : G3P3A0

Menarkhe umur 15 tahun Menstruasi teratur

Carcinoma Mamae Sinistra

2 hr Kemoterapi 1

tangan kiri bengkak Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (+)

Frazon 8 mg Cimetidin Kalmethason Epirubicin 70 mg Endoxan 700 mg Protokol Kemoterapi : a. Hidrasi : NaCl 500 cc b. Pre medikasi :

inj. Frazon 8 mg inj. Cimetidin 1 amp inj. Kalmethason 1 amp

c. SS : Epirubicin 70 mg dalam 100 cc D5%

28 tts/mnt Cyclofosfamid 700 mg dalam 100 cc D5% 28 tts/mnt

d. Hidrasi NaCl 100 cc e. Post medikasi :

Frazon 8 mg 3 x 1 No X Cimetidin 3 x 1 no XX

21/06/05 21/06/05 20/06/05 20/06/05 20/06/05 20/06/05

TD = 110/70 N = 84x 20/06/05

WBC: 5,9.103

RBC : 4,45.106

HGB: 12,0 HCT: 40,2 MCV: 90,3 MCH : 27,0 MCHC: -29,9 PLT : 264.103

Membaik

b 1.16.25.23 55 th Carcinoma Mamae Sinistra T4N3M0

2 hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-)

Frazon 8 mg Cimetidin Kalmethason Epirubicin 70 mg Endoxan 700 mg Protokol Kemoterapi : a. Hidrasi : NaCl 500 cc b. Pre medikasi :

inj. Frazon 8 mg inj. Cimetidin 1 amp inj. Kalmethason 1 amp

c. SS : Epirubicin 70 mg dalam 100 cc D5%

28 tts/mnt Cyclofosfamid 700 mg dalam 100 cc

23/07/05 23/07/05 22/07/05 22/07/05 22/07/05 22/07/05

KU sedang, gizi sedang, CM TD = 120/80 N = 88x R = 20x 23/07/05 :

WBC: 8,4.103

Neut#: 6,1.103

Lymph#: 1,6.103

Mono #: 0,4.103

Eo #: 0,3.103

Ba # : 0,0.103

Neut%: 72,2 Lymph%: 18,6 Mono %: 5,2

Membaik

Page 107: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

90

D5% 28 tts/mnt d. Hidrasi NaCl 100 cc e. Post medikasi :

Frazon 8 mg 3 x 1 No X Cimetidin 3 x 1 no XX

Eo % : 4,0 Ba % : 0,0 RBC: 4,39.106

HGB: 12,2 HCT: 36,8 MCV: 83,6 MCH: 27,8 MCHC : 33,3 PLT : 218.103

c 1.16.25.23 55 th Carcinoma Mamae Sinistra T4N3M0

2 hr Kemoterapi 3

Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-)

Frazon 8 mg tab (3x1) Cimetidin (3x1) Tamofen 10 mg (2x1) Endoxan 700mg Epirubicin 70 mg Frazon mg inj Ulsikur Dexamethason

16/08/05 16/08/05 16/08/05 15/08/05 15/08/05 15/08/05 15/08/05 15/08/05

KU sedang TD = 110/70 N = 84x 15/08/05

WBC: 5,9.103

RBC : 4,29.106

HGB: 12,1 HCT: -39,3 MCV: 91,6 MCH : 28,2 MCHC: -30,8 PLT : 381.103

Membaik

d 1.16.25.23 55 th Carcinoma Mamae Sinistra T4N3M0

3 hr Kemoterapi 4

tangan kiri bengkak Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-)

Frazon 8 mg tab Cimetidin Endoxan 700 mg Epirubicin 70 mg Frazon 8 mg Cimetidin Kalmethason Protokol Kemoterapi: a. pre medikasi :

inj. Frazon 8 mg inj. Dexamethason 1 ampul inj. Cimetidin 1 ampul

b. SS : Epirubicin 70 mg Endoxan 700 mg

Terapi pulang : Frazon tab 3 x 1 bila mual

Motilium Omeprazole

17/09/05

16/09/05 16/09/05 16/09/05 16/09/05 16/09/05 16/09/05

TD = 110/70 N = 84x 15/09/05

WBC: 7,8.103

RBC : 4,01.106

HGB: 11,1 HCT: -36,3 MCV: 90,5 MCH : 27,7 MCHC: -30,6 PLT : 236.103

Membaik

e 1.16.25.23 55 th Carcinoma Mamae Sinistra T4N3M0

2 hr Kemoterapi 5

Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-)

Diet TKTP Sangobion 2 x 1 Neurobion 1 x 1 Vitalen 1 x 1 Frazon 2 x 4 g Protokol Kemoterapi:

a. Pre hidrasi : NaCl 500 cc b. pre medikasi :

25/10-26/10 26/10/05 26/10/05 26/10/05 26/10/05 25/10/05

TD = 110/80 N = 84x R = 20x 25/10/05

WBC: 6,4.103

RBC : 4,08.106

HGB: 11,3 HCT: -37,2

Membaik

Page 108: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

91

inj. Frazon 1 ampul inj.Dexamethason 2 ampul inj. Cimetidin 1 ampul inj. Dipenhidramin 2 ampul

c. SS : Paxus 210 mg dlm intralit 500 cc

MCV: 91,2 MCH : 27,2 MCHC: -30,4 PLT : 226.103

f 1.16.25.23 55 th Pasien ini masih menjalani kemoterapi

yang VII dan VIII pda periode tahun 2006 dan hasilnya pasien dalam keadaan membaik

Carcinoma Mamae Sinistra T4N3M0

2 hr Kemoterapi 6

Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-)

Frazon 8 mg tab (3x1) Frazon 8mg Dexamethason 2 ampul Paxus 210 mg Intralit 500cc Cimetidin Dipenhidramin Protokol Kemoterapi: a. pre medikasi :

inj. Frazon 8 mg inj. Dexamethason 2 ampul inj. Cimetidin 1 ampul inj. Dipenhidramin 1 ampul

b. SS : Paxus 210 mg dalam intralit 500 cc selama 3 jam

Mengganti cairan infus NaCl 500 + Dexamethason 1 ampul + Neurobion 1 ampul

18/11/05 17/11/05 17/11/05

17/11/05 17/11/05 17/11/05 17/11/05 17/11/05

17/11/05

TD = 110/70 N = 80x 17/11/05

WBC: 6,2.103

RBC : 4,02.106

HGB: 11,4 HCT: -37,0 MCV: 92,0 MCH : 28,4 MCHC: -30,8 PLT : 298.103

Membaik

8a

*

1.18.74.58 43 th + 3 tahun yang lalu SMRS OS merasakan ada benjolan di payudara sebelah kiri sebesar jempol tangan yang keras tidak dapat digerakkan, nyeri (-) + 2 minggu yang lalu SMRS melakukan mastektomy. Hasil PA Carcinoma Ductal Infiltratif DM (-) HT (-)

Ca Mamae Sinistra Stadium IV Metastase tulang-tulang panggul

8 hr Kemoterapi I CEF regimen Pro radioterapi untuk tulang

Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (+)

Ximede 100 Compraz 30 Lipofood Zometa inj. Cendantron Endoxan 1 g Curacil 500/250 Epirubicin 50/10 Pantozol Cendantron 8 mg Dexamethason Sotatik Plasbumin Protokol Kemoterapi:

a. pre medikasi : inj. Pantozol inj. Dexamethason 5 ampul inj. Cendantron 8 mg

b. SS : Endoxan 700 mg dalam Dex 5% 100 cc 30 menit Epirubicin 140 mg dalam Dex 5% 100 cc 30 menit 5FU 750 mg dalam Dex 5% 100 cc 30 menit

16/06-22/06 16/06-22/06 16/06-22/06

17/06/05 17/06/05 18/06/05 18/06/05 18/06/05 18/06/05 18/06/05 18/06/05 20/06/05 22/06/05 18/06/05

KU baik, CM, gizi cukup TD = 110/70 N = 84x R = 20x IK = 80-90% 13/06/05 HB : 10,8 AL : 9,3 AE : 3,76 AT : 543 HCT: 32,3 21/06/05

WBC: 4,1.103

RBC : 3,77.106

HGB: 11,1 HCT: -34,9 MCV: 92,6 MCH : 29,4 MCHC: -31,8 PLT : +421.103

Membaik

Page 109: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

92

b 1.18.74.58 43 th 2TSMRS tumbuh benjolan di mamae sinistra, tidak sakit, terapi alternative 4BSMRS OS merasa nyeri sendi/kaki. OS periksa saraf saran ke bedah dicurigai sebagai metastase dari Ca Mamae 3MSMRS OS operasi mamae sinistra dilanjutkan SS I, keluhan mual (+) muntah (+) 1HSMRS OS CT scan Bone survey HMRS OS control tulip, OS mengeluh demam, mual (-), hasil Lab AL = 0,6 OS mondok DM (-) HT (-) Akseptor KB suntik (+)

Ca Mamae Sinistra Stadium IV Metastase tulang-tulang panggul

11hr Kemoterapi 2

Terjadi Netropenia Mual badan panas Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (+)

Antasida (3x1) Nerviton E (1x1) Sistenol (3x1) Zolmia (1x1 mlm) Betavit (2x1) Q-ten (2x1) Xylocaine Delladryl Ceftum Cetazum (1g/12jm) Pantozol (1ap/24jm) Primperan (1ap/8jm) Leukokin (1ap/2hari) Leukokin 300/iv Frazon 8 mg /iv Dexamethason /iv Endoxan700mg Farmorubicin 140mg 5FU 700mg

01/07/05 29/06-09/07 29/06-01/07

02/07/05 08/07-09/07 08/07-09/07

29/06/05 29/06/05

29/06-30/06 01/07-05/07 30/06-05/07 30/06-05/07 01/7&09/7 08/07/05 08/07/05 08/07/05 08/07/05 08/07/05 08/07/05

29/06/05 WBC: 0,6.103

RBC : 3,38.106

HGB: -9,8 HCT: -30,5 MCV: 90,2 MCH : 29,0 MCHC: 32,1 PLT : 197.103

09/07/05 WBC: +38,7.103

RBC : 3,26.106

HGB: -9,8 HCT: -29,4 MCV: 90,2 MCH : 30,1 MCHC: 33,3 PLT : +460.103

Membaik

c 1.18.74.58 43 th OS mengalami pansitopenia dan pada terapi kali ini tidak dilakukan kemoterapi

Ca Mamae Sinistra Stadium IV Metastase tulang-tulang panggul

6 hr Kemoterapi 3

badan lemas

Q-ten (2x1) Betafit (2x1) Tyason (1 g/12 jam) Leukokin 1 flc Transfusi PRC 2 kolf/hari

21/07-23/07 21/07-23/07 18/07-23/07

21/07/05 18/07/05

20/07/05 WBC: 0,9.103

RBC : 3,53.106

HGB: -10,2 HCT: -31,3 MCV: 88,7 MCH : 28,9 MCHC: 32,6 PLT : -80.103

22/07/05 WBC: 6,8.103

RBC : 3,64.106

HGB: -10,4 HCT: -32,0 MCV: 87,9 MCH : 28,6 MCHC: 32,5 PLT : -109.103

Sembuh

9a

*

1.19.16.22 45 th 1TSMRS muncul benjolan di payudara kanan, ukuran berdiameter 2 cm, nyeri (-). OS periksa ke RS Purworejo PKU, saran operasi tetapi OS menolak karena keluhan (-) penurunan berat badan (-) 1BSMRS OS berobat lagi ke RS PKU Purworejo dilakukan operasi pengangkatan mamae (D) PA dikirim ke RSS Hasil PA ternyata ganas OS ke poli tulip disarankan untuk kemoterapi HMRS OS mondok pro SS I, saat ini

Carcinoma Mamae Dextra T4N1M0

6 hr Kemoterapi 1

Anemia Mikrositik Hipokromik Pasca Kemoterapi: mual (+) muntah (-)

Diet TKTP Inf. NaCl 0,9% lini Nerviton E 1 x 1 transfusi PRC Regimen SS:

Endoxan 900 mg Doxorubicin 90 mg

27/06-02/07 27/06-02/07 28/06-01/07

29/06/05 01/07/05

27/06/05 WBC: 7,86.103

Neut#: 5,83 Lymph#: 1,15 Mono # : 0,55 Eo #: 0,30 Ba # : 0,03 Neut%: 74,2 Lymp%: 14,6 Mono% : 7 Eo %: 3,8 Ba%: 0,4

Membaik

Page 110: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

93

keluhan (-) DM (-) HT (-)

RBC : 4,58.106

HGB : 9,8 HCT : 32,0 MCV: 69,9 MCH: 21,4 MCHC: 30,6 PLT : 245.103 Hb tggal 29/06/05 : 10,8

b 1.19.16.22 45 th Hasil PA : Ca Ductal Infiltratif Differensiasi Jelek

Carcinoma Mamae Dextra T4N1M0

4 hr Kemoterapi 2

Anemia Mikrositik Hipokromik mual (-) nyeri perut (+) rambut rontok (+) Pasca Kemoterapi : mual (+) muntah (-)

Diet TKTP Nerviton E 1 x 1 Roborantin 1 x 1 Regimen SS :

Doxorubicin 90 mg Endoxan 900 mg

Protokol Kemoterapi : a. Pre medikasi :

inj. Ondancentron 8 mg/ iv Inj. Dexamethason 2 ampul

b. SS : Endoxan 900 mg dalam NaCl 100 cc

30 menit Doxorubicin 90 mg dalam NaCl 100 cc 30 menit

25/07-28/07 27/07/05

25/07-28/07 27/07/05

KU sedang TD = 110/80 N = 76x R = 18x 25/07/05

WBC: 6,6.103

Neut#: 4,61 Lymph# : 0,91 Mono # : 0,86 Eo #: 0,21 Ba # : 0,07 Neut%: 69,2 Lymp% : 13,6 Mono%: 12,9 Eo %: 3,2 Ba%: 1,1 RBC : 4,65.106

HGB : 10,1 HCT: 32,7 MCV: 70,3 MCH: 21,7 MCHC : 30,9 PLT : 235.103

27/07/05 WBC: 7,43.103

Neut#: 5,06 Lymph# : 1,14 Mono # : 0,76 Eo #: 0,41 Ba # : 0,06 RBC : 5,25.106

HGB : 11,4 HCT : 37,1 MCV: 70,7 MCH: 21,7 MCHC : 30,7 PLT : 245.103

Membaik

c 1.19.16.22 45 th Carcinoma Mamae Dextra

5 hr Kemoterapi 3

Anemia Mikrositik Hipokromik

transfusi PRC Protokol Kemoterapi: a. Pre medikasi :

19/08/05 21/08/05

18/08/05 WBC: 6,32.103

Neut#: 4,44

Belum sembuh

Page 111: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

94

T4N1M0 Pasca Kemoterapi : mual (+) muntah (-) rambut rontok (+)

inj. Ondancentron 8 mg / iv Inj. Dexamethason 5 ampul / iv

b. SS : Doxorubicin 90 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc 30 tts/mnt

NaCl 0,9% 250 cc 60 tts/mnt Endoxan 900 mg dalam NaCl 0,9%

100 cc 30 tts/mnt NaCl 0,9% 250 cc 30 tts/mnt

Lymph# : 0,87 Mono # : 0,86 Eo #: 0,09 Ba # : 0,06 Neut%: 70,3 Lymp% : 13,8 Mono% : 13,6 Eo %: 1,4 Ba%: 0,9 RBC : 4,57.106

HGB : 9,8 HCT : 31,0 MCV: 67,8 MCH: 21,4 MCHC : 31,6 PLT : 361.103

d 1.19.16.22 45 th DilakukanUSG Abdomen Stagging Ulang Hasil USG: tidak nampak metastase ke hepar, VF, lien, pancreas, dan kedua ren ; limfonadi para aorta tidak eraminer

Malignant Neoplasm of Breast

4 hr Kemoterapi 4

Tidak ada keluhan

Inf. D5 lini Diet TKTP Nerviton E 1 x 1 Endoxan 900 mg Doxorubicin 90 mg Protokol Kemoterapi:

a. Pre medikasi : inj. Vomceran 8 mg/iv Inj. Dexamethason 2 ampul / iv

b. SS : Doxorubicin 90 mg dalam D5% 100 cc 30 tts/mnt

Endoxan 900 mg dalam D5% 100 cc 30 tts/mnt

14/09-17/09 14/09-17/09 14/09-17/09

16/09/05 16/09/05 16/09/05

TD = 120/80 N = 80x R = 20x 12/09/05

WBC: 8,03.103

Neut#: 5,90 Lymph# : 0,90 Mono # : 1,04 Eo #: 0,13 Ba # : 0,06 Neut%: 73,5 Lymp% : 11,2 Mono% : 13,0 Eo %: 1,6 Ba%: 0,7 RBC : 4,65.106

HGB : 10,3 HCT : 32,4 MCV: 69,7 MCH: 22,2 MCHC : 31,8 PLT : 372.103

Membaik

e 1.19.16.22 45 th Ca Mamae Dextra

7 hr Kemoterapi 5

Anemia Mikrositik Hipokromik Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-)

Transfusi PRC Protokol Kemoterapi:

a. Pre medikasi : inj. Vomceran 8 mg/iv Inj. Dexamethason 2 ampul / iv

b. SS : Doxorubicin 90 mg dalam D5% 100 cc 30 tts/mnt Endoxan 900 mg dalam D5% 100 cc

30 tts/mnt

8/10&10/10 11/10/05

TD = 110/70 N = 80x R = 20x 07/10/05

WBC: 4,47.103

Neut#: 2,85 Lymph# : 0,75 Mono # : 0,71 Eo #: 0,09 Ba # : 0,07 Neut%: 63,7

Membaik

Page 112: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

95

Lymp% : 16,8 Mono% : 15,9 Eo %: 2,0 Ba%: 1,6 RBC : 4,17.106

HGB : 8,8 HCT : 28,6 MCV: 68,6 MCH: 21,1 MCHC: 30,8 PLT : 373.103

09/10/05 WBC: 6,7.103

RBC: 4,43.106

HGB : 9,9 HCT : 31,2 MCV: 70,5 MCH: 22,4 MCHC : 31,7 PLT : 382.103

10/10/05 WBC: 8,3.103

RBC: 4,89.106

HGB : 11,0 HCT : 34,6 MCV: 70,7 MCH: 22,4 MCHC : 31,6 PLT : 347.103

10a 1.19.88.44 36 th 1TSMRS OS merasa timbul benjolan sebesar kelereng dipayudara sebelah kiri. Benjolan dirasa semakin membesar dan memerah.kemudian memecah dan mengering dan timbul seperti koreng OS tidak periksa. 4BSMRS payudara kiri terasa sakit panas dan gatal OS periksa ke RS Dharma Husada dilakukan operasi pengangkatan payudara kiri dan periksa PA? dan hany dikatakan ganas. Setelah dioperasi OS disarankan mondok untuk kemoterapi dan radioterapi tetapi OS menolak karena alasan biaya. 2BSMRS OS mulai merasa ada benjolan-benjolan kecil sebesar biji kacang yang memerah dan seperti ada airnya, nyeri (+) dan payudara kanan dirasa mulai mengeras, gatal dan memerah. NT (-) nafsu makan menurun,

Carcinoma Mamae Bilateral T4N2Mx dengan metastase paru dan hepar

14hr Kemoterapi 1

Ada riwayat kejang nyeri dada (+) Pasca kemoterapi : mual (+) muntah (-)

Diet TKTP + ekstra putih telur Inf. NaCl 0,9% lini Sistenol 3x1 MST 2 x 10 g pronalges 3 x 1 ampul Inj. Ceftazidin 1g/8 jam Transfusi Albumin Narfoz tab 3x1 Protokol kemoterapi:

a. Doxorubicin 70 mg dilarutkan dalam NaCl 0,9% 100 cc drip 30 tts/menit

b. Dilanjutkan NaCl 0,9% 100 cc tetesan lini.

c. Diberikan : inj. Ondancentron 8mg/ iv

d. Inj. Dexamethason 2 ampul / iv e. Inj. Ranitidin 2 amp/ iv f. Inj. Delladril 2 ampul / iv g. Paxus 300 mg dilarutkan dalam

intralit 500 cc drip 3 jam (60-80

09/08-22/08

09/08-17/08 09/08/05

11/08/05

15/08/05 21/08-22/08

18/08/05

KU lemah, CM, gizi cukup TD = 125/80 N = 92x R = 20x 08/08/05

WBC: 8,3.103

Ne %: 58,3 Ly %: 15,0 Mo % : 26,0 Eo %: 0,3 Ba % : 0,4 Ne #: 4,9.103

Ly #: 1,2.103

Mo # : 2,2.103

Eo #: 0,0.103

Ba # : 0,0.103

RBC: 4,81.106

HGB : 12,9 HCT : 39,9

Membaik

Page 113: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

96

mual (-) muntah (-) BAB/BAK dbn, demam (-) periksa ke PKM kel tidak membaik. HMRS karena keluhan dirasa semakin bertambah dan luka tambah luas dan bernanah serta nyeri OS periksa UGD RSS mondok bangsal DM (-) HT (-) Asma (-)

tts/mnt) h. Dilanjutkan NaCl 0,9% 500 cc 30

tts/mnt i. inf. NaCl 0,9% diganti dengan

KAEN Mg3 : Amnovel = 1 : 1 20 tpm

MCV: 83,1 MCH: 26,8 MCHC : 32,2 PLT : 425.103

19/08/05 WBC: 5,41.103

Neut#: 3,26 Lymph# : 1,44 Mono # : 0,47 Eo #: 0,16 Ba # : 0,08 Neut%: 60,1 Lymp%: 26,7 Mono% : 8,7 Eo %: 3,0 Ba%: 1,5 RBC : 4,67.106

HGB : 12,4 HCT : 39,6 MCV: 84,8 MCH: 26,6 MCHC : 31,3 PLT : 512.103

b 1.19.88.44 36 th Pasien mengalami Ulkus Lengan kiri dan terdapat problem anemia pada penyakit kronik dan hipoalbuminemia

Carcinoma Mamae Bilateral T4N2Mx

8 hr Kemoterapi 2

nyeri (+) luka basah (+) panas (+) bau (+) Pasca kemoterapi : Tidak ada keluhan

Diet TKTP Inf. NaCl 20 tts/mnt Inj.Ceftriaxone 1g/12jam aspilet 80 mg Pronalges k/p Rawat luka Regimen SS : Doxorubicin 70 mg Paxus 300 mg Terapi pulang : ciprofloxacin 2 x 500 mg Metoklopramid tab (k/p) Metonidazol 3 x 500 mg

09/09-16/09 09/09-16/09 13/09-15/09

13/09/05

12/09&15/09 13/09/05

09/09/05 WBC: 9,74.103

Neut#: 7,78 Lymph# : 1,07 Mono # : 0,80 Eo #: 0,01 Ba # : 0,08 Neut%: 79,9 Lymp% : 11,0 Mono% : 8,2 Eo %: 0,1 Ba%: 0,8 RBC : 4,35.106

HGB : 11,2 HCT : 36,2 MCV: 83,2 MCH: 25,7 MCHC : 30,9 PLT : 817.103

15/09/05 WBC: 4,88.103

Neut#: 3,22 Lymph# : 1,45 Mono # : 0,17 Eo #: 0,01 Ba # : 0,03

Membaik

Page 114: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

97

Neut%: 66,0 Lymp% : 29,7 Mono% : 3,5 Eo %: 0,2 Ba%: 0,6 RBC : 3,96.106

HGB : 10,1 HCT : 34,2 MCV: 86,4 MCH: 25,5 MCHC : 29,5 PLT : 490.103

c 1.19.88.44 36 th Carcinoma Mamae Bilateral T4N2Mx

3 hr Kemoterapi 3

nyeri (+) lemah (+) Pasca kemoterapi : Tidak ada keluhan

Diet TKTP Roborantin 1 x 1 Nerviton E 1 x 1 Regimen SS : Doxorubicin 70 mg Paxus 300 mg Terapi pulang : ciprofloxacin 2x500mg Metoklopramid tab (k/p) Metonidazol 3x500mg

