33
TUMOR LIDAH I. PENDAHULUAN Lidah merupakan organ muskularis yang sangat mobile yang mengisi sebagian besar rongga mulut. Lidah memiliki banyak peran termasuk mengunyah, menelan, berbicara, mengecap rasa, dan membersihkan rongga mulut. Peran utama dari lidah adalah mendorong bolus makanan ke belakang dan ke faring untuk memulai proses menelan dan membentuk kata-kata untuk mengaktifkan komunikasi. 1,2 Karsinoma lidah merupakan keganasan jenis karsinoma yang mengenai lidah dan hampir 95% berupa karsinoma sel skuamosa. Karsinoma lidah terletak sebagian besar pada dua pertiga anterior lidah, umumnya pada tepi lateral dan bawah lidah yaitu sekitar 40-75%. Keganasan ini menempati insiden 1% dari seluruh karsinoma tubuh dan merupakan keganasan rongga mulut yang paling sering ditemukan yaitu sekitar 25-45%. 1, 3 Tumor pada lidah mempunyai presentase kedua paling banyak dari seluruh keganasan rongga mulut atau sekitar 30% kasus. Tumor pada lidah memiliki prognosis yang jelek terutama apabila telah terjadi metastase kedaerah lain (leher dan servikal). Oleh karena itu, diagnosa 1

referat tumor lidah THT - fix.doc

Embed Size (px)

Citation preview

TUMOR LIDAHI. PENDAHULUANLidah merupakan organ muskularis yang sangat mobile yang mengisi sebagian besar rongga mulut. Lidah memiliki banyak peran termasuk mengunyah, menelan, berbicara, mengecap rasa, dan membersihkan rongga mulut. Peran utama dari lidah adalah mendorong bolus makanan ke belakang dan ke faring untuk memulai proses menelan dan membentuk kata-kata untuk mengaktifkan komunikasi. 1,2 Karsinoma lidah merupakan keganasan jenis karsinoma yang mengenai lidah dan hampir 95% berupa karsinoma sel skuamosa. Karsinoma lidah terletak sebagian besar pada dua pertiga anterior lidah, umumnya pada tepi lateral dan bawah lidah yaitu sekitar 40-75%. Keganasan ini menempati insiden 1% dari seluruh karsinoma tubuh dan merupakan keganasan rongga mulut yang paling sering ditemukan yaitu sekitar 25-45%. 1, 3Tumor pada lidah mempunyai presentase kedua paling banyak dari seluruh keganasan rongga mulut atau sekitar 30% kasus. Tumor pada lidah memiliki prognosis yang jelek terutama apabila telah terjadi metastase kedaerah lain (leher dan servikal). Oleh karena itu, diagnosa dini sangat diperlukan. Tumor lidah tahap awal umumnya ditangani melalui pembedahan sementara untuk yang tahap lanjut diterapi dengan terapi kombinasi. Kesuksesan terapi tumor lidah memungkinkan manajemen yang efektif terhadap metastase pada kelenjar getah bening begitu pula pada tumor primernya.1, 4Diagnosis karsinoma lidah ditegakkan berdasarkan anamnesis yang terarah dan pemeriksaan fisik yang cermat terutama dengan pemeriksaan bimanual. Kadang-kadang diperlukan pemeriksaan penunjang seperti CT Scan atau MRI. Diagnosis pasti adalah berdasarkan pemeriksaan histopatologi. 1,5II. EPIDEMIOLOGIAngka kejadian tumor pada lidah relatif umum, dengan 3% dari seluruh penyakit berbahaya yang timbul dalam rongga mulut. Tumor pada lidah adalah kasus kedua tersering dari jenis keganasan rongga mulut dengan presentase 30% dari seluruh jumlah kasus. Tumor lidah jarang terjadi sebelum usia 40 dan insiden tertinggi penyakit ini dalam dekade-dekade 6 dan 7 dengan perbandingan pria dan wanita 3:1. Secara geografis, tumor ditemukan di seluruh dunia, tetapi ada variasi yang signifikan dalam insiden. Penyakit ini terjadi dengan kejadian tertinggi pada populasi India.1,3,4Insiden karsinoma lidah di Indonesia masih belum diketahui dengan pasti tetapi bila dibandingkan dengan hasil penelitian di luar negeri dapat dikatakan bahwa insidennya masih jarang. Insiden pada penderita laki-laki di Perancis adalah 8 per 100.000 orang sedangkan di India adalah 6 per 100.000 orang. Pada tahun 2009 di Amerika ditemukan 10.520 kasus baru karsinoma lidah dan diperkirakan terjadi 1900 kematian. Karsinoma lidah lebih sering terjadi pada laki-laki dengan perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1 serta lebih sering ditemukan pada usia lanjut dari pada usia muda.1,4Kanker ganas dari lidah berkisar antara 20 sampai dengan 50 % dari semua kanker ganas rongga mulut. Insiden kanker ganas tertinggi terdapat pada pars corpus linguae (2/3 anterior) jika dibandingkan dengan pars radix linguae (1/3 posterior).1,4III. ANATOMI LIDAHLidah terdiri atas 2/3 bagian anterior dan 1/3 bagian posterior yang berbeda dalam perkembangan, struktur, fungsi, topografi, innervasi dan permukaannya. Pars anterior atau 2/3 bagian anterior lingua tampak menonjol dari dasar kavum oris, disebut pars oralis atau corpus linguae. Pars posterior atau 1/3 bagian posterior turut membentuk dinding anterior pharynx, oleh karena itu dinamakan pars pharyngealis atau radix linguae. Batas antara kedua bagian tersebut adalah sulcus terminalis, yaitu sebuah garis berbentuk huruf V yang membuka ke arah anterior, pada ujung posterior garis ini tepat pada linea mediana terdapat foramen cecum linguae. 1, 5

