36
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteomielitis adalah merupakan suatu bentuk proses inflamasi pada tulang dan struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik. Infeksi muskuloskeletal merupakan penyakit yang umum terjadi dapat melibatkan seluruh struktur dari sistem muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi penyakit yang berbahaya bahkan membahayakan jiwa. Dalam dua puluh tahun terakhir ini telah banyak dikembangkan tentang bagaimana cara menatalaksana penyakit ini dengan tepat. Seringkali usaha ini berupa suatu tim yang terdiri dari ahli bedah ortopedi, ahli bedah plastik, ahli penyakit infeksi, ahli penyakit dalam, ahli nutrisi, dan ahli fisioterapi yang berkolaborasi untuk menghasilkan perawatan multidisiplin yang optimal bagi penderita. Infeksi dalam suatu sistem muskuloskeletal dapat berkembang melalui dua cara, baik melalui peredaran darah maupun akibat kontak dengan lingkungan luar tubuh. Referat ini berusaha merangkum mengenai 1

Refrat Osteomilitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

osteomilitis

Citation preview

Page 1: Refrat Osteomilitis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Osteomielitis adalah merupakan suatu bentuk proses inflamasi pada

tulang dan struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman

piogenik. Infeksi muskuloskeletal merupakan penyakit yang umum terjadi

dapat melibatkan seluruh struktur dari sistem muskuloskeletal dan dapat

berkembang menjadi penyakit yang berbahaya bahkan membahayakan jiwa.

Dalam dua puluh tahun terakhir ini telah banyak dikembangkan tentang

bagaimana cara menatalaksana penyakit ini dengan tepat. Seringkali usaha ini

berupa suatu tim yang terdiri dari ahli bedah ortopedi, ahli bedah plastik, ahli

penyakit infeksi, ahli penyakit dalam, ahli nutrisi, dan ahli fisioterapi yang

berkolaborasi untuk menghasilkan perawatan multidisiplin yang optimal bagi

penderita. Infeksi dalam suatu sistem muskuloskeletal dapat berkembang

melalui dua cara, baik melalui peredaran darah maupun akibat kontak dengan

lingkungan luar tubuh. Referat ini berusaha merangkum mengenai patogenesis,

diagnosis, dan tatalaksana dari infeksi muskuloskeletal tersebut.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka kami ingin memberi referat

ini dengan judul “OSTEOMYELITIS AKUT DAN KRONIS”.

1.2. Tujuan

Untuk lebih memahami osteomyelitis akut dan kronis terutama tentang

definisi, proses terjadinya osteomyelitis, epidemiologi, patogenesis serta

penatalaksanaannya.

1

Page 2: Refrat Osteomilitis

1.3. Manfaat

Penulisan referat ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca sehingga dapat membantu dalam mempelajari penatalaksanaan

osteomyelitis akut dan kronis.

2

Page 3: Refrat Osteomilitis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Osteomielitis (osteo – berasal dari bahasa yunani, yang berarti tulang,

mielo-yang berarti sumsum tulang, dan –itis adalah inflamasi) yang berarti suatu

infeksi dari tulang dan sumsum tulang. Osteomielitis dapat tetap terlokalisasi atau

dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa

dan periosteum. Osteomielitis dapat diklasifikasikan pada organisme

penyebabnya (bakteri piogenik atau mikobakteria), durasi, dan anatomi lokasi

infeksi.

2.2 EPIDEMIOLOGI

Morbiditas

Prevalensi keseluruhan adalah 1 kasus per 5.000 anak. Prevalensi neonates

adalah sekitar 1 kasus per 1.000 kejadian. Sedangkan kejadian pada pasien

dengan anemia sel sabit adalah sekitar 0,36%. Prevalensi osteomielitis setelah

trauma pada kaki sekitar 16% (30-40% pada pasien dengan DM). insidensi

osteomielitis vertebral adalah sekitar 2,4 kasus per 100.000 penduduk.

Morbiditas dapat signifikan dan dapat termasuk penyebaran infeksi lokal

ke jaringan lunak yang terkait atau sendi; berevolusi menjadi infeksi kronis,

dengan rasa nyeri dan kecacatan; amputasi ekstremitas yang terlibat; infeksi

umum; atau sepsis. Sebanyak10-15% pasien dengan osteomielitis vertebral

mengembangkan temuan neurologis atau kompresi corda spinalis. Sebanyak 30%

dari pasien anak dengan osteomielitis tulang panjang dapat berkembang menjadi

trombosis vena dalam (DVT). Perkembangan DVT juga dapat menjadi

penanda adanya penyebarluasan infeksi. (Randall, 2011).