05/10-07/10 05/10-07/10 05/10-07/10

07/10/05

04/10/05 WBC: 6,4.103

Ne %: 58,0 Ly %: 30,8 Mo % : 10,1 Eo %: 0,7 Ba % : 0,4 Ne #: 3,8.103

Ly #: 2,0.103

Mo # : 0,6.103

Eo #: 0,0.103

Ba # : 0,0.103

RBC: 4,57.106

HGB: 12,6 HCT : 38,1 MCV: 83,4 MCH: 27,5 MCHC : 32,9 PLT : 634.103 08/10/05

WBC: 7,09.103

Neut#: 5,88 Lymph# : 0,99 Mono # : 0,20 Eo #: 0,01 Ba # : 0,01 Neut%: 83,0 Lymp%: 14,0 Mono% : 2,8 Eo %: 0,1 Ba%: 0,1 RBC : 4,47.106

HGB : 12,1 HCT : 38,3 MCV: 85,7 MCH: 27,1 MCHC : 31,6

Membaik

Page 115: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

98

PLT : 487.103

11a

*

1.18.21.59

40 th 17 TSMRS tumbuh benjolan di payudara kiri, nyeri (-) 4BSMRS benjolan tumbuh besar, luka (+) merah (+) 3MSMRS dibiopsi disarankan radioterapi 1MSMRS OS disarankan kemoterapi HMRS mondok untuk kemoterapi DM (-) HT (-)

Carcinoma Mamae

8 hr Kemoterapi 1

Nyeri (+) ulkus (+) Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (-)

Diet TKTP Infus NaCl Nerviton E 1 x 1 betadine Regimen SS : Cyclofosfamid 700mg Epirubicin 130 mg SFU 700 mg

10/05-16/05 10/05-16/05 10/05-16/05 10/05-11/05

15/05/05

KU sedang, CM, gizi cukup TD = 120/80 N = 100x R = 20x IK = 90% 09/05/05 :

WBC: 20,5.103

Ne %: 83,2 Ly %: 10,9 Mo % : 4,5 Eo %: 1,4 Ba % : 0,0 Ne #: 17,1.103

Ly #: 2,2.103

Mo # : 0,9.103

Eo #: 0,3.103

Ba # : 0,0.103

RBC: 4,29.106

HGB : 11,4 HCT : 35,3 MCV: 82,3 MCH: 26,5 MCHC: 32,2 PLT : 373.103

Membaik

b 1.18.21.59

40 th Carcinoma Mamae Sinistra T4N3M0

5 hr Kemoterapi 2

luka terdapat nanah & darah Pasca kemoterapi: Tidak ada keluhan

Diet TKTP Inf. D5% Nerviton E 1 x 1 Inj. Primperan Regimen SS : Endoxan 700 mg Fanmorubicin 130 mg SFU 700 mg

06/06-10/06 06/06-10/06 06/06-10/06

09/06/05 09/06/05

TD = 125/80 N = 80x R = 20x 03/06/05

AL : 10,1.103

AE : 4,14.103

Hb : 11 Hmt: 32,7 MCV: 78,9 MCH: 26,6 MCHC: 33,7 PLT : 454.106

Belum sembuh

c 1.18.21.59

40 th Carcinoma Mamae Sinistra T4N3M0

5 hr Kemoterapi 3

kaku di tangan kiri Luka basah, bau, nanah Pasca kemoterapi: nyeri (+)

Diet TKTP Nerviton E 1 x 1 Transfusi PRC s/d Hb >10 Rawat luka Regimen SS : Cyclofosfamid 720 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc drip 30tpm Epirubicin 120 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc drip 30 tpm SFU 720 mg dalam NaCl 0,9% 30 tpm

04/07-08/07 04/07-08/07

06/07/05 05/7&07/7 07/07/05

04/07/05 WBC: 10,01.103

Neut# : 8,76 Lymph# : 0,61 Mono # : 0,44 Eo #: 0,18 Ba # : 0,02 Neut%: 87,5 Lymp% : 6,1 Mono% : 4,4

Membaik

Page 116: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

99

Eo %: 1,8 Ba%: 0,2 RBC : 3,13.106

HGB : 8,3 HCT : 26,8 MCV: 85,6 MCH: 26,5 MCHC : 31,0 PLT : 241.103

06/07/05 WBC: 12,46.103

Neut#: 11,43 Lymph# : 0,30 Mono # : 0,58 Eo #: 0,12 Ba # : 0,03 Neut%: 91,7 Lymp% : 2,4 Mono% : 4,7 Eo %: 1,0 Ba%: 0,2 RBC : 4,77.106

HGB : 13,0 HCT : 42,3 MCV: 88,7 MCH: 27,3 MCHC : 30,7 PLT : 251.103

d 1.18.21.59

40 th Pasien mengalami anemia normositik normokromik causa defisiensi besi dan faringitis kronik

Carcinoma Mamae Sinistra T4N3M0

5 hr Kemoterapi 4

Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (+) rambut rontok (+)

Diet TKTP Infus NaCl 0,9% lini Nerviton E 1 x 1 Transfusi PRC Regimen SS : Endoxan 700 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc drip 30tpm Fanmorubicin 130 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc drip 30 tpm SFU 700 mg dalam NaCl 0,9% 30 tpm Terapi pulang : Nerviton E 1 x 1 Na Diklofenac 2 x 50 mg Amoxicicilin 3 x 500 mg

02/08-06/08 02/08-06/08 02/08-06/08

03/08/05 05/08/05

02/08/05 WBC: 4,66.103

Neut#: 3,81 Lymph# : 0,32 Mono # : 0,44 Eo #: 0,06 Ba # : 0,03 Neut%: 81,9 Lymp% : 6,8 Mono% : 9,4 Eo %: 1,3 Ba%: 0,6 RBC : 3,63.106

HGB : 9,8 HCT : 30,2 MCV: 83,2 MCH: 27,0 MCHC : 32,5 PLT : 227.103

04/08/05 WBC: 5,50.103

Belum sembuh

Page 117: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

100

Neut#: 4,56 Lymph# : 0,40 Mono # : 0,39 Eo #: 0,12 Ba # : 0,03 Neut%: 83,0 Lymp% : 7,2 Mono% : 7,1 Eo %: 2,2 Ba%: 0,5 RBC : 4,45.106

HGB : 12,5 HCT : 37,3 MCV: 83,8 MCH: 28,1 MCHC : 33,5 PLT : 215.103

Retikulosit 03/08/05 : 0,4%

e 1.18.21.59

40 th Pasien mengalami anemia defisiensi besi membaik dan hipoalbumin Pasein menjalani radioterapi

Carcinoma Mamae Sinistra T4N3M0

8 hr Kemoterapi 5

Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (+) rambut rontok (+)

Diet TKTP Infus NaCl 0,9% lini Nerviton E 1 x 1 Roborantin 1 x 1 Inj. Tutofozin : Kalbamin = 1 : 1 Transfusi PRC s/d Hb > 10 lasix infuse KAEN Mg3 : Aminovel = 1 : 1 Tranfuse albumin Regimen SS : Endoxan 700 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc drip 30tpm Fanmorubicin 130 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc drip 30 tpm SFU 700 mg dalam NaCl 0,9% 30 tpm

30/08-07/09 30/08-07/09 30/08-07/09 30/08-07/09

31/08/05 01/9&03/9 01/9&03/9 01/9&03/9 31/8&06/9 04/09/05

30/08/05 WBC: 3,75.103

Neut#: 2,62 Lymph# : 0,65 Mono # : 0,39 Eo #: 0,07 Ba # : 0,02 Neut%: 70,0 Lymp% : 17,2 Mono% : 10,4 Eo %: 1,9 Ba%: 0,5 RBC : 2,72.106

HGB : 7,6 HCT : 24,0 MCV: 88,2 MCH: 27,9 MCHC : 31,7 PLT : 208.103

Retikulosit 31/08/05 : 2,0%

01/07/05 : Alb : 2,48 Feritin : 512,03 03/09/05

WBC: 4,97.103

Neut#: 3,07 Lymph#: 0,74 Mono # : 0,62 Eo #: 0,50

Belum sembuh

Page 118: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

101

Ba # : 0,04 Neut%: 61,7 Lymp% : 14,2 Mono% : 12,5 Eo %: 10,1 Ba%: 0,8 RBC : 4,46.106

HGB : 13,4 HCT : 39,0 MCV: 87,4 MCH: 30,0 MCHC : 34,4 PLT : 189.103

f 1.18.21.59

40 th Pasien mengalami anemia normositik normokromik

Carcinoma Mamae Sinistra Stadium IV (metastase tulang)

6 hr Kemoterapi 5

Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (-)

Diet TKTP Infus KAEN Mg 3 : Aminovel = 1 : 1 Nerviton E 1 x 1 Transfusi PRC s/d Hb > 10 Protokol kemoterapi: a. Pre medikasi : inj. ondancentron 8

mg/iv Inj. Dexamethason 2 ampul/iv

b. SS : Cyclofosfamid 700 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc Epirubicin 130 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc

SFU 700 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc

28/09-03/10 29/09-01/10 28/09-03/10 29/9&30/9 02/10/05

28/09/05 WBC: 4,95.103

Neut#: 3,92 Lymph# : 0,42 Mono # : 0,48 Eo #: 0,07 Ba # : 0,06 Neut%: 79,2 Lymp% : 8,5 Mono%: 9,7 Eo %: 1,4 Ba%: 1,2 RBC : 3,32.106

HGB : 9,6 HCT : 30,1 MCV: 90,7 MCH: 28,9 MCHC : 31,9 PLT : 204.103

01/10/05 WBC: 7,12.103

Neut#: 5,45 Lymph# : 0,73 Mono # : 0,67 Eo #: 0,24 Ba # : 0,03 Neut%: 76,6 Lymp% : 10,2 Mono% : 9,4 Eo %: 3,4 Ba%: 0,4 RBC : 4,49.106

HGB : 13,1 HCT : 39,4 MCV: 87,8 MCH: 29,2

Membaik

Page 119: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

102

MCHC : 33,2 PLT : 211.103

02/10/05 WBC: 6,87.103

Neut#: 5,48 Lymph# : 0,54 Mono # : 0,78 Eo #: 0,06 Ba # : 0,01 Neut%: 79,8 Lymp% : 7,8 Mono% : 11,4 Eo %: 0,9 Ba%: 0,1 RBC : 4,54.106

HGB : 12,9 HCT : 39,7 MCV: 87,4 MCH: 28,4 MCHC : 32,5 PLT : 173.103

12a

*

1.20.20.20

44 th OS telah didiagmosa sebagai penderita Ca Mamae dengan pemeriksaan PA, Awalnya dirasakan benjolan sebessar kelereng sejak 1 tahun yang lalu, OS tidak diperiksa karena takut operasi. Benjolan makin lama makin membesar nyeri (-), mudah berdarah, mengeluarkan cairan bening, bau (+) Riwayat Penurunan Berat Badan (+), BAB/BAK dbn, deman (+) mual (-) muntah (-) Telah dilakukan kultur darah. Tidak tumbuh. Dilakukan K/S PUS jenis kuman Pseudomonas Auragenosa dan Enterobacter Aerogeaes dan diberikan terapi Antibiotik sesuai kultur. Setelah OS bebas dari demam diberikan kemoterapi dengan regimen Endoxan dan Doxorubicin

Locally Advanced Breast Cancer dengan Diagnosis Lain SEPSIS membaik

22hr Kemoterapi 1

bengkak (+) PUS (+) luka basah (+)

Diet TKTP + ekstra putih telur Sistenol 3 x 1 Rawat luka inj.Ceftriaxone 1g inj. ceftatidin 1 g inj. Metronidazol 500 mg/8 jam Nerviton E 1tab Paracetamol 1 tab inj. Ciprofloxacin 400 mg Inj. Gentamicin 60 mg Transfusi PRC Trasfusi albumin SS masuk : Endoxan 600 mg Doxorubicin 80 mg Terapi pulang : metronidazol 500 mg 2 x 1 Cyprofloxacin 2 x 1 500 mg Nerviton E 1 x 1

30/08-20/09 30/08/05

30/08-14/09 30-31/8,3/9 6-9,11-12/9

3,11,12,19,20/9 6,9,15,18,20/9 6,9,15,18/09 14,18,20/09 14,19,20/09

30/08,1&6/09 06/09/05 19/09/05

29/08/05 WBC: 16,42.103

Neut#: 13,62 Lymph# : 1,40 Mono # : 1,28 Eo #: 0,10 Ba # : 0,02 Neut%: 83,0 Lymp% : 8,5 Mono% : 7,8 Eo %: 0,6 Ba%: 0,1 RBC : 2,82.106

HGB : 7,8 HCT : 23,8 MCV: 84,4 MCH: 27,7 MCHC : 32,8 PLT : 569.103

01/09/05 WBC: 18,82.103

Neut#: 15,68 Lymph# : 1,83 Mono # : 0,92 Eo #: 0,36 Ba # : 0,03 Neut%: 83,3 Lymp% : 9,7

Membaik

Page 120: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

103

Mono% : 4,9 Eo %: 1,9 Ba%: 0,2 RBC : 3,48.106

HGB : 9,6 HCT : 29,4 MCV: 84,5 MCH: 27,6 MCHC : 32,7 PLT : 739.103

05/09/05 WBC: 17,34.103

Neut#: 13,97 Lymph# : 1,92 Mono # : 1,01 Eo #: 0,40 Ba # : 0,04 Neut%: 80,6 Lymp% : 11,1 Mono% : 5,8 Eo %: 2,3 Ba%: 0,2 RBC : 3,43.106

HGB : 9,4 HCT : 28,6 MCV: 83,4 MCH: 27,4 MCHC : 32,9 PLT : 627.103

10/09/05 WBC: 18,08.103

Neut#: 14,98 Lymph# : 2,04 Mono # : 0,78 Eo #: 0,23 Ba # : 0,05 Neut%: 82,8 Lymp% : 11,3 Mono% : 4,3 Eo %: 1,3 Ba%: 0,3 RBC : 3,82.106

HGB : 10,2 HCT : 31,5 MCV: 82,5 MCH: 26,7 MCHC : 32,4 PLT : 747.103

15/09/05

Page 121: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

104

WBC: 17,13.103

Neut#: 13,08 Lymph# : 1,94 Mono # : 1,68 Eo #: 0,42 Ba # : – Neut%: 76,3 Lymp% : 11,3 Mono% : 9,8 Eo %: 2,5 Ba%: – RBC : 3,69.106

HGB : 9,9 HCT : 30,7 MCV: 83,2 MCH: 26,8 MCHC : 32,2 PLT : 776.103

20/09/05 WBC: 24,33.103

Neut#: 21,43 Lymph# : 1,48 Mono # : 1,41 Eo #: 0,01 Ba # : 0,00 Neut%: 88,1 Lymp% : 6,1 Mono% : 5,8 Eo %: 0,0 Ba%: 0,0 RBC : 3,55.106

HGB : 9,3 HCT : 28,8 MCV: 81,1 MCH: 26,2 MCHC : 32,3 PLT : 757.103

31/08/05 HbA1C 3,3%

b 1.20.20.20

44 th Diagnosis Lain adalah VES Jarang dan Abcess mamae Sinistra Komplikasi : Anemia on Chronic Disease. Terdapat problem :anemia, lekositosis, trombositosis, hipoalbumin, VES jarang Hasil PA : Carcinoma Ductal NOS, Grade III Infiltrasi Pada Jaringan Ikat Sekitar Invasi ke Pembuluh Darah (+)

Ca Mamae Sinistra T4N0M0 (Stad. IIIB)

10hr Kemoterapi 2

Bau (+) Jar.nekrose (+) Nyeri (+) Mual (+) Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-)

Diet TKTP Transfusi PRC Cardaxan 2x200mg Inj. Ceftriaxone 1 g Metronidazol Rawat luka Nerviton E 1 x 1 Regimen SS : Cyclofosfamid 900 mg Doxorubicin 90 mg

11/10/05 11/10-12/10

14/10/05 13/10-18/10 14/10&16/10 11/10-16/10

18/10/05 18/10/05

10/10/05 WBC: 16,15.103 Neut#: 12,70 Lymph# : 1,62 Mono # : 1,73 Eo #: 0,03 Ba # : 0,07 Neut%: 78,7 Lymp% : 10,0 Mono% : 10,7

Membaik

Page 122: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

105

Terapi pulang : Nerviton E 1 x 1 Cyprofloxacin 2 x 1 500 mg Cardaxan 2 x 200 mg

Eo %: 0,2 Ba%: 0,4 RBC : 3,03.106

HGB : 7,7 HCT : 23,7 MCV: 78,2 MCH: 25,4 MCHC : 32,5 PLT : 543.103

Alb : 1,2 (turun) AST: 52,3 (naik) 11/10/05 Retikulosit : 0,3% (0,5-1,5) 13/10/05

WBC: 19,73.103

Neut#: 16,48 Lymph# : 1,34 Mono # : 1,84 Eo #: 0,03 Ba # : – Neut%: 83,5 Lymp% : 6,8 Mono% : 9,3 Eo %: 0,2 Ba%: – RBC : 3,89.106

HGB : 10,4 HCT : 31,3 MCV: 80,5 MCH: 26,7 MCHC : 33,2 PLT : 481.103

Alb : 1,33 17/10/05

WBC: 21,78.103

Neut#: 17,07 Lymph# : 2,48 Mono # : 1,67 Eo #: 0,50 Ba # : 0,06 Neut%: 78,3 Lymp% : 11,4 Mono% : 7,7 Eo %: 2,3 Ba%: 0,3 RBC : 3,81.106

HGB : 10,1 HCT : 30,7

Page 123: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

106

MCV: 80,6 MCH: 26,5 MCHC : 32,9 PLT : 633.103

Alb : 3,41 c 1.20.20.20

44 th Problem : Anemia dan Hipoalbumin

Ca Mamae Sinistra T4N0M0

8 hr Kemoterapi 3

Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (-)

Diet TKTP Infus NaCl 0,9% Roborantin 1 x 1 Transfusi PRC Lasix Grahabion Inj. Sotatik 1 ampul Regimen SS : Cyclofosfamid 600 mg Doxorubicin 60 mg

10/11-16/11 10/11-16/11 12/11-14/11

11/11/05 11/11/05 10/11/05

13,15,16/11 15/11/05

09/11/05 WBC: 14,65.103

Neut#: 10,17 Lymph# : 3,03 Mono # : 1,25 Eo #: 0,14 Ba # : 0,06 Neut%: 69,4 Lymp% : 20,7 Mono% : 8,5 Eo %: 1,0 Ba%: 0,4 RBC : 3,19.106

HGB : 8,8 HCT : 27,6 MCV: 86,5 MCH: 27,6 MCHC : 31,9 PLT : 568.103

Alb : 2,50 13/11/05

WBC: 13,42.103

Neut#: 10,74 Lymph# : 1,19 Mono # : 1,20 Eo #: 0,22 Ba # : 0,07 Neut%: 80,1 Lymp% : 8,9 Mono% : 8,9 Eo %: 1,6 Ba%: 0,5 RBC : 4,21.106

HGB : 12,0 HCT : 36,1 MCV: 85,7 MCH: 28,5 MCHC : 33,2 PLT : 459.103

16/11/05 WBC: 12,99.103

Neut#: 10,02 Lymph# : 1,84 Mono # : 1,03

Membaik

Page 124: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

107

Eo #: 0,08 Ba # : 0,02 Neut%: 77,1 Lymp% : 14,2 Mono% : 7,9 Eo %: 0,6 Ba%: 0,2 RBC : 3,88.106

HGB : 11,0 HCT : 33,8 MCV: 87,1 MCH: 28,4 MCHC : 32,5 PLT : 429.103

13a 1.20.37.34

68th RPS : + 2 ½ TSMRS OS mengeluh ada benjolan di payudara sebelah kiri sebesar telur puyuh makin lama makin membesar. nyeri (-) sesak (-) batuk (-) BAB/BAK dbn 2 TSMRS benjolan dipayudara mulai timbul luka. Nyeri (+) nanah (-) demam (-) sesak (-) mual (-) muntah (-). OS periksa ke RS Patnosuri dilakukan operasi pengangkatan payudara kiri pada bulan juni 2003 dan diperiksa PA dengan hasil : Ca Ductal Infiltratif grade II. OS operasi dan tidak dilakukan kemoterapi dan radioterapi 1MSMRS OS mengeluh batuk (+) sesak (+) DD (+) OP(-) PND (-) demam (-) mual (-) muntah (-) BAB/BAK dbn, nafsu makan dbn. OS periksa ke poli Paru di Gading dan di RO thorax dikatakan ada metastase pada paru kanan dan kiri dan OS dirujuk ke RSS HMRS OS dikontrol ke tulip disarankan untuk mondok untuk kemoterapi RPD : DM (-) HT (-) Penurunan BB (+) 3kg selama sakit RPK : (-)

Carcinoma Mamae Sinistra Stadium IV Diagnosis Lain : Metastase paru bilateral dan Metastase hepar

4 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-) rambut rontok (-)

Diet TKTP Infus NaCl 0,9% Nerviton E 1 x 1 Protokol kemoterapi: a. Pre medikasi : inj. Narfoz 1 ampul Inj. Dexamethason 2 ampul b. SS : Paxus drip 3 jam

Doxorubicin drip Terapi pulang : Nerviton E 1 x 1

14/09-17/09 14/09-17/09 14/09-17/09

15/09/05

TD = 100/50 N = 96x R = 20x

14/09/05 WBC: 11,03.103

Neut#: 8,10 Lymph# : 1,92 Mono # : 0,83 Eo #: 0,15 Ba # : 0,03 Neut%: 73,4 Lymp% : 17,4 Mono% : 7,5 Eo %: 1,4 Ba%: 0,3 RBC : 4,83.106

HGB : 13,7 HCT : 41,4 MCV: 85,7 MCH: 28,4 MCHC : 33,1 PLT : 355.103

Membaik

b 1.20.37.34

68th Carcinoma Mamae Sinistra Stadium IV Diagnosis Lain : Metastase paru bilateral

4 hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-) sesak (-)

Diet TKTP Infus NaCl 0,5% lini Roborantin 1 x 1 Regimen SS : Paxus 250 mg Doxorubicin 70 mg

03/10-06/10 03/10-06/10 04/10-06/10

05/10/05

03/10/05 WBC: 8,32.103

Neut#: 4,96 Lymph# : 1,86 Mono # : 1,31 Eo #: 0,13 Ba # : 0,06 Neut%: 59,7 Lymp% : 22,3

Membaik

Page 125: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

108

dan Metastase hepar

Mono% : 15,7 Eo %: 1,6 Ba%: 0,7 RBC : 4,45.106

HGB : 12,7 HCT : 39,3 MCV: 88,3 MCH: 28,5 MCHC : 32,3 PLT : 687.103

14a 1.20.41.34

40 th RPS : 1TSMRS OS timbul benjolan pada payudara kanan awalnya benjolan kecil, semakin lama bertambah besar, nyeri (-) bergerak (+) memerah (-). OS periksa ke RS Purworejo dan dilakukan operasi tumor dan biopsi. Hasil biopsi didapatkan kesan Ca Ductal Infiltratif Grade II 4MSMRS timbul benjolan di bagian atas payudara kanan yang sudah dioperasi. Benjolan bertambah besar, kesan (+). OS tidak periksa ke RS 2MSMRS benjolan memecah dan keluar nanah, nyeri (+). OS periksa ke RSU dan dirujuk ke RSS Polki Tukip untuk kemoterapi RPD : DM (-) HT (-) Penurunan BB (+) 3kg selama sakit