Gambar 1: Anatomi Lidah, dikutip dari kepustakaan 6Otot lidah terdiri atas 3 pasang otot ektrinsik dan 3 pasang otot intrinsik. Otor intrinsik meliputi m.longitudinalis superior, m.longitudinalis inferior, m.transversus linguae, dan m.verticalis linguae, sedangkan otot-otot ekstrinsik meliputi m.genioglossus, m.hyoglossus dan m.styloglossus.1,5 Pada corpus linguae terdapat 4 macam papillae, yaitu papillae filiformis, fungiformis, vallata dan foliata. Taste buds (indera pengecapan) terutama terdapat pada papilla fungiformis. Pada radix linguae tidak terdapat papilla, melainkan terdapat beberapa tuberkel yang tidak lain adalah nodus lymphaticus yang dibungkus oleh capsula, dan membentuk tonsilla lingualis. Dengan demikian maka permukaan dorsum linguae tampak kasar sedangkan permukaan inferior dari linguae adalah halus. 1,5Persarafan pada lidah dibagi atas 2 bagian yaitu motorik dan sensorik. Untuk persarafan motoris yaitu untuk semua otot-otot lidah baik yang instrinsik maupun ekstrinsik dipersarafi oleh nervus hipoglossus (nervus cranialis XII) kecuali m.palatoglossus yang disarafi oleh nervus aksesorius (nervus cranialis XI).1,5 Sensorik lidah berfungsi untuk pengecapan yang diinervasi oleh n. lingualis cabang n. mandibularis yang merupakan cabang ke tiga dari N. trigeminus sedangkan sekretomotorik diinervasi oleh korda timpani cabang dari N. fasialis. Bagian posterior lidah baik sensorik maupun sekretomotorik diinervasi oleh N. Glosofaringeus.1,5

Gambar 2. Innervasi pada lidah dikutip dari kepustakaan 5Untuk persarafan sensoris dua pertiga bagian anterior lidah disarafi oleh n. lingualis (cabang n. mandibularis) untuk sensasi umum, dan chorda tympani (cabang n. facialis yang menuju ke lidah) untuk gustasi (pengecap). Sepertiga bagian posterior lidah dan papillae valatae disarafi oleh ramus Lingualis nervus glossopharyngeus (nervus cranialis IX) untuk sensasi umum dan gustasi cabang-cabang kecil nervus Laryngeus internus, cabang nervus Vagus (n.Cranial X) mempersarafi daerah kecil pada lingua, tepat anterior terhadap epiglottis.1,5

Gambar 3. Inervasi otot ekstrinsik dan intrinsik lidah dikutip dari kepustakaan 5Arteri utama yang memperdarahi lidah adalah arteri lingualis, cabang arteri carotis externa. Vena yang terdapat pada lidah antara lain vena dorsalis lingua yang mengikuti a.lingualis, vena profunda linguae, dan vena sublingualis.1,5 Semua vena ini berakhir langsung atau tidak langsung kedalam vena jugularis interna.1,5