3

Page 4: Refrat Osteomilitis

Komplikasi vaskular tampaknya lebih umum dijumpai dengan

Staphylococcus Aureus yang resiten terhadap methacilin yang didapat dari

komunitas (Community-Acquired Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus /

CA-MRSA) dari yang sebelumnya diakui. 

Mortalitas

Tingkat mortalitas rendah, kecuali yang berhubungan dengan sepsis  atau

keberadaan kondisi medis berat yang mendasari.

Ras

Tidak ada peningkatan kejadian osteomielitis dicatat berdasarkan ras.

Jenis kelamin

Pria memiliki resiko relatif lebih tinggi, yang meningkatkan melalui masa

kanak-kanak, memuncak pada masa remaja dan jatuh ke rasio rendah pada orang

dewasa.

Usia

Secara umum, osteomielitis memiliki distribusi usia bimodal.

Osteomielitis akut hematogenous  merupakan suatu penyakit primer pada

anak. Trauma langsung dan fokus osteomielitis  berdekatan lebih sering terjadi

pada orang dewasa dan remaja dari pada anak. Osteomielitis vertebral lebih

sering pada orang tua dari 45 tahun.

2.3 ETIOLOGI

Walaupun sistem muskuloskeletal dapat diinfeksi oleh berbagai macam

agen, tetapi yang paling banyak disebabkan oleh infeksi bakteri. Staphylococcus

aureus, Streptococcus, dan Haemophilus influenza adalah yang paling umum

menyebabkan osteomielitis hematogen pada anak-anak. Organisme bakteri yang

jarang menyebabkan osteomielitis termasuk Borrelia burgdorferi (penyakit

4

Page 5: Refrat Osteomilitis

Lyme), Mycobacterium tuberculosis, Brucella, dan bakteri anaerob Clostridium

dan Bacteroides. Organisme yang tidak biasa menyebabkan infeksi secara umum

tetapi bersimbiosis dengan penyakit immunocomprimesed seperti jamur

(Blastomyces, Cryptococcus, Histoplasma, Sporotrichum, dan

Coccidioidomycoses) dan atipikal mikobakteri (kansasii, avium-intracellulare,

fortuitum, triviale, dan scrofulaceum).

Peningkatan populasi immunocompromised karena penyebab iatrogenik

(misalnya, transplantasi organ) dan penyakit lain (misalnya, AIDS dan

rheumatoid arthritis) telah meningkatkan spektrum bakteri yang dapat

menyebabkan infeksi muskuloskeletal. Beberapa bukti bahkan menunjukkan

bahwa penyakit Paget merupakan manifestasi lambat suatu infeksi tulang.

5

Page 6: Refrat Osteomilitis

2.4 PATOGENESIS

Seluruh infeksi harus selalu adanya keterkaitan antara penyerangan

mikroba dan pertahanan penjamu. Infeksi terjadi apabila jika organisme bersifat

virulen dan jumlah inokulum yang besar. Bakeri dapat masuk kedalam tubuh

secara langsung dengan adanya trauma tembus, dengan penyebaran secara

hematogen dari sisi sampingnya atau suatu fokus infeksi, atau paparan selama

opeasi.

Pada osteomielitis akut anak-anak, metafisis biasanya terlibat. Hal ini

dikarenakan pembuluh darah arteri nutrisi kosong sampai dengan vena-vena

sinusoidal, menyebabkan aliran yang melambat dan turbulen pada perbatasan ini.

6

Page 7: Refrat Osteomilitis

Kondisi ini memudahkan bakteri berpindah ke endothelium dan menempel pada

matriks. Juga, tekanan oksigen yang rendah pada daerah ini menurunkan aktivitas

fagositik dari sel darah putih. Trombosis menyebabkan daerah yang terkena

menjadi nekrosis yang bisa menyebabkan terbentuknya abses. Kumpulan pus dan

tekanan yang dihasilkan, dapat meembus korteks melalui sistem haversian dan

kanal Volkmann dan akan dikumpulkan dibawah periostium. Abses subperiostium

dapat menstimulasi terbentuknya involucrum periosteal. Sekali mengenai korteks,

pus dapat menembus jaringan lunak sampai permukaan kulit, membentuk sinus

pengeluaran (draining sinus).

