Author
letuyen
View
212
Download
0
Embed Size (px)
PERAN PERUM PEGADAIAN CABANG COKRONEGARAN SURAKARTA
DALAM PENYALURAN KREDIT KEPADA MASYARAKAT DI SURAKARTA
TAHUN 2008
Skripsi
Oleh:
ERVINA
NIM K7405051
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
PERAN PERUM PEGADAIAN CABANG COKRONEGARAN SURAKARTA
DALAM PENYALURAN KREDIT KEPADA MASYARAKAT DI SURAKARTA
TAHUN 2008
Oleh:
ERVINA
NIM K7405051
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sukirman, M.M.
NIP. 131 121 676
Sohidin, S.E, M.Si.Akt.
NIP. 132 316 107
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd. 1. ...............
Sekretaris : Laili Faiza Ulfa, S.E., M.M. 2. ................
Anggota I : Drs. Sukirman, M.M. 3. ................
Anggota II : Sohidin, S.E, M.Si. Akt. 4. ...............
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 131 658 563
ABSTRAK
Ervina. PERAN PERUM PEGADAIAN CABANG COKRONEGARAN SURAKARTA DALAM PENYALURAN KREDIT KEPADA MASYARAKAT DISURAKARTA TAHUN 2008. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2009.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Memperoleh gambaran yang jelas mengenai peran Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta tahun 2008, (2) Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta tahun 2008, (3) Mengetahui faktor-faktor penghambat dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan terdiri dari: (1) Informan, (2) Tempat dan Peristiwa, (3) Arsip dan Dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling (sampel bertujuan) dimana sampel yang diambil tidak ditekankan pada banyaknya sampel melainkan kualitas pemahaman sampel terhadap permasalahan yang diteliti. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi data atau sumber dan triangulasi metode, untuk teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif dimana pengumpulan data, reduksi data, penyajian data danpenarikan kesimpulan/verifikasi saling berkaitan. Sedangkan prosedur penelitian dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisis data dan tahap penyusunan laporan penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Peran perum pegadaian cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyeluran kredit kepada masyarakat surakarta tahun 2008, diwujudkan dengan: (a) Menerbitkan produk kredit kepada masyarakat yaitu kredit cepat dan aman, kredit angsuran sistem fidusia, kredit angsuran sistem gadai, dan usaha jasa titipan, (b) Memberikan sistim pemberian kredit maupun pelunasan kredit yang mudah dan cepat, (c) Pengadaan Lelang. (2) Faktor pendukung Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta tahun 2008 adalah: (a) Sumber Daya Manusia (SDM), (b) Kualitas pelayanan kepada nasabah, (c) Modal yang mampu mencukupi permintaan kredit kepada nasabah, (d) Bunga yang rendah. (3) Faktor penghambat Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta tahun 2008 adalah: (a) Nasabah yang wanprestasi atau ingkar janji (b) Munculnya lembaga kredit skala kecil yang menjadi pesaing utama, (c) Barang jaminan yang tidak laku di jual.
ABSTRACT
Ervina. ROLE of PERUM of PAWNSHIP OFFICE BRANCH COKRONEGARAN SURAKARTA IN CHANNELING of CREDIT TO SOCIETY IN SURAKARTA of YEAR 2008. Skripsi, Surakarta: Faculty of Teachership and Education Science. University Eleven March Surakarta, April 2009
Target of this Research is: (1) Obtaining clear picture hit role of Perum of Pawnship Office Branch Cokronegaran Surakarta in channeling of credit to society in Surakarta of year 2008, (2) Knowing factors becoming supporter in channeling of credit to society in Surakarta of year 2008, (3) Knowing factors of resistor in channeling of credit to society in Surakarta of year 2008This research use approach qualitative with descriptive method qualitative. source of Data used consisted of: (1) Informan, (2) Place and Event, (3) Archives and Document. Technique of Sampling used by purposive sampling (sampel aim to) where sampel taken not emphasized at to the number of sampel but quality of understanding of sampel to problems checked. Technique of data collecting use technique interview, observation, and the documentation. validity of Data use triangulation of data or source and triangulat method, for the technique analyse data used by technique analyse interaktif where data collecting, reduce data, presentation of data and withdrawal of verifikasi each other be interconnected. While procedure of research started from preparation phase, execution phase, phase analyse data and phase of compilation of research report.