Gambar 4. Vaskularisasi lidah dikutip dari kepustakaan 5Aliran limfe pada lidah penting peranannya oleh karena berhubungan dengan penyebaran dini karsinoma lidah. Penyaluran limfe melalui lingua terjadi melalui 4 jalur : 1,61. Limfe dari bagian 1/3 posterior lingua disalurkan ke nodus limfatikus cervikalis profunda superior di kedua sisi.2. Limfe dari bagian medial 2/3 anterior lingua disalurkan langsung ke nodus limfatikus cervicalis profunda inferior.3. Limfe dari bagian lateral 2/3 anterior lingua disalurkan ke nodus limfatikus submandibularis4. Limfe dari ujung lingua disalurkan ke nodus limfatikus submentalis

Gambar 5: Aliran limfe regional dikutip dari kepustakaan 6IV. ETIOLOGISejumlah besar penyebab tumor lidah telah diduga, tetapi berdasarkan penelitian para ahli belum ada pernyataan yang dapat dibuat secara tegas. Namun ada beberapa dugaan bahwa tumor lidah terjadi karena ada hubungan dengan beberapa gangguan tertentu atau penyakit-penyakit tertentu. Beberapa faktor lain juga diduga merupakan penyebab terjadinya tumor lidah diantaranya adalah higiene mulut yang jelek, trauma kronik dan gangguan alkohol serta tembakau. 1,3,5.1. Tembakau Penggunaan tembakau dalam waktu lama merupakan faktor utama yang penting dan berhubungan erat dengan timbulnya karsinoma lidah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hampir 90% penderita karsinoma lidah mempunyai riwayat penggunan tembakau dan meningkat dengan kebiasaan merokok. Insiden karsinoma lidah pada penderita yang merokok diperkirakan 6 kali lebih sering terjadi dibandingkan pada penderita yang tidak merokok.1,3,5Tembakau digunakan dengan cara dikunyah atau diisap. Efek penggunaan tembakau yang tidak dibakar ini erat hubungannya dengan timbulnya leukoplakia dan lesi mulut lainnya termasuk lidah.3,5Tembakau mengandung banyak molekul karsinogenik seperti hidrokarbon polisiklik, nitrosamin, nitrosodicthanolamine, nitrosoproline dan polonium. Paparan tembakau menyebabkan perubahan yang progresif dari mukosa mulut dan penggunaan dalam waktu lama menyebabkan transformasi keganasan terutama perubahan dalam ekspresi mutasi3,5