Carcinoma Mamae Dextra Post Mastektomi

13hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-) rambut rontok (-)

Diet TKTP Infus NaCl 0,9% Nerviton E 1 x 1 Protokol kemoterapi: a. Pre medikasi :

Inj. Ondansentron 8 mg/iv Inj. Dexamethason 2 ampul/iv

b. SS : Doxorubicin 87 mg Cyclofosfamid 870 mg

24/09-04/10 24/09-04/10 24/09-04/10

03/10/05

TD = 130/90 N = 80x R = 20x 14/09/05

WBC: 8,3.103

Ne %: 61,1 Ly %: 28,3 Mo % : 5,6 Eo %: 4,4 Ba % : 0,6 Ne #: 5,1.103

Ly #: 2,3.103

Mo # : 0,5.103

Eo #: 0,4.103

Ba # : 0,0.103

RBC: 4,28.106

HGB : 12,7 HCT : 38,2 MCV: 89,1 MCH: 29,8 MCHC : 33,4 PLT : 322.103

Membaik

b 1.20.41.34

40 th OS mengeluh luka pada payudara masih basah dan terasa nyeri Problem : Lekositosis

Carcinoma Mamae Dextra T4N0M0 Stadium IV

3 hr Kemoterapi 2

nyeri dada bekas operasi Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-)

Diet TKTP Roborantin 1 x 1 Regimen SS : Cyclofosfamid 870 mg Doxorubicin 87 mg Terapi pulang : Cyprofloxacin 2 x 500 mg

24/10-26/10 24/10-26/10

25/10/05

26/10/05

TD = 110/70 N = 80x R = 20x 24/10/05

WBC: 8,22.103

Neut#: 5,22 Lymph# : 1,74 Mono # : 0,94 Eo #: 0,25 Ba # : 0,07 Neut%: 63,5 Lymp% : 21,2 Mono% : 11,4 Eo %: 3,0 Ba%: 0,9 RBC : 4,17.106

HGB : 12,2

Membaik

Page 126: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

109

HCT : 37,2 MCV: 89,2 MCH: 29,3 MCHC : 32,8 PLT : 391.103

25/10/05 WBC: 13,51.103

Neut#: 10,62 Lymph# : 1,61 Mono # : 1,31 Eo #: 0,14 Ba # : – Neut%: 78,6 Lymp% : 11,9 Mono% : 8,4 Eo %: 1,0 Ba%: – RBC : 4,36.106

HGB : 12,7 HCT : 38,6 MCV: 88,5 MCH: 29,1 MCHC : 32,9 PLT : 395.103

c 1.20.41.34

40 th Carcinoma Mamae Dextra

5 hr Kemoterapi 3

Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (-)

Diet TKTP Infus NaCl 0,9% lini Neorodex 1 x 1 inj. Sotatik 1 ampul/iv Regimen SS : Cyclofosfamid 870 mg Doxorubicin 87 mg

15/11-19/11 15/11-19/11 15/11-19/11

16/11/05 18/11/05

15/11/05 WBC: 7,23.103

Neut#: 4,55 Lymph# : 1,64 Mono # : 0,82 Eo #: 0,08 Ba # : 0,14 Neut%: 63,0 Lymp% : 22,7 Mono% : 11,3 Eo %: 1,1 Ba%: 1,9 RBC : 3,95.106

HGB : 11,5 HCT : 36,0 MCV: 91,1 MCH: 29,1 MCHC : 31,9 PLT : 364.103

Belum sembuh

15a 1.20.20.60

40 th RPS : OS adalah penderita Ca Mamae Dextra T4N0M0 tegak dengan hasil PA 05-0707 : AJH Payudara kanan regia sup lateral = sel ganas (+), pendapat : Karsinoma Payudara. Telah dilakukan operasi payudara kanan di RS Gebukan

Carcinoma Mamae Dextra T4N0M0

6 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (-)

Diet TKTP Inf. NaCl 0,9% lini SS : Endoxan 700 mg Doxorubicin 70 mg Terapi pulang :

09/09-13/09 08/09-13/09

12/09/05

13/09/05

08/09/05 WBC: 7,69.103

Neut#: 3,21 Lymph#: 3,38 Mono # : 0,51 Eo #: 0,56

Membaik

Page 127: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

110

(09/08/05 – 13/08/05) 5BSMRS timbul benjolan + sebesar jempol di payudara kanan nyeri (+) mobile (+) 1BSMRS OS periksa ke RS Gebukan dibiopsi disarankan ke RSS untuk kemoterapi

Nerviton E 1 x 1 MST 3 x 1

Ba # : 0,03 Neut%: 41,8 Lymp% : 43,9 Mono% : 6,6 Eo %: 7,3 Ba%: 0,4 RBC : 4,46.106

HGB : 13,0 HCT : 39,8 MCV: 89,2 MCH: 29,1 MCHC : 32,7 PLT : 181.103

b 1.20.20.60

40 th Carcinoma Mamae Dextra T4N0M0

3 hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-)

Diet TKTP Inf. NaCl 0,9% lini Roborantin 1 x 1 Protokol kemoterapi: a. Pre medikasi : Inj. Vomceran 1 ampul Inj. Dexamethason 2 ampul b. SS : Endoxan 700 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc 30 tpm Doxorubicin 70 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc 30 tpm Terapi pulang : Grahabion 1 x 1 Vometa 2x1 jika mual

27/10-29/10 27/10-29/10 27/10-29/10

29/10/05

KU baik, CM, gizi cukup TD = 110/70 N = 76x R = 20x 27/10/05

WBC: 8,4.103

Ne %: 41,0 Ly %: 35,3 Mo % : 6,9 Eo %: 13,2 Ba % : 3,6 Ne #: 3,4.103

Ly #: 3,0.103

Mo # : 0,6.103

Eo #: 1,1.103

Ba # : 0,3.103

RBC: 4,74.106

HGB : 13,6 HCT : 40,7 MCV: 85,9 MCH: 28,7 MCHC : 33,5 PLT : 191.103

Membaik

c 1.20.20.60

40 th Carcinoma Mamae Dextra T4N0M0

5 hr Kemoterapi 3

Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-)

Diet TKTP Inf. NaCl 0,9% lini DHP 3 x 1 Ambroxol Syr 3 x C I Roborantin 1 x 1 Protokol kemoterapi:

a. Pre medikasi : Inj. Sotatic 1 ampul Inj. Dexamethason 2 ampul

b. SS : Cyclofosfamid 700 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc 30 tpm Doxorubicin 70 mg dalam NaCl 0,9%

22/12-26/12 22/12-26/12 24/12-25/12

22/12-26/12

26/12/05

22/12/05 WBC: 6,97.103

Neut#: 3,02 Lymph# : 2,30 Mono # : 0,52 Eo #: 1,08 Ba # : 0,05 Neut%: 43,3 Lymp% : 33,0 Mono% : 7,5 Eo %: 15,5 Ba%: 0,7

Membaik

Page 128: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

111

100 cc 30 tpm Terapi pulang : Grahabion 1 x 1

RBC : 4,66.106

HGB : 13,6 HCT : 41,6 MCV: 89,3 MCH: 29,2 MCHC: 32,7 PLT : 132.103

16 1.20.90.40 46 th RPS : + 1TSMRS OS mengeluh timbul benjolan di payudara kanan bertambah besar, nyeri (-), luka (-), nanah (-), mual (-), muntah (-). BAB/BAK dbn. OS tidak periksa. + 3BSMRS benjolan kanan payudara semakin keras dan besar, kulit payudara kanan mengkilat dan mengkerut, luka (-) nanah (-) demam (+) naik turun, batuk (+) sesak nafas (+) mual muntah (-) nafsu makan menurun. OS periksa ke RS Temanggung disarankan untuk periksa ke RSS + 3MSMRS OS periksa ke poli bedah RSS dilakukan AJH Payudara Kanan, USG Abdomen, RO thorax dan mamografi + 3HMRS OS mondok di bangsal bedah dengan terapi Ca Mamae Dextra T4N1M1. OS rencana operasi mastektomi dan limfadenoktomi axilla. Tanggal 29/10/05 direncanakan kemoterapi di UPD tetapi tidak jadi. HMRS OS dialih rawat ke UPD untuk neoadjuvant kemoterapi selama di bangsal bedah telah dilakukan fungsi cairan pleura Dextra 2 x @ 600 cc dan 300 cc RPD : HT (-) DM (-) RPK : (-) Problem: Anemia Mikrositik Hipokromik

Carcinoma Mamae T4N1M1

10hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-)

Diet TKTP Roborantin 1 x 1 Inf. D5% lini Inj. Sotatik 1 ampul SS : Cyclofosfamid 800 mg Doxorubicin 80 mg

31/10-08/11 01/11-09/11 01/11-09/11

08/11/05 08/1105

27/10/05 WBC: 6,36.103

Neut#: 4,03 Lymph#: 1,60 Mono # : 0,49 Eo #: 0,14 Ba # : 0,10 Neut%: 63,3 Lymp% : 25,2 Mono% : 7,7 Eo %: 2,2 Ba%: 1,6 RBC : 4,78.106

HGB : 10,6 HCT : 35,8 MCV: 74,9 MCH: 22,4 MCHC : 29,9 PLT : 312.103

Membaik

17 1.21.08.21

40 th RPS : OS adalah penderita Ca Mamae Dextra tegak bulan Oktober 2005 dengan PA WJ = 05-5487 : Ca Ductal Infiltratif Diff Jelek 2TSMRS keluhan mulai timbul benjolan di payudara kanan, makin lama makin membesar, nyeri (-). OS periksa ke dokter disarankan untuk operasi tetapi OS menolak dan OS tidak kontrol lagi. 1BSMRS benjolan semakin besar dan

Carcinoma Mamae Dextra

6 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (+) sakit perut (+)

Diet TKTP Grahabion 1 x 1 inj. Sotatik 1 ampul iv SS : Cyclofosfamid 840 mg Doxorubicin 84 mg Terapi pulang : Grahabion 1 x 1 Metoklopramid 3 x 1 (kalau mual) New Diatab 3x2 (k/p)

10/11-15/11 10/11-15/11

13/11/05 12/11/05

10/11/05 WBC: 9,49.103

Neut#: 6,17 Lymph# : 2,54 Mono # : 0,59 Eo #: 0,16 Ba # : 0,03 Neut%: 65,0 Lymp% : 26,8 Mono% : 6,2

Membaik

Page 129: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

112

keras (+) luka (-) NT (-) OS periksa ke RS Palangbiru OS mendok untuk dilakukan operasi tanggal 07/10/05 dan dilakukan PA. Setelah hasil keluar, OS dirujuk ke RSS untuk pro SS HMRS keluhan agak nyeri pada luka operasi (+) demam (-) mual (-) lemah (-) pusing (-) Nafsu makan dan minum dbn, dan BAB/BAK dbn. RPD : HT (-) DM disangkal RPK : (-)

Eo %: 1,7 Ba%: 0,3 RBC : 4,14.106

HGB : 11,6 HCT : 35,8 MCV: 86,5 MCH: 28,0 MCHC : 32,4 PLT : 290.103

14/11/05 WBC: 8,42.103

Neut#: 5,95 Lymph# : 1,79 Mono # : 0,57 Eo #: 0,10 Ba # : 0,01 Neut%: 70,6 Lymp% : 21,3 Mono% : 6,8 Eo %: 1,2 Ba%: 0,1 RBC : 4,59.106

HGB : 12,6 HCT : 39,5 MCV: 86,1 MCH: 27,5 MCHC : 31,9 PLT : 328.103

18 1.21.05.70

29 th RPS : 3BSMRS OS timbul benjolan dipayudara kanan yang makin membesar, ulkus (+) nyeri (+) dilakukan biopsi di RS Malaysia OS menolak kemoterapi. 1BSMRS timbul benjolan dipayudara kiri yang makin membesar, ulkus (+) nyeri (+) 10HSMRS OS periksa ke Poli Tulip dilakukan AJH pada payudara kanan. Hasil : Ca Ductal Infiltratif disarankan kemoterapi HMRS OS kontrol ke Poli Tulip Pro kemoterapi RPD : HT (-) DM (-) RPK : (-)

Carcinoma Mamae Dextra et Sinistra Stad. IV

4 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-)

Diet TKTP Roborantin 1 x 1 Rawat luka dgn rivanol SS : Epirubicin 60 mg Cyclofosfamid 600 mg 5 F U 500 mg

29/10-31/10 29/10-31/10

30/10/05 31/10/05

TD = 110/70 N = 80x R = 20x 29/10/05

WBC: 7,10.103

Neut#: 4,47 Lymph# : 1,63 Mono # : 0,79 Eo #: 0,18 Ba # : 0,03 Neut%: 63,0 Lymp% : 23,0 Mono% : 11,1 Eo %: 2,5 Ba%: 0,4 RBC : 4,92.106

HGB : 14,2 HCT : 43,3 MCV: 88,0 MCH: 28,9 MCHC : 32,8

Membaik

Page 130: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

113

PLT : 296.103

19 1.20.95.85

55 th RPD : + 1TSMRS OS mengeluh punting sebelah kanan masuk ke dalam. Nyeri (-) benjolan (-) BAB/BAK dbn, sesak nafas (-) mual (+) kembung (+) + 6BSMRS OS mengeluh punggung sakit nyeri diperiksa ke orthopedi tusuk jarum tidak ada perbaikan. Keluhan tulang timbu. + 1BSMRS OS mengeluh punting masuk ke dalam (+) punggung sakit (+) kadang sesak mual (+) dr. Joko D. Di RS Surakarta dikatakan kemungkinan tumor payudara dextra jogja HMRS OS periksa ke Happy Land dirujuk dr. Johan Sp.PD KHON Pav. RPD : tumor lain (-)

Ca Mamae Stadium IV Post SS I (metastase tulang dan hepar)

6 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (+)

Vometa Inpepsa Aldactone Lanagogom Corsel Prorenal Rantin Pantozol Primperan Dexamethason Deladril Kytril Doxorubicin 50/10 Paxus 100/30 Pronalges inj. Diazepam 5 mg Valisanbe 5 mg Protokol kemoterapi: a. Infus NaCl 100 cc/30 menit b. Dexa,ethason inj. 2 ampul/iv,

diulang 12 jam kemudian c. Kytril 3 mg inj./iv, diulang 12 jam

kemudian (untuk 1 hari) d. Pantozol 1 ampul/iv, diulang 12 jam

kemudian (untuk 1 hari) e. Inj. Delladril 2 cc/iv f. Inj. Ranitidin 2 ampul/iv g. Doxorubicin 60 mg dalam D5% 100

cc ½ jam h. ½ jam kemudian Paxus 230 mg

dalam intralit 500 cc per 3 jam Terapi pulang : Corsel 3 x 1 Prorenal 3 x 1 Lanagogum 3 x 1 Vometa 2 x 1 Aldactone 1 x 100 mg

10/10-13/10 10/10-15/10 13/10-15/10 14/10-15/10 14/10-15/10 14/10-15/10 10-12,14/10 12/10-15/10 12/10-15/10

14/10/05 14/10/05 14/10/05 14/10/05 14/10/05

11/10-13/10 10/10/05 13/10/05

10/10/05 WBC: 8,8.103

Ne %: 62,2 Ly %: 20,4 Mo % : 8,9 Eo %: 3,4 Ba % : 5,1 Ne #: 5,5.103

Ly #: 1,8.103

Mo # : 0,8.103

Eo #: 0,3.103

Ba # : 0,4.103

RBC: 4,20.106

HGB : 11,5 HCT : 35,3 MCV: 84,1 MCH: 27,3 MCHC : 32,5 PLT : 291.103

14/10/05 WBC: 9,7.103

RBC : 3,84.106

HGB: -10,6 HCT: -33,3 MCV: 86,7 MCH : 27,6 MCHC: 31,8 PLT : 310.103

Lym : 30,2% = 2,9. 103 MXD : 10,7% = 1,0. 103 Neut : 59,1% = 5,8. 103

Belum sembuh

20a 1.20.97.39 52 th RPD : OS penderita Ca Mamae Dextra tegak sejak Oktober 2005, telah mastektomi radikal direncanakan untuk kemoterapi. RPD : HT (+) asma (+)

Ca Mamae Dextra T2N1M0

2 hr Kemoterapi 1

Sesak (+) asma (+) Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (+)

Noperten 5 mg Femara 2,5 mg Frazon 8 mg Cimetidin Pantozol Vomceran Kalmethason Xanax 0,5 Protokol kemoterapi: a. Pre medikasi : inj. Frazon 8 mg 1 ap

Inj. Cimetidin 1 ap

29/11-30/11 30/11/05 30/11/05 30/11/05 30/11/05 30/11/05 30/11/05 30/11/05 30/11/05

29/11/05 WBC: +13,4.103

RBC : 5,42.106

HGB: 14,1 HCT: 47,5 MCV: 87,6 MCH : 26,0 MCHC: -29,7 PLT : 312.103

Lym : 28,2% MXD : 5,8 % = 0,8

Sembuh

Page 131: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

114

Inj. Kalmethason 1 ap b. SS : Epirubicin 70 mg dalam

Dex 5% 100 cc 50 tpm Cyclofosfamid 700 mg dalam Dex 5% 100 cc 50 tpm

c. Hidrasi dengan NaCl 500 cc d. Post medikasi : Frazon 3 x 8 mg X

Cimetidin 3x1 XX

103 Neut : 66,0% = 8,8. 103

b 1.20.97.39 52 th OS masih menjlani khemoterapi sampai bulan Juni 2006 dan sudah menjalani khemoterapi ke VIII dan pasien masih dalam keadaan membaik.

Ca Mamae Dextra T2N1M0

2 hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (+)

Diet TKTP inj. Primperan 1 ap inj. Frazon 8 mg 1ap inj. cimetidin 1 ampul Protokol kemoterapi: a. Pre medikasi : inj. Frazon 8 mg 1 ap

Inj. Rantin 1 ap Inj. Kalmethason 1 ap b. SS : Epirubicin 70 mg dalam

Dex 5% 100 cc 30 tpm Endoxan 700 mg dalam Dex 5% 100 cc 30 tpm

c. Hidrasi dengan D5% 500 cc

27/12-28/12 27/12/05 28/12/05 28/12/05 27/12/05

TD = 120/80 N = 84x R = 20x 27/02/05

WBC: +10,6.103

RBC : +5,81.106

HGB: 15,4 HCT: +50,3 MCV: 86,6 MCH : 26,5 MCHC: -30,6 PLT : 303.103

Lym:29,9%= 3,2. 103

MXD15,3%=1,6. 103 Neut54,8% = 5,8. 103

Membaik

21a

*

1.20.95.18

60 th RPD : OS adalah penderita Ca Mamae bilateral, tegak sejak 1 tahun yang lalu dengan PA : Ca Ductal infiltratif 1TSMRS timbul benjolan di payudara kiri sebesar telur ayam, maikn lama makin besar kemudian timbul luka, nanah (+) nyeri (-). OS periksa ke bedah

dioperasi. Setelah operasi tidak dilakukan kemoterapi. 3BSMRS timbul benjolan di payudara kanan sebesar jempol, makin lama makin besar, timbul luka PUS (+) nyeri (+). Lalu timbul benjolan di payudara kiri dan bekas operasi. Luka (+) PUS (+) demam (-) lemah (-) ma/mi dbn. 1BSMRS benjolan semakin besar, PUS (+) nyeri (+) timbul pula di ketiak kanan dan kiri. OS periksa ke RSS mondok bedah 3 hari, tidak ada tindakan rujuk ke poli Tulip untuk kemoterapi. HMRS OS kontrol ke poli tulip Pro SS I. Keluhan : nyeri pada benjolan (+) lemah (-) penurunan berat badan disangkal, ma/mi dbn, BAB/BAK dbn. RPD : DM (-) HT (-) RPK : penyakit serupa (-)

Ca Mamae Bilateral T4N2M1

9 hr Kemoterapi 1

nyeri (+) Pasca kemoterapi : mual (-) muntah (-)

Diet TKTP + ekstra putih telur Rawat luka dgn NaCl Infus NaCl 0,9% lini Neurodex 1 x 1 Pre medikasi : inj. Dexamethason 2 ap Inj. Sotatik 1 ampul Regimen SS : 5 F U 500 mg Epirubicin 70 mg Cyclofosfamid 500 mg

11/11-17/11 12/11-17/11 10/11-18/11 11/11-17/11

17/11/05

17/11/05

24/10/05 WBC: 12,9.103

Ne %: 77,5 Ly %: 16,1 Mo % : 3,5 Eo %: 2,2 Ba % : 0,7 Ne #: 9,9.103

Ly #: 2,1.103

Mo # : 0,5.103

Eo #: 0,3.103

Ba # : 0,1.103

RBC: 4,02.106

HGB : 11,0 HCT : 33,1 MCV: 82,4 MCH: 27,4 MCHC : 33,3 PLT : 468.103

10/11/05 WBC: 10,0.103

Ne %: 60,3 Ly %: 31,5 Mo % : 5,5 Eo %: 2,6 Ba % : 0,1

Belum sembuh

Page 132: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

115

Ne #: 5,9.103

Ly #: 3,2.103

Mo # : 0,6.103

Eo #: 0,3.103

Ba # : 0,0.103

RBC: 3,79.106

HGB : 10,2 HCT : 30,2 MCV: 79,6 MCH: 26,9 MCHC : 33,8 PLT : 496.103

16/11/05 WBC: 5,90.103

Neut#: 3,42 Lymph#: 1,72 Mono # : 0,46 Eo #: 0,24 Ba # : 0,05 Neut%: 57,9 Lymp% : 29,0 Mono% : 7,8 Eo %: 4,1 Ba%: 0,8 RBC : 3,65.106

HGB : 11,5 HCT : 35,7 MCV: 97,8 MCH: 31,5 MCHC : 32,2 PLT : 274.103

b 1.20.95.18

60 th Ca Mamae Stad. IV

14hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi : mual (-) muntah (-)

Diet TKTP Infus NaCl 0,9% lini Rawat luka dengan metronidazol Transfusi darah PRC inj. Tramadol 1 ap inj. Ceftriaxone 1 g Roborantin 1 x 1 Regimen SS: Cylofosfamid 650 mg 5 F U 650 mg Epirubicin 90 mg Terapi pulang : Roborantin 1 x 1

10/12-21/12 10/12-22/12 11/12-14/12

11/12/05 13/12/05

14/12&17/12 11/12-17/12

21/12/05

09/12/05 WBC: 15,39.103

Neut#: 12,79 Lymph# : 1,54 Mono # : 0,90 Eo #: 0,03 Ba # : 0,13 Neut%: 83,2 Lymp% : 10,0 Mono% : 5,8 Eo %: 0,2 Ba%: 0,8 RBC : 3,79.106

HGB : 9,3 HCT : 30,9 MCV: 81,5 MCH: 24,5 MCHC : 30,1

Membaik

Page 133: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

116

PLT : 578.103

Retikulosit 10/12/05 : 1,8

12/12/05 WBC: 14,86.103

Neut#: 12,54 Lymph# : 1,22 Mono # : 0,87 Eo #: 0,20 Ba # : 0,03 Neut%: 84,4 Lymp% : 8,2 Mono% : 5,9 Eo %: 1,3 Ba%: 0,2 RBC : 4,28.106