2.5 KLASIFIKASI

Ada beberapa sistem dalam mengklasifikasikan osteomielitis. Sistem

tradisional membagi infeksi tulang berdasarkan durasi gejala: akut, subakut, dan

kronis. Osteomielitis akut diidentifikasi dalam onset 7-14 hari. Infeksi akut

seringkali berhubungan dengan penyebaran secara hematogen dari tulang pada

anak-anak. Bagaimanapun, orang dewasa juga dapat menjadi infeksi akut

hematogen, terutama pada sekeliling dari protesis metal implant dan fiksasi keras.

Durasi dari osteomielitis subakut antara beberapa minggu dan beberapa bulan.

Osteomielitis kronis adalah infeksi tulang yang terjadi paling tidak beberapa

bulan. Ini berhubungan dengan nekrosis tulang episenter atau yang disebut

sequestrum yang secara umum menyebabkan pengaktifan kembali vaskularisasi

yang disebut involucrum.

Sistem lainnya, dikembangkan oleh Waldyogel, mengkategorikan infeksi

tulang berdasarkan etiologi dan kronisitas: hematogen, penyebaran secara

kontinyu (dengan atau  tanpa keikut- sertaan penyakit vaskular), dan kronis.

Infeksi hematogen dan penyebaran kontinyu dapat tejadi secara akut, walaupun

sebelumnya berhubungan dengan trauma atau infeksi jaringan lunak local seperti

ulkus diabetes tungkai.

7

Page 8: Refrat Osteomilitis

Ciemy dan Mader mengembangkan system tahapan pada osteomielitis

yang mengklasifikasikan berdasarkan luas anatomis dari infeksi dan status

fisiologis host dibandingkan dengan kronisitas dan etiologi. Empat tahapan

memiliki karakteristik berdasarkan pada keterlibatan tulang yang infeksi dalam

meningkatkan kompleksitas: tahap 1 – hanya sum-sum tulang, tahap 2 – hanya

korteks superficial, tahap 3 – sum-sum tulang dan korteks lokal, dan tahap 4 –

sumsum tulang dan korteks difus.

8

Page 9: Refrat Osteomilitis

2.6 JENIS OSTEOMIELITIS

2.6.1 Osteomielitis Hematogen Akut

Osteomielitis hematogen akut merupakan infeksi tulang dan sumsum

tulang akut yang disebabkan oleh bakteri piogenik dimana mikro-

organisme berasal dari focus di tempat lain dan beredar melalui sirkulasi

darah. Kelainan ini sering ditemukan pada anak-anak dan sangat jarang

pada orang dewasa. Osteomielitis hematogen akut pada dasarnya adalah

penyakit pada tulang yang sedang tumbuh. Diagnosis yang dini sangat

penting oleh karena prognosis tergantung dari pengobatan yang tepat dan

segera. Osteomielitis hematogen akut sering sekali mengenai metafisis

tulang panjang pada anak-anak, tersering pada femur dan diikuti oleh tibia,

humerus, radius, ulna, dan fibula. Secara klinis, pasien memiliki gejala

9

Page 10: Refrat Osteomilitis

seperti inflamasi yang akut. Rasa nyeri biasanya terlokalisir, tetapi bisa saja

menjalar kebagian tubuh lainnya. Sebagai contoh, jika anak mengeluhkan

nyeri pada lutut, sendi panggul harus juga dievaluasi untuk melihat

kemungkinan adanya arthritis septik. Jika tulang pada kaki terinfeksi, anak

akan mengalami kesulitan untuk berjalan atau berhenti berjalan. Pada

pemeriksaan sering didapatkan terdapatnya nyeri lokal dan biasanya diikuti

dengan pergerakan yang terbatas pada sendi sebelahnya, tetapi bengkak

dan kemerahan agak jarang dijumpai. Tanda sistemik seperti demam dan

menggigil biasanya ada, dan bayi biasanya menunjukkan irritable atau

letargik dan tidak ada selera makan.

Faktor predisposisi osteomilitis akut adalah :

A. Umur, terutama mengenai bayi dan anak-anak

B. Jenis kelamin, lebih sering pada laki-laki dari pada wanita dengan

perbandingan 4:1

C. Trauma; hematoma akibat trauma pada daerah metafisis, merupakan

salah satu faktor predisposisi terjadinya osteomielitis hematogen akut

D. Lokasi; osteomielitis hematogen akut sering terjadi di daerah

metafisis karena daerah ini merupakan daerah aktif tempat terjadinya

pertumbuhan tulang.