Efek karsinogenik dari tembakau sebagian besar dirangsang oleh zat kimia yang terdapat pada asap rokok. Asap rokok merangsang perubahan genetik termasuk mutasi gen, gangguan kromosom, mikronuklei, perubahan kromatin, rusaknya rantai DNA. Mutasi gen menyebabkan hiperaktif onkogen, gangguan proliferasi, penolakan G-S, G-M dan M pada siklus sel, mencegah apoptosis dan gangguan kelangsungan hidup sel. Selain itu juga mutasi gen akan menginaktifkan tumor supresor yang secara normal berperan untuk mencegah perubahan sel-sel menjadi ganas.1,3,5 Nitrosamin merupakan zat kimia yang bersifat mutagen dalam asap rokok. Zat kimia yang lain adalah tobacco-specific nitrosamines (TSNAs) yang berasal dari alkaloid utama tembakau, nikotin, nornikotin, anabasin dan anatabin. Nitrosonomikotin dan 4-(N-methyl-N-nitrosamino)-I-(3-pyridyl)-I- butanone berasal dari nikotin dan karsinogen poten. Asap rokok mengandung berbagai mutagenik dan karsinogenik termasuk nitroso-compounds, hidrokarbon aromatik polisiklik heterosiklik amin. Sebagian besar karsinogen dan mutagen dimetabolisme menjadi bentuk yang lebih aktif dalam tubuh manusia dan menyebabkan gangguan kromosom. Karakteristik molekuler dari kecurigaan adanya perubahan genetik masih belum jelas tetapi adanya tumor supresor seperti TP53, CDKN2A dan pRb sudah tampak pada stadium awal.3,5Efek genotoksik secara langsung dari tembakau merupakan alur prokarsinogenik ke dua yang meliputi penipisan folat dan reduksi kofaktor. Folat dan kofaktor berperan penting untuk membantu efisiensi sintesis DNA, perbaikan dan metilasi. Penipisan folat menyebabkan gangguan genetik seperti kesalahan dalam penggabungan urasil, putusnya rantai DNA spesifik-p53 dan hipometilasi p53 spesifik.5Gambar 6. A. Gambaran klinis karsinoma lidah, B. Gambaran histopatologi, C. Gambaran molekul dikutip dari kepustakaan 5,6,72. Alkohol Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi alkohol yang tinggi terhadap terjadinya karsinoma sel skuamosa lidah. Minuman alkohol mengandung bahan karsinogen seperti etanol, nitrosamin, urethane contaminant. Alkohol merupakan zat pelarut yang dapat meningkatkan permeabilitas sel terhadap bahan karsinogen dari tembakau. Alkohol merupakan salah satu faktor yang memudahkan terjadinya leukoplakia karena penggunaan alkohol dapat menimbulkan iritasi pada mukosa. Selain itu penggunaan alkohol dalam waktu lama dapat meningkatkan respon enzim sitokrom p450 yang berfungsi untuk mengaktivasi protokarsinogen menjadi karsinogen. Kemungkinan mekanisme yang lain adalah rusaknya aktivitas makrofag dan berkurangnya jumlah T limfosit. Alkohol juga menurunkan aktivitas enzim yang berperan untuk perbaikan DNA sehingga terjadi peningkatan kerusakan kromosom.5,6Kombinasi kebiasaan merokok dan minum alkohol menyebabkan efek sinergis sehingga mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadinya karsinoma lidah. Alkohol menyebabkan dehidrasi dan rasa panas yang mempengaruhi selaput lendir mulut. Peningkatan permeabilitas mukosa ini menimbulkan rangsangan menahun dimana timbul proses kerusakan dan pemulihan jaringan yang berulang-ulang sehingga mengganggu keseimbangan sel dan sel mengalami displasia.5,63. Infeksi virus Virus dapat menyebabkan keganasan dengan mengubah struktur DNA dan kromosom sel yang diinfeksinya. Virus human papilloma (HPV) berhubungan dengan timbulnya karsinoma lidah. HPV subtipe 16, 18, 31 dan 33 merupakan jenis yang dilaporkan paling sering berhubungan dengan timbulnya displasia dan karsinoma sel skuamosa. Virus human papilloma merupakan virus DNA rantai ganda yang menyerang sel epitel.1,5,64. Faktor Gigi dan Mulut Keadaan rongga mulut dengan higien yang jelek ikut berperan memicu timbulnya karsinoma lidah. Iritasi kronis yang terus menerus berlanjut dari gigi yang kasar atau runcing, gigi yang karies, akar gigi dan gigi palsu yang letaknya tidak sesuai akan dapat memicu terjadinya keganasan.5,6V. PATOGENESISFaktor utama yang menyebabkan inisiasi keganasan adalah akibat ketidakmampuan DNA untuk memperbaiki sistem yang mendeteksi adanya transformasi sel akibat paparan onkogen. Kerusakan pada DNA meliputi hilangnya atau bertambahnya kromosom, penyusunan ulang kromosom, dan penghapusan kode kromosom serta inaktivasi dari gen supresor tumor. Penghapusan atau penggandaan bagian-bagian kromosom memungkinkan untuk ditempati oleh onkogen atau gen supresor tumor. Sedangkan penyusunan ulang kromosom dapat berubah menjadi aktivasi karsinogenik. 3,8 P53 merupakan gen supresor tumor yang berperan penting dalam penghentian aktivitas pembelahan sel pada sel yang mengalami kerusakan DNA dan memicu apoptosis sel. Mutasi dan inaktivasi dari P53 dapat berakibat pada akumulasi kerusakan DNA dan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Telah dibuktikan bahwa mutasi P53 meningkatkan progresivitas lesi pre-malignan menjadi karsinoma yang invasif. 3,8VI. DIAGNOSISDiagnosis berdasarkan pada gejala dan tanda yang menonjol, yaitu adanya perdarahan, sumbatan, dan benjolan yang nyeri.. Langkah pertama ketika mengevaluasi pasien dengan kanker lidah adalah riwayat menyeluruh dan komprehensif pemeriksaan kepala dan leher. Pasien harus akan ditanya tentang gejala disfagia, odynophagia, dysarthria, globus sensasi, kesulitan bernapas, hemoptisis, otalgia (mungkin disebut), penurunan berat badan, atau konstitusi gejala dan sekitar, konsumsi tembakau dan alkohol, kerja eksposur (termasuk paparan sinar matahari), dan paparan radiasi sebelumnya.1,3,5 Gejala klinis penderita tergantung pada lokasi karsinoma tersebut. Bila terletak pada dua pertiga anterior lidah, keluhan penderita adalah benjolan di lidah. Pada umumnya benjolan tidak nyeri kecuali bila ada infeksi sekunder. Bila karsinoma terletak pada sepertiga posterior lidah, biasanya tidak selalu diketahui oleh penderita dan rasa sakit yang dirasakan biasanya dihubungkan dengan rasa sakit di tenggorok.9Pada umumnya penderita karsinoma lidah memberikan keluhan disfagi, odinofagi, disartria, nyeri yang menjalar ke telinga ipsilateral dan kadang-kadang trismus. Leukoplakia dan eritroplakia yang tidak hilang dengan pengobatan biasa harus dicurigai kemungkinan adanya keganasan. Keluhan lain yang sering membawa penderita berobat adalah adanya benjolan di leher. Hampir 40% penderita datang dengan tumor koli yang merupakan tanda stadium lanjut sehingga menurunkan five years survival dari 90% menjadi 30%.1,3,5,6Pemeriksaan fisik seperti inspeksi harus dilakukan secara seksama dan sistematik, khususnya pada pemeriksaan di rongga dan dasar mulut, dengan memperhatikan adanya asimetri. Palpasi dasar lidah dengan menggunakan jari merupakan pengenalan tumor dini yang paling baik. 1,3,5Pada stadium awal, kelainan di lidah bermanifestasi dalam berbagai bentuk dapat berupa leukoplakia, eritroplakia, penebalan atau bentuk ulkus yang merupakan kelainan yang paling sering ditemukan6

