55
LAPORAN PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PETAHUNAN PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2010/2011 OLEH LATIP NASRUDIN PENGAWAS TK / SD UPK PEKUNCEN KABUPATEN BANYUMAS

PTS Lesson Study

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PTS Lesson Study

LAPORAN PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU PADA

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY

DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PETAHUNAN

PADA SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

OLEH

LATIP NASRUDIN

PENGAWAS TK / SD UPK PEKUNCEN

KABUPATEN BANYUMAS

KATA PENGANTAR

Page 2: PTS Lesson Study

Puji syukur kehadirat Alloh Subhanahu wata’alaatas rahmat dan hidayah yang

dilimpahkan sehingga laporan penelitian yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan

Profesional Guru Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan

Lesson Study di Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan Pada Semester I Tahun Pelajaran 2010

/2011” dapat selesai tersusun.

Laporan penelitian ini disusun berdasarkan pada kegaiatan penelitian yang dilaksanakan

di sekolah Dasar yang merupakan sekolah binaan Peneliti sebagai pengawas . Kegiatan

penelitian dimaksud dilaksanakan selama Bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2010.

Dengan tersusunnya laporan penelitian ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Banyumas

2. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Banyumas.

3. Kepala Unit Pendidikan Kecamatan Pekuncen.

4. Semua pihak yang membantu dalam kegiatan penelitian ini.

Laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan , untuk itu kritik dan saran yang

membangun sangat kami harapkan. Harapan Peneliti mudah-mudahan penelitian ini ada

manfaatnya.

Peneliti

ABSTRAK

Page 3: PTS Lesson Study

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kemampuan professional Guru pada pembelajaran mata Pelajaran Bahasa Indonesia melalui kegiatan Lesson Study. Metode yang digunakan adalah deskriptif komparatif.

Data diambil dengan menggunakan observasi, dan dokumentasi. Populasi sebanyak 6 orang guru kelas di Sekolah dasar Negeri 1 Petahunan UPKPekuncen Kabupaten Banyumas.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa kemampuan professional guru sebelum diadakan kegiatan Lesson Study masih tidak tampak maksimal dengan rata-rata 1,6 poin. Setelah melakukan kegiatan Lesson Study hasilnya meningkat menjadi rata-rata 2,7 point dan ketika pengawas bertindak sebagai nara sumber pada siklus II hasilnya meningkat menjadi rata-rata 2,81 poin.

Dari hasil kegiatan penelitian ini disarankan agar kepala sekolah membuat kegiatan Lesson Study di sekolah bagi para guru untuk membentuk komunitas belajar. Guru hendaknya selalu berusaha memecahkan persoalan pembelajaran dengan diskusi pada teman sejawat. Pengawas sekolah hendaknya memotivasi sekolah-sekolah binaannya untuk terbentuknya komunitas belajar yang baik demi peningkatan profesionalitas secara berkelanjutan.

DAFTAR ISI

Page 4: PTS Lesson Study

BAB Hal

JUDUL ................................................................................................

KATA PENGANTAR

ABSTRAK .........................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................

DAFTAR TABEL ...............................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

I. PENDAHULUAN ..............................................................................

A. Latar Belakang .............................................................................

B. Rumusan Masalah dan Rencana Pemecahannya ..........................

C. Tujuan Penelitian ..........................................................................

D. Manfaat Penelitian ........................................................................

1

1

3

3

4

II. KAJIAN TEORI ...........................................................................

A. Kajian Teori ..................................................................................

B. Kerangka Pikir ..............................................................................

C. Hipotesis Tindakan ........................................................................

5

5

8

9

13

Page 5: PTS Lesson Study

III. PROSEDUR PENELITIAN ..............................................................

A. Setting Penelitian ..........................................................................

B. Sumber Pengumpul Data ...............................................

C. Alat Pengumpul Data ..................................................................

D. Proses Triangulasi Data

E. Validasi Data

F. Prosedur Penelitian ........................................................................

Siklus I .........................................................................................

Siklus II ........................................................................................

10

10

12

13

15

15

15

16

17

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................

A. Lokasi Penelitian

B. Hasil Penelitian ............................................................................

B. Pembahasan ..................................................................................

19

19

19

28

V. SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................

A. Simpulan ......................................................................................

B. Saran ............................................................................................

30

30

31

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 32

LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................... 33

viii

Page 6: PTS Lesson Study

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1 Daftar Kepala Sekolah dan Guru …………………………. 10

2 Rekap TarafSerap Kurikulum Semester II Th 2009/2010

SDN 1 Petahunan

11

3

4

5

6

7

8

Instrumen Supervisi Guru

Daftar Hasil Kinerja guru sebelum kegiatan Lesson Study

Daftar Hasil Kinerja Guru Siklus I

Perbandingan data awal dan siklus I

Data hasil kinerja guru siklus II

Perbandingan Data Awal, Siklus I dan Siklus II

14

20

20

24

24

27

Page 7: PTS Lesson Study

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mendidik dan mengajar adalah suatu proses yang berkelanjutan. Keberhasilan

seorang guru dalam mengajar dan mendidik siswa-siswanya tergantung pada banyak factor

baik dari dalam diri siswa maupun kemampuan dan kesiapan guru bertatap muka dalam

kegiatan belajar mengajar di hadapan siswa.

Kemampuan guru berinteraksi dengan siswa dalam proses belajar mengajar sangat

dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam melakukan

pembinaan terhadap guru-guru yang ada di lingkungan kerjanya. Kepala sekolah yang selalu

melaksanakan supervise terhadap guru dalam kegiatan belajar mengajar akan menemukan

permasalahan yang dihadapi oleh guru dan akhirnya guru akan mengetahui apa yang

menjadi kekurangan guru tersebut dalam proses pelaksanakaan pembelajaran di hadapan

para siswanya. Sulit kiranya guru mengetahui akar permasalahan yang dihadapi oleh diri

para guru dalam mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri sendiri.