HGB : 10,3 HCT: 35,4 MCV: 82,7 MCH: 24,1 MCHC : 29,1 PLT : 550.103

13/12/05 WBC: 13,41.103

Neut#: 10,93 Lymph# : 1,68 Mono # : 0,67 Eo #: 0,09 Ba # : 0,04 Neut%: 81,5 Lymp% : 12,5 Mono% : 5,0 Eo %: 0,7 Ba%: 0,3 RBC : 3,95.106

HGB : 9,6 HCT : 32,2 MCV: 81,5 MCH: 24,3 MCHC : 29,8 PLT : 503.103

21/12/05 WBC: 5,49.103

Neut#: 4,13 Lymph# : 1,16 Mono # : 0,08 Eo #: 0,07 Ba # : 0,05 Neut%: 75,1

Page 134: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

117

Lymp% : 21,2 Mono% : 1,5 Eo %: 1,3 Ba%: 0,9 RBC : 5,08.106

HGB : 12,8 HCT : 39,9 MCV: 78,5 MCH: 25,2 MCHC : 32,1 PLT : 444.103

22

*

1.17.07.15

72 th post kemoterapi 5x dan 1 hari yg lalu mendapat terapi Amoxycillin syr btl I/ 3x1 Parasetamol syr btl I/ 3x1

Ca Mammae Bilateral Obstruksi Odinofagia

1 hr Kemoterapi 6

nyeri untuk menelan dan makin memberat Pasca kemoterapi: mual (-) muntah (-)

Clanexy Syr btl I Ibuprofen Syr btl I Thrombopob cream I Kemicitin cream I

23/07/05 23/07/05 23/07/05 23/07/05

TD : 110/90mmHg S : 36˚C 21/07/05

WBC 3.6 x 103 RBC 3.06 x 106 Hgb 10.4 Hct 29.5 MCV 96.5 MCH 34.1 McHc 35.3 Plt 130 x 103

Membaik

23 1.17.64.92 53 th Ca Mammae Std IV Sinistra metastasis Pulmo

1 hr Kemoterapi 1

sesak nafas, cemas Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (-)

Cyclophosphamide 200 g (IV vial) Neosar 800 mg Epirubicin 750 mg (p.o) 3x1 Curacil 750 mg Premedikasi : Frazon 8 mg (i.v) Simetidin (i.v) Kalmethasone (i.v)

07/04/05 07/04/05 07/04/05 07/04/05 07/04/05

TD : 110/80mmHg , S : 36˚C 07/04/05 WBC 9.5x 103 RBC +5.99x 106 Hgb 12.1 Hct 42.2 MCV -70.5 MCH -20.2 McHc -28.7 Plt 379 x 103

24 1.17.26.89

33 th post kemoterapi 1x pasien cemas sebelum dilakukan Tx Kemoterapi II

Ca Mammae Bilateral T4N1M0

2 hr kemoterapi 2

Tidak ada keluhan

Premedikasi : Dexamethason 2 ap/12 jam (i.v) Pantozol 1 ap/12 jam (i.v) Meisec 2x1 (p.o) Primperan 3x1 (p.o) Frazon 8 mg Radin 2 ap Dipenhidramin Regimen SS : Paxus 300 mg Doxorubicin 75 mg

26/02-27/02 26/02-27/02 26/02-27/02 26/02-27/02

26/02/05 26/02/05 26/02/05 27/02/05

TD : 120/80mmHg S : 37˚C 24-02-2005

WBC 30.8x103

RBC 24.9x106 LYM 3.18 % MONO 2.31 % EOS 0.23 % BASO 0.355 % Hgb 12.0 Hct 35.9 % MCV 78.7 MCH 26.4 McHc 33.5 Plt 491x103

Membaik

Page 135: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

118

25 01.17.48.85 57 th post kemoterapi 1x Tindakan yg dilakukan : rehabilitasi

Ca Mammae tipe ductal T4cN3Mx metastasis ke kelenjar Axilla

1 hr Kemoterapi 1

Tertacef 1x1g Lycoxy 1x1 Inj Ds : Rl = 2 : 1 Muact 2x1 (X) Mefinal 3x1 (X) Xclose 2x1 (X) SS : Cyclophosphamid 96 mg Metrotrexat 960 mg 5FU 500 mg

08/03/05 08/03/05 08/0305 21/03/05 21/03/05 21/03/05 08/03/05

TD : 120/80mmHg S : 37˚C 22-02-2005

WBC 7.1x103

RBC 4.22x106

LYM 58.8 % MONO 1.5 % EOS 3.2 % BASO 0.1 % Hgb 11.0 Hct 33.8 % MCV 80.0 MCH 25.9 McHc 32.4 Plt 342x103

Membaik

26a 01.16.94.19

46 th post radioterapi Ca Mammae T4N2Mx

1 hr kemoterapi 1

transfusi darah Doxorubicin 70 mg Paxus 8 mg Zantac 1 ap (i.v) Dexametazon 1 ap (i.v) Dipenhidramin 1 ap (i.v) Frazon tablet 1 Paxus 210 ml dlm intralit

08/04/05 08/04/05 08/04/05 08/04/05 08/04/05 08/04/05 08/04/05 08/04/05

TD : 120/80mmHg S : 37˚C 08-04-2005

WBC 6.5x103

RBC 4.87x106

Hgb 13.8 Hct 43.1 % MCV 88.5 MCH 28.3 McHc 32.0 Plt + 440x103

Membaik

b 01.16.94.19

46 th post radioterapi

Ca Mammae T4N2Mx

1 hr kemoterapi 2

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (+)

Doxorubicin 70 mg Zantac 1 ap (i.v) Dexametazon 1 ap (i.v) Dipenhidramin 1 ap (i.m) Narfos 8 mg

17/05/05 17/05/05 17/05/05 17/05/05 17/05/05

TD : 120/80mmHg S : 36˚C Tidak ada data lab

membaik

27

*

01.20.91.59 58 th post kemoterapi 1x Ca Mammae dextra T4N3M0 , DM tipe 2, Dislipidemia, Anemia Mikrositik Hipokromik disertai proses infeksi 22/11 → pasien masih lemah, pro SS menunggu 23/11 → ada luka basah, bau +, pendarahan maka pasien terindikasi infeksi dan dianjurkan untuk penambahan transfusi darah serta anjuran makan/ minum yang cukup. 24/11 → pasien merasakan nyeri dan kondisinya masih lemah

Ca Mammae dextra T4N3M0 dengan komplikasi

5 hr kemoterapi ke-2

Pasca kemoterapi: Nyeri (+) Mual (+) Rambut rontok (+)

Cyclophosphamid 840 mg Doxorubicin 80 mg Roborantin 1x1 Glunenorm 1-0-0 (2x1) MST 2x10 g Tramadol 3x1 Inj. Tramadol 1 ap/ 8 jam Grahabion Gemfibrozil 1x30 g

24/11/05 24/11/05

22-11-26/11 22/11-26/11 22/11-23/11

23/11/05 24/11-26/11 22/11-26/11

26/11/05

22-11-2005 WBC 5.81x103

RBC 3.63x106 LYM 0.95 % MONO 0.94 % EOS 0.06 % BASO 0.05 % Hgb 9.6 Hct 31.2 % MCV 86 MCH 26 McHc 30.8 Plt 360x103

24-11-2005 WBC 5.04x103

RBC 4.00 x 106

LYM 0.84 + %

membaik

Page 136: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

119

MONO 0.98 + % EOS 0.08 % BASO 0.06 % Hgb 10.6 Hct 33.9 % MCV 84.8 MCH 26.5 McHc 31.3 Plt 331x 103

28a 01.18.24.63 66 th post mastectomi, payudara kanan diangkat benjolan semakin besar dan keras kemudian bejolan tersebut pecah dan mengelurkan cairan yang berbau

Ca Mammae dextra ductal infiltratif Std IV disertai Hipertensi

10hr kemoterapi 1

Diet (TKTP) Inf. NaCl 0.9 % Nerviton E 1x1 HCT 1-0-0 Captopril 2x25 mg Gemfibrozil 1x300 mg Regimen SS : Cyclophosphamid 800 mg Doxorubicin 60 mg 5FU 750 mg

11/06-20/06 11/06-20/06 11/06-20/06 14/06-18/06 13/06-18/06 15/06-18/06

19/06/05

TD : 160/100mmHg S : 37˚C 11-06-2005 WBC 6.64x103 RBC 4.09 x 106 LYM 2.50 % MONO 0.54 % ESO 0.48 % BASO 0.08 % Hgb 11.9 Hct 38.2 % MCV 93.4 MCH 29.1 McHc 31.2 Plt 305 x 103

belum sembuh

b 01.18.24.63 66 th post kemoterapi 1

Ca Mammae dextraT4N2Mx , efusi pleura dextra sangat mungkin subpleural metastasis, pulmonla metastasis limfangitik tipe.

11hr kemoterapi 2

nyeri kepala belakang keadaan pasien masih lemah

Nerviron E 1x1 Diet TKTP Regimen SS : Doxorubicin 60 mg Endoxan 800 mg 5FU750 mg

14/07-22/07 14/07-22/07

23/07/05

TD 120/70 mmHg 22-07-2005

WBC 7.49x 103 RBC 4.43 x 106 LYM 1.26 % MONO 0.44 % ESO 0.20 % BASO 0.02 % Hgb 12.7 Hct 41.5 % MCV 93.7 MCH 28.7 McHc 30.6 Plt 287x 103

belum sembuh

29 01.19.42.72 40 th post mastectomi dan dilakukan dibiopsi Ca Mammae Sinistra T4N0M0 dengan Asma persisten ringan

7 hr kemoterapi 1

batuk dan demam sesak nafas

Nerviron E 1x1 Diet TKTP Nebulizer 2cc/12 jam Sistenol Regimen SS : Doxorubicin 90 mg Endoxan 900 mg

26/07-29/07 26/07-31/07 26/07-31/07 26/07-31/07

30/07/05

TD 120/80 mmHg S : 38˚C 28-07-2005

WBC 6.25x 103 RBC 4.45 x 106 LYM 1.77 % MONO 0.93 % ESO 0.32 % BASO 0.05 %

membaik

Page 137: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

120

Hgb 11.2 Hct 38.4 % MCV 86.3 MCH 25.2 McHc 29.2 Plt 358x 103

30a 01.17.13.81

47 th post mastectomi

Ca Mammae Dextra ductal infiltratif deferensiasi sedang (T3N0M1) dengan metastasis ke-2 kelenjar limfa axilla.

3 hr kemoterapi 1

Dexamethazon 5 tab. (p.o) Inf. NaCl Dipenhidramin 50 mg (i.v) Ranitidin 1 ap (i.v) Vomceran 8 mg (i.v) Premedikasi : Dexametazon 20 mg/p.o Dipenhidramin 50 mg/ i.v Ranitidin 50 mg/ i.v Regimen SS : Paxus 330 mg dlm intralit 500 cc Xeloda 3-0-3 (p.o)

29/06/05 29/06-01/07

30/06/05 30/06/05 30/06/05 30/06/05

30/06/05

TD 120/80 mmHg S : 37˚C Tidak ada data lab

Membaik

b 01.17.13.81

47 th post mastectomi

Ca Mammae Dextra T3N0M1

2 hr kemoterapi 2

Dexamethazon 2x3 tab. (p.o) Diphenhidramin 50 mg (p.o) Ranitidin 50 mg (i.v) Intralit 500 cc Regimen SS : Xeloda 2x3 tab. (p.o) Paxus 330 mg (i.v)

16/08/05 16/08/05 17/08/05

16/08-17/08 17/08/05

TD 120/80 mmHg S : 37˚C 16-08-2005

WBC 6.19x103 RBC 4.07 x 106 LYM 1.96 % MONO 0.37 % ESO 0.25 % BASO 0.02 % Hgb 12.5 Hct 37.0 % MCV 90.9 MCH 30.7 McHc 33.8 Plt 166 x 103

Membaik

31a

*

01.19.98.47 53 th post mastectomi Ca Mammae Dextra T4N1M0, Hipertensi stage 1 dan Dislipidemia

11hr kemoterapi 1

Inf. NaCl B kompleks 1x1 Captopril 2x125 mg Simirostatin 5 mg (0-0-1) Regimen SS : Endoxan 900 mg Doxorubicin 90 mg

24/08-26/08 24/08-26/08 29/08-31/08 30/08-31/08

01/09/05

TD 150/90 mmHg S : 37˚C 24-08-2005

WBC 5.24x103RBC 4.16x106

LYM 1.40 % MONO 0.41 % ESO 0.12 % BASO 0.02 % Hgb 11.5 Hct 36.6 % MCV 88.0 MCH 27.6 McHc 31.4

belum sembuh

Page 138: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

121

Plt 168 x 103 b 01.19.98.47 53 th post mastectomi dan post kemoterapi 1

Sebelum mendapatkan SS II, pasien didiagnosa ternyata mengalami problem leucopenia disertai neutropenia oleh karena itu SS II untuk sementara waktu ditunda untuk memulihkannya pasien diberikan Ciprofloksasin 2x500 mg sebagai profilaksis. Kemudian setelah pada hari ke-6 perawatan, hasil uji kimia darah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan kemoterapi II. Keadaan setelah kemoterapi 2 pasien mengalami mual dan muntah 4x.

Ca Mammae Dextra T4N1M0 , Hipertensi stage 1 dan Dislipidemia

8 hr kemoterapi 2

Leukopenia dan Neutropenia mual dan nafsu makan turun

Inf. NaCl Captopril 2x125 mg Ciprofloksasin 2x500 mg Diet TKTP Regimen SS : Endoxan 900 mg Doxorubicin 90 mg

13/09-21/09 13/09-19/09 13/09-19/09 13/09-21/09

20/09/05

TD 150/90 mmHg S : 37˚C 13-09-2005

WBC 1.29x103 RBC 3.79x106 LYM 1.02 % MONO 0.11 % ESO 0.03 % BASO 0.08 % Hgb 10.7 Hct 34.4 % MCV 90.8 MCH 28.2 McHc 31.1 Plt 97 x 103 14-09-2005

WBC 2.65x103 RBC 4.31x106 LYM 1.37 % MONO 0.74 % ESO 0.03 % BASO 0.02 % Hgb 12.3 Hct 38.3 % MCV 88.9 MCH 28.5 McHc 32.1 Plt 197 x 103 21-09-2005

WBC 6.20x103

RBC 4.49x106 LYM 2.04 % MONO 2.11 % ESO 0.05 % BASO 0.03 % Hgb 12.7 Hct 40.9 % MCV 91.1 MCH 28.3 McHc 31.1 Plt 132 x 103

c 01.19.98.47 53 th Ca Mammae Dextra T4N1M0

5 hr kemoterapi 3

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Inf. NaCl Nerviton E 1x1 Diet TKTP Regimen SS : Endoxan 900 mg Doxorubicin 90 mg

11/10-14/10 11/10-14/10 11/10-14/10

13/10/05

TD 120/75 mmHg S : 37˚C 11-10-2005

WBC 4.61x103 RBC 3.70 x 106

LYM 0.65 % MONO 0.60 %

Membaik

Page 139: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

122

ESO 0.02 % BASO 0.01 % Hgb 11.0 Hct 33.5 % MCV 90.5 MCH 29.7 McHc 32.8 Plt 224 x 103 13-10-2005

WBC 7.34x103 RBC 3.64 x 106 LYM 0.81 % MONO 0.64 % ESO 0.02 % BASO 0.07 % Hgb 11.2 Hct 33.9 % MCV 93.1 MCH 30.8 McHc 33.0 Plt 131 x 103

d 01.19.98.47 53 th post mastectomi dan post kemoterapi 3

Ca Mammae Dextra infiltratif T4N1M0

5 hr kemoterapi 4

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Inf. NaCl Roborantin 1x1 Diet TKTP Regimen SS : Endoxan 900 mg Doxorubicin 90 mg

10/11-14/11 10/11-14/11 10/11-14/11

13/11/05

TD 110/70 mmHg S : 37˚C 10-11-2005

WBC 3.43x103 RBC 3.38 x 106 LYM 0.38- % MONO 0.73+ % ESO 0.02 % BASO 0.02 % Hgb 10.4 Hct 32.4 % MCV 95.9 MCH 30.8 McHc 32.1 Plt 170 x 103 13-11-2005

WBC 6.93x103 RBC 3.50 x 106 LYM 0.44- % MONO 0.79+% ESO 0.01 % BASO 0.02 % Hgb 10.8 Hct 33.8 % MCV 96.6 MCH 30.9 McHc 32.0 Plt 188 x 103

Membaik

Page 140: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

123

32a

*

01.19.91.07 41 th post mastectomy

Ca Mammae Dextra T3N1Mx

9 hr kemoterapi 1

Anemia Normositik Hipokromik

Inf. NaCl Nerviton E 1x1 Diet TKTP Regimen SS : Endoxan 800 mg Doxorubicin 80 mg

22/08-28/08 22/08-28/08 22/08-28/08

20/08/05

TD 120/80 mmHg S : 37˚C 22-08-2005

WBC 7.18x103 RBC 3.48 x 106

LYM 2.44 % NEU 3.95 % MONO 0.64 % ESO 0.12 % BASO 0.03 % Hgb 8.5 Hct 27.7 % MCV 79.6 MCH 24.4 McHc 30.7 Plt 268x103 26-08-2005

WBC 7.20x103 RBC 4.62x106 LYM 1.96 % NEU 4.21 % MONO 0.88 % ESO 0.13 % BASO 0.02 % Hgb 11.6 Hct 37.3 % MCV 80.7 MCH 25.1 McHc 31.1 Plt 247x103

membaik

b 01.19.91.07 41 th post mastectomi dan post kemoterapi 1

Ca Mammae Dextra T3N1Mx metastasis pulmonal tipe limfangitik

4 hr kemoterapi 2

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Inf. NaCl Nerviton E 1x1 Regimen SS : Endoxan 800 mg Doxorubicin 70 mg

18/09-21/09 18/09-21/09

20/09/05

TD 120/80 mmHg S : 37˚C 17-09-2005

WBC 7.20x103 RBC 4.62x106 LYM 1.67 % NEU 4.68 % MONO 0.71 + % ESO 0.05 % BASO 0.03 % Hgb 11.6 Hct 37.5 % MCV 81.2 MCH 25.1 McHc 30.9 Plt 292x103

membaik

c 01.19.91.07 41 th post mastectomi dan post kemoterapi 2

Ca Mammae Dextra

4 hr kemoterapi 3

Nerviton E 1x1 Regimen SS : Cyclophospamid 800 mg

10/10-13/10 12/10/05

TD 120/80 mmHg S : 37˚C 12-10-2005

membaik

Page 141: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

124

T3N1Mx Doxorubicin 70 mg

WBC 8.19x103

RBC 4.31x106

LYM 0.79 % NEU 6.12 % MONO 1.24 % ESO 0.02 % BASO 0.02 % Hgb 10.7 Hct 34.5 % MCV 80.0 MCH 24.8 McHc 31.0 Plt 265 x 103

d 01.19.91.07 41 th post mastectomi dan post kemoterapi 3 Ca Mammae Dextra T3N1Mx

4 hr kemoterapi 4

Grahabion 1x1 Regimen SS : Cyclophospamid 800 mg Doxorubicin 70 mg

09/11-12/11 11/11/05

TD 110/70 mmHg S : 37˚C 09-11-2005

WBC 3.88x103 RBC 4.02x106

LYM 0.54 % NEU 2.60 % MONO 0.67 % ESO 0.06 % BASO 0.01 % Hgb 10.4 Hct 33.9 % MCV 84.3 MCH 25.9 McHc 30.7 Plt 189x103

Membaik

33

*

00.99.44.84

52 th post kemoterapi 2

Ca Mammae Sinistra residif

8 hr kemoterapi 3

Diet TKTP Regimen SS : Cyclophospamid 750 mg Epirubicin 165 mg 5FU650 mg

02/07-09/07 07/07/05

TD 120/70 mmHg S : 37˚C 29-06-2005

WBC 2.0x103 RBC 3.82 x 106

Hgb 11.3 Hct 32.6 % MCV 85.4 MCH 29.6 McHc 34.7 Plt 198 x 103

Membaik

34

*

01.18.59.10

38 th post mastectomi dan Cancer pain, anemia paraparese inferior, imobilisasi dengan problem dekubitus.