Leukoplakia

- Eritroplakia

Liken planus

Gambar 7. Gambaran lesi premaligna pada tumor lidah dikutip dari kepustakaan 6Ulkus tipe eksofitik jarang metastasis sedangkan tipe infiltratif, ulseratif dan fungating sering metastasis. Pada stadium lanjut, ulkus mengalami infiltrasi lebih dalam dengan tepi yang mengalami indurasi. Di negara Barat, 75% karsinoma lidah ditemukan pada bagian anterior lidah dan 25% pada bagian posterior pangkal lidah sedangkan di negara Asia sebaliknya.5Pemeriksaan palpasi bimanual pada tumor primer sangat penting dilakukan karena ukuran tumor yang teraba biasanya lebih besar dibandingkan yang terlihat. Berdasarkan kondisi yang ditemukan pada palpasi ditentukan lokasi, ukuran, jarak dari ujung lidah, garis tengah dan sulkus terminalis, ada tidaknya invasi ke dasar mulut dan frenulum lidah serta mobilitas tumor.5Gambar 8. Gambaran ulkus pada karsinoma lidah dikutip dari kepustakaan 5Karsinoma lidah mudah metastasis ke kelenjar getah bening regional. Kelenjar getah bening leher yang sering terkena menurut urutannya adalah kelenjar getah bening pada level II, I, III dan IV berdasarkan area kelenjar getah bening leher menurut Sloan Kattering Memorial Cancer Center Classifiaction3,5

Gambar 9. Level kelenjar getah bening leher menurut SloanKattering Memorial Cancer Center Classifiaction. Dikutip dari kepustakaan 5VII. DIAGNOSIS BANDING

1. Ulserasi Traumatik

Umumnya pada lansia, pasien sering karena penyangga gigi, gigi palsu kurang pas atau tepi gigi yang tajam dll, melukai tepi lidah, lokasi luka sesuai lokasi iritasi. Kedalaman ulkus bervariasi, tapi tanpa indurasi. Bila iritasi disingkirkan akan sembuh dalam waktu singkat. Jika setelah ditangani 1 minggu kemudian belum sembuh, maka perlu biopsi patologi untuk pemastian.

2. Ulserasi InflamatorikUmumnya terdapat riwayat tuberculosis, sifilis. Lesi umumnya di dorsum lidah, kadang di tepi dan ujung lidah. Sering berupa ulkus bulat nyeri tanpa indurasi, tepi dapat meninggi.13. Leukoplakia dan eritroplakia lidah

Merupakan hiperplasia atipik dan hiperkeratosis dari epitel skuamosa mukosa lidah. Leukoplakia lidah sering di temukan. Menurut keparahannya dapat dibagi 3 derajat: derajat 1, berbentuk awan kapas berwarna putih dangkal atau biru kelabu, konsistensi lunak. Derajat 2, berupa penebalan mukosa, permukaannya kasar, bersulsi dangkal dan erosi. Derajat III, permukaannya lebih kasar, timbul sulsi dalam, mudah berdarah. Observasi klinis sulit menentukan saat leukoplakia berubah menjadi karsinoma in situ. Dibutuhkan biopsi patologi. Eritroplakia berbentuk plak berwarna merah, dapat dibagi menjadi tipe granular dan tipe licin, di bawah mikroskop sering ditemukan karsinoma infiltrative dini.1,64. Papiloma lidah