Dari hasil supervise pengawas sekolah ketika melaksanakan kunjungan ke sekolah –

sekolah sering memperoleh keluhan dari para guru sulitnya mengajar Bahasa Indonesia

karena materi pembelajarannya yang ada di buku sangat sedikit. Guru sering mengalami

kesulitan mengajar dan kehabisan bahan ajar pada kompetensi yang diajarkan kepada

siswanya. Siswapun sering merasa jenuh ketika diajar oleh guru yang selalu memberikan

tugas-tugas . Banyak keluhan siswa yang sering didengar oleh guru dari siswa “ LKS lagi, LKS

lagi…!” itu kata sebagian siswa yang memang mau mengungkapkannya. Gurupun sering

terjebak pada pembelajaran bahasa Indonesia yang mengarah pada teori-teori bahasa dan

bukan pada pengembangan kemampuan penguasaan berbahasa Indonesia yang lancar.

Page 8: PTS Lesson Study

Guru jarang di supervise dan diberi pembinaan kemampuan mengajar dan

mengembangkan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Pihak atasan seperti Kepala

sekolah dan pengawas jarang melakukan diskusi pembinaan professional terhadap para

guru sebagai wilayah kerjanya. Hal ini juga diiyakan oleh pengawas sebagai peneliti.

Pengawas sekolah mensupervisi guru ketika ada peristiwa penting seperti kegiatan

kenaikan angka kredit bagi guru yang mengajukan. Kegiatan penilaian oleh pengawas dalam

pengajuan angka kredit ini dilaksanakan atas dasar pengusulan pada PNS yang bersangkutan

dalam kenaikan tingkat atau pangkat. Kegiatan ini otomatis tidak terjadi proses pembinaan

guru karena pada kegiatan ini hanya berlaku penilaian pada guru yang akan memperoleh

rekomendasi lolos atau tidak.

Penilaian professional guru pada kegiatan belajar-mengajar banyak disimpulkan

bahwa kategori kemampuan guru dalam mengajar masih dalam kategori cukup. Penilaian ini

akan berakibat pada kebijakan pengawas yang tidak meloloskan guru dalam pengajuan

angka kreditnya dan ditunda pada semester berikutnya. Keadaan yang demikian ini akhirnya

mendorong peneliti untuk melakukan kajian awal melelui kegiatan supervise penilaian

kemampuan professional guru dalam mengajar. Pada penilaian ini peneliti memfokuskan

pada penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia yang ada di salah satu sekolah Dasar yaitu

Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan Unit Pendidikan Kecamatan Pekuncen Kabupaten

Banyumas.

Page 9: PTS Lesson Study

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas dapat di kelompokan latar belakang

sebagai berikut :

1. Rendahnya kemampuan guru dalam mengembangakan

kemampuan professional pada proses Belajar Mengajar mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Kurangnya kegiatan diskusi antar guru dalam mengembangkan

profesionalitas dalam pembelajaran.

3. Kurangnya pembinaan professional terhadap para guru di

sekolah menyangkut pengembangan potensi guru.

4. Nilai kemampuan guru dalam mengajar bahasa Indonesia masih

dalam kategori rendah.

Karena keterbatasan peneliti maka membatasi masalah sebagai berikut: “ Apakah melalui

kegiatan Lesson Study dapat meningkatakan kemampuan professional guru dalam

pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kegaiatan Belajar Mengajar Bahasa

Indonesia di Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan Kecamatan Pekuncen ?

C. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kegaiatan pengembangan profesiaonal

guru dalam belajar dengan teman sejawat di lingkungan kerjanya.

Page 10: PTS Lesson Study

D. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti adalah peneliti menjadi tahu apakah

kegiatan lesson study dapat meningkatkan kemampuan guru dalam meningkatkan

professional pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada proses belajar mengajar.

Apabila hasil penelitian ini positif maka peneliti akan mengembangkan di sekolah lain yang

menjadi derah binaanya.

Manfaat tindakan ini bagi guru, dapat meningkatkan kemampuan dalam

mengembangkan bahan ajar mata pelajaran bahasa Indonesia dalam kegiatan Belajar

Mengajar , sehingga akan berdampak bagi siswa yaitu tercipta pembelajaran yang

berkualitas dengan mengedepankan pada kegiatan belajar yang menyenagkan bagi siswa

dan meningkatkan prestasi belajar siswa-siswanya.

Page 11: PTS Lesson Study

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

Guru mempunyai tugas pokok yaitu merencanakan proses pembelajaran, melaksanakan

kegiatan Belajar Mengajar di hadapan siswa dan juga mengevaluasi hasil pembelajaran. Salah

satu factor keberhasilan dalam proses Belajar Mengajar adalah jika guru mampu

mengembangkan materi pelajaran dan juga bahan ajar yang akan disampaiakan kepada siswa

di dalam kelas.

Mutu pembelajaran akan diperoleh jika guru memiliki kreatifitas yang tinggi dan juga

memiliki rasa bangga dan puas jika seorang guru berhasil mengajar dengan baik dihadapan

para siswa. Guru sebagai manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Menurut Maslow

( Stoner, 1986 : 13), kebutuhan seseorang terdiri dari lima tingkatan yaitu : (1) fisiologis,

meliputi kebutuhan udara, air, makan dan seks; ( 2 ) rasa aman, mencakup kebutuhan akan

keselamatan, ketertiban, dan bebas dari rasa takut dari ancaman;( 3 ) rasa memiliki dan cinta

atau kebutuhan social, meliputi kebutuhan akan cinta, afeksi,rasa memiliki, dan hubungan

manusiawi; ( 4 ) penghargaan, mencakup kebutuhan akan harga diri,prestasi, dan rasa

hormat dari orang lain ; ( 5 ) akualisasi diri, meliputi kebutuhan untuk berkembang, untuk

merasa terpenuhi, dan untuk menyadari potensi diri seseorang.