E. Nutrisi, lingkungan dan imunitas yang buruk serta adanya fokus

infeksi sebelumnya (seperti bisul, tonsilitis) merupakan faktor

predisposisi osteomielitis hematogen akut.

Penyebaran osteomielitis melalui dua cara, yaitu :

A. Penyebaran umum

Melalui sirkulasi darah berupa bakteremia dan septikemia

Melalui embolus infeksi yang menyebabkan infeksi multifocal

pada daerah-daerah lain

B. Penyebaran lokal

Subperiosteal abses akibat penerobosan abses melalui periost

10

Page 11: Refrat Osteomilitis

Selulitis akibat abses subperiosteal menembus sampai di bawah

kulit

Penyebaran ke dalam sendi sehingga terjadi arthritis septik

Penyebaran ke medula tulang sekitarnya sehingga sistem sirkulasi

dalam tulang terganggu. Hal ini menyebabkan kematian tulang

lokal dengan terbentuknya tulang mati yang disebut dengan

sekuestrum

Teori terjadinya infeksi pada daerah metafisis yaitu :

A. Teori vaskular (Trueta)

Pembuluh darah pada daerah metafisis berkelok-kelok dan

membentuk sinus-sinus sehingga menyebabkan aliran darah menjadi

lebih lambat. Aliran darah yang melambat pada daerah ini

memudahkan bakteri berkembang biak.

B. Teori fagositosis (Rang)

Daerah metafisis merupakan daerah pembentukan system

retikulo-endotelial. Bila terjadiinfeksi, bakteri akan difagosit oleh sel-

sel fagosit matur di tempat ini. Meskipun demikian di daerah ini

terdapat juga sel-sel fagosit imatur yang tidak dapat memfagosit

bakteri sehingga beberapa bakteri tidak difagosit dan berkembang biak

di daerah ini.

C. Teori trauma

Bila trauma artifisial dilakukan pada binatang percobaan maka

akan terjadi hematoma pada daerah lempeng epifisis. Dengan

penyuntikan bakteri secara intravena, akan terjadi infeksi pada daerah

hematoma tersebut.

Patologi yang terjadi pada osteomielitis hematogen akut tergantung

pada umur, daya tahan penderita, lokasi infeksi serta virulensi kuman.

Infeksi terjadi melalui aliran darah dari fokus tempat lain dalam tubuh pada

11

Page 12: Refrat Osteomilitis

fase bakteremia dan dapat menimbulkan septicemia. Embolus infeksi

kemudian masuk ke dalam juksta epifisis pada daerah metafisis disertai

pembentukan pus. Terbentuknya pus dalam tulang dimana jaringan tulang

tidak dapat berekspansi akan menyebabkan tekanan dalam tulang

bertambah. Peninggian tekanan dalam tulang mengakibatkan terganggunya

sirkulasi darah dan timbulnya thrombosis pada pembuluh darah tulang

yang akhirnya menyebabkan nekrosis tulang. Selain itu, pembentukan

tulang baru yang ekstensif terjadi pada bagian dalam periosteum sepanjang

diafisis (terutama anak-anak) sehingga terbentuk suatu lingkungan tulang

seperti peti mati yang disebut involucrum dengan jaringan sekuestrum

didalamnya. Proses ini terlihat jelas pada akhir minggu kedua. Apabila pus

menembus tulang, maka terjadi pengaliran pus (discharge) dari involucrum

keluar melalui lubang yang disebut kloaka atau melalui sinus pada jaringan

lunak dan kulit.

Pada tahap selanjutnya penyakit akan berkembang menjadi

osteomielitis kronis. Pada daerah tulang kanselosa, infeksi dapat terlokalisir

serta diliputi oleh jaringan fibrosa yang membentuk abses tulang kronis

yang disebut abses bordie.

Berdasarkan umur dan pola vaskularisasi pada daerah metafisis dan

epifisis, Trueta membagi proses patologis pada osteomielitis akut atas tiga

jenis, yaitu :

A. Bayi

Adanya pola vaskularisasi fetal menyebabkan penyebaran

infeksi dari metafisis dan epifisis dapat masuk ke dalam sendi, sehingga

seluruh tulang termasuk persendian dapat terkena. Lempeng epifisis

biasanya lebih resisten terhadap infeksi.