Ca Mammae Sinistra Std. lanjut

17hr kemoterapi 1

nyeri pada paha dan panggul serta punggung

Inf. NaCl Nerviton E 1x1 Inj. Ciftazidim 1 g/ 8 jam Inj. Gentamicin 60 mg/8 jam Regimen SS : Cyclophospamid 600 mg Epirubicin 60 mg Fluorouracil 600 mg

09/06-27/06 09/06-27/06

9-15&18-27/6 9-15&18-27/6

15/06/05

09-06-2005 WBC 16.18x103 RBC 3.66x106 LYM 2.43 % MONO 1.43 % ESO 0.03 % BASO 0.05 % Hgb 10.6

belum sembuh

Page 142: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

125

Hct 32.2 % MCV 88.0 MCH 29.0 McHc 32.9 Plt 271 x 103

13-06-2005 WBC 9.26x103 RBC 3.17x106 LYM 2.17 % NEU 6.04 % MONO 0.61 % ESO 0.35 % BASO 0.09 % Hgb 9.0 Hct 29.0 % MCV 91.5 MCH 28.4 McHc 31.0 Plt 277 x 103 25-06-2005 WBC 7.04x103

RBC 3.88 x 106 LYM 1.49 % NEU 4.75 % MONO 0.40 % ESO 0.34 % BASO 0.06 % Hgb 11.3 Hct 35.3 % MCV 91.0 MCH 29.1 McHc 32.0 Plt 212 x 103

35a 01.19.98.34

31 th post mastectomi

Ca Mammae Sinistra T4N1M0

6 hr kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (+) muntah (+) rambut rontok (+)

Diet TKTP Roborantin 1x1 Regimen SS : Doxorubicin 80 mg Endoxan 800 mg

23/08-28/08 23-26&28/08

27/08/05

TD 110/70 mmHg S : 37˚C 23-08-2005

WBC 6.71x103 RBC 4.29x106 LYM 30.5 % NEU 53.6 % MONO 8.2 % ESO 7.3 % BASO 0.4 % Hgb 12.3 Hct 37.5 % MCV 87.4 MCH 28.7 McHc 32.8 Plt 288 x 103

Membaik

Page 143: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

126

b 01.19.98.34

31 th post mastectomi dan post kemoterapi 1 Ca Mammae Sinistra T4N1M0 metastase ke kelenjar axilla

3 hr kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Diet TKTP Nerviton E 1x1 Regimen SS : Doxorubicin 50 mg Endoxan 500 mg

13/09-15/09 13/09-14/09

15/09/05

TD 120/80 mmHg S : 37˚C 13-09-2005

WBC 4.73x103 RBC 4.22 x 106 LYM 28.8 % NEU 63.2 % MONO 6.6 % ESO 0.04 % BASO 0.03 % Hgb 12.1 Hct 37.0 % MCV 87.7 MCH 28.7 McHc 32.7 Plt 286 x 103

membaik

36 01.18.78.32

60 th post mastectomy, post kemoterapi ke-5

Ca Mammae T3N1M0

3 hr kemoterapi 6

Premedikasi : Dexamethazone 2 ap (i.v) Dipenhidramin 2 cc Rantin 2 ap (i.v) Frazon 8 mg Regimen SS : Doxorubicin 75 mg dlm D 5% 100 cc (habis 30 menit) Paxus 250 mg dlm intralit 500 cc (habis 3 jam)

19/10/05

19/10/05

TD 120/80 mmHg , S : 37˚C Tidak ada data lab

Membaik

37 01.03.13.02

38 th post mastectomy

Ca Mammae Sinistra T3N1M0 , Hipertensi metastase tulang

7 hr kemoterapi 1

pasien mengatakan agak pusing dan batuk

Captopril 2x12.5 mg (p.o) Tamofen 1x1 (p.o) Betavit 2x1 (p.o) Tromboles 2x2 (p.o) Gaticin 2x1 (p.o) Levopront Syr 3x C1 (p.o) Tanakan 3x1 (p.o) Meticobalt 2x1 ap (i.v) Zometta 3x1 (inj.) Regimen kemoterapi : Xeloda (p.o) 3-0-2

05/08-09/08 05/08-09/08 06/08-09/08 06/08-09/08 08/08-09/08 08/08-09/08 08/08-09/08 06/08-07/08

06/08/05

09/08/05

TD 160/95 mmHg S : 37˚C 15-08-2005

WBC 9.48x103 RBC 4.12 x 106 LYM 2.10 % NEU 6.56 % MONO 0.72 + % ESO 0.07 % Hgb 11.4 Hct 35.8 % MCV 86.9 MCH 27.7 McHc 31.8 Plt 391 x 103

membaik

38a 0.69.85.46 40 th Ca Mammae dextra advance stage

2 hr kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: mual (+) Muntah (+)

Dexamethazon 2 ap/ 12 jam (i.v) Frazon 8 mg (i.v) Pantozol (i.v) Ranitidine 2 ap (i.v) Dipenhidaramin (i.v) Compraz 1 tab. Inf. NaCl 100 cc/ 30 menit

19/09/05 19/09/05 19/09/05 19/09/05 19/09/05 19/09/05

19/09-20/09

TD 120/80 mmHg S : 37.5˚C Tidak ada data lab

membaik

Page 144: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

127

Regimen SS : Doxorubicin 75 mg dlm D 5% 100 cc/ 0.5 jam Paxus (1/2 jam kemudian) 260 mg dlm intralit 500 cc/ 3 jam

19/09/05

b 0.69.85.46 40 th Ca Mammae dextra advance stage

1 hr kemoterapi 2

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Dexamethazon 2 ap/ 12 jam Kytril 1 ap Pantozol 1 flakon Deladryl 2 ap Ranitidine 2 ap Regimen SS : Doxorubicin 75 mg dlm D 5% 100 cc/ 0.5 jam Paxus (1/2 jam kemudian) 260 mg dlm intralit 500 cc/ 3 jam

10/10/05 10/10/05 10/10/05 10/10/05 10/10/05 10/10/05

TD 120/80 mmHg S : 37.5˚C 04-10-2005

WBC 3.00x103 RBC 4.06x106 LYM 0.52 % NEU 0.38 % MONO 0.04 % ESO 0.06 % Hgb 12.9 Hct 34.1 % MCV 8.1 MCH 30.0 McHc 35.7 Plt 376 x 103

membaik

c 0.69.85.46 40 th Ca Mammae dextra advance stage

1 hr kemoterapi 3

DexamethazonInf. NaCl 100 cc/ 30 menitFrazon 8 mg/12 jamPantozol 1 vialDeladryl 2 cc (i.m)Ranitidine Regimen SS : Doxorubicin 75 mg dlm D 5% 100 cc/ 0.5 jam Paxus (1/2 jam kemudian) 260 mg dlm intralit 500 cc/ 3 jam

31/10/05 31/10/05 31/10/05 31/10/05 31/10/05 31/10/05 31/10/05

TD 120/80 mmHg S : 37˚C Tidak ada data lab

membaik

d 0.69.85.46 40 th Ca Mammae dextra advance stage

1 hr kemoterapi 4

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-) Pasca pemberian obat : perih lambung.

Dexamethazon 2 ap/ 12 jam 2x1 Frazon 8 mg (i.v) Pantozol 1 vial (i.v) Deladryl 2 cc (i.v) Ranitidine 2 ap (i.v) Qten 30 mg 2x1 Legres 1 tab. 2x1 Narfos Compras Regimen SS : Doxorubicin 75 mg dlm D 5% 100 cc/ 0.5 jam Paxus (1/2 jam kemudian) 260 mg dlm intralit 500 cc/ 3 jam

21/11/05 21/11/05 21/11/05 21/11/05 21/11/05 21/11/05 21/11/05 21/11/05 21/11/05 21/11/05

TD 120/80 mmHg S : 37˚C

19-11-2005 Hgb 12.0 Hct 34.5 % MCV 82 MCH 30.1 McHc 34.7 AL 4.200 AT 346

membaik

e 0.69.85.46 40 th Ca Mammae dextra Std.

1 hr kemoterapi 5

Pasca kemoterapi: Mual (+)

Dexamethazon 2 ap/ 12 jam 2x1 Frazon 8 mg (i.v) Pantozol 1 vial (i.v)

13/12/05 13/12/05 13/12/05

TD 120/80 mmHg S : 37˚C Tidak ada data lab

membaik

Page 145: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

128

IV

Muntah (-) beresiko infeksi (+)

Ranitidine 2 ap (i.v) Dipenhidramin 2 ap (i.v) Regimen SS : Doxorubicin 75 mg dlm D 5% 100 cc/ 0.5 jam Paxus (1/2 jam kemudian) 260 mg dlm intralit 500 cc/ 3 jam

13/12/05 13/12/05 13/12/05

39a

*

01.18.74.84 44 th post mastectomy, post lymphadektomi, post kemoterapi ke-3

Ca Mammae Sinistra Std. IV dan metastase ke Lobus Sinistra

7 hr kemoterapi 4

Inf. NaCl Nerviton E 1x1 Regimen SS : Cyclosphospamid 840 mg Doxorubicin 84 mg

14/10-20/10 15/10-19/10

19/10/05

TD 120/80 mmHg S : 37˚C

14-10-2005 WBC 3.26x103 RBC 3.73x106 LYM 17.6 % NEU 60.6 % MONO 8.9 % ESO12.9 % BASO 0.00 % Hgb 11.7 Hct 35.7 % MCV 95.7 MCH 31.4 McHc 32.8 Plt 202 x 103

19-10-2005 WBC 5.16x103 RBC 3.39x106 LYM 6.0 % NEU 91.5 % MONO 2.1 % ESO 0.4 % BASO 0.00 % Hgb 10.7 Hct 32.5 % MCV 95.9 MCH 31.6 McHc 32.9 Plt 209 x 103

b 01.18.74.84 44 th post mastectomy, post lymphadektomi, post kemoterapi ke-4 anemia

Ca Mammae Sinistra Std. IV metstasis otak + hepar

5 hr kemoterapi 5

Roborantin 1x1 Regimen SS : Cyclosphospamid 840 mg Doxorubicin 84 mg

22/11-23/11 22/11/05

TD 120/70 mmHg S : 37˚C

20-11-2005 WBC 4.10x103 RBC 3.06x106 LYM 9.4 % NEU 50.9 % MONO 9.8 % ESO 29.6 % BASO 0.2 % Hgb 9.7 Hct 30.6 %

membaik

Page 146: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

129

MCV 100.0 MCH 31.7 McHc 31.7 g Plt 211x103

22-11-2005 WBC 4.87x103 RBC 3.36x106 LYM 9.0 % NEU 48.9 % MONO 9.9 % ESO 31.7 % BASO 0.6 % Hgb 10.7 Hct 33.8 % MCV 100.6 MCH 31.8 McHc 31.7 Plt 239x103

40 01.20.67.39 64 th post mastectomy

Ca Mammae Sinistra T3N1M0

5 hr kemoterapi 1

Frazon 1 ap Cimetidin 1 ap Kalmethazon 1 ap Prehidrasi NaCl 250cc Cimetidin 3x1 (p.o) Frazon 2x1 (p.o) Regimen SS : Epirubicin 50 mg Cyclofosfamid 500 mg

26/11/05 26/11/05 26/11/05 26/11/05 28/11/05 28/11/05 27/11/05

Tidak ada data lab Membaik

41

*

01.20.51.99 51 th post mastectomy

Ca Mammae Sinistra T4N1M0 metastase ke kelenjar getah bening

9 hr kemoterapi 1

Nerviton E 1x1 Pronalges Regimen SS : Cyclosphospamid 700 mg Doxorubicin 70 mg

21/11-29/11 21/11-29/11

28/11/05

TD 130/80 mmHg S : 37˚C

21-09-2005 WBC 34.9x103 RBC – MONO 3.5 % ESO 11.4 % BASO 0.3 % Hgb 12.0 Hct 36.6 % Plt - 29-09-2005

WBC 11.23x103 RBC 4.61x106

LYM 10.8 % NEU 85.2 % MONO 3.8 % ESO 0.1 % BASO 0.1 % Hgb 13.1 Hct 41.1% MCV 89.2

membaik

Page 147: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

130

MCH 28.4 McHc31.9 Plt 333 x 103

42a 01.20.60.29 55 th post mastectomy Ca Mammae Sinistra curiga metastase ke tulang disertai Hipertensi Stage II

9 hr kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Nerviton E 1x1 Irbesartan 300 mg 1-0-0 Regimen SS : Endoxan 870 mg Doxorubicin 87 mg

29/09-05/10

06/10/05

TD 180/90 mmHg S : 37˚C 29-09-2005

WBC 6.64x103 RBC 3.51x106

LYM 32.5 % NEU55.1 % MONO 9.8 % ESO 2.6 % BASO 0.0 % Hgb 11.0 Hct 33.5 % MCV 95.4 MCH 31.3 McHc 32.8 Plt 245 x 106

Membaik

b 01.20.60.29 55 th post mastectomy dan post kemoterapi 1 Ca Mammae Sinistra

4 hr kemoterapi 2

Grahabion E 1x1 Inf. NaCl Regimen SS : Endoxan 870 mg Doxorubicin 87 mg

25/10-28/10 25/10-28/10

27/10/05

TD 100/80 mmHg S : 37˚C 25-10-2005

WBC 5.76x103 RBC 3.68x106 LYM 19.8 % NEU 58.6 % MONO 20.5 % ESO 0.9 % BASO 0.2 % Hgb 11.5 Hct 35.2 % MCV 95.7 MCH 31.3 McHc 32.7 Plt 321x103

Membaik

c 01.20.60.29 55 th post mastectomy dan post kemoterapi 2 disertai Hipertensi stage II

Ca Mammae Sinistra T4N1M0

1 hr kemoterapi 3

pasca kemoterapi: mual (+) muntah (-)

Roborantin 1x1 Adalat oros 1x30 mg HCT 1-0-0 Diet TKTP Regimen SS : Cyclophospamid 870 mg Doxorubicin 87 mg

18/11-20/11 18/11-20/11 18/11-20/11 18/11-22/11

21/11/05

TD 150/70 mmHg S : 37˚C

15-11-2005 WBC 6.18x103 RBC 3.79x106

LYM 18.0 % NEU 63.2 % MONO 17.2 % ESO 0.6 % BASO 1.0 % Hgb 11.7 Hct 35.9 % MCV 94.7

belum sembuh

Page 148: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

131

MCH 30.9 McHc 32.6 Plt 314 x103

43 01.19.39.38 70 th post radioterapi

Ca Mammae Sinistra metastase paru Noduler

5 hr kemoterapi 1

Anemia luka basah pada mammae (+) nyeri (+)

Inf. NaCl Inj. Ceftriaxone 1 g/ 12 jam Trombo Aspilet 2x80 mg Lasix 1-0-0 Nerviton E 1x1 Metronidazole Ceftasidine 1 g Diet TKTP Regimen kemoterapi : Xeloda

13/09-17/09 13,15,18/09 13/09-17/09 13/09-17/09 13/09-17/09

15/09/05 15/09-16/09 13/09-17/09

18/09/05

TD 130/80 mmHg S : 37˚C 12-09-2005

WBC 6.1x103 RBC 2.61x106

Hgb 8.3 Hct 24.7 % MCV 94.8 MCH 32.0 McHc 33.7 Plt 309x 103

belum sembuh

44a

*

01.20.04.64 48 th post mastectomy dan post kemoterapi 1 Ca Mammae dextra duktal infiltratif sedang dengan problem hipokalemia

5 hr kemoterapi 2

Inf. NaCl Nerviton E 1x1 Diet TKTP Regimen SS : Cyclophospamid 900 mg Adriamicyn 90 mg

20/10-23/10 20/10-22/10 20/10-23/10

23/10/05

TD 130/80 mmHg S : 37˚C

27-09-2005 WBC 15.73x103 RBC 4.06x106 LYM 7.5 % NEU 84.3 % MONO 5.4 % ESO 2.7 % BASO 0.1 % Hgb 11.0 Hct 34.8 % MCV 58.7 MCH 26.6 McHc 31.3 Plt 274 x 103

belum sembuh

b 01.20.04.64 48 th post mastectomy dan post kemoterapi 2 problem anemia dan leukopenia

Ca Mammae dextra duktal infiltratif sedang

5 hr kemoterapi 3

anemia dan leukopenia

transfusi darah Inf. NaCl Grahabion 1x1 Regimen SS : Cyclophospamid 900 mg Adriamicyn 90 mg

10/11/05 08/11-12/11 08/11-10/11

11/11/05

TD 130/80 mmHg S : 37˚C

10-11-2005 WBC 2.59x103 RBC 3.65x106

LYM 22.8 % NEU40.9% MONO 30.9 % ESO 3.1 % BASO 2.3+% Hgb 9.7 Hct 31.3 % MCV 85.8 MCH 26.6 McHc 31.0 Plt 302x103

Membaik

45 01.20.97.65 46 th post mastectomy disertai Hipertensi stage II

Ca Mammae

8 hr kemoterapi 1

nyeri (+) Pasca

Roborantin 1x1 Captopril 2x25 mg

12/11-19/11 12/11-19/11

TD 200/100 S : 37˚C

belum sembuh

Page 149: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

132

dextra T4N1M0 metastase ke kelenjar limfe

kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

HCT 1-0-0 Inf. NaCl Regimen SS : Cyclophospamid 600 mg Doxorubicin 60 mg

12/11-19/11 12/11-19/11

18/11/05

15-11-2005 WBC 8.38x103

RBC 5.11x106 LYM 27.5 % NEU57.5 % MONO13.6 % ESO0.4 % BASO 1.0 % Hgb 11.1 Hct 37.8 % MCV 74.0 MCH 21.7 McHc 29.4 Plt 331x 103

46a 01.21.18.40 42 th Ca Mammae dextra T4N1M0

3 hr kemoterapi 1

Betafit 3x1 (p.o) Corsel 3x1 (p.o) Pariet 2x1 (p.o) Inf. NaCl Kitril 3 mg (i.v) Pantozol 1 ap (i.v) Diphenhidramin (i.v) Ranitidine (i.v) Ecosol (p.o / i.v) Regimen SS: Paxus 230 mg Doxorubicin 70 mg

08/11-09/11 08/11-09/11 08/11-09/11 08/11-09/11

08/11/05 08/11/05 08/11/05 08/11/05 08/11/05 08/11/05

TD 120/80 mmHg S : 37˚C

07-11-2005 WBC 11.9x103

RBC 4.28x106 Hgb 12.1 Hct 39.6% MCV 92.5 MCH 28.3 McHc 30.6 Plt 249 x 103

belum sembuh

b 01.21.18.40 42 th post kemoterapi 1 Ca Mammae dextra T4N1M0

2 hr kemoterapi 2

Corsel 3x1 (p.o) Pareit 2x1 (p.o) Glisodin 1x1 (p.o) Enervon C 1x1 (p.o) Tamofen 2x1 (p.o) Inf. NaCl Pantozol 2x1 ap Ecosol 500cc 1 Kitril 2x1 ap Ranitidine 2ap Dexamethazon 2ap Diphenhidramin (i.v) Regimen SS: Paxus 230 mg Doxorubicin 70 mg

29/11-30/11 29/11-30/11 29/11-30/11 29/11-30/11 29/11-30/11 29/11-30/11

29/11/05 29/11/05 29/11/05 29/11/05 29/11/05 29/11/05 29/11/05

TD 120/80 mmHg S : 37˚C 28-11-2005

WBC 14.7x103 RBC - Hgb 11.4 Plt 257x103

47a 01.20.24.09 47 th post lymphodektomi dan post mastectomi

Ca Mammae dextra T2N0M0

3 hr kemoterapi 1

Frazon 3x1 tab. (p.o) Simetidin 3x1 (p.o) Premedikasi : Dexamethazon (i.v) Simetidin (i.v) Frazon 8 g (i.v) Neurobion E (i.v)

08/12-09/12 08/12-09/12

07/12/05

TD 120/80 mmHg S : 37˚C

07-12-2005 Hb 11.6 AL 8.6 AT 225 AE 4.74

Membaik

Page 150: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

133

Regimen SS: Doxorubicin 70 mg (i.v) Endoxan 1 g (i..v)

07/12/05

b 01.20.24.09 47 th post lymphodektomi, post mastectomy, post kemoterapi 1

Ca Mammae dextra T2N0M0

4 hr kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Neuroubion 500 mg Frazon 3x1 tab. (p.o) Simetidin 3x1 (p.o) Hepasil 2x1 (p.o) Premedikasi : Kalmethazon (i.v) Simetidin (i.v) Frazon 8 g (i.v) Regimen SS: Doxorubicin 70 mg (i.v) Cylophospamid 700 mg (i.v)

28/12/05 28/12-30/12 28/12-30/12 28/12-30/12

28/12/05

28/12/05

TD 120/80 mmHg S : 37˚C Tidak ada data lab

Membaik

48a 00.68.22.34 42 th post mastectomy tgl 27/3/04 Riwayat penyakit sekarang/ alasan masuk RS : Ca Mammae post op. Rencana chemo

Ca Mammae Dextra T3N2M0

2 hr Kemoterapi 1

Vomceran 8 mg 3x1 Cimetidin 3x1 Pre medikasi : Vomceran 8 mg Cimetidin Kalmethason SS : Carcinocin 80 g + D5% 100 cc 30 tts/menit Urasil 800 g + D5% 100 cc 30 tts/menit Hidrasi NaCl 500 cc

12/02-13/02 12/02-13/02

12/02/05

12/02/05

S: 36,9 TD : 120/80 N: 80x R: 20x

12/02/05 WBC 5,2.103

NE% 51 LY% 27,4 MO% 19,1 EO% 2,5 BA% 0,0 NE# 2,7.103 LY# 1,4.103 MO# 1,0.103 EO# 0,1.103 BA# 0,0.103 RBC 4,09.106

HGB 12,9 HCT 37 MCV 90,3 MCH 31,4 MCHC 34,8 PLT 320.103

Membaik

b 00.68.22.34 42 th post mastectomy tgl 27/3/04 Riwayat penyakit sekarang/ alasan masuk RS : Ca Mammae post op. Rencana chemo

Ca Mammae Dextra T3N2M0

2 hr Kemoterapi 3

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Vomceran 8 mg 3x1 Cimetidin 3x1 Endoxan 800 mg Cimetidin/ Ulcumet Dexamethason Doxorubicin 80 mg Vomceran 8mg Terapi pulang : Vomceran 8 mg 3x1 Cimetidin 3x1

29/03-30/03 29/03-30/03

29/03/05 29/03/05 29/03/05 29/03/05 29/03/05

S : 36,3 TD : 140/85 N : 72 x R : 20 x 29/03/05 WBC 6,6.103

NE% 62,2 LY% 23,6 MO% 12,1 EO% 2,0 BA% 0,1

Page 151: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

134

NE# 4,1.103 LY# 1,6.103 MO# 0,8.103 EO# 0,1.103 BA# 0,0.103 RBC 3,87.106

HGB 11,8 HCT 33,3 MCV 86,0 MCH 30,5 MCHC 35,5 PLT 335.103

c 00.68.22.34 42 th post mastectomy tgl 27/3/04 Riwayat penyakit sekarang/ alasan masuk RS : Ca Mammae post op. Rencana chemo

Ca Mammae Dextra T3N2M0

1 hr Kemoterapi 4

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (+)

Frazon Cimetidin Dextro 100cc NaCl 100cc Frazon inj 8 mg Ulcerid Terapi pulang: Vomceran 8 mg 3x1 Frazon 3x1

19/04/05 19/04/05 19/04/05 19/04/05 19/04/05 19/04/05

S : 36,4 TD : 110/70 N : 80 x R : 20 x/menit Tidak ada data lab

d 00.68.22.34 42 th post mastectomy tgl 27/3/04 Riwayat penyakit sekarang/ alasan masuk RS : Ca Mammae post op. Rencana chemo

Ca Mammae Dextra T3N2M0

2 hr Kemoterapi 6

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (+)

Frazon 8 mg 3x1 Vomceran 8 mg 3x1 Dexamethason/Coradexon Dipenhidramine Cimetidin/Ulsiline Frazon 8 mg Paxus 30mg Neurobion 5000 dlm NaCl+Dexa Hidrasi : NaCl 500 cc Pre medikasi : Kalmethason 2 ap Dipenhidramin 50 mg Cimetidin I Frason 8 g I Regimen SS : Paxus 210 mg dlm intralit 500cc 3 jam Post hidrasi : NaCl 500 cc + Neurobion 5000 + Kalmethason 1ap Post medikasi : Frason 8 g X 3x1 Cimetidin XX 3x1 Terapi pulang: Cimetidin Frazon

11/06-12/06 11/06-12/06

11/06/05 11/06/05 11/06/05 11/06/05 11/06/05 11/06/05

S : 36 TD : 110/70 N : 80 x R : 24 x 03/06/05

WBC 4.42x103 LYM 1.56x103 MID 0.31 x103 MO 2.55 x103

GRA 2.55 x103 LY 0.1=0.0 x103

MI 7.1 GR 57.6 RBC 4.01.106 HGB 13.1 HCT 34.5 MCV 86.0 MCH 32.7 MCHC 38 PLT 265x103 09/06/05 WBC 6,0.103

NE% 55,8 LY% 29,7 MO% 11,5 EO% 4,8 BA% 0,0 NE# 3,3.103

Page 152: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

135

LY# 1,7.103 MO# 0,7.103 EO# 0,3.103 BA# 0,0.103 RBC 4,22.106

HGB 12,7 HCT 37,9 MCV 89,8 MCH 29,9 MCHC 33,3 PLT 326.103

e 00.68.22.34 42 th post mastectomy tgl 27/3/04 Riwayat penyakit sekarang/ alasan masuk RS : Ca Mammae post op. Rencana chemo

Ca Mammae Dextra T3N2M0

2 hr Kemoterapi 7

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (+)

Pre medikasi : Kalmethason 2ap Dipenhidramin 10 mg V Cimetidin 1ap Frazon 1ap SS: Paxus 210 mg dlm Intralit 500cc 3 jam Post hidrasi : NaCl 500 cc + Neurobion 5000 + Kalmethason I 28 tts/menit Post medikasi : Frazon 8 mg XX 3x1 Cimetidin X 3x1 Terapi pulang : Cimetidin XX 3x1 Frazon X 3x1

20/07/05

20/07/05

21/07/05

S : 36,5 TD : 120/80 N : 80 x R: 20 x 20/07/05 WBC 7,0.103

NE% 53,0 LY% 30,6 MO% 8,9 EO% 7,4 BA% 0,1 NE# 3,8.103 LY# 2,1.103 MO# 0,6.103 EO# 0,5.103 BA# 0,0.103 RBC 4,2.106

HGB 13,3 HCT 39,9 MCV 90,6 MCH 30,3 MCHC 33,4 PLT 256.103

f 00.68.22.34 42 th post mastectomy tgl 27/3/04 Riwayat penyakit sekarang/ alasan masuk RS : Ca Mammae post op. Rencana chemo

Ca Mammae Dextra T3N2M0

2 hr Kemoterapi 8

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (+)

Hidrasi NaCl 500 cc Pre medikasi : Kalmethason II Dipenhidramin 10 mg V Cimetidin I Frazon I SS : Paxus 210 mg dlm Intralit 500cc 3 jam Post medikasi: Inj. Frason 8 mg NaCl 500 cc + Neurobion 5000 + Kalmethason 1 ap Terapi pulang: Cimetidin 3x1

11/08/05 11/08/05

11/08/05

S : 36,5 TD : 130/90 N: 84 x 10/08/05 WBC 7,1.103

NE% 62,3 LY% 25,7 MO% 9,8 EO% 2,1 BA% 0,1 NE# 4,5.103 LY# 1,8.103 MO# 0,7.103 EO# 0,1.103 BA# 0,0.103

Page 153: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

136

Frazon 3x1 RBC 4,48.106

HGB 13,5 HCT 39,9 MCV 88,9 MCH 30,1 MCHC 33,8 PLT 309.103

49

*

01.14.92.37 36 th SS seri I selesai November 2004. payudara kanan operasi 1 th yll. Payudara kiri 3 minggu yang lalu. Rencana diberikan regimen Paxus 300 mg, Carboplastin 450 mg (N0.I) Telah dirawat selama 8 hari, masuk dengan Ass: Ca Mammae (Progresive Disease) pro second line chemotx seri I. Pada Px tersebut didapatkan problem anemia (Hb 7.9), Hipoalbuminemia (albumin 2.8). Dilakukan transfusi PRC 2 kolf, hasil Hb post transfusi 10,9. Pada hari ke V perawatan SS dimasukkan, keluhan post SS : mual ⊕, muntah ⊕, rambut rontok, nafsu makan ↓. Keadaan akhir waktu dipulangkan : Px pulang dalam keadaan baik, mual ±, muntah −, rambut rontok, nafsu makan ↓. Pemeriksaan lanjutan : Kontrol ke poli tulip 1 minggu post opname RSS, lanjutkan kemoterapi interval 21 hari.