Guru saat ini sudah mulai sejahtera dengan adanya tunjangan sertifikasi sehingga gaji

guru akan dapat mencukupi kebutuhan pada tingkat yang pertama, sehingga akan berusaha

untuk mencapai pada tingkatan berikutnya. Kebutuhan yang belum terpenuhi adalah

kebutuhan pada tingkatan yang kelima yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri, atau

kebutuhan untuk mengembangkan diri dari potensi yang dimiliki.Jika kebutuhan terakhir ini

terpenuhi maka akan berpengaruh pada kepuasan kerja. Kepuasan kerja ini bagi seorang

Page 12: PTS Lesson Study

guru akan berpengaruh pada prestasi kerjanya yaitu melaksanakan tugas mengajar

dihadapan para siswanya sesuaidengan potensi yang dimilikinya. Dikatakan Hoppeci, bahawa

kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara

keseluruhan memuaskan kebutuhannya( Anoraga, 2001:81)

Potensi guru yang diharapkan muncul adalah kemampuan-kemampuan yang

dibutuhnan sebagai guru.Menurut Arikunto ( 1993: 293-295 ) guru membutuhkan

kemampuan : ( 1 ) memahami perkembangan dan cara berpikir siswa, ( 2 ) Memahami

perbedaan siswa, (3) berkomunikasi dan mengkomunikasikan hasil didikan siswa kepada guru

lain, ( 4 ) melakukan eksperimen, (5 ) melakukan demonstrasi dalam mengajar, ( 6 )

membimbing siswa dalam menggunakan alat secara individual ( 7 ) memilih atan atau

membuat alat-alat pelajaran, ( 8 ) melakukan metode proyek, dan ( 9 ) melaksanakan

program remedial.

Jika guru dimotivasi dan memiliki motivasi intrinsic yang kuat maka diharapkan guru

dapat memenuhi kebutuhannya dalam pelaksanaan tugasnya di hadapan para siswa yaitu

ketika melakukan pembelajaran. Orang yang memiliki kewajiban untuk mendorong motivasi

guru adalah pembina guru yang salah satunya adalah pengawas sekolah. Salah satu kegiatan

atau tugas dalam unsure kepengawasan bagi pengawas sekolah atara lain memberikan

contoh pelaksanaan tugas guru dalam meleksanakan proses pmbelajaran / bimbingan ( : (1)

Observasi dan analisa kinerja, (2 ) menyarankan wilayah perkembangan, ( 3 ) menunjukan

metode yang menarik, ( 4 ) menyuruh bawahan mencoba metode yang menarik, ( 5 )

melanjutkan bimbingan atau terus melakukan bimbingan ( Cullen, 2004 : 120-140 ). Langkah

– langkah yang baik tersebut untuk dicobakan kepada para guru untuk terus belajar dan

diharapkan dapat membentuk komunitas belajar secara kolaboratif.

Slamet Mulyana ( 2007 ) memberikan rumusan tentang lesson Study sebagai salah satu

model pembinaan professional pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif

Page 13: PTS Lesson Study

dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk

membangun komunitas belajar.

Bill Cerbin & Bryan Kopp (Goglle :2010) mengemukakan bawa lesson Study memiliki empat

tujuan utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana

siswa belajar dan guru mengajar; ( 2 ) Memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat

dimanfaatkan oleh para guru lainnya, diluar peserta lesson Study; ( 3 ) meningkatkan

pembelajaran secara sistematis melalui inkuari kolaboratif ( membangun sebuah

pengetahuan pedagogis, dimana seseorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru

lainnya.

Jika kesulitan para guru dalam melakukan pembelajaran didiskusikan dan dicari

alternative pemecahan di sekolah antar para guru maka proses Belajar Mengajar di suatu

sekolah akan terpecahkan. Guru akan melakukan yang terbaik untuk para siswanya demi

suksesnya pembelajaran.

Page 14: PTS Lesson Study

B. Kerang Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini peneliti mengambil langkah langkah kerja berdasarkan teori

yang tertera diatas adalah sebagai berikut :

Keterangan :

1. Kondisi awal pengawas dan guru belum melaksanakan tindakan leasson study sehingga hasil kinerja sekolah rendah.

2. Kepala Sekolah dan guru melaksanakan kegiatan Lesson Study pada siklus I 3. Hasil dari perbaikan siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan maka

pengawas merevisi kembali rencana tindakan untuk perbaikan siklus II.4. Pada siklus II pengawas melaksanakan langkah dan strategi perbaikan dari siklus

sebelumnya yaitu siklus I dan pengawas bertindak sebagai nara sumber .Instrumen yang digunakan adalah instrument penilaian yang sama dengan siklus sebelumnya.

Kondisi awal

Action

Kondisi Akhir

Pengawas Belum melaksanakan tindakan

Hasil kinerja Guru rendah

Pengawas melaksanakan

tindakan

Siklus I

Menerapkan kegiatan leasson Study tanpa nara

sumber

Siklus II

Menerapkan kegiatan leasson

Study dengan pembimbingan

pengawas sebagai nara sumber

Diduga melalui kegiatan leasson study dapat

meningkatkan hasil kinerja Guru dalam Kegiatan

Pengembangan bahan ajar pada KBM

Page 15: PTS Lesson Study

C. Hipotesis Tindakan

Berasumsi pada kerangka berfikir yang didasari dari kajian teori yang tertulis di

atas , maka peneliti mengajukan hipotesis :

“ Melalui kegiatan leasson study secara efektif dapat meningkatkan kinerja guru

dalam meningkatkan profesionalitas pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia dalam kegaitan belajar mengajar di kelasnya.”

Page 16: PTS Lesson Study

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Seting Penelitian

Tempat melakukan penelitian adalah di Sekolah Dasar Negeri 1 petahunan Unit

Pendidikan Kecamatan Pekuncen yang merupakan salah satu sekolah yang berada di

daerah binaan peneliti. Alasan memilih Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan adalah karena

guru-guru yang ada di sekolah itu adalah guru yang relative baru karena guru yang

kebanyakan adalah guru PNS yang baru 3 – 4 Th dan banyak terdapat guru wiyata bhakti.

Nilai rata-rata UASBN pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2009/2010

adalah 6,23 Termasuk kategori C

Letak geografis SD Negeri Petahunan adalah berada di desa yang terletah di

pinggirang wilayah kecamatan Pekuncen dengan jarak kira-kira 6 Km dari Kantor UPK

Pekuncen. Jumlah Sekolah yang ada di Desa Pekuncen adalan berjumlah 3 Sekolah Dasar

yaitu SDN 1 Petahunan, SDN 2 Petahunan dan MIMA Petahunan.

Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan terdiri dari 6 Rombongan belajar dengan jumlah

Guru kelas adalah 6 orang guru kelas dan 1 orang kepala Sekolah. Data selengkapnya lihat

tabel di bawah ini.

Page 17: PTS Lesson Study

Tabel 1 : Data Kepala Sekolah Dan Guru SDN 1 Petahunan

No Nama Guru / NIP Jenis guru

Pendidikan

Tgl Lahir

Gol./ Ruang

Tugas Mengajar

Ket

1 Iriyanto, S.Pd.SD

196205051983041006

Gr. Kls

D.2 5/5/1962

IV.a Mapel PKn

KS

2 Purbayu Budi S, A.Ma

198005132006041019

Gr. Kls

D.2 13/3/1980

II.b V

3 Supriyono,A.Ma

198107232006041010

Gr. Kls

D.2 23/7/1981

II.b IV

4 Tarsudi, A.Ma.Pd

196812062007011010

Gr. Kls

D.2 6/12/1968

II.a VI

5 Ari Rumyani,A.Ma.Pd

991163301

Gr. Kls

D.2 27/2/1985

- I GWB

6 Dwi Haryanti,A.Ma.Pd

991163302

Gr. Kls

D.2 17/10/1984

- II GWB

7 Andi Purwanto, A.Ma.Pd Gr.Kls

D.2 8/3/1982

- III GWB

Keterangan :

1. Gr. Kls = Guru Kelas2. KS = Kepala Sekolah3. GWB = Guru Wiyata Bhakti

Page 18: PTS Lesson Study

Data siswa dan rata-rata taraf serap Kurikulum Tahun 2009/2010 Sekolah Dasar Negeri 1

Petahunan adalah sebagai berikut :

Tabel 2 : Nilai Rata-rata Taraf Serap Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Semester II Tahun Pelajaran 2009 / 2010 SDN 1 Petahunan

No Kelas Jumlah Siswa Rata-rata Taraf Serap Kurikulum Semester II Mata Pelajaran Bhs. Indonesia

Ket

1 I 33 58.8

2 II 28 66,2

3 III 31 62,9

4 IV 32 57,1

5 V 25 61,0

6 VI 29 67,5

Jumlah 178 373,5

Rata-rata Nilai 62,3

Sedangkan subyek yang akan diberi tindakan adalah guru kelas I s.d Kelas VI Sekolah

Dasar Negeri 1 Petahunan khususnya pada proses Pembelajaran Bahasa Indonesia di

masing-masing kelas.

Sebagai pelaku yang memberikan tindakan pemberian pembinaan adalah peneliti yaitu

pengawas sekolah. Sedangkan sebagai kolaborator dan yang membantu observasi adalah

kepala sekolah dan pengawas sejawat. Waktu penelitian sesudah proposal disetujui yaitu

pada akhir Januari 2010 dan diharaapkan selesai awal bulan April 2010.

Page 19: PTS Lesson Study

Jadwal penelitian adalah sebagai berikut :

No Uraian Kegiatan Waktu pelaksanaan

Semester I Th 2010/2011

7 7 8 9 10 10

01 Menyusun Proposal PTS X

02 Menyusun Instrumen Penelitian X

03 Pengumpulan Data dengan melakukan tindakan:

a. Siklus 1b. Siklus 2

X X

04 Analisis Data X

05 Pembahasan/Diskusi X

06 Meyusun laporan Hasil Penelitian X

B. Sumber Pengumpul Data

Data diambil dari rata-rata skor lembar pengamatan yang diisi oleh kepala sekolah

(selaku kolaborator) tentang tindakan pembinaan dengan partisipasi aktif yang dilakukan

peneliti untuk guru kelas 1 SDN 1 Petahunan, setiap siklus, berarti ada 12 data pembinaan.

Selain itu, peneliti juga mengambil data hasil pembinaan dari rata-rata skor hasil angket

yang diisi oleh guru (subyek penelitian) sebagai validasi data. Jumlah data hasil pembinaan

ini ada 2 siklus x 6 data = 12 data.

Skor setiap komponen yang diamati pada masing-masing data tersebut terdiri dari 3

option yaitu skor 3 jika nampak maksimal, skor 2 jika nampak kurang maksimal, dan skor 1

jika tidak nampak/nampak tidak maksimal. Rata-rata skor diperoleh dari menghitung jumlah

skor setiap lembar pengamatan, dibagi jumlah butir indikator pengamatan. Sehingga data

tiap-tiap lembar pengamatan bergerak antara 1 sampai 3.

Page 20: PTS Lesson Study

C. Alat Pengumpul Data

Alat Pengumpul data adalah bentuk instrumen supervisi dan yang dilaksanakan

melalui studi dokumen dan juga hasil wawancara pada subyek penelitian.

Teknik pengumpulan data kedua variabel menggunakan teknik non tes yaitu

dengan pengamatan atau observasi. Data mutu pembelajaran dan tindakan

pembimbingan dengan partisipasi aktif oleh pengawas dikumpulkan dengan alat yaitu

lembar pengamatan.

Kisi-kisi instrumen lembar pengamatan mutu pembelajaran didasarkan pada

standar isi , meliputi 15 butir indikator yang diamati, setiap butir memiliki 3 option, yaitu

nampak baik skor 3, nampak sedang skor 2, dan tidak nampak/nampak tidak baik skor 1,

sehingga skor maksimal 15 x 3 = 45

Kisi-kisi instrumen untuk mengamati tindakan pembinaan dengan partisipasi

aktif didasarkan pada teori yang telah dikemukakan pada Bab II dan indikator

keberhasilan (lihat tabel 1.1). Terdiri dari 15 butir indikator yang diamati. Masing-

masing butir terdiri dari 3 option yaitu nampak maksimal skor 3 nampak kurang

maksimal skor 2, dan tidak nampak/nampak tidak maksimal skor 1, sehingga skor

maksimal 15 x 3 = 45. Instrumen yang digunakan adalah :