Pursuant to inferential research result that: (1) Role perum of pawnship office branch Cokronegaran Surakarta in credit channeling to society surakarta year 2008, realized: (a) Publish credit product to society that is credit quickly and peaceful, system fidusia instalment credit, system instalment credit mortage, and effort service titipan, (b) Give gift systems credit and also credit redemption easy to and quickly, (c) the Levying Auction. (2) Supplementary Factor Perum of Pawnship Office Branch Cokronegaran Surakarta in credit channeling to society in Surakarta year 2008 is: (a) Human Resource (SDM), (b) the service Quality to client, (c) the Capital capable to answer the demand credit request to client, (d) the low Flower. (3) resistor Factor Perum of Pawnship Office Branch Cokronegaran Surakarta in credit channeling to society in Surakarta year 2008 is: (a) the Client which wanprestasi or break a promise (b) the Appearance institute small scale credit becoming especial competitor, (c) the Mortgage which is not saleable in selling.
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain, dan hanya kepada Tuhanmu-lah hendaknya kamu berharap.
(Q.S Al-Insyiroh :5-8)
Bersabarlah atas pahitnya hukuman dari seorang guru sebab di dalam kemarahan
guru mengendaplah ilmu (Imam Syafii)
Mulai dari diri sendiri untuk memulai perubahan yang lebih berarti menuju lebih
baik (Penulis)
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk :
Bapak dan Ibu tersayang
Kakak-kakakku
Kak Aditya
Teman-teman PAK 05
Teman-teman UKM BKKT UNS
Almamater
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb,
Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
Judul PERAN PERUM PEGADAIAN CABANG COKRONEGARAN
SURAKARTA DALAM PENYALURAN KREDIT KEPADA MASYARAKAT DI
SURAKARTA TAHUN 2008, sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi .
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak mengalami
hambatan., namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul
dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuan, peneliti mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat :
1. Dekan dan Para Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin menyusun
skripsi.
3. Ketua dan Sekretaris Program Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ijin
dan serta petunjuk dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Akuntansi P.IPS FKIP UNS yang telah
memberikan ijin dan serta petunjuk dan pengarahan dalam penyusunan skripsi
ini.
5. Bapak Drs. Sukirman, M.M, selaku Pembimbing I yang dengan sabar telah
memberikan bimbingan dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Sohidin, S.E, M.Si. Akt, selaku Pembimbing II yang dengan sabar telah
memberikan bimbingan dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK PAK FKIP UNS yang
telah mendidik dan membimbing selama ini.
8. Bapak dan Ibu serta seluruh staf karyawan FKIP UNS yang telah membantu
dalam kelancaran urusan administrasi.
9. Bapak Aris Yuwono, selaku Kepala Cabang Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta yang telah memberikan ijin untuk penelitian.
10. Para pegawai Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan informasi kepada peneliti.
11. Nasabah Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta yang bersedia
memberikan informasi kepada penulis sehingga dapat mengumpulkan data
dengan mudah
12. Ibu dan Bapak, terima kasih atas doa dan kasih sayangnya selama ini.
13. Kak Aditya yang selalu memberikan motivasi
14. Teman-teman UKM BKKT UNS.
15. Teman-teman PAK 05 atas kebersamaannya selama ini.
16. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Peneliti berusaha menyajikan skripsi ini dalam bentuk yang sebaik mungkin,
namun peneliti menyadari bahwa masih ada banyak kekurangannya. Oleh karena itu
saran dan kritik sangat peneliti harapkan guna kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Surakarta, April 2009
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8
1. Tinjauan Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN)................ 8
a. Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)..................... 8
b. Bentuk dan Ciri-ciri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)...... 8
2. Tinjauan Tentang Pegadaian........................................................... 10
a. Pengertian Pegadaian............................................................... 10
b. Pengertian Perum Pegadaian.................................................... 14
c. Produk Pegadaian..................................................................... 15
d. Barang Jaminan Perum Pegadaian........................................... 16
3. Tinjauan Tentang Kredit................................................................. 19
a. Pengertian Kredit...................................................................... 19
b. Unsur-unsur Pokok Kredit........................................................ 20
c. Tujuan Penggunaan Kredit....................................................... 21
d. Jenis-jenis Kredit...................................................................... 21
e. Fungsi Kredit............................................................................ 25
f. Prinsip Pemberian Kredit......................................................... 26
B. Penelitian Yang Relevan....................................................................... 28
C. Kerangka Pemikiran............................................................................. 29
BAB III METODOLOGI ................................................................................ 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 30
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................. 31
C. Sumber Data......................................................................................... 33
D. Teknik Sampling (Cuplikan)................................................................ 34