Ca Mammae Dextra (Progresive Disease) pro second line chemotx

8 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: mual ⊕, muntah ⊕, rambut rontok, nafsu makan ↓.

Diet TKTP Nerviton E 1x1 Transfusi s/d Hb 10 Regimen : Paxus 300 mg Carboplastin 450 mg

06/06-13/06 06/06-07/06

07/06/05 10/06/05

TD:120/70 R : 24x N: 88x 06/06/05

WBC 5.18 x103

NEUT 3.55=68.6% LY 0.93=17.9% MO 0.43=8.3% EO 0.24=4.6% BA 0.03=0.6 % RBC 3.41x106 HGB 7.9 HCT 26.9 MCV 78.9 MCH 23.2 MCHC 29.4 PLT 247x103 09/06/05

WBC 5.12 x103 NEUT 3.89=76.0% LY 0.72 =14.0% MO 0.30=5.9% EO 0.20=3.9% BASO 0.01=0.2% RBC 4.4x106 HGB 10.9 HCT 35.9 MCV 80.5 MCH 24.4 MCHC 30.4 PLT 222x103 12/06/05

WBC 7.65 x103 NEUT 6.52=85.2% LY 0.87 = 11.4% MO 0.20 = 2.6% EO 0.04 = 0.5% BASO 0.02 = 0.3% RBC 4.11x106 HGB 10.1 HCT 33.4 MCV 81.3

Belum sembuh

Page 154: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

137

MCH 24.6 MCHC 30.2 PLT 157x103

50a 01.19.76.51 58 th Ca Mammae Dextra T4NoMo Ca Mammae Sinistra Residif Tidak terdapat riwayat genetik. 1 th yll Ca mammae S → op. Mastectomy di RS.Bethesda sept.2004. Payudara kanan → Ca Mammae Dextra T4NoMo Pro SS I

Ca Mammae Dextra T4NoMo dan Ca Mammae Sinistra Residif

4 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Diet TKTP Frason tab 1x1 Cimetidin 2x1 Regimen SS: Cyclofosfamid 700 mg Epirubicin 70 mg 5 FU 700 mg

03/09-06/09 05/09-06/09 05/09-06/09

03/09/05

03/09/05 WBC 6.3 x 103 RBC 4.10x106 HGB 12.1 HCT 36.1 MCV 88.0 MCH 29.6 MCHC 33.7 PLT 196x103

belum sembuh

b 01.19.76.51 58 th benjolan di payudara kanan sejak 2 bln yll, mula2 kecil makin lama makin besar, nyeri ⊕ kumat2an, perubahan warna kulit ⊕, retraksi papul ⊕, discharge dari papul ⊕, pernah op. Payudara di kiri Sept. 2004. setelah di op. direncanakan kemo&radiotx ttp baru kemo ke I Px tidak melanjutkan pengobatan karena keluhan biaya. Setelah Px mendapat kartu miskin Px ingin melanjutkan kemo&radiotx.

Ca Mammae Dextra T4NoMo dan Ca Mammae Sinistra Residif

2 hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (-)

diet TKTP inj. Dexa 1 amp Cimetidin 1 amp Primperan 1 amp Regimen SS : Cyclofosfamid 700 mg Epirubicin 70 mg 5 FU 700 mg Frason 2x1 Ranitidin 2x1

05/10-06/10 05/10/05 05/10/05 05/06/05 05/06/05

06/10/05 06/10/05

Tidak ada data lab membaik

c 01.19.76.51 58 th Px menderita Ca Mammae D S T4NoMx, telah dilakukan operasi mastectomy bln Sept 2004, datang ke RS utk melanjutkan chemo ke-3

Ca Mammae Dextra T4NoMo dan Ca Mammae Sinistra Residif

4 hr Kemoterapi 3

Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (-)

Premedikasi: Frazon 1 amp Cimetidin 1 amp Kalmethason 1 amp Regimen SS : Cyclophosphamide 700 mg Epirubicin 60 mg 5 FU 750 mg Post medikasi: Cimetidin 3x1 Frazon 2x1

17/11/05

17/11/05

18/11-19/11

S : 36,5 TD : 120/80 N: 80 x R: 24 x 16/11/05

WBC 7.3x103 NE 48.5 =3.6 x103 LY 36.9 =2.7 x103 MO 10.1=0.7 x103 EO 4.0 = 0.3 x103 BA 0.5 = 0.0 x103 RBC 4.52 x106 HGB 13.0 HCT 38.8 MCV 85.7 MCH 28.8 MCHC 33.6 PLT 212x103

Membaik

d 01.19.76.51 58 th Px menderita Ca Mammae D S T4NoMx, telah dilakukan operasi mastectomy bln Sept 2004, datang ke RS utk melanjutkan chemo ke-4

Ca Mammae Dextra T4NoMo dan

6 hr Kemoterapi 3

Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (-)

Regimen SS: Cyclophosphamide 700 mg Epirubicin 70 mg 5 FU 700 mg

03/01/06

30/12/05 WBC 8.1 x103 NE 54.6 =4.5 x103 LY 21.7 =2.6 x103

Sembuh

Page 155: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

138

Ca Mammae Sinistra Residif

MO 11.4=0.9 x103 EO 1.7 = 0.1 x103 BA 0.6 = 0.0 x103 RBC 4.34 x106 HGB 12.5 HCT 36.9 MCV 85.0 MCH 28.8 MCHC 33.9 PLT 277x103

51 01.18.73.85 39 th post simple mastectomy Ca ductal infiltratif Mammae

Ca ductal infiltratif Mammae S post simple mastectomy

17hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (-)

Regimen SS: Cyclosphosphamide 750 mg Adriamycin 75 mg 5 FU 750 mg Administrasi + dosis : 1. inj. NaCl lini

inj. Dexamethason 1 amp inj. Metoclopramide 1 amp

2. inj. Urasil 20 tts/menit → NaCl 200 cc

3. inj. Doxorubicin 20 tts/menit → NaCl 200 cc

4. inj. Endoxan 20 tts/menit → NaCl 200 cc

14/07/05

S : 37 TD : 120/80 N : 85 x 30/06/05

WBC 7.2x103 NE 59.0=4.2 x103 LY 30.3=2.2 x103 MO 5.3 = 0.4 x103 EO 5.3 = 0.4 x103 BA 0.1 = 0.0 x103 RBC 3.57 x106 HGB 10.1 HCT 30.5 MCV 85.5 MCH 28.8 MCHC 33.0 PLT 324x103

belum sembuh

52 01.18.69.90 66 th Tidak terdapat riwayat genetik. ± 1 th yll px merasa ada benjolan di payudara kanan, bertambah besar (lambat), px tidak merasa terganggu/ sakit. ± 2 bln yll px merasakan ada benjolan di puting payudara kanan, kemudian pecah, mengeluarkan cairan berwarna merah, dirasakan nyeri → px ke RSS. Px wanita dengan 2 orang anak, anak I dilahirkan saat px berusia 15 th, semuanya diberi ASI. Haid I tidak ingat usia berapa, menopause tidak ingat, px tidak menggunakan alat KB hormonal.

Ca Mammae Dextra + Hiperglikemi

17hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (-)

Tamoxifen RI 3x8 unit Glurenorm 30 mg 1-1-0 Becom-C 1x1 Regimen SS: Cyclosphosphamide 750 mg Adriamycin 75 mg 5 FU 750 mg

23,25,27/05 31/05-03/06 03/06-04/06

04/06/05 04/06/05

S : 36,4 TD : 110/80 N :80 x R: 18x 20/05/06

WBC 6.2 x103 NE 60.4 = 3.8 x103 LY 30.4 = 1.9 x103 MO 3.9 = 0.2 x103 EO 5.2 = 0.3 x103 BA 0.1 = 0.0 x103 RBC 3.89x106 HGB 11.3 HCT 33.3 MCV 85.7 MCH 29.1 MCHC 34.0 PLT 191x103

Sembuh

53 01.18.58.64 46 th genetik − Px Ca Mammae Sinister T3N1M1 post

Ca Mammae

2 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi:

Pre medikasi : Inj. Pentotal 1 amp

18/05/05

Suhu : 37 TD : 120/70

membaik

Page 156: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

139

op. tgl 23/04/2005 pro SS

Sinister T3N1M1

Mual (-) Muntah (-)

Inj. Dexamet 2 amp Inj. Vomceran 8 mg Regimen SS: Epirubicin dengan NaCl 100 cc 30 menit Cyclophosphamide 600 mg + NaCl 100 cc Post hidrasi : NaCl Terapi pulang : Vomceran 3x1 Qten 2x1

18/05/05

18/05/05

N : 84 x R : 24 x • 18/05/05 Hb 11.7 Leukosit 7800 trombosit -Hematokrit 35 EO 3 BA 0 Batang 3 Segmen 60 Limfosit 32 Monosit 2

54a 01.18.60.74 50 th post MRM 1 bln yll Ca Mammae Dextra, riwayat hipertensi

Ca Mammae Dextra T3N4M4 + hipertensi

2 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi : Mual (-) Muntah (-)

Digest 1x1 Qten 1x1 Vomceran 3x1 Herbeser CO 100 Vomceran 8 mg/iv Pentotal Dexamethason Epirubicin 80 mg Cyclophosphamide 750 mg 5 FU 750 mg Terapi pulang: Digest 1x1 Herbeser Co 100 1x1 Vomceran 8 mg 3x1 Qten 1x1

14/05-15/05 14/05-15/05 14/05-15/05 14/05-15/05

14/05/05 14/05/05 14/05/05 14/05/05 14/05/05 14/05/05

S : 36,8 TD : 160/80 N : 84x • 14/05/05 WBC 7.3 x103 RBC 4.74x106 HGB 13.0 HCT 43.5 MCV 91.8 MCH 27.4 MCHC - 29.9 PLT 278x103 LYM 31.4 = 2.3 MXD 8.6 = 0.6 NEUT 60 = 4.4

b 01.18.60.74 50 th Px Ca Mammae Dextra T3N4M4 sejak bulan Maret 2005, telah menjalani mastectomy pada Naret 2005 di RS.dr. Sumoharjo dan dirujuk ke RSS untuk kemotx. Kemoterapi I dilaksanakan 3 minggu yll dengan regimen CEF.

Ca Mammae Dextra T3N4M4 + hipertensi belum terkontrol

5 hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi : Mual (+) Muntah (+) rambut rontok

Diet TKTP inf. RL lini 2 lt/m Narfoz 10 mg 1x1 HCT 1x1 Regimen SS : CEF Cyclophosphamid 500 mg Epirubicin 60 mg 5 FU 500 mg

04/06-07/06 04/06-06/06 04/06-06/06 04/06-06/06

07/06/05

S : 36,5 TD : 220/110 N: 108 x R: 16 x • 04/06/05 WBC 7.1 x103 RBC 4.88x106 HGB 13.5 HCT 43.9 MCV 90.0 MCH 27.7 MCHC 30.8 PLT 352x103 LYM 23.6 = 1.7 MXD 8.7 = 0.6 NEUT 67.7 = 4.8

belum sembuh

55 01.19.37.93 53 th Ca Mammae Sinister post op., akan kemoterapi VI. tidak ada tanda2 residif, bekas operasi baik.

Ca Mammae Sinister post operasi

2 hr Kemoterapi 6

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (+)

Vomceran 8 mg / iv Cyclophosphamid 700 mg/ NaCl 100 ml Epirubicin 75 mg/ NaCl 100 ml

07/12/05 07/12/05 07/12/05 07/12/05

S : 36 TD: 130/90 N : 84x • 07/12/05

sembuh

Page 157: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

140

nafsu makan ↓

Fluracedryl 750 mg/ NaCl 100 ml

WBC 4.6 x 103 RBC 3.15 x 106 HGB 10.7 HCT 26.8 MCV 85.1 MCH 34.1 MCHC 40.1 PLT 325x103

56a 01.19.06.82 47 th Ca Mammae Dexter post op. simple mastectomy tanggal 20/06/2005 dengan hasil PA : Ca Ductal infiltratif jr.I

Ca Mammae Dexter

8 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Infus NaCl Pre medikasi : inj. Ulsikur 1 amp Inj. Dexa 1 amp Inj. Primperan 1 amp antasida. SS : Cyclofosfamid 750 mg (NaCL 100) Metotrexate 75 mg (NaCL 100) 5 FU 750 mg (NaCl 100)

13/07-20/07 19/07/05

20/07/05 19/07/05

S : 36.2 TD : 110/70 N : 80 x R : 18 x • 13/07/05 WBC 7.7 RBC 4.63 HgB 13.3 Hct 38.1 MCV 82.4 MCH 28.8 MCHC 35.0 PLT 263

Belum sembuh

b 01.19.06.82 47 th Ca Mammae Dexter post op. simple mastectomy tanggal 20/06/2005 dengan hasil PA : Ca Ductal infiltratif jr.I. genetik -, DM -, HT -

Ca Mammae Dexter

8 hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Diet TKTP Pre medikasi : Cendantron 1 amp Dexamethason 1 amp Aeran 1 amp SS : Cyclofosfamid 750 mg (NaCL 100) Metotrexate 75 mg (NaCL 100) 5 FU 750 mg (NaCl 100) Post medikasi : Gastridin tab. 3x1 Ranitidin 1 amp

05/08-12/08 11/08/05

11/08/05

11/08/05

S : 36.8 N : 80 x R : 20 x/menit • 05/08/05 WBC 6.3 RBC 4.72 HgB 13.3 Hct 38.8 MCV 82.1 MCH 28.2 MCHC 34.3 PLT 238

belum sembuh

c 01.19.06.82 47 th Ca Mammae Dexter post op. simple mastectomy tanggal 20/06/2005 dengan hasil PA : Ca Ductal infiltratif jr.I. genetik -, DM -, HT -

Ca Mammae Dexter

12hr Kemoterapi 4

Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (-)

diet TKTP Frazon tab 2x1 Cimetidin 2x1 Cyclofosfamid 750 mg Metotrexate 60 mg 5 FU 750 mg

01/09-13/09 03/09-09/09 03/09-09/09

11/09/05 11/09/05 11/09/05

S : 36 TD : 120/80 N : 80 x R : 18 x • 01/09/05 WBC 6.61 NEUT 4.96 = 75 LY 1.12 = 17.0 MO 0.24 = 3.6 EO 0.28 = 4.2 BASO 0.01 = 0.2 RBC 5.0 HGB 13.5 HCT 41.6 MCV 83.2

membaik

Page 158: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

141

MCH 27.0 MCHC 32.5 PLT 245

d 01.19.06.82 47 th Ca Mammae Dexter post op. simple mastectomy tanggal 20/06/2005 dengan hasil PA : Ca Ductal infiltratif jr.I. genetik -, DM -, HT -

Ca Mammae Dexter

3 hr Kemoterapi 5

Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (-)

Diet TKTP Pre medikasi : Frazon 1 amp Cimetidin 1 amp Kalmethason 1 amp Regimen SS: Cyclofosfamid 700 mg Metotrexate 70 mg 5 FU 750 mg Instruksi pasca operasi : Cairan infus : Asering 30 tetes/menit Antibiotik : ceftriaxon 2x1 g Analgetik : Tradil 3x1 Lain-lain : Neurosanbe 2x1 amp

14/11-16/11 15/11/05

15/11/05

TD : 120/80 N : 90 x R : 22 x Tidak ada data lab

Membaik

e 01.19.06.82 47 th benjolan di payudara kanan, sejak Jnauari 2005, mulai kecil makin lama maklin besar, keluar discharge dari puting -, kemudian berobat ke RSUD Klaten di operasi tgl.25/5/2005. hasil PA → Ca ductal Infiltratif dirujuk ke RSS tgl.20/06/2005, op. simple mastectomy → chemotx dan radiotx. Tidak ada riwayat genetik

Ca Mammae Dexter

12hr Kemoterapi 6&7

nyeri ⊕ dibekas luka. Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (-)

Diet TKTP Pre medikasi : Dexamethason 1 amp Cimetidin 1 amp Primperan 1 amp SS : Cyclofosfamid 750 mg hr 1dan 8 MTX 50 mg hr 1 dan 8 5 FU 750 mg hr 1 dan 8

6/10-17/10 9/10&17/10

09/10&17/10

S : 36.5 TD : 120/80 N : 80 x R: 20 x Tidak ada data lab

Membaik

57a 01.19.47.41

24 th Ca Mammae Sinister ductal infiltratif std III T4N1Mo post MRM tgl.01/08/2005 akan chemotx seri I

Ca Mammae Sinister ductal infiltratif std III T4N1Mo post MRM

3 hr Kemoterapi 1

Tidak ada keluhan

Pre medikasi : Ondantron 1 amp Dexamethason 1 amp Dexon 1 amp Regimen SS: Cyclofosfamid 700 mg Epirubicin 100 mg 5 FU 700 mg

23/08/05

23/08/05

WBC 9.2 x 103 RBC 4.46x106 HGB 12.4 HCT 35.2 MCV 78.9 MCH 27.8 MCHC 35.2 PLT 325x103

Belum sembuh

b 01.19.47.41

24 th Ca Mammae Sinister ductal infiltratif std III T4N1Mo post MRM tgl.01/08/2005 akan chemotx seri II

Ca Mammae Sinister ductal infiltratif std III T4N1Mo post MRM

4 hr Kemoterapi 2

Tidak ada keluhan

Pre med : Frazon 1 amp Simetidin 1 amp SS : C 700 mg E 100 mg F 700 mg

15/09/05

15/09/05

S : 36.6 TD : 120/80 N : 80 x R : 20 Hb : 12.4 A: 325 Al : 9.2 BUN: 9.4

Membaik

c 01.19.47.41

24 th Ca Mammae Sinister ductal infiltratif std III T4N1Mo post MRM tgl.01/08/2005 akan chemotx seri III pasien mengeluh mempunyai benjolan di payudara kiri sejak 2 bulan yang lalu,

Ca Mammae Sinister ductal infiltratif

3 hr Kemoterapi 3

Tidak ada keluhan

SS : C 700 mg E 100 mg F 700 mg

15/10/05

WBC 8.6 x103 NE 49.7 = 4.2 x103 LY 29.4 = 2.5 x103 MO 13.4 = 1.2 x103 EO 0.9 = 0.1 x103

Membaik

Page 159: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

142

mula-mula kecil lama-lama makin besar ± 3 cm, nyeri ⊕, perubahan warna ⊕, puting susu tertarik ke dalam −, discharge puting susu −, riwayat KB −.

std III T4N1Mo post MRM

BA 6.6 = 0.6 x103 RBC 4.68x106 HGB 12.0 HCT 36.5 MCV 78.0 MCH 25.6 MCHC 32.8 PLT 460x103

58a

*

01.19.03.51 56 th pasien ada benjolan di ketiak kiri ± 8 BSMRS → makin lama makin besar, nyeri ⊕, demam −. Operasi di RS Magelang → di PA → dikatakan ganas. 6 BSMRS timbul benjolan di ketiak kiri disertai benjolan di payudara kiri, makin lama makin besar, nyeri ⊕. Benjolan di payudara kiri makin membesar, nyeri ⊕, keluar nanah dari puting susu ⊕, benjolan di ketiak tambah besar, nyeri ⊕, demam −, mual −, muntah −, nyeri ditulang ⊕.

Ca Mammae T4N3M1

6 hr Kemoterapi 1

Tidak ada keluhan

Diet TKTP Roborantin 60 mg Nerviton E 1x1 MST 2 x 10 mg Laxadin 1 x 1 SS: C 600 mg E 60 mg F 600 mg (dengan siklus 21 hari)

21/06-25/06 21/06-25/06 21/06-25/06 21/06-25/06

23/06/05 24/06/05

S : 37 TD : 120/80 N : 82 x R: 20 x • 21/06/05 WBC 14.4 x103 NE 75.7 = 10.9 x103 LY 14.3 = 2.1 x103 MO 6.1 = 0.9 x103 EO 3.8 = 0.5 x103 BA 0.1 = 0.0 x103 RBC 4.29 x106 HGB 11.7 HCT 35.8 MCV 83.6 MCH 27.3 MCHC 32.6 PLT 360 x 103

Membaik

b 01.19.03.51 56 th pasien ass. Masuk Ca. Mammae advantage stage T4N3M1 pro SS III, dengan problem metastase hepar dan tulang. Keluhan : mual ⊕, muntah ⊕, rambut rontok ⊕. Keluhan post SS mual ⊕, muntah ⊕, rambut rontok ⊕.