Page 21: PTS Lesson Study

INSTUMEN SUPERVISI KINERJA GURU Lampiran 1

A. Instrumen Perencanaan KBM :

No Kegiatan Kategori Ket

1. Penyusunan Silabus 1 2 3

2. Penyusunan RPP

3. Penyusunan Rangkuman Materi

4. Penyusunan Soal

B. Instrumen Pelaksanaan KBM

No Kegiatan Kategori

1 2 3

1 Apersepsi

2. Kegiatan Inti

a. Penguasaan Materi

b. Penggunaan Metode

c. Media / Sumber

d. Penggunaan Alat Peraga

e. Interaksi Belajar Mengajar

f. Penguatan / Motivasi

3. EVALUASI

a. Prosedur

b. Alat Tes

c. Hasil Akhir

4 KEGIATAN AKHIR

a. Kongklusi / Kesimpulan

Page 22: PTS Lesson Study

b. Tindak lanjut

5 PENDUKUNG KBM

A. Penampilan Guru

b. Penggunaan Bahasa

c. Bimbingan

d. Ketertiban Siswa

JUMLAH

RATA-RATA

C. Instrumen Kegiatan Evaluasi

No Kegiatan Kategori

1 2 3

1. Menentukan bentuk-bentuk prosedur dan teknik

2. Menyusun Alat penilaian

3. Hasil Evaluasi

Jumlah

Rata-rata

D. Proses Triangulasi Data

Untuk keabsahan data pealaksanaan penelitian, maka proses triangulasi atau

validasi data dilakukan dengan mencocokkan data lebih dari satu sumber. Data mutu

pembelajaran yang diperoleh melalui pengamatan oleh peneliti terhadap guru,

divalidasi dengan data yang diperoleh dari pengamatan oleh kepala sekolah. Data hasil

pembimbingan dengan partisipasi aktif yang diperoleh dari pengamatan kolaborator

yaitu kepala sekolah terhadap peneliti, divalidasi melalui hasil pengamatan yang

dilakukan oleh guru yang diteliti. Data tersebut kemudian dirata-rata.

Page 23: PTS Lesson Study

E. Validasi Data

Analisis data menggunakan cara dengan membandingkan antara skor data awal, data

akhir siklus 1 dan data akhir siklus 2. Jika besar data mutu pembelajaran meningkat,

berarti tindakan lesson study berperan dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

Keberhasilan dapat diketahui dengan meningkatnya skor data pengamatan proses

kegiatan lesson study pada akhir siklus 2 dibanding siklus 1.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan sekolah ini akan dilakukan dalam dua siklus, lama

setiap siklus kurang lebih satu bulan. Sebelumnya peneliti menyusun proposal dan

instrmen penelitian. Prosedur secara lengkap per siklus sebagai berikut:

Siklus I

1. Perencanaan tindakan

a.Mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah dan guru untuk membuat jadwal

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi

b. Peneliti mempersiapkan materi standar proses , Contoh silabus dan, contoh RPP.

c.Membuat dan memperbanyak instrumen baik angket maupun lembar observasi.

d. Peneliti mencari dokumen data awal penilaian proses pembelajaran yang lalu bagi

guru yang akan diberi tindakan khususnya pada pembelajaran mata pelajaran Bahasa

Indonesia..

Page 24: PTS Lesson Study

2. Pelaksanaan tindakan

a. Peneliti melakukan tindakan supervise Kegiatan Belajar Mengajar secara individu

terhadap guru kelas 1 s.d 6 SDN 1 Petahunan diamati kepala sekolah.

b. Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan diamati oleh

peneliti dan kepala sekolah.

c. Guru melakukan kegiatan lesson Study bersama-sama guru yang lain dengan diamati

oleh peneliti dan Kepala Sekolah.

3. Observasi dan evaluasi

a. Peneliti bersama Kepala sekolah mengobservasi guru ketika melakukan tindakan

Lesson Study dengan partisipasi aktif menggunakan lembar observasi (lampiran I).

b. Peneliti dan kepala sekolah melakukan observasi pada kegiatan pembelajaran guru

yang telah melakukan lesson Study dengan menggunakan lembar observasi

(lampiran III).

c. Peneliti memberikan angket kepada guru (subjek penelitian) sesuai (lampiran II)

d. Dari hasil lembar observasi dan angket tersebut kemudian dianalisis dan dievaluasi.

4. Refleksi

Mengadakan pertemuan antara peneliti, kepala sekolah, dan guru melakukan diskusi

tentang keberhasilan dan kelemahan hasil tindakan yang telah dilakukan. Hal ini

untuk menentukan langkah selanjutnya pada siklus ke 2.

Page 25: PTS Lesson Study

Siklus II

1. Perencanaan Tindakan

a.Merencanakan tindakan kegiatan lesson Study dengan Keikut sertaan Pengawas

( Peneliti sebagai nara sumber / pembimbingan) berdasarkan hasil evaluasi pada

siklus I.

b. Mempersiapkan instrumen pengamatan dan angket.

c.Membuat jadwal pertemuan untuk memberikan tindakan, observasi dan refleksi.

2. Pelaksanaan Tindakan

a.Peneliti melakukankegiatan leasson Study bersama guru dan pengawas bertindak

sebagai nara sumber terhadap guru kelas 1, 2,3,4,5,dan 6 SDN 1 Petahunan diamati

oleh kepala sekolah sebagai kolaborator.

b. Guru menerapkan hasil kegiatan lesson Study pada kegiatan Proses Belajar Mengajar

dan diamati oleh peneliti dan kepala sekolah.

3. Observasi dan Evaluasi

a.Kepala sekolah melakukan pengamatan terhadap peneliti ketika berperan sebagai nara

sumber pada kegiatan Lesson Study..

b. Peneliti dan kepala sekolah melakukan pengamatan Proses Belajar Mengajar

kemudian memberikan angket kepada guru.

c.Hasil pengamatan dari kepala sekolah dan peneliti serta hasil angket yang diisi guru

dianalisis dan dievaluasi.