B. Anak

Dengan terbentuknya lempeng epifisis serta osifikasi yang

sempurna, resiko infeksi pada epifisis berkurang  oleh karena lempeng

12

Page 13: Refrat Osteomilitis

epifisis merupakan barier terhadap infeksi. Selain itu, tidak ada

hubungan vaskularisasi yang berarti antara metafisis dan epifisis.

Infeksi pada sendi hanya dapat terjadi bila ada infeksi intra-artikuler.

C. Dewasa

Osteomielitis akut pada orang dewasa sangat jarang terjadi oleh

karena lempeng epifisis telah hilang. Walaupun infeksi dapat menyebar

ke epifisis, namun infeksi intra-artikuler sangat jarang terjadi. Abses

subperiosteal juga sulit terjadi karena periost melekat erat dengan

korteks.

Gambaran klinis osteomielitis hematogen tergantung dari

stadium patogenesis dari penyakit. Osteomielitis hematogen akut

berkembang secara progresif dan cepat. Pada keadaan ini mungkin

dapat ditemukan adanya infeksi bacterial pada kulit dan saluran napas

bagian atas. Gejala lain dapat berupa nyeri yang konstan pada daerah

infeksi, nyeri tekan dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang

bersangkutan.

Gejala-gejala umum yang timbul akibat bakteremia dan septikemia

berupa panas tinggi, malaise serta nafsu makan yang berkurang.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan dan gangguan

pergerakan sendi oleh karena pembengkakan sendi, gangguan akan

semakin berat bila terjadi spasme local. Gangguan pergerakan sendi juga

dapat disebabkan oleh efusi sendi atau infeksi sendi (arthritis septik).

Pada orang dewasa lokalisasi infeksi biasanya pada daerah vertebra

torako-lumbal yang terjadi akibat torakosintesis atau akibat prosedur

urologis dan dapat ditemukan adanya riwayat kencing manis, malnutrisi,

adiksi obat-obatan atau pengobatan dengan imunosupresif, oleh karena itu

riwayat hal-hal yang tersebut di atas perlu ditanyakan.

13

Page 14: Refrat Osteomilitis

Pemeriksaan laboratorium

A. Pemeriksaan darah

B. Sel darah putih meningkat sampai 30000, dengan peningkatan LED

C. Pemeriksaan titer antibody anti-stafilokokus

D. Kultur darah untuk menentukan jenis bakterinya dan uji sensitivitas.

E. Pemeriksaan feses, untuk dilakukan kultur atas kecurigaan infeksi

oleh bakteri Salmonella.

F. Biopsy, dilakukan pada tempat yang dicurigai untuk menyingkirkan

dengan suatu tumor. Karena gambaran klinis dan radiologis yang

diperlihatkan pada osteomielitis menyerupai beberapa neoplasma

inflamasi seperti leukemia akut limfositik, sarcoma Ewing, dan

histiositosis sel Langerhans (yang disebut juga dengan granuloma

eosinofilik). Maka dari itu, biopsy dapat menyingkirkan sebuah tanda

infeksi dari suatu tumor.

Pemeriksaan radiologis

A. Foto polos pada 10 hari pertama, tidak ditemukan kelainan radiologis

yang berarti dan mungkin hanya ditemukan pembengkakan jaringan

lunak. Gambaran destruksi tulang dapat terlihat setelah 10 hari (2

minggu) berupa rarefaksi tulang yang bersifat difus pada daerah

metafisis dan pembentukan tulang baru di bawah periosteum yang

terangkat. Akan terlihat gambaran lesi radiolusen dan perubahan dari

periosteum.

B. Pemeriksaan radioisotope dengan 99mtechnetium akan

memperlihatkan penangkapan isotop pada daerah lesi. Dengan

menggunakan teknik label leukosit dimana 111mindium menjadi

positif

C. Pemeriksaan ultrasonografi, dapat memperlihatkan adanya efusi pada

sendi. Juga memperlihatkan suatu area radiolusen pada tulang

kanseolus dan adanya perubahan pada periosteum.

14

Page 15: Refrat Osteomilitis

D. MRI (Magnetic Resonance Imaging), menunjukkan gambaran

inflamasi awal dari sumsum tulang dengan inflamasi periosteum dan

jaringan lunak sekelilingnya sebagai bentuk progresivitas infeksi. Pada

tahap selanjutnya maka akan terbentuk abses yang akan terlihat

sebagai suatu tanda dari gambaran kontras gadolinium.

Komplikasi

A. Septikemia

Dengan makin tersedianya obat-obat antibiotic yang memadai,

kematian akibat septicemia pada saat ini jarang ditemukan.