Sering disebabkan iritasi kronik, umumnya umumnya di dorsum atau margin lidah berupa tonjolan papilar, tepi jelas, dapat bertangkai.15. Penyakit lain yang perlu dibedakan adalah tumor sel granular, hemangioma, limfangioma, dll.1VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Biopsi, merupakan metode baku untuk memperoleh jaringan dari lesi di rongga mulut dan orofaring. Biopsi insisi dengan cara mengambil sampel dari daerah tumor dan daerah yang sehat, sehingga diketahui batas jelas dari tumor. kelemahannya adalah pembuluh darah menjadi terbuka dan ini akan mempermudah penyebaran dari tumor terutama yang bersifat ganas, sedangkan keuntungannya dapat mengetahui batas dari tumor guna terapi selanjutnya. Cara ini dapat dilakukan pada tumor lidah yang masih kecil dengan atau tanpa metastase. Biospi eksisi jaringan yang diduga tumor dilakukan dengan jarak 1 1,5 cm dari jaringan sehat. 1,5

Gambar 10 : A) Biopsi insisi. B) Biopsi eksisi. Dikutip dari kepustakaan 52. Sitologi eksfoliatifa dari spesimen kerokan5dilakukan pada lesi yang berupa bercak / superfisial. Bila hasilnya :

Kelas I- III : lakukan ulangan sitologi 3 bulan lagi. Bila 2 kali pengulangan sitologi tetap kelas III maka perlu dibiopsi

- Kelas IV-V : lakukan biopsiKlasifikasi: - kelas I: tidak ditemukan sel atipik atau sel abnormal

- kelas II: sitologi atipik tetapi tidak ditemukan keganasan

- kelas III: sitologi sugestif tetapi tidak konklusif keganasan

- kelas IV: sitologi sangat sugestif keganasan

- kelas V: sitologi konklusif keganasan

3. Toluidine blue5Pemeriksaan ini kadang dilakukan sebelum pemeriksaan biopsi untuk menentukan lokasi yang akan ditindaki meski tidak dapat menunjukkan tumor yang berada di bawah epitel yang normal. Sebuah zat pewarna Toluidine blue 1% yang dibubuhkan in situ. Setelah itu dibilas dengan asam asetat 1%. Pada epitel normal dan lesi jinak biasanya tidak akan ada zat warna yang tersisa. Pada lesi pre-malignan atau lesi eritematous jinak akan ada zat warna yang tertinggal. Untuk lesi jinak biasanya akan memberi gambaran tepi yang rata sedangkan pada lesi pre-malignan dan malignan akan menmberi gambaran tepi yang tidak teratur. Berikut adalh perosedur lengkapnya:

Kumur dengan larutan asam asetat 1% selama 20 detik

Kumur dengan air selama 20 detik sebanyak 2 kali Kumur dengan larutan toluidine blue 1% dengan volume 5-10 cc

Kumur lagi dengan larutan asam asetat 1% selama 1 menit

Kumur dengan air

Pembacaan hasil pemeriksaan dilakukan 24 jam kemudian

4.PET (Positron Emission Tomography)

Pemeriksan imaging dengan PET menggunakan tirosin sebagai tracer memiliki sensitivitas dan spesifisitas cukup tinggi untuk kasus keganasan. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi tumor dengan ukuran di bawah 4mm.25.MRI (Magnetic Resonance Imaging)

MRI merupakan modalitas radiologi yang banyak dipilih terutama dalam kasus karsinoma sel skuamosa. Gambaran abnormal dari MRI memiliki korelasi dengan gambaran patologi. Invasi tumor ke dasar rongga mulut dapat dengan rinci dilihat pada potongan koronal. Potongan sagital memberikan informasi mengenai dasar lidah dan invasi karsinoma ke arah pharyneal yang mana sulit dilihat dengan CT-Scan. MRI dapat memberikan informasi mengenai kelainan yang terjadi pada lidah atau pada daerah sekitar lidah. 2