Page 26: PTS Lesson Study

4. Refleksi

Pada tahap ini dapat disimpulkan bersama antara peneliti, kepala sekolah, dan

guru tentang hasil kegiatan Lesson Study pada kegiatan pengembangan bahan Ajar

mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas masing-masing.

Page 27: PTS Lesson Study

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan Unit Pendidikan

Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas. Sekolah tersebut adalah sekolah yang

merupakan sekolah binaan peneliti sebagai pengawas daerah binaanya.

Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan merupakan sekolah yang berada di paling ujung di

wilayah Unit Pendidikan Kecamatan Pekuncen dengan jumlah rombongan belajar

berjumlah 6 kelas dengan jumlah guru kelas 6 Orang dan jumlah Siswa adalah 178 siswa.

Pendidikan yang dimiliki para Guru yaitu S1 berjumlah 1 Orang; dan 6 Orang Guru

berpendidikan DII. Dengan rata – rata berusia 30 Th. Sedangkan Kepala Sekolah Berusia 47

Th.

B. Hasil Penelitian

a. Kondisi Awal

Data di bawah ini adalah data yang diperoleh dari hasil kolaborasi dengan Kepala Sekolah .

Adapun data hasil supervise kinerja guru sebelum dilakukan penelitian adalah :

Page 28: PTS Lesson Study

Tabel 4 :. Data sebelum diadakan kegiatan Lesson Study

No Kode Guru Kelas Aspek Yang dinilai Jumlah Rata-

rata

Ket

A B C

1 Guru I 1 1 2 1 4 1,3

2 Guru II 2 1 2 1 4 1,3

3 Guru III 3 2 2 1 5 1,6

4 Guru IV 4 1 1 1 3 1

5 Guru V 5 1 2 2 5 1,6

6 Guru VI 6 1 2 2 5 1,6

Jumlah 7 11 8 26 8,4

Rata-rata 1,1 1,8 1,3 2 1,6

Keterangan :

1. Aspek yang dinilai :

A. Menyusun Perencanaan PembelajaranB. Melaksanakan PembelajaranC. Menilai Hasil Pembelajaran

2. Skor Yang diperoleh

1. Tidak Tampak Maksimal

Page 29: PTS Lesson Study

2. Tampak Cukup Maksimal

3. Tampak Maksimal

Data tersebut adalah data yang diperoleh sebelum diadakan kegiatan Lesson Study dari

hasil supervise kepala sekolah dan pengawas yang dilaksanakan dimasing-masing kelas pada

kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dari data tersebut diatas dileroleh

gambaran bahwa kinerja guru dalam proses Belajar Mengajar Bahasa Indonesia masih

tergolong rendah.

b. Deskripsi Hasil Siklus I

1. Perencanaan

Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat dan melihat hasil data yang ada maka

peneliti menyiapkan rencana tinda sebagai daerah pembinaan kan untuk memperbaiki

kinerja gur dalam proses Pembelajaran melalui kegiatan Lesson Study. Skenario dilakukan

secara kolaboratif antara Peneliti dan Kepala Sekolah agar data yang diperoleh lebih akurat

dan obyektif.

Perencanaan yang lebih konkret adalah dengan cara peneliti melakukan wawancara dan

diskusi dengan Kepala Sekolah SD Negeri 1 Petahunan untuk melaksanakan penyusunan

rencana kerja kegiatan lesson study dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran bagi para

gurunya. Langkah-langkah yang dibuat adalah :

- Membuat Jadwal Pelaksanaan kegiatan Lesson Study dan kegiatan supervise

pelaksanaan pembelajaran.

- Peneliti dan Kepala Sekolah menelaah instrument yang diperlukan dalam

mengelola Kegiatan Belajar Mengajar.

Page 30: PTS Lesson Study

Terkait dengan rencana perbaikan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran

peneliti perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan sesuai hipotesis yang telah dipilih

seperti pada bentuk instrument supervise.

2. Pelaksanaan

Kepala Sekolah menyelenggarakan rapat dewan guru untuk menjelaskan langkah-

langkah program yang sudah disusun dengan peneliti. Kegiatan itu antara lain pada proses

pengumpulan data dan juga bahan-bahan kegiatan lesson study. Kegiatan ini dilakukan tanpa

peran pengawas sebagai nara sumber dengan tujuan guru dan kepala sekolah ada kolaborasi

untuk membentuk budaya membangun komunitas belajar yang baik.

3. Observasi

Observasi dilakukan peneliti pada saat proses pelaksanaan kegiatan lesson study antara

guru dan kepala sekolah. Setelah melalui tahapan kegiatan sesuai perencanaan kegiatan lesson

study dan kegiatan pembelajaran dengan hasil observasi Kegiatan Belajar Mengajar sebagai

tertera dalam tabel 5.

Tabel 5 : Data sesudah dilaksanakankegiatan Lesson Study ( siklus I )

No Kode Guru Kelas Aspek Yang dinilai Jumlah Rata-rata

Ket

A B C

1 Guru I 1 2 2 1 5 1,6

2 Guru II 2 2 2 2 6 2

3 Guru III 3 3 2 2 7 2,2

4 Guru IV 4 2 2 2 6 2

5 Guru V 5 2 3 2 7 2,2

6 Guru VI 6 2 3 3 8 2,6

Page 31: PTS Lesson Study

Jumlah 13 14 12 39 12,3

Rata-rata 2,2 2,3 2 6,5 2,7

Keterangan :

1. Aspek yang dinilai :

A. Menyusun Perencanaan Pembelajaran

B. Melaksanakan Pembelajaran

C. Menilai Hasil Pembelajaran

2. Skor Yang diperoleh

1. Tidak Tampak Maksimal

2. Tampak Cukup Maksimal

3. Tampak Maksimal

Jika dilihat dari data yang telah diperoleh maka terlihat adanya perbaikan nilai pada

masing-masing aspek penilaian Kegiatan Belajar Mengajar. Hasil kinerja guru dalam kegiatan

Belajar Mengajar terlihat ada peningkatan dari 1,6 pada data awal menjadi 2,7 pada siklus I.