B. Infeksi yang bersifat metastatik

Infeksi dapat bermetastasis ke tulang/sendi lainnya, otak dan

paru-paru, dapat bersifat multifokal dan biasanya terjadi pada penderita

dengan status gizi yang jelek.

C. Arthritis supuratif

Dapat terjadi pada bayi muda karena lempeng epifisis bayi

(yang bertindak sebagai barier) belum berfungsi dengan baik.

Komplikasi terutama terjadi pada osteomielitis hematogen akut di

daerah metafisis yang bersifat intra-kapsuler (misalnya pada sendi

panggul) atau melalui infeksi metastatik.

D. Gangguan pertumbuhan

Osteomielitis hematogen akut pada bayi dapat menyebabkan

kerusakan lempeng epifisis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan,

sehingga tulang yang terkena akan menjadi lebih pendek. Pada anak

yang lebih besar akan terjadi hiperemi pada daerah metafisis yang

merupakan stimulasi bagi tulang untuk tumbuh. Pada keadaan ini

tulang tumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya pemanjangan

tulang.

15

Page 16: Refrat Osteomilitis

E. Osteomielitis kronis

Apabila diagnosis dan terapi yang tepat tidak dilakukan, maka

osteomielitis akut akan berlanjut menjadi osteomielitis kronis.

Diagnosis banding

A. Selulitis

B. Arthritis supuratif akut

C. Demam reumatik

D. Krisis sel sabit

E. Penyakit Gaucher

F. Tumor Ewing

Pengobatan

A. Istirahat dan pemberian analgesic untuk menghilangkan rasa nyeri

B. Pemberian cairan intravena dan kalau perlu tranfusi darah

C. Istirahat lokal dengan bidai atau traksi

D. Pemberian antibiotik secepatnya sesuai dengan penyebab utama yaitu

stafilokokus aureus sambil menunggu hasil biakan. Antibiotik diberikan

3-6 minggu dengan melihat keadaan umum dan laju endap darah

penderita. Antibiotik tetap diberikan hingga 2 minggu setelah laju

endap darah normal.

E. Drainase bedah. Apabila setelah 24 jam pengobatan local dan sistemik

antibiotik gagal (tidak ada perbaikan keadaan umum), maka dapat

dipertimbangkan drainase bedah. Pada drainase bedah, pus

subperiosteal dievakuasi untuk mengurangi tekanan intra-oseus

kemudian dilakukan pemeriksaan biakan kuman. Drainase dilakukan

selama beberapa hari dengan menggunakan cairan Nacl 0,9% dan

dengan antibiotik.

16

Page 17: Refrat Osteomilitis

2.6.2 Osteomielitis Hematogen Subakut

Kelainan ini dapat ditemukan di beberapa negara dengan insiden yang

hampir sama dengan osteomielitis akut. Gejala osteomielitis subakut lebih

ringan oleh karena organisme penyebabnya kurang purulen dan penderita lebih

resisten. Osteomielitis hematogen subakut biasanya di sebabkan oleh

Stafilokokus aureus dan umumnya berlokasi di bagian distal femur dan

proksimal tibia.

17

Page 18: Refrat Osteomilitis

Infeksi subakut biasanya berhubungan dengan pasien pediatrik. Infeksi

ini biasanya disebabkan oleh organisme dengan virulensi rendah dan tidak

memiliki gejala. Osteomielitis subakut memiliki gambaran radiologis yang

merupakan kombinasi dari gambaran akut dan kronis. Seperti osteomielitis

akut, maka ditemukan adanya osteolisis dan elevasi periosteal. Seperti

osteomielitis kronik, maka ditemukan adanya zona sirkumferensial tulang yang

sklerotik. Apabila osteomielitis subakut mengenai diafisis tulang panjang,

maka akan sulit membedakannya dengan Histiositosis Langerhans’ atau

Ewing’s Sarcoma.

Patologi

Biasanya terdapat kavitas dengan batas tegas pada tulang kanselosa dan

mengandung cairan seropurulen. Kavitas dilingkari oleh jaringan granulasi

yang terdiri atas sel-sel inflamasi akut dan kronis dan biasanya terdapat

penebalan trabekula.

Gambaran klinis

Osteomielitis hematogen subakut biasanya ditemukan pada anak-anak

dan remaja. Gambaran klinis yang ditemukan adalah atrofi otot, nyeri local,

sedikit pembengkakan dan dapat pula penderita menjadi pincang. Terdapat rasa

nyeri pada daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau mungkin

berbulan-bulan. Suhu tubuh penderita biasanya normal.