Ca Mammae T4N3M1

3 hr Kemoterapi 3

nyeri sendi, batuk ⊕, nyeri tenggorokan mual (+) muntah (+) rambut rontok (+)

Diet TKTP Inf. D5% lini Nerviton E 1x1 Amoxycilin 3x500 mg As. Mefenamat 3x1 SS : C 600 mg E 60 mg F 600 mg

26/08-28/08 26/08-28/08 26/08-28/08

26/08/05 26/08/05 27/08/05

S : 37 TD : 140/90 N : 84 x R: 16 x • 26/08/05 WBC 5.7 x103 NE 70.6 = 4.0 x103 LY 17.8 = 1.0 x103 MO 10.0 = 0.6 x103 EO 1.3 = 0.1 x103 BA 0.3 = 0.0 x103 RBC 4.04 x106 HGB 10.8 HCT 32.3 MCV 80.0 MCH 26.8 MCHC 33.5 PLT 336x103

Membaik

59 01.06.31.52 43 th Ca Mammae Sinister std IV post mastectomy tgl. 03/01/2003 akan chemotx seri I

Ca Mammae Sinister std

2 hr Kemoterapi 1

Tidak ada keluhan

Terapi SS I : Doxorubicin 80 mg Paxus 210 mg

22/07/05

S : 36 TD : 110/60 N : 88 x

Membaik

Page 160: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

143

IV R: 24 x Tidak ada data lab

60a 01.16.32.23 47 th Ca Mammae T3N2Mx

1 hr Kemoterapi 1

Tidak ada keluhan

Obat oral : Frazon Obat suntikan : Endoxan 800 mg (dalam NaCl) Doxorubicin 70 mg (dalam NaCl) Kemoterapi : 1. tab. Frazon 8 mg 1 tab. Oral 2. Cyclofosfamid 800 mg 3. Doxorubicin 70 mg dalam NaCl 500 cc 4. Spool NaCl 100 cc Post SS beri Leucocin

31/01/05 31/01/05

31/01/05

31/01/05

S : 37 TD : 120/80 N : 80 x R: 20 x • 31/01/05 WBC - 3.2 x103 RBC 4.48x106 HGB 12.1 HCT 40.0 MCV 89.3 MCH 27.0 MCHC - 30.3 PLT 233x103

LYM 16.1 = 0.5 MXD 16.4 = 0.5 NEUT 67.5 = 2.2

Membaik

b 01.16.32.23 47 th Ca Mammae T3N2Mx

1 hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (-)

Obat oral : Frazon Obat suntikan : Endoxan 800 mg (dalam NaCl) Doxorubicin 70 mg (dalam NaCl) Kemoterapi : 1. tab. Frazon 8 mg 1 tab. Oral 2. Cyclofosfamid 800 mg 3. Doxorubicin 70 mg dalam NaCl 500 cc 4. Spool NaCl 100 cc Post SS beri Leucocin + Narfoz

04/03/05 04/03/05

04/03/05

04/03/05

S : 36.4 TD : 110/70 N : 84 x R : 20 x Al : 11.300 Hb : 12.3 AT : 175.000

Membaik

c 01.16.32.23 47 th Ca Mammae T3N2Mx

1 hr Kemoterapi 3

Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (-)

Obat oral : Frazon Obat suntikan : 1. Endoxan 800 mg (dlm NaCl 250 cc) 2. Doxorubicin70 mg (dlm NaCl 500cc) 3. spool NaCl 250 cc ket : Doxorubicin 70 mg = 1x50 mg + 2x10 mg

04/04/05 04/04/05

S : 36.4 TD : 110/70 N : 84 x R : 20 x Hb : 12.0 Leu : 3.5 Erit : 4.56 Hematokrit : 35 % Trombosit: 235

Membaik

d 01.16.32.23 47 th Ca Mammae T3N2Mx

1 hr Kemoterapi 4

Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (+) nyeri (+)

tab. Narvos 8 mg 1 tab Doxorubicin 70 mg dalam NaCl 500 cc → 30 tetes/menit Premedikasi ½ jam sebelum Paxus : • Zantac 1 amp (iv) • Dexamethason 1 amp (iv) • Narvoz 8 g (iv) • Dipenhidramin 1 (iv) Paxus 210 mg (7x30 mg) dalam intralite 500 cc (30 tetes/menit)

06/05/05 06/05/05

06/05/05

06/05/05

S : 36.4 TD : 110/70 N : 84 x • 06/05/05 WBC 3.7x103 RBC 4.19 x106 HgB 12.2 Hct 36.0 MCV 86.1 MCH 29.1

Membaik

Page 161: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

144

spool NaCl 250 cc

06/05/05 MCHC 33.8 PLT 177 x103

e 01.16.32.23 47 th Ca Mammae T3N2Mx

2 hr Kemoterapi 5

Pasca kemoterapi: mual (+) muntah (+)

Narvos 8 mg Doxorubicin 60 mg Paxus 180 mg Infus set Intralite NaCl Zantac Dexamethason Dipenhidramin

03/06/05 03/06/05 03/06/05 03/06/05 03/06/05 03/06/05 03/06/05 03/06/05

S : 36.4 TD : 100/70 N : 80 x R : 20x • 03/06/05 WBC 4.3 x103 NE 72.4 = 3.1 x103 LY13.3 = 0.6 x103 MO 12.2 = 0.5 x103 EO 1.5 = 0.1 x103 BA 0.6 = 0.1 x103 RBC 4.11 x106 HGB 11.9 HCT 35.9 MCV 87.3 /CH 28.8 MCHC 33.0 PLT 275x103

f 01.16.32.23 47 th Ca Mammae T3N2Mx

2 hr Kemoterapi 6

Pasca kemoterapi: Mual (+) muntah (-)

1. tab. Narvos 8 mg 1 tab 2. Doxorubicin 70 mg dalam NaCl 500

cc → 30 tetes/menit 3. Premedikasi ½ jam sebelum Paxus :

Zantac 1 amp (iv) Dexamethason 0.5 1amp (iv) Dipenhidramin 1 (iv) Narvoz 8 mg 1 tab oral

4. Paxus 180 mg (6x30 mg) dalam intralite 500 cc (30 tetes/menit)

5. spool NaCl 250 cc

13/08/05 13/08/05

13/08/05

13/08/05

13/08/05

S : 36 TD : 100/70 N : 79 x • 13/08/05 WBC 4.8x103

RBC 4.35 x106 HgB 12.6 Hct 36.3 MCV 83.5 MCH 29.0 MCHC 34.8 PLT 214 x103

Membaik

61a

*

01.19.96.49 50 th sesak nafas ⊕, Ca Mammae bilateral pro SS I, efusi pleura ⊕

Ca Mammae std IV metastasis lymphangitis di paru kanan dan kiri

7 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: mual (+) sesak nafas (+)

transfusi PRC Levofront syr 13x1 Corsel 2x1 Betavit 2x1 Pro Imbos 2x1 Tyason 2x1 Lasix extra Dexamethasone 2 ap OMZ Deladryl 2 cc Ranitidine Kytril Regimen SS : Doxorubicin 70 mg + D5% Paxus 230 + Intralite 1 L 3 jam NaCl Spool 500 (20 jam)

16/08-17/08 16/08-21/08 17/08-21/08 17/08-21/08 19/08-21/08 16/08/-21/08 16/08-17/08 18/08-19/08

18/08/05 18/08/05 18/08/05

18/08-19/08 18/08/05

WBC 6.1 x103 RBC 5.58 HGB 12.1 HCT 43.6 MCV 78.1 MCH 21.7 MCHC 27.8 PLT 421 LYM 9.1 = 0.5 MXD 3.7 = 0.2 NEUT 87.2 = 5.3

Membaik

Page 162: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

145

b 01.19.96.49 50 th Ca Mammae std IV metastasis lymphangitis di paru kanan dan kiri

2 hr Kemoterapi 2

Tidak ada keluhan

Cedantin 8 mg Dexamethasone 2 amp Delladryl 2 cc Rantin 2 amp Pre hidrasi : NaCl 100 cc/ 30 menit SS : Doxo 70 mg + D5% 100 cc 30 menit Paxus 240 mg + Intralite 500 cc 3 jam

28/09-29/09 28/09-29/09 28/09-29/09 28/09-29/09

28/09/05 28/09/05

S : 36.2 TD : 120/80 N: 84 x R : 24 x Tidak ada data lab

Membaik

c 01.19.96.49 50 th 11/01/2006 pasien masuk RS lagi untuk simulator; keluhan : rambut rontok, luka lecet di mammae kiri tapi sudah mengering.

Ca Mammae std IV metastasis lymphangitis di paru kanan dan kiri

2 hr Kemoterapi 5

Tidak ada keluhan

SS : NaCl 100 cc D5% 100 + Doxorubicin 70 mg Paxus 240 mg Intralite 500 cc NaCl

09/11-10/11

09/11/05 09/11/05

S : 36 TD : 110/70 N : 80 x R : 18 x • 09/11/05 Hgb 10.5 RBC 3.70 juta HCT 30.6 WBC 6300 MCV 83 MCH 28.5 MCHC 34.5 PLT 925000 Lym 19 Mono 2 Neu 77 Eos 2 Baso -

Membaik

62a 01.19.34.27

38 th 3 th SMRS, px mengeluh timbul benjolan di payudara kanan, tidak sakit, luka −, demam −, BB ↓, BAB, BAK dalam batas normal. 1 th SMRS px periksa ke RS Sardjito, diberitahu penyakitnya sebagai tumor payudara kanan dan harus dioperasi, px menolak operasi dan berobat alternatif (minum jamu), riwayat AJH ⊕. 4 bln SMRS, benjolan dirasakan semakin besar, nyeri ⊕, luka ⊕, darah ⊕, nanah ⊕, demam ⊕. Tanggal 06/07/2005 masuk RSS menjalani radioterapi (s/d 18/07/2005) transfusi 4 kolf; riwayat genetik −

Ca Mammae Dexter T4N0M0

4 hr Kemoterapi 1

Tidak ada keluhan

Diet TKTP Cyclofosfamid 700 mg (30 tetes/menit) Adriamycin 70 mg (30 tetes/menit) 5 FU 700 mg (30 tetes/menit) Pre medikasi : Cendantron 1 A (iv) Dexamethason 1 A (iv) Radin 1 A (iv)

19/08-22/08 21/08/05

21/08/05

TD : 130/80 N: 70 x R : 20 x • 19/08/05 WBC 10.3 x103 NE 70.9 = 7.3 x103 LY 21.1 = 2.2 x103 MO 6.7 = 0.7 x103 EO 1.2 = 0.1 x103 BA 0.1 = 0.0 x103 RBC 4.86 x106 HGB 12.6 HCT 38.1 MCV 78.3 MCH 26.0 MCHC 33.0 PLT 658x103

Membaik

b 01.19.34.27

38 th pasien menyatakan nyeri pada area payudara ada benjolan dipayudara, keluar cairan pada benjolannya, wajah pasien

Ca Mammae Dexter T4N0M0

4 hr Kemoterapi 2

Tidak ada keluhan

Regimen SS : Cyclofosfamid 700 mg Adriamycin 70 mg 5 FU 700 mg

26/09/05

S : 37.8 TD : 90/60 N : 100 x R : 20 x

Page 163: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

146

meringis menahan nyeri. nyeri akut berhubungan dengan adanya tumor/ benjolan pada area payudara.

• 25/09/05 WBC 11 RBC4.69 HgB 13.9 Hct 35.6 MCV 75.7 MCH 29.6 MCHC 39.1 PLT 361

c 01.19.34.27

38 th HMRS untuk kemoterapi III pasien mengeluh benjolan bertambah nyeri, keluar cairan, nanah dan darah, nafsu makan dan minum ↓, BB ↓, mual muntah ⊕, cepat terasa kenyang, sesak nafas −,batuk −, BAB dan BAK tidak ada keluhan.

Ca Mammae Dexter T4N0M0

7 hr Kemoterapi 3

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (+)

Regimen SS : Cyclofosfamid 700 mg Adriamycin 70 mg 5 FU 700 mg

26/10/05

S : 37 TD : 105/75 N : 88 x R : 20 x • 25/10/05 WBC 4.2 x103 NE 47.1 = 2.0 x103 LY 35.9 = 1.5 x103 MO 14.1 = 0.6 x103 EO 2.3 = 0.1 x103 BA 0.6 = 0.0 x103 RBC 5.10 x106 HGB 12.9 HCT 39.4 MCV 77.3 MCH 25.4 MCHC 32.8 PLT 397x103

63a 01.17.13.81 47 th Ca Mammae Dexter T3N0M1 post mastectomy tanggal 19/05/2005

Ca Mammae Dexter T3N0M1

3 hr Kemoterapi 1

Tidak ada keluhan

Dexamethason Xeloda Dipenhidramin Rantin Paxus 30 mg Vomceran 8 mg Terapi pulang : Xeloda 81 → 3-0-3

29/06/05 29/06/05 29/06/05 29/06/05 29/06/05 29/06/05 30/06/05

S : 36 TD : 120/80 N : 80 x R : 20 x • 28/06/05 Hb 11 Leu 4.9 Led 18 Ba 0 Eo 1 Batang 1 Segmen 68 Limfosit 25 Monosit 5

Membaik

b 01.17.13.81 47 th Ca Mammae Dexter T3N0M1 post mastectomy tanggal 19/05/2005, bekas op. baik, tidak ada tanda-tanda residif

Ca Mammae Dexter T3N0M1

3 hr Kemoterapi 3

Tidak ada keluhan

Dexamethason Xeloda Dipenhidramin Rantin Paxus 30 mg Intralit 500 cc

16/08/05 17/08/05 17/08/05 17/08/05 17/08/05 17/08/05

S : 36 TD : 120/80 N : 80 x R : 20 x • 15/08/05 WBC 6.19

Page 164: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

147

Protokol kemoterapi: Premedikasi : Dexamethason 20 mg/ oral Dexamethason 20 mg/ oral Dipenhidramin 50 mg/iv Rantin ij. 50 mg/ iv Kemoterapi : paxus ij. 330 mg + Intralit 3 jam Xeloda 2x3 tab oral Post infus Paxus : tx Xeloda 2x3 tab. Diteruskan di rumah s/d tanggal 31/08/2005

NEUT 3.59 = 58 LYMPH 1.96 = 31.7 MONO 0.37 = 6.0 EO 0.25 = 4.0 BASO 0.02 = 0.3 RBC 4.07 HGB 12.5 HCT 37 MCV 90.9 MCH 30.7 MCHC 33.8 PLT 166

c 01.17.13.81 47 th Ca Mammae Dexter T3N0M1 post mastectomy tanggal 19/05/2005, bekas op. baik, tidak ada tanda-tanda residif

Ca Mammae Dexter T3N0M1

2 hr Kemoterapi 4

Tidak ada keluhan

Dexamethason Xeloda Dipenhidramin Rantin Paxus 30 mg Intralit 500 cc Protokol kemoterapi: Premedikasi : • Dexamethason 20 mg/ oral • Dexamethason 20 mg/ oral • Dipenhidramin 50 mg/iv • Rantin inj. 50 mg/ iv Kemoterapi : • paxus ij. 330 mg + Intralit 3 jam • Xeloda 2x3 tab oral Post infus Paxus : tx Xeloda 2x3 tab. Diteruskan di rumah

06/09/05 06/09/05 06/09/05 06/09/05 06/09/05 06/09/05

S : 36 TD : 140/80 N : 84x R : 16 x • 05/09/05 WBC 6.5 x103 RBC 3.98 HGB 12.4 HCT 37.8 MCV 95.0 MCH 31.2 MCHC 32.8 PLT 230 LYM 30.7 = 2.0 MXD 10.0 = 0.7 NEUT 59.3 = 3.8

d 01.17.13.81 47 th Ca Mammae Dexter T3N0M1 post mastectomy tanggal 19/05/2005, bekas op. baik, tidak ada tanda-tanda residif

Ca Mammae Dexter T3N0M1

2 hr Kemoterapi 5

Tidak ada keluhan

Protokol kemoterapi: • Infus NaCl 0.4 % lini • dexamethason 5 tab oral • dexamethason 5 tab oral • dipenhidramin 50 mg/ iv • rantin 50 mg/ iv • Paxus 330 mg/ iv 3 jam • Xeloda 3 tab pagi 3 tab sore

(teruiskan dirumah)

28/09/05 S : 36.4 TD : 120/80 N : 80 x R : 20 x • 26/09/05 WBC 7.7 x103 RBC 4.09 HGB 12.7 HCT 39.1 MCV 95.6 MCH 31.1 MCHC 32.5 PLT 251 LYM 32.8 = 2.5 MXD 8.8 = 0.7 NEUT 58.4 = 4.5

e 01.17.13.81 47 th Ca Mammae Dexter T3N0M1 post mastectomy tanggal 19/05/2005, bekas op. baik, tidak ada tanda-tanda residif

Ca Mammae Dexter

2 hr Kemoterapi 6

Tidak ada keluhan

Medixon 4 mg Dipenhidramin 10 mg Rantin

19/10/05 20/10/05 20/10/05

S : 36.5 TD : 110/70 N : 88 x

Page 165: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

148

T3N0M1 Paxus 30 Intralit Pre medikasi : Dexamethason tab oral 20 mg Dexamethason tab oral 20 mg Dipenhidramin inj. 50 mg/iv

20/10/05 20/10/05

R : 20 x • 18/10/05 WBC 5.8 x103 RBC 3.75 HGB 12.1 HCT - 37.0 MCV 98.7 MCH 32.3 MCHC 32.7 PLT 240 LYM 38.7 = 2.2 MXD 11.5 = 0.7 NEUT 49.8 = 2.9

64a 01.20.58.80 50 th timbul benjolan di payudara kiri, makin membesar, nyeri ⊕ → Px ke RS. Purworejo dilakukan operasi. Setelah operasi disarankan kemoterapi tapi Px menolak. Kemudian mulai timbul benjolan di bekas operasi pada payudara kiri, nyeri ⊕, makin membesar. 1 BSMRS benjolan makin membesar, nyeri ⊕ → Px ke RS. Purworejo → dilakukan operasi dan biopsi, hsil biopsi PA : karsinoma jenis ductal infiltratif, didapat sel-sel tumor yang invasi ke pembuluh darah. Setelah dioperasi Px dirujuk ke RSS untuk kemoterapi. px dirawat 8 hari dengan assesment masuk, pro SS sinistra. Karsinoma jenis ductal infiltratif, didapat selsel tumor yang invasi ke pembuluh darah. Px mendapat regimen, Doxorubicin 80 mg dan Cyclofosfamid 800 mg, rencana diberikan 6x dengan interval 3 minggu. Px mendapat kemoterapi pada hari perawatan ke-2 karena obat kemo sedang dipesan, sebelumnya dilakukan staging dengan hasil: tak tampak metastase pada UF, hepar, lien, pankreas dan kedua ren.

Ca Mammae sinistra std IV

8 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi : Mual (+) Muntah (+) Rambut rontok (-)

Diet TKTP Nerviton E 1x1 Roboratin 1x1 Pre medikasi : Ondansentron 8 mg (iv) Dexamethason 2 amp Regimen SS: Cyclofamid 800 mg dalam NaCl 0.9 % 100 cc 30 tpm Doxorubicin 80 mg dalam NaCl 0.9 % 100 cc 30 tpm

28/09-05/10 29/09-04/10 29/09-04/10

04/10/05

04/10/05

TD : 180/80 N : 24 x/menit • 29/09/05 TD : 110/80, N : 24, Nafas : 80 • 28/09/05 WBC 10.45 NEUT 8.19 = 78.4 LYMPH 1.11 = 10.6 MONO 0.62 = 5.9 EO 0.51 = 4.9 BASO 0.02 = 0.2 RBC 4.34 HGB 11.2 HCT 35.5 MCV 81.8 MCH 25.8 MCHC 31.5 PLT 174

Membaik

b 01.20.58.80 50 th Ca Mammae sinistra std IV

3 hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi : Mual (+) Muntah (-)

Diet TKTP Nerviton E 1X1 Regimen SS : Cyclofamid 800 mg I Doxorubicin 80 mg I

25/10-27/10 25/10-27/10

26/10/05

S : 36.6 TD : 120/70 N : 84 x R : 20 x • 25/10/05 WBC 4.52 NEUT 2.74 = 60.5 LYMPH 1.08 = 24.0

Belum sembuh

Page 166: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

149

MONO 0.50 = 11.1 EO 0.15 = 3.3 BASO 0.05= 1.1 RBC 4.23 HGB 10.4 HCT 33.3 MCV 78.7 MCH 24.6 MCHC 31.2 PLT 207

65a 01.20.74.94

42 th Ca Mammae dextra T3N0M0, kulit seperti biasa -, luka -. Pasien disarankan untuk kemoterapi dan radioterapi di RSS

Ca Mammae dextra T3N0M0

10hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (+) 2x

diet TKTP Inf. NaCl 0.9 % lini Roborantin 1x1 Nerviton E 1x1 Regimen SS : Cyclofosfamid 750 mg Doxorubicin 75 mg

06/10-15/10 06/10-09/10 06/10-19/10 14/10-15/10

14/10/05

S : 36 TD : 120/80 N : 80 x R : 20 x • 06//10/05 WBC 8.44 NEUT 5.83 = 69.1 LYMPH 1.79 = 21.2 MONO 0.65 = 7.7 EO 0.15 = 1.8 BASO 0.02 = 0.2 RBC 4.40 HGB 11.7 HCT 36.2 MCV 82.3 MCH 26.6 MCHC 32.3 PLT 206 • 15/10/05 WBC 14.77 NEUT - LYMPH 1.34 = 9.1 MONO 0.97 = 6.6 EO - BASO 0.09 = 0.6 RBC 4.64 HGB 12.4 HCT 37.9 MCV 81.7 MCH 26.7 MCHC 32.7 PLT 202

Membaik

b 01.20.74.94

42 th Ca Mammae dextra T3N0M0, kulit seperti biasa -, luka -. Pasien disarankan untuk kemoterapi dan radioterapi di RSS Ditahun 2006 Px masuk RSS untuk melaksanakan SS IV pada Ca Mammae. Px mendapat regimen Cyclofosfamid

Ca Mammae dextra T3N0M0

4 hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-) Rambut rontok (+)

Diet TKTP Grahabion 1x1 inf. NaCl 0.9 % lini Roborantin 1x1 Regimen : Cyclofosfamid 750 mg

S : 36.5 TD : 110/70 N : 80 x R : 20 x • 08/11/05 WBC 8.43

Membaik

Page 167: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

150

dan Doxorubicin. Keluahn post SS : mual ⊕, muntah ⊕, pusing ⊕, rambut rontok ⊕. Px menderita Anemia, dengan Hb ≤ 10, maka dilakukan transfusi s/d Hb ≥ 10

Doxorubicin 75 mg

NEUT 6.03 = 71.5 LYMPH 1.71 = 20.3 MONO 0.64 = 7.6 EO 0.04= 0.5 BASO 0.01= 0.1 RBC 4.03 HGB 10.6 HCT 33.2 MCV 82.4 MCH 26.3 MCHC 31.9 PLT 232

66a 01.19.63.68 46 th Ca Mammae Sinistra

2 hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

diet TKTP Pre medikasi : inj. Frazon 8 mg 1 amp Inj. Cimetidin 1 amp Inj. Kalmethason 1 amp Pre hidrasi : NaCl 500 cc 28 tpm Kemoterapi : Neosar 700 mg + D5% 100 cc 30 menit Carcinocin 70 mg + D5% 100 cc 30 menit Curasil 700 mg + D5% 100 cc 30 menit Post hidrasi : NaCl 500 cc

18/08/05 18/08/05

18/08/05 18/08/05

18/08/05

S : 36 TD : 120/80 N : 80 x R : 20 x • 18/08/05 WBC 6.2 x103 RBC 4.93 HGB 11.7 HCT - 39.8 MCV -80.7 MCH -23.7 MCHC - 29.4 PLT 364 LYM 32.6 = 2.0 MXD 18.5 = 1.1 NEUT 48.9 = 3.1

Membaik

b 01.19.63.68 46 th Ca Mammae Sinistra

2 hr Kemoterapi 4

Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (-)

inf. NaCl Systenol 1 tab diet TKTP Pre medikasi : inj. Frazon 8 mg 1 amp Inj. Cimetidin 1 amp Inj. Kalmethason 1 amp Pre hidrasi : NaCl 500 cc 28 tpm Kemoterapi : Neosar 700 mg + D5% 100 cc 30 menit Carcinocin 70 mg + D5% 100 cc 30 menit Curasil 700 mg + D5% 100 cc 30 menit Post hidrasi : NaCl 500 cc