Kategori yang diperoleh pada kinerja guru tampak cukup maksimal. Peningkatan ini juga

tampak pada semua aspek yaitu dari penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran dan juga pada kegiatan penilaian. Berdasarkan perubahan peningkatan yang

dilaksanakan ini maka perlu diadakan tindakan lebih lanjut agar terjadi peningkatan yang lebih

baik lagi.

Page 32: PTS Lesson Study

4. Refleksi

Hasil kinerja guru pada saat kondisi awal terlihat tidak maksimal oleh karena itu

dilakukan siklus I yang diharapkan mampu memperbaiki kinerja guru pada proses

Pembelajaran. Setelah dilakukan analisis ternyata peningkatan yang terjadi terlalu signifikan.

Tabel dan gambar perbandingan antara sebelum kegiatan Lesson Study dengan setelah

kegiatan Lesson Study ( siklus I ) Data yang dimaksud adalah :

Tabel 6 : Perbandingan data awal dengan rata-rata Siklus I

No Nama Guru Data Awal Rata-rata Siklus I

1 Guru I 1,3 1,6

2 Guru II 1,3 2

3 Guru III 1,6 2,2

4 Guru IV 1 2

5 Guru V 1,6 2,2

6 Guru VI 1,6 2,6

Jumlah 8,4 12,3

Rata-rata 1,6 2,7

Peneliti perlu melakukan tindakan lanjutan yang dilakukan dengan disertai keterlibatan

pengawas sebagai nara sumber pada kegiatan lesson Study.

Page 33: PTS Lesson Study

c. Deskripsi Siklus II

Pada siklus II peneliti melakukan langkah-langkah yang sama sesperti pada kegiatan

siklus I. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud yaitu :

1. Perencanaan / Planning

Berdasarkan hasil refleksi siklus pertama dan rencana tindak lanjut untuk perbaikan

kinerja Guru pada proses Pembelajaran melalui kegiatan Lesson Study diadakan revisi kembali.

Hasil observasi tercatat perlu adanya keterlibatan pengawas dalam kegiatan lesson Study demi

peningkatan hasil kinerja guru. Dalam kegiatan siklus II ini pengawas akan bertindak sebagai

nara sumber pada kegiatan Lesson Study antara guru dan Kepala Sekolah. Adanya kesempatan

yang diberikan oleh pengawas untuk berkreasi bagi para guru beserta Kepala Sekolah kurang

dimanfaatkan dengan sebaik-baiknyA. Karena itu pengawas terlibat langsung dalamkegaiatan

Lesson Study antara para guru dan Kepala Sekolah.

2. Tindakan / Acting

Pelaksanaan Lesson Stady pada siklus yang kedua pengawas terlibat secara langsung

dan bertindak sebagai nara sumber. Pengawas menyediakan bahan-bahan diskusi dan juga

menanggapi persoalan-persoalan yang muncul selama pelaksanaan Lesson Study. Kegiatan ini

dilakukan dengan maksud akan memperjelas dan memecahkan persoalan-persoalan yang

dihadapi para guru dan kepala sekolah agar mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran

Page 34: PTS Lesson Study

secara maksimal dan juga guru termotivasi untuk melaksanakan langkah-langkah pembelajaran

yang sudah direncanakan secara tepat dan benar tanpa ada keragu-raguan..

3. Pengamatan / Observasi

Setelah melalui dua tahap perencanaan dan pelaksanaan, serta pengamatan langsung

peneliti memperoleh data atau hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus II sebagai berikut :

Tabel 7 : Data hasil supervise Kegiatan Belajar Mengajar disertai pembimbingan ( siklus II )

No Kode Guru Kelas Aspek Yang dinilai Jumlah Rata-rata

Ket

A B C

1 Guru I 1 3 2 2 7 2,3

2 Guru II 2 3 3 3 9 3

3 Guru III 3 3 3 3 9 3

4 Guru IV 4 3 2 3 8 2,6

5 Guru V 5 3 3 3 9 3

6 Guru VI 6 3 3 3 9 3

Jumlah 18 16 17 51 17

Rata-rata 3 2,7 2,8 8,5 2,83

Keterangan :

1. Aspek yang dinilai :

A. Menyusun Perencanaan Pembelajaran

Page 35: PTS Lesson Study

B. Melaksanakan Pembelajaran

C. Menilai Hasil Pembelajaran

2. Skor Yang diperoleh

1. Tidak Tampak Maksimal

2. Tampak Cukup Maksimal

3. Tampak Maksimal

4. Refleksi.

Dari hasil supervise yang dilakukan pada siklus II dengan menggunakan instrument yang

sama seperti pada siklus I peningkatan yang dihasilkan sangat sedikit. Ini terlihat pada data

table di atas. Hal ini dimungkinkan karena para guru tidak mengalami kesulitan yang berarti

pada kegiatan siklus I.Perubahan yang dimaksud dapat terlihat secara eksplisit dalam penelitian

di atas. Berikut adalah perbandingan rata-rata hasil kenerja guru pada proses Pembelajaran

mata pelajaran Bahasa Indonesia secara keseluruhan ( Data Awal, Siklus I dan Siklus II ) yang

terangkum dalam table di bawah ini.

Tabel 8: Perbandingan Data Awal Supervisi, Siklus I dan Siklus II.

No Kode Guru Data Awal Rata-rata Siklus I Rata-rata siklus II

1 Guru I 1,3 1,6 2,3

2 Guru II 1,3 2 3

3 Guru III 1,6 2,2 3

Page 36: PTS Lesson Study

4 Guru IV 1 2 2,6

5 Guru V 1,6 2,2 3

6 Guru VI 1,6 2,6 3

Jumlah 8,4 12,3 16,9

Rata-rata 1,6 2,7 2,81

Keterangan :

1. Data Awal : 1,6 kategori Tampak Kurang maksimal

2. Data siklus I: 2,7 kategori Tampak Cukup Maksimal

3. Data Siklus II: 2,81 kategori Tampak Cukup Maksimal

B. Pembahasan Setiap Siklus

1. Kondisi Awal

Kondisi awal yaitu kondisi kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia

sebelum dilaksanakannnya kegiatan Lesson Study oleh para guru dan Kepala Sekolah.