Pemeriksaan laboratorium

Leukosit umumnya normal, tetapi laju endap darah meningkat.

Diagnosis

Dengan foto rontgen biasanya ditemukan kavitas berdiameter 1-2 cm

terutama pada daerah metafisis dari tibia dan femur atau kadang-kadang pada

daerah diafisis tulang panjang.18

Page 19: Refrat Osteomilitis

Pengobatan

Pengobatan yang dilakukan berupa pemberian antibiotic yang adekuat

selama 6 minggu. Apabila diagnosis ragu-ragu, maka dapat dilakukan biopsi

dan kuretase.

2.6.2 Osteomielitis Kronis

Osteomielitis kronis umumnya merupakan lanjutan dari osteomielitis

akut yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik. Osteomielitis

kronis dapat juga terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah Tindakan operasi

pada tulang.

Bakteri penyebab osteomielitis kronis terutama oleh Stafilokokus

aureus (75%), atau E. colli, Proteus, atau Pseudomonas. Stafilokokus

epidermidis merupakan penyebab utama osteomielitis kronis pada operasi-

operasi ortopedi yang menggunakan implant.

Patologi dan Patogenesis

Infeksi tulang dapat menyebabkan terjadinya sekuestrum yang

menghambat terjadinya resolusi dan penyembuhan spontan yang normal pada

kulit. Sekuestrum ini merupakan benda asing bagi tulang dan mencegah

terjadinya penutupan kloaka (pada tulang) dan sinus (pada kulit). Sekuestrum

diselimuti oleh invoucrum yang tidak dapat keluar/dibersihkan dari medulla

tulang kecuali dengan tindakan operasi. Proses selanjutnya terjadi destruksi

dan sklerosis tulang yang dapat terlihat pada foto rontgen.

Gambaran Klinis

Penderita sering mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari

luka/sinus setelah operasi, yang bersifat menahun. Kelainan kadang-kadang

disertai dengan demam dan nyeri local yang hilang timbul di daerah anggota

gerak tertentu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya sinus, fistel atau

19

Page 20: Refrat Osteomilitis

sikatriks bekas operasi dengan nyeri tekan. Mungkin dapat ditemukan

sekuestrum yang menonjol keluar melalui kulit. Biasanya terdapat riwayat

fraktur terbuka atau osteomelitis pada penderita.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya peningkatan LED,

leukositosis, serta peningkatan titer antibodi anti-stafilokokus. Pemeriksaan

kultur dan uji sensitivitas diperlukan untuk menentukan organisme

penyebabnya.

Pemeriksaan Radiologis

A. Foto polos

Pada foto rontgen dapat ditemukan adanya tanda-tanda porosis

dan sklerosis tulang, penebalan periost, elevasi periosteum dan mungkin

adanya sekuestrum.

B. Radioisotop scanning

Radioisotop scanning dapat membantu menegakkan diagnosis

osteomielitis kronis dengan memakai 99mTCHDP.

C. CT dan MRI

Pemeriksaan ini bermanfaat untuk membuat rencana pengobatan

serta untuk melihat sejauh mana kerusakan tulang yang terjadi.

Pengobatan

A. Pemberian antibiotik

Osteomielitis kronis tidak dapat diobati dengan antibiotic

semata-mata. Pemberian antibiotic ditujukan untuk:

20

Page 21: Refrat Osteomilitis

B. Mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada tulang sehat lainnya

C. Mengontrol eksaserbasi akut

Tindakan operatif

Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi akut telah reda

setelah pemberian dan pemayungan antibiotik yang adekuat. Operasi

dilakukan dengan tujuan :

A. Mengeluarkan seluruh jaringan nekrotik, baik jaringan lunak maupun

jaringan tulang (sekuestrum) sampai ke jaringan sehat sekitarnya.

Selanjutnya dilakukan drainase dan dilanjutkan irigasi secara kontinyu

selama beberapa hari. Adakalanya diperlukan penanaman rantai

antibiotic di dalam bagian tulang yang terinfeksi.

B. Sebagai dekompresi pada tulang dan memudahkan antibiotic mencapai

sasaran dan mencegah penyebaran osteomielitis lebih lanjut.