Gambar 11: ATAS. a) potongan sagital T2, area hiperintens menunjukkan karsinoma lidah pada 1/3 anterior corpus linguae (panah putih), b) potongan sagital T2 pada pasien yang sama menunjukkan karsinoma telah menginvasi dasar rongga mulut (panah putih) BAWAH. a) Potongan aksial T2 menunjukkan karsinoma lidah pada sisi kanan dengan ukuran di atas 5 mm dari margin lateral, b) Potongan koronal T2 menunjukkan limphadenopati submandibular bilateral. Dikutip dari kepustakaan 26.CT-Scan

Ct-Scan merupakan salah satu modalitas radiologi yangdapat dipertimbangkan, namun tingkat akurasinya tidak setinggi MRI.2

Gambar 11: a) Potongan aksial CT-Scan dengan kontras menunjukkan karsinoma pada dasar lidah sebalah kiri yang disertai dengan perbesaran KGB jugosigastrik ipsilateralsagital. b) Potongan aksial CT-Scan dengan kontras menunjukkan ekspansi tumor hingga ariepiglotika (panah pendek) dan hipofaring (panah panjang). Dikutip dari kepustakaan 2IX. STAGINGStaging pada tumor lidah secara umum mirip dengan staging pada tumor rongga mulut lainnya. Salah satu sistem staging yang sering digunakan adalah berdasarkan sistem TNM.1,3,5,10Tabel 1: Staging berdasarkan sistem TNM, dikutip dari kepustakaan 3 dan 5TNMKETERANGAN

T0Tidak ditemukan tumor

TISTumor in situ

T1 diameter ( 2 cm

T2 diameter >2 cm - 4 cm

T3 diameter > 4 cm

T4a

T4bCorpus / Oral tongue:

tumor menginvasi tulang kortikal hingga ke otot ekstrinsik, sinus maksilaris, atau permukaan kulit wajah.

Radix / Pharyngeal tongue:

Tumor menginvasi : larynx, otot ekstrinsik lidah, pterygoid medial, palatum durum, mandibula

Corpus / Oral tongue:

Tumor menginvasi ruang mastikasi, pterygois plates, atau dasar tengkorak atau arteri karotis interna.

Radix / Pharyngeal tongue:

Tumor menginvasi : otot pterygoid lateral, larynx, otot ekstrinsik lidah, pterygois plates , nasofaring lateral, dasar tengkorak, atau arteri karotis interna.

NxKGB tidak dapat dievaluasi

N0Tidak terdapat metastase regional

N1KGB Ipsilateral singel, ( 3 cm

N2aKGB Ipsilateral singel, > 3 - 6 cm

N2bKGB Ipsilateral multipel, < 6 cm

N2cKGB Bilateral / kontralateral, < 6 cm

N3KGB > 6 cm

MxMetastase tidak dapat dievaluasi

M0Tidak ditemukan metastase jauh

M1Metastase jauh

Stadium dapat ditentukan berdasarkan staging TNM di atas. Berikut adalah pembagian stadium tumor lidah:1,3,5,10Tabel 2: Stadium berdasarkan Staging TNM, dikutip dari kepustakaan 5StadiumTNM

0TisN0N0

IT1N0M0

IIT2N0M0

IIIT1, T2

T3N1

N0, N1M0

M0

IV AT1,T2,T3

T4aN2

N0, N1, N2M0

M0

IV BTiap T

T4bN3

Tiap NM0

M0

IV CTiap TTiap NM1

Berdasarkan gambaran histopatologi, tumor dapat dibedakan menjadi:1,5,10Tabel 3: Pembagian bedasarkan gambaran histopatologi, dikutip dari kepustakaan 5GXGrade tidak dapat dievaluasi