Kondisi ini bias jadi berbeda antara guru kelas yang satu dengan kelas yang lain dan juga

pada sekolah yang berbeda. Peneliti mengumpulkan terlebih dahulu data-data yang

mencerminkan kinerja pembelajaran yang dilakukan oleh para guru di Sekolah dasar Negeri

1 Petahunan. Hal ini diperoleh dari hasil supervise yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan

juga hasil supervise yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah sebagai peneliti.Data awal ini

sangat penting untuk menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada tahap-

tahap selanjutnya.

Page 37: PTS Lesson Study

Dari data awal yang ada terlihat kinerja guru dalam proses Belajar Mengajar pada

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tidak tampak maksimal. Pengawas sbagai peneliti perlu

mengadakan tindakan agar kinerja pembelajaran pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

menjadi lebih baik. Kegiatan Lesson Study menjadi alternative yang baik dan tepat dalam

meningkatkan kinerja guru dan Kepala Sekolah dalam upaya meningkatkan profesionalitas

guru dalam meningkatkan kegiatan Proses Belajar Mengajar.

2. Siklus I

Siklus I merupakan tindakan kegiatan Lesson Study yang dilakukan oleh para guru

dan Kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan Guru dalam mengajar mata pelajaran

Bahasa Indonesia dihadapan Para siswa di kelas. Dalam siklus I Pengawas hanya bertindak

sebagai obsever dan tidak terlibat dalam kegiatan Lesson Study. Hal ini dalam rangka

memupuk kreatifitas para guru dan Kepala Sekolah untuk mengapresiasikan kreativitasnya

sesuai potensi masing-masing guru dan Kepala Sekolah.

Kegiatan ini terbukti meningkatkan kinerja guru dalam Proses Belajar Mengajar mata

pelajaran Bahasa Indonesia walaupun belum mencapai titik maksimal.

3. Siklus II

Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.Hasil yang belum maksimal dalam

kegiatan siklus I diperbaiki dengan cara meningkatkan efektivitas kegiatan Lesson Study

bagi para guru dan Kepala Sekolah. Pengawas Sekolah sebagai peneliti ikut terlibat dalam

kegaiatan Lesson Study dan bertindak sebagai nara sumber. Adanya kerterlibatan Pengawas

Sekolah dalam kegaiatan Lesson Study pada siklus II terbukti dapat meningkatkan kinerja

guru dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar di kelas masing-masing. Hal ini terlihat

Page 38: PTS Lesson Study

perubahan skor meningkat walaupun belum sampai pada kategori Tampak Maksimal.Rata-

rata kinerja guru dalam Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia mencapai 2, 81 ( kategori

Tampak Cukup Maksimal ) . ( Lihat Pada Tabel data siklus II )

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari analisis data hasil observasi pada kegiatan Lesson Study oleh para guru di

Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan dapatdiambil kesimpulan bahwa kegiatan Lesson

Study dapat meningkatkan kemampuan profesionalitas guru dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia . Pernyataan ini terbukti karena pada analisis data terbukti jika dilihat

dari meningkatnya kinerja guru pada siklus I dan juga pada siklus II. Keterlibatan

Pengawas dalam kegiatan Lesson Study juga menambah peningkatan kemampuan

profesional guru jika dilihat dari peningkatan pada siklus I ke siklus II.

Sebagai catatan bahwa peningkatan professional guru pada pembelajaran mata

pelajaran Bahasa Indonesia dapat ditingkatkan melalui kegiatan Lesson Study oleh para

guru dan Kepala Sekolah . Dalam penelitian ini peningkatan terlihat sangat signifikan

yaitu rata-rata kinerja guru sebelum diadakan kegiatan Lesson Study adalah 1,6

meningkat menjadi 2,7 setelah diadakan kegiatan Lesson Study. Keterlibatan Pengawas

Sekolah pada kegiatan Lesson Study juga meningkatkan profesionalitas guru yaitu dari

Page 39: PTS Lesson Study

2,7 pada siklus I menjadi 2,81 pada siklus II. Dari data hasil penelitian tersebut maka

kegiatan Lesson Study dapat meningkatkan kemampuan professional guru pada

pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

B. Saran

Sesuai hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disarankan :

1. Kepala Sekolah.

- Menciptakan suasana kerja para guru di sekolahnya menjadi sebuah

komunitas belajar dalam rangka peningkatan kemampuan professional dalam

proses pembelajaran di kelas.

- Mengembangkan segala potensi yang ada untuk peningkatan kemampuan

professional guru.

2. Guru.

- Melakukan komunikasi antar guru dengan baik untuk memecahkan persoalan

yang dihadapi pada proses pembelajaran.

- Meluangkan waktu untuk berdiskusi demi membentuk komunitas belajar

antar guru dalam suatu sekolah.

3. Pengawas Sekolah.

- Membentuk kelompok-kelompok diskusi di derah binaannya demi

membentuk komunitas belajar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan

Page 40: PTS Lesson Study

pembelajaran yang dihadapi para guru.

- Melakukan pendampingan pada kegiatan Lesson Study di sekolah-sekolah

untuk menjadi nara sumber dan motivator kegiatan di sekolah-sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji, (2001). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto S, (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.

Cullen, Jack., Len D’Innocenzo, (terjemahan), 2004. Memaksimalkan Kinerja. Yogyakarta: Tugu Publisher.

Dirjendikdasmen, (2000). Keputusan Mendiknas Nomor 020/U/1998 tentang Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Jakarta: Depdiknas.

Gogle (2010) Slamet Mulyana( 2007 ) Pengertian Lesson Study.

Goggle ( 2010 ) Bill Cerbin & Bryan Koop : Tujuan Lesson Study

Hardani Widhiastuti, (2002). Dinamika Sosial Budaya. Volume 4 Nomor 2.

Keputusan Menpan Nomor 91/KEP/M.PAN/10/2001 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan

Angka Kreditnya.

Yapsir Candhi Wirawan, (1997). Insentif bagi Guru Sekolah Dasar. Yogyakarta: Dirjendikti.

Page 41: PTS Lesson Study
Page 42: PTS Lesson Study