Komplikasi

A. Kontraktur sendi

B. Penyakit amiloid

C. Fraktur patologis

D. Perubahan menjadi keganasan pada jaringan epidermis (karsinoma

epidermoid, ulkus Marjolin)

E. Kerusakan epifisis sehingga terjadi gangguan pertumbuhan

2.7 PROGNOSIS

Prognosis dari osteomielitis beragam tergantung dari berbagai macam

faktor seperti virulensi bakteri, imunitas host, dan penatalaksanaan yang diberikan

kepada pasien. Diagnosis yang dini dan penatalaksanaan yang agressif akan dapat

memberikan prognosis yang memuaskan dan sesuai dengan apa yang diharapkan

meskipun pada infeksi yang berat sekalipun. Sebaliknya, osteomyelitis yang

21

Page 22: Refrat Osteomilitis

ringan pun dapat berkembang menjadi infeksi yang berat dan meluas jika telat

dideteksi dan antibiotik yang diberikan tidak dapat membunuh bakteri dan

menjaga imunitas host. Pada keadaan tersebut maka prognosis osteomyelitis

menjadi buruk.

2.8 PENCEGAHAN

Osteomielitis hematogen akut dapat dihindari dengan mencegah

pembibitan bakteri pada tulang dari jaringan yang jauh. Hal ini dapat dilakukan

dengan penentuan diagnosis yang tepat dan dini serta penatalaksanaan dari fokus

infeksi bakteri primer.

Osteomielitis inokulasi langsung dapat dicegah dengan perawatan luka

yang baik, pembersihan daerah yang mengekspos tulang dengan lingkungan luar

yang sempurna, dan pemberian antibiotik profilaksis yang agresif dan tepat pada

saat terjadinya cidera.

BAB III22

Page 23: Refrat Osteomilitis

KESIMPULAN

Ostemomielitis adalah suatu proses inflamasi akut maupun kronik pada tulang

dan struktur disekitarnya yang disebabkan oleh organisme pyogenik. Pada dasarnya,

semua jenis organisme, termasuk virus, parasit, jamur, dan bakteri, dapat

menghasilkan osteomielitis, tetapi paling sering disebabkan oleh

bakteri piogenik tertentu dan mikobakteri. Penyebab osteomielitis pyogenik adalah

kuman Staphylococcus aureus (89-90%), Escherichia coli, Pseudomonas, dan

Klebsiella.

Infeksi dapat mencapai tulang dengan melakukan perjalanan melalui aliran

darah atau menyebar dari jaringan di dekatnya. Osteomielitis juga dapat terjadi

langsung pada tulang itu sendiri jika terjadi cidera yang mengekspos tulang, sehingga

kuman dapat langsung masuk melalui luka tersebut.

Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II; tetapi dapat pula

ditemukan pada bayi dan ‘infant’. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak

perempuan (4:1). Lokasi yang tersering ialah tulang-tulang panjang seperti femur,

tibia, radius, humerus, ulna, dan fibula. Kejadian tertinggi pada negara berkembang.

Tingkat mortalitas osteomielitis adalah rendah, kecuali jika sudah terdapat sepsis atau

kondisi medis berat yang mendasari. Penatalaksanaannya harus secara komprehensif

meliputi pemberian antibiotika, pembedahan, dan konstruksi jaringan lunak, kulit,

dan tulang.

 

DAFTAR PUSTAKA23

Page 24: Refrat Osteomilitis

Adam, Greenspan. Orthopedic Imaging: A Practical Approach, 4th Edition.

Lippincott Williams & Wilkins. USA. 2004.

Anonym, “OSTEOMIELITIS : Perkembangan 10 tahun Terakhir”. Available from: 

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_023_sendi_&_tulang.pdf

Daniel, Lew, et al. 2012. “Review Article Current Concepts OSTEOMYELITIS”

available from: “http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/nejm1997040333606”

Kumar, Vinay; Abbas, Abul K.; Fausto, Nelson; & Mitchell, Richard N. (2007).

Robbins Basic Pathology (8th ed.). Saunders Elsevier. pp. 810–811a

Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Penerbit Yarsif Watampone.

2003. Halaman 132-141.

Skinner, Harry B, MD, PhD. Current Diagnosis and Treatment in Orthopedics, Fourth

Edition. Chapter 8 : Orthopedic Infections. The McGraw Hill Companies, Inc.

2006.

Swiontkowski, Marc F, MD; Stovitz, Steven D, MD. Manual of Orthopaedics, 6th

Edition. Lipponcott Williams and Wilkins. 2001. Chapter 3 : Prevention and

Management of Acut Musculoskeletal Infections.

24