G1Well differentiated

G2Moderately differentiated

G3Poorly differentiated

X. PENATALAKSANAANSecara umum, penanganan tumor lidah sama halnya dengan penanganan tumor pada rongga mulut lainnya dimana penanganan sebaiknya dilakukan secara multidisipliner yang melibatkan beberapa bidang spesialis. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanganan ialah eradikasi dari tumor, pengembalian fungsi dari lidah, serta aspek kosmetik/ penampilan penderita.1Terapi kuratif diberikan pada tumor lidah stadium I, II, dan III. Terapi utama untuk stadium I dan II ialah operasi atau radioterapi yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sampai saat ini terapi kanker dengan operasi memberikan angka kesembuhan yang paling besar. Operasi tidak hanya mengangkat kanker tetapi juga meningkatkan fungsi dan memperbaiki kosmetik. Seiring dengan tingkat perkembangan ilmu pengetahuan maka sekarang pembedahan dilakukan tidak mengangkat tumor seluruhnya secara radikal karena terapi sering dikombinasikan dengan radioterapi yang dianggap mampu membersihkan sisa tumor. Tidak semua kanker dapat dioperasi, baik karena keadaan pasien tidak mengizinkan maupun ukuran kanker yang terlalu besar atau bahkan telah terjadi penyebaran jauh. Pada beberapa keadaan, radioterapi dapat berdiri sendiri dalam memberantas sel-sel kanker (misal: kanker / tumor lidah). Sedangkan untuk stadium III dan IV yang masih operabel ialah kombinasi operasi dan radioterapi pasca bedah. 1,3,5,11Untuk lesi yang kecil (T1 dan T2), tindakan operasi atau radioterapi saja dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi, dengan catatan bahwa pada kasus tumor ganas pilihan radioterapi saja pada T2 memberikan angka kekambuhan yang lebih tinggi dari pada tindakan operasi. Untuk T3 dan T4, terapi kombinasi operasi dan radioterapi memberikan hasil yang paling baik. Pemberian neo-adjuvant radioterapi dan atau kemoterapi sebelum tindakan operasi dapat diberikan pada kanker rongga locally advanced (T3,T4). 1,3,5,11XI. PROGNOSISPrognosis pada tumor jinak lidah umumnya baik apabila ditangani dengan cepat dan tepat. Sedangkan prognosis pada tumor ganas biasanya jelek, meskipun angka statistik penyakit bervariasi diantara kelompok penderita angka penyembuhan selama lima tahun bergantung pada stadium.1,5 Untuk stadium I dan II, angka five year survival rates-nya mencapai 60-75% sedangkan untuk stadium III dan IV hanya 25-49%. Karsinoma lidah yang terjadi pada bagian 1/3 dorsum lidah (20 30 %) keadaannya lebih ganas namun dengan jumlah kasus yang lebih sedikit, jika dibandingkan dengan 2/3 anterior lidah (70 80 %). Angka survival rates juga bervariasi pada negara industri dan negara berkembang. Negara industri memiliki angka survival rates 545 sedangkan pada negara berkembang hanya 30%. 1,5Faktor-faktor yang sangat berpengaruh pada prognosis penderita karsinoma lidah adalah ada atau tidaknya metastase. Pada akhir-akhir ini dilaporkan bahwa angka five year survival rates untuk karcinoma lidah terus meningkat karena ditemukannya pilihan reseksi menyeluruh pada lidah / glossektomi total.1,5

DAFTAR PUSTAKA1. Desen W. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: penerbit FKUI. 2008. p. 27-43, 105-129, 297-304.2. Ong CK, chong IFH. Imaging of tongue carcinoma. In : cancer imaging vol. 6. Internasional cancer imaging society. 20063. Scully C, et all. Cancer of the oral mucosa. Update on 2012. Available from http://emedicine.medscape.com/article/1075729-overview. Cited on [ Juli 2013 ]4. Petersen PE. Oral Cancer Prevention and Control. The approach of the world. Health organization. In : Oral cancer. Switzerland. Elsevier. 2008. p.1-75. Wahyuni SS. Diagnosis dan penatalaksanaan karsinoma lidah. SMF ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. FK Unair RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Update on [ 2012]. [online]. Cited on [ 28 Juni 2013].6. Irsigler NG. Cancer of the lip, tongue and floor of mouth. In: Heggenhougen K, Quah S, editors.International Encyclopedia of Public Health , vol. 4. San Diego: Academic Press; 2008. p. 66877.7. Gensler MB, et all. Oral Squamous cell carcinoma Histologic Risk Assessment, but Not margin status, strongly predictive of local Disease-free and everall survival. 2005. Volume 29. p. 167-1788. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit Edisi 6. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 2006. p. 139-1619. Gosselin BJ. Malignant tumors of the mobile tongue. Update on 2011. Available from : http://emedicine.medscape.com/article/847428-overview#showall. Cited on [ 28 Juni 2013].10. Deschler DG, Day T. Neck dissection classification TNM staging Of head and neck cancer. American academy of otholaringology head and neck surgery foundation. Inc. Alexandria. 2008. p. 9, 16, 23.11. Tonchev T, Nencheva S. Surgical treatment of tongue base carcinoma using upper lateral pharingotomy. In: journal of IMAB. Annual proceeding ( scientific papers ). Bulgaria : departement of oral and maxillofacial surgery, faculty of dental medicine. 2009. p. 23-5B

A

19