29/09/05 29/09/05 29/09/05 29/09/05

29/09/05

29/09/05

S : 36.6 TD : 110/60 N : 84 x R : 20 x • 28/09/05 WBC 4.66 NEUT 1.85 = 39.7 LYMPH 1.60 = 34.3 MONO 0.89 = 19.1 EO 0.24 = 5.2 BASO 0.08= 1.7 RBC 4.96 HGB 12.0 HCT 39.4 MCV 79.4 MCH 24.2 MCHC 30.5 PLT 290

Membaik

67a 01.20.35.58 41 th Ca Mammae

11hr Kemoterapi 1

Bau (+) Kotor (+)

Transfusi PRC Corsel

18/10/05 18/10-27/10

S : 36.2 TD : 120/80

Membaik

Page 168: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

151

* std IV bilateral

Pendarahan (+) Pasca kemoterapi : Mual (-) Muntah (-)

MST 10 mg Betavit Lanvel Primperan Pentotal Kitril Dexamethason Doxorubicin 70 mg Paxus 250 mg Zometa Dulcolac supp. Program kemoterapi : 1. Infus NaCl 100 cc/ 30 menit 2. Dexamethason inj. 2 amp/ iv, diulang

12 jam kemudian. 3. Kytril 3 mg/ inj. Iv, diulang 12 jam

kemudian (untuk 1 hari) 4. Pantozol 1 amp/ iv, diulang 12 jam

kemudian (untuk 1 hari) 5. inj. Delladryl 2 cc/ i.m 6. inj. Ranitidin 2 amp/ iv 7. Doxorubicin 70 mg dalam D 5% 100

cc/ 30 menit 8. 30 menit kemudian Paxus 250mg

dalam Intralit 500 cc/ 3 jam Terapi pulang: 1. MST 2 x II tab (10 mg) 2. Corsel 3x1 tab 3. Betavit 2x1 tab 4. Lanvel 2x1 tab 5. Primperan 3x1 tab 6. Ximede 2x1 tab

17/10-27/10 18/10-27/10 18/10-27/10 19/10-27/10

24/10/05 24/10/05 24/10/05 24/10/05 24/10/05 21/10/05 22/10/05

N : 88 x R : 20 x 17/10/05 WBC 6.8 x103 RBC 3.57 HGB -8.0 HCT - 29.8 MCV -81.0 MCH -22.4 MCHC - 27.7 PLT 367 LYM 23.6 = 1.6 MXD 12.3 = 0.8 NEUT 64.1 = 4.4

b 01.20.35.58 41 th Ca Mammae std IV bilateral

11hr Kemoterapi 2

Tidak ada keluhan

Qten Legres Pariet MST Ximede Ducholax Syr Primperan Betadine encer Doxorubicin 80 mg Dexamethason Paxus 30 mg

23/11-02/12 23/11-02/12 23/11-02/12 25/11-02/12 25/11-02/12 26/11-02/12 29/11-01/12 26/11-27/11

01/12/05 01/12/05 01/12/05

S : 36.4 TD : 120/80 N : 84 x R : 20 x • 23/11/05 WBC 10.2 RBC 3.96 HGB 10.2 HCT 35.6 MCV 89.9 MCH 25.8 MCHC 28.7 PLT 338 LYM 16.8 = 1.7 MXD 11.3 = 1.2 NEUT 71.9 = 1.3

Sembuh

Page 169: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

152

68a

*

01.14.20.43 Ca Mammae T4N2Mx

2 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Narfoz Paxus 30 mg Doxorubicin 70 mg Ecosol / NaCl Zantac Dexamethason dipenhidramin Obat dibawa pulang : Furosemid

30/10-01/11 30/10/05. 30/10/05 30/10/05 30/10/05 30/10/05 30/10/05

S : 36.4 TD : 130/80 N : 80 x R : 20 x • 31/10/05 WBC 6.4x103 RBC 4.99x106 HgB 12.9 Hct 38.3 MCV 76.7 MCH 25.8 MCHC 33.6 Plt 429

Membaik

b 01.14.20.43 Ca Mammae T4N2Mx

2 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Narfoz 8 mg tab Paxus 30 mg Doxorubicin 70 mg Ecosol / NaCl Zantac inj. Dexamethason inj. Dipenhidramin inj. Protokol : 1. tab. Narfoz 8 mg 1 tab oral 2. Doxorubicin 70 mg dalam NaCl 500

cc 30 tetes/ menit 3. pra medikasi ½ jam sebelum Paxus :

Zantac 1 amp iv Dexamethason 1 amp iv Dipenhidramin 1 amp iv

4. Paxus 210 mg (7x30 mg) dalam Ecosol/ NaCl 500 cc 30 tetes/ menit dengan slang infus khusus.

5. spool NaCl 250 cc

03/12-04/12 03/12/05 03/12/05 03/12/05 03/12/05 03/12/05 03/12/05

S : 36 TD : 100/70 N : 80 x R : 20 x • 03/12/05 WBC 4.3 x103 RBC 3.7 x106 HgB 10.8 Hct 32.7 MCV 88.2 MCH 29.1 MCHC 32.9 Plt 270

Membaik

c 01.14.20.43 setelah itu Px masih melanjutkan kemo di tahun 2006 sebanyak 2 kali dengan obat yang sama. Tidak ada keluhan.

Ca Mammae T4N2Mx

2 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Narfoz 8 mg tab Quino biotic Inviclot Calafen Taxol 30 Doxorubicin 70 mg NaCl Dipenhidramin Dexamethason Zantac inj. Protokol :

1. Tab. Narfoz 8 mg 1 tab oral 2. Doxorubicin 70 mg dalam NaCl 500

cc 30 tetes/ menit 3. pra medikasi ½ jam sebelum Paxus :

Zantac 1 amp iv

31/12-01/01 31/12-01/01 31/12-01/01 31/12-01/01

31/12/05 31/12/05 31/12/05 31/12/05 31/12/05 31/12/05

S : 36 TD : 110/70 N : 84 x/menit • 31/12/05 WBC 2.2 x103 RBC 3.48 x106 HgB 10.4 Hct 30.9 MCV 88.9 MCH 29.8 MCHC 33.6 Plt 213

Membaik

Page 170: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

153

Dexamethason 1 amp iv Dipenhidramin 1 amp iv

4. Tab. Narfoz 1 tab. oral 5. Paxus 210 mg (7x30 mg) dalam

Ecosol/ NaCl 500 cc 30 tetes/ menit dengan slang infus khusus.

6. spool NaCl 250 cc 69 01.14.10.65 46 th 21/12 – 24/12 Px tidak kemoterapi,

hanya pemulihan KU. Tahun 2006 Px datang 3 kali untuk melanjutkan kemoterapi dengan obat yang sama tetapi akhirnya meninggal dengan alasan : metastase Ca Mammae + Process Central.

Ca Mammae std IV post op. th. 2002 (metastatis tulang)

4 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Qten Betavit Pantozol inj. Dexamethason Dipenhidramin Radin inj. Vomceran Paxus 30 mg Carboplastin 450 mg

19/11-22/11 19/11-22/11

21/11/05 21/11/05 21/11/05 21/11/05 21/11/05 21/11/05 21/11/05

S : 36.5 TD : 110/70 N : 100 x • 19/11/05 WBC 12.4 RBC 3.67 HGB 11.6 HCT 36.5 MCV 99.5 MCH 31.6 MCHC 31.8 PLT 259 LYM 21.6 = 2.7 MXD 6.8 = 0.8 NEUT 71.6 = 8.9 • 21/11/05 WBC 4.8 RBC 3.7 HGB 11.6 HCT 34.0 MCV 91.9 MCH 31.4 MCHC 34.1 PLT 158 LYM 27.8 = 1.3 MXD 6.7 = 0.3 NEUT 65.5 = 3.2

Membaik

70 01.21.41.20 55 th 3 BSMRS timbul benjolan pada payudara kiri, makin lama makin besar, BAB/BAK dbn. 2 MSMRS benjolan pada payudara kiri sebesar telur ayam, Px ke RSU Klaten, dilakukan op. mastectomy → dirujuk RSS pro SS I.

Ca Mammae Sinistra Tipe ductal Infiltratif std I

7 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (+) Muntah (-)

Diet TKTP Grahabion 1x1 Captopril Aspar K Lactulax inj. Vomceran 1 amp/ 24 jam Cyclofosfamid 850 mg dalam 100 cc NaCl 30 tpm Doxorubicin 85 mg dalam 100 cc NaCl 30 tpm

25/11-01/12 26-29/11&1/12

25/11/05 25/11/05 25/11/05 30/11/05 30/11/05

30/11/05

S : 36.7 TD : 110/70 N : 88 x R : 20 x • 30/11/05 WBC 8.45 NEUT 4.60 = 54.4 LYMPH 2.32 = 27.4 MONO 0.41 = 4.9 EO 1.09 = 12.9 BASO 0.03 = 0.4 RBC 3.62 HGB 10.9 HCT 33.4

Membaik

Page 171: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

154

MCV 92.3 MCH 30.1 MCHC 32.6 PLT 231

71 01.19.21.96 Px Ca Mammae sinistra T4N2M0, telah mengalami mastectomy 28/9/2005 di RSPR. Payudara kiri Ca Ductal Infiltratif grade III metastase ke limfonodi axilla. Px ke Poli Tulip untuk SS I. Keluhan saat ini pilek ⊕, nyeri pada bekas op. -, riwayat KB hormonal ⊕, genetik -

Ca Mammae T4N2M0

4 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi: Mual (-) Muntah (+)

diet TKTP Roborantin 1x1 Ranitidin SS : Cyclofosfamid 930 mg Doxorubicin 93 mg Siklus 3 minggu

16/11-19/11 16/11-19/11

20/11/05 18/11/05

S : 37 TD : 100/70 N : 84 x R : 20 x • 16/11/05 Hb 11 AL 10.99 AT 429 AE 3.88 Alb 2.25 ↓ S 77.1 L 14.2 M 7.9 E 0.6 B 0.2

Membaik

72a 01.20.66.92 56 th Terdapat riwayat AMI Ca Mammae post mastectomy

3 hr Kemoterapi 1

Pasca kemoterapi : Mual (-) Muntah (-)

1. Tab. Narfoz 8 mg 1 tab. Oral 2. Epirubicin 70 mg dalam NaCl 500 cc

30 tetes/ menit 3. 30 menit sebelum Paxus/ pre

medikasi : Zantac 1 amp iv Dexamethason 1 amp iv Dipenhidramin 1 amp iv

4. Paxus 180 mg dalam Ecosol 500 cc dengan slang infus Khusus (30 tetes/ menit)

Terapi pulang : Enervon C 3x1 Dexamethason 3x1 Lesichol 3x1

11/10-13/10 12/10/05

12/10/05

12/10/05

S : 36 TD : 120/80 N : 80x R : 20 x • 11/10/05 WBC 8.2 x103 RBC 4.18 HGB 11.1 HCT 37.9 MCV 90.7 MCH 26.6 MCHC - 29.3 PLT 378 LYM 30.0 = 2.5 MXD 12.0 = 1.0 NEUT 58.0 = 4.7

Membaik

b 01.20.66.92 56 th Terdapat riwayat AMI Ca Mammae post mastectomy

2 hr Kemoterapi 2

Pasca kemoterapi : Mual (-) Muntah (-)

1. Tab. Narfoz 8 mg 1 tab. Oral 2. Doxorubicin 70 mg dalam NaCl 500

cc 30 tetes/ menit 3. Pre medikasi 30 menit sebelum

Paxus: Zantac 1 amp iv Dexamethason 1 amp iv Dipenhidramin 1 amp iv Tab. Narfoz 8 mg 1 tab. oral

4. Paxus 210 mg (7x30mg ) dalam Ecosol 500 cc dengan slang infus Khusus (30 tetes/ menit)

5. spool NaCl 250 cc

10/11/05 10/11/05

10/11/05

10/11/05

10/11/05

S : 36.2 N: 80x R : 20 x • 09/11/05 WBC 9.4 x103

RBC 4.81 x106

HgB 12.3 Hct 38.1 MCV 79.2 MCH 25.6 MCHC 32.3 Plt 361

Membaik

Page 172: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

155

Terapi pulang : Enervon C 1x1 (15) Dexamethason 3x1 (20) Clast 3x1 (12) Iberet 1x1 (15)

c 01.20.66.92 56 th Terdapat riwayat AMI Px masih melanjutkan program SS di tahun 2006 sebanyak 3 kali sampai bulan April 2006, dengan regimen sama (Paxus + Doxo). Outcome : membaik. Untuk kemoterapi yang ke V dan VI Narfoz diganti inj. Cetrovell 1 amp. Keluhan post SS : mual ⊕, muntah – Px menjalani diet.

Ca Mammae post mastectomy

3 hr Kemoterapi 3

Pasca kemoterapi : Mual (-) Muntah (-)

1. Tab. Narfoz 8 mg 1 tab. Oral 2. Doxorubicin 70 mg 3. Pre medikasi 30 menit sebelum

Paxus: Zantac 1 amp iv Dexamethason 1 amp iv Dipenhidramin 1 amp iv Tab. Narfoz 8 mg 1 tab. oral

4. Paxus 210 mg (7x30mg ) dalam Ecosol 500 cc dengan slang infus Khusus spool NaCl 250 cc

Terapi pulang : Glisodin 2x1 Clast 2x1 Dexamethason 3x1 Enervon C 1x1

01/12/05 01/12/05

01/12/05

01/12/05

01/12/05

S : 36 TD : 130/85 N : 92 x R : 23 x WBC 8.0 x103 RBC 5.17 x106 HgB 13.0 Hct 40.6 MCV 78.5 MCH 25.1 MCHC 32.0 Plt 404

Membaik

Page 173: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

Lampiran 3. Daftar obat yang digunakan pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 a. Obat susunan saraf No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Analgetik-Antipiretik Asam mefenamat

Parasetamol Ponstan Sistenol®

Mefinal Tradyl Tramadol

1 2 1 7 1 1 2

1 3 1

10 1 1 3

2 Antiinflamasi non steroid, antipirai

Allopurinol Ibuprofen Na Diklofenak Pronalges Ximede

1 1 1 3 2

1 1 1 4 3

3 Analgetik narkotik Durogesik MST continus

1 6

1 8

4 Anestetik lokal Xylocaine 1 1 5 Anestetik umum Aeerane 1 1 6 Induksi Penthotal sodium 3 4 7 Anti ansietas & anti

insomnia Xanax Zolmia

1 1

1 1

8 Hipnotika sedatif dan lain-lain

Valisanbe Diazepam

2 2

3 3

b. Obat kardiovaskuler No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 ACE inhibitor Captopril

Noperten 5 1

7 1

2 Angiotensin Reseptor Bloker Ibesartan 1 1 3 Antagonis kalsium Adalat oros

Herbesser 1 1

1 1

4 Diuretik Aldactone HCT Lasix Furosemid

1 4 3 1

1 5,5 4 1

c. Obat saluran pernafasan No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Antitusif Levopront

Dekstrometorfan HBr 2 1

3 1

2 Ekspektoran, mukolitik Ambroxol Tremenza®

2 1

3 1

156

Page 174: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

157

d. Obat saluran cerna No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Antasida Antasida 1 1 2 Obat diare New diatab 1 1 3 Katartik/Laksan Lactulax

Laxadin®

Dulcolax

1 1 1

1 1 1

4 Obat tukak peptic Simetidin Compraz Inpepsa Lanvell Pantozol Pariet Prosogan Ulcerid Ulsikur Digest Gastridin Meisec Omeprazole OMZ Radin Ranitidine Rantin Zantac

12 3 1 1 9 2 1 1 3 3 1 1 1 1 3 8 5 4

17 4 1 1

12,5 3 1 1 4 4 1 1 1 1 4

11 7

5,5 e. Obat ginjal dan saluran kemih No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Lain-lain Prorenal 1 1

f. Anti alergi No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Anti histamin Nebulizer 1 1

g. Cairan untuk keseimbangan Air elektrolit, Dialisis dan Nutrisi No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Cairan nutrisi parenteral Aminovel®

Tutofosin® Kalbamin®

2 1 1

3 1 1

2 Larutan keseimbangan cairan elektrolit

Aspar K Kaen Mg 3®

1 2

1 3

h. Anti diabetik No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Anti diabetik oral Glurenorm 2 3

Page 175: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

158

i. Vitamin, Mineral dan metabolitropikum No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Vitamin Neurobion®

Neurosanbe®

Neurodex®

Enervon C®

Grahabion®

Roborantin®

3 1 2 2

10 20

4 1 3 3

14 28

2 Multivitamin+mineral, anti oksidan

B-compleks® Become C®

Corsel® Legres®

Lesichol® Lycoxy®

Nerviton E®

Neurovit E®

Vitalene®

Glisodin®

Theragran-M®

1 1 4 2 2 1

25 1 1 2 1

1 1

5,5 3 3 1

35 1 1 3 1

3 Glikotropikum, nootropiks, neurotoniks

Methycobalt Tanakan

1 1

1 1

4 Anti hiperlipidemia Gemfibrozil 2 3 j. Anti infeksi No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Penisilin Amoksisilin

Claneksi® 3 1

4 1

2 Derivate aminoglikosida Gentamicin 2 3 3 Sefalosporin Ceftriaxone

Ceftazidim Ceftum Catazum Meiact Tertacef Tyason

5 5 1 1 1 1 2

7 7 1 1 1 1 3

4 Kuinolon Baquinor Ciprofloxacin Gaticin Quinobiotic

1 5 1 1

1 7 1 1

5 Lain-lain Kemicetine Metronidazol

1 3

1 4

6 Antiseptik, desinfektan Betadine Rivanol

3 3

4 4

k. Imunosupresan dan imunodulator No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Imunosupresan & imunologikal Qten 8 11

Page 176: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

159

l. Antineoplastik No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Antibiotika Adriamycin

Carcinocin Doxorubicin Epirubicin Farmorubicin

3 2

36 20 3

4 3

0,5 28 4

2 Alkilating agent Neosar Endoxan

3 51

4 71

3 Anti metabolit Curacil Uracil Fluracedyl Fluorouracil Methotrexate

3 11 1

19 3

4 15 1

26 4

4 Taxane Paxus Taxol

20 1

28 1

5 Kompleks platina Carboplatin 3 4 6 Lain-lain Xeloda

Femara Tamoxifen Tamofen Medixon

5 1 1 3 1

7 1 1 4 1

m. Obat yang mempengaruhi darah No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Anti anemia Iberet®

Sangobion®

Ecosol®

1 1 1

1 1 1

2 Antikoagulan : anti trombotik dan fibrinolitik

Aspilet Inviclot Trombo aspilet

1 1 1

1 1 1

3 Haematopoetik Leukokin 2 3 4 Produk dan substituen plasma,

plasma ekspander Plasbumin 1 1

n. Anti emetik No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Anti emetik Cendantron

Clast Narfoz Primperan Sotatik Vomceran Vometa Vomitas Frazon Kytril Metoklopramide HCl Motilium Ondansentron HCl Delladryl Difenhidramin Deksametason Dexon Kalmethason

4 1 9 9 7

14 2 1

19 6 3 1 7 7

13 37 1

11

5,5 1

12,5 12,5 10 19 3 1

26 8 4 1

10 10 18 51 1

15

Page 177: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

160

o. Sediaan tambahan No Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1 Sediaan herbal Hepasil®

Lanagogum®

Proimbus®

Solcoceryl®

1 1 1 1

1 1 1 1

2 Suplemen untuk hati, lipotropikum Betafit® 6 8 3 Suplemen untuk tulang Zometa 3 4 4 Suplemen nutrisi Lipofood® 1 1 5 Lain-lain Tromboles

Trombopop®1 1

1 1

Page 178: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

Lampiran 4. Daftar komposisi obat yang digunakan pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No Kelas Terapi Golongan Obat Jenis Obat Komposisi Obat 1 Obat susunan saraf Analgetik-Antipiretik Sistenol® Parasetamol dan N-asetil sistein 2 Obat saluran nafas Ekspetoran, mukolitik Tremenza® Tripolidina HCl dan Pseudoefedrin 3 Obat saluran cerna Katartik/Laksan Laxadin® Fenoftalein, liquid parafin dan glycerin

Aminovel®

L-asam amino, sorbitol, xylitol, vitamin dan elektrolit

Tutofosin®

Asam amino, elektrolit, sorbitol dan vitamin

Cairan nutrisi parenteral

Kalbamin® Cairan asam amino 4 Cairan untuk keseimbangan air

elektrolit, dialisis dan nutrisi

Larutan keseimbangan cairan elektrolit

Kaen Mg 3® Na klorida, Na laktat, K klorida dan dekstrosa

Neurobion® Vitamin B1, B6 dan B12

Neurosanbe® Vitamin B1, B6 dan B12

Neurodex® Vitamin B1, B6 dan B12

Enervon C® Vitamin B1, B2, B6, B12, C, niaciamide dan Ca pantotenat

Grahabion® Vitamin B1, B6 dan B12

Vitamin

Roborantin® Vitamin B1, B6 dan B12

B-compleks® Vitamin B1, B2, B6 dan B12

Become C® Ca pantotenat, Zn, Si, nikotinamid dan vitamin B,C,E

Corsel® Ubidecarenone dan levocarnitine Legres® Leucoselectphytosome dan leucopene Lesichol® Lesitin, Vitamin B1, B6, B12, E dan

nikotinamid

5 Vitamin, mineral dan metabolitropikum

Multivitamin+mineral, anti oksidan

Lycoxy® Lutein, lycopene, vitamin C,E, Beta karoten dan selenium yeast

161

Page 179: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

Nerviton E® Vitamin B1, B6, B12 dan E Neurovit E® Vitamin B1, B6, B12 dan E Vitalene® Beta karoten dan vitamin C, E Glisodin® Ekstrak melon dan gliodin Theragran-M® Vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D, Ca

pantotenat, K iodide, Fe, Mg, Manganese, Copper dan Zn

6 Anti infeksi Penisilin Claneksi® Amoksisilin dan Asam Klavulanat Iberet® Fe sulfat, Vitamin C, niaciamide,

pantotenol dan Vitamin B1, B2, B6, B12

Sangobion® Fe glukonat, manganese sulfat, copper sulfat, Vitamin C, asam folat, Vitamin B12 dan sorbitol

7 Obat yang mempengaruhi darah Anti anemia

Ecosol® Sodium Chloride dan glukosa monohidrat

Hepasil® Curcuminoid, minyak xantoliza dan silymarin

Lanagogum® Ekstrak kelidonium, kunyit, spinaseum dan lecitin

Proimbus® Ekstrak echinacea, reishi mushroom dan Ca pentotenat

Sediaan herbal

Solcoceryl® Ekstrak of hemolysed blood of young calves

Suplemen untuk hati, lipotropikum Betafit® Betaine sitrat dan Vitamin E Suplemen nutrisi Lipofood® Asam amino esensial, vitamin dan

mineral

8 Sediaan Tambahan

Lain-lain Trombopop® Heparin, for percutaneous heparin therapy

162

Page 180: EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PASCA … · 2018. 1. 25. · PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat

BIOGRAFI PENULIS

Margaretha Maharani Eka Sati, anak pertama

dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan suami-

istri Eko Hari Mudjiharto dan Sri Hartati. Lahir di

Cilacap, 20 Desember 1984. Menyelesaikan Taman

Kanak-Kanak di TK Pertiwi Cilacap pada tahun 1990.

Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD Kanisius

Kurmosari 01 Semarang, lulus pada tahun 1996.

Jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dijalani di SLTP

Pangudi Luhur Domenico Savio Semarang, lulus tahun 1999. Penulis kemudian

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 1 Semarang,

lulus tahun 2002. Pada tahun 2003 penulis berkesempatan menempuh pendidikan

di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, tercatat sebagai mahasiswa Fakultas

Farmasi dan menyelesaikan studi pada tahun 2007.

163