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 35
F. Validitas Data....................................................................................... 37
G. Analisis Data ........................................................................................ 38
H. Prosedur Penelitian............................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 41
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................. 41
1. Keadaan Geografis Kota Surakarta................................................ 41
2. Gambaran Umum Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran......... 42
3. Sejarah Perum Pegadaian............................................................... 43
4. Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran....... 44
B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 51
1. Peran Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam
Penyaluran Kredit kepada Masyarakat di Surakarta Tahun 2008... 51
2. Faktor-faktor yang menjadi Pendukung dalam Penyaluran Kredit kepada
Masyarakat di Surakarta Tahun 2008 ............................................ 64
3. Faktor-faktor yang menjadi Penghambat dalam Penyaluran Kredit kepada
Masyarakat di Surakarta Tahun 2008 ............................................ 68
C. Temuan Studi Yang Dikaitkan Dengan Teori...................................... 71
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.......................................... 75
A. Simpulan .............................................................................................. 75
B. Implikasi............................................................................................... 78
C. Saran...................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 81
LAMPIRAN ..................................................................................................... 83
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Penelitian ............................................................................... 31
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran .............................................................. 29
Gambar 2. Skema Analisis Interaktif .................................................................. 39
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian..................................................... ........... 40
Gambar 4. Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran........... 45
Gambar 5. Prosedur Pemberian Kredit ............................................................... 57
Gambar 6. Prosedur Pelunasan Kredit ................................................................ 58
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Jadwal Penelitian dan Penyusunan Skripsi................................. 83
Lampiran 3. Pedoman Wawancara ................................................................. 84
Lampiran 2. Field Note ................................................................................... 86
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi saat ini ditandai dengan meningkatnya ekspansi
perekonomian diberbagai kawasan. Ekspansi perekonomian dunia itu terutama
ditopang oleh keberadaan ekspansi perekonomian yang ada di Amerika Serikat,
membaiknya kondisi perekonomian di kawasan Eropa dan Amerika Latin serta
berlanjutnya pemulihan kondisi perekonomian dibeberapa kawasan negara
Asia. Ekspansi perekonomian Amerika Serikat sangat didorong oleh permintaan
domestik yang sangat kuat. Amerika Serikat sebagai lokomotif perekonomian
global yang memberikan dampak positif terhadap kinerja diberbagai kawasan
khususnya kawasan Eropa, Asia, dan Amerika Latin.
Dipihak lain meningkatnya ekspansi perekonomian dunia disertai dengan
meningkatnya harga minyak mentah dunia yang terus melambung. Kenaikan
harga minyak mentah dunia memberikan implikasi terhadap peningkatan biaya
hidup masyarakat sehingga mendorong maraknya tuntutan kenaikkan upah yang
terjadi dibeberapa negara khususnya bagi negara yang sedang berkembang.
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang dengan
posisi yang masih memprihatinkan belum lagi adanya dampak dari kenaikan
harga minyak mentah dunia tersebut menjadikan kondisi perekonomian di
Indonesia semakin terpuruk serta menambah krisis ekonomi yang terus
berkepanjangan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan, telah mengakibatkan
terjadinya kontraksi perekonomian serta mendorong meningkatnya jumlah
penduduk miskin dan kurang gizi yang khususnya berada di wilayah Indonesia.
Didalam upaya penyehatan kebijakan perekonomian nasional, pemerintah
telah menempuh serangkaian langkah dan tindakan yang juga memperoleh
bantuan keuangan dari beberapa lembaga internasional. Salah satu langkah yang
ditempuh adalah dengan pemberdayaan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk
meningkatkan akses rakyat kecil terhadap perekonomian dan mengutamakan
seluruh kepentingan rakyat kecil, selain itu pemerintah juga mendorong
komitmen perbankan dalam pengembangan usaha kecil, menengah, dan
koperasi. Upaya-upaya tersebut juga diimbangi dengan upaya lain disektor riil,
antara lain program jaring pengaman sosial (JPS) untuk memberdayakan
masyarakat khususnya masyarakat yang secara langsung terkena dampak dari
krisis ekonomi, serta melakukan reformasi struktural untuk meningkatkan
efisiensi perekonomian dengan cara melakukan pembaharuan baik kinerja
maupun kualitas dalam dunia perbankan.
Sektor keuangan khususnya perbankan yang selama ini sangat berperan
dalam menggerakkan perekonomian, tentu sangat diperlukan untuk membantu
pemulihan perekonomian nasional. Namun secara fungsi intermediate keuangan
dari industri perbankan dan lembaga keuangan lainnya belum sepenuhnya
berjalan normal dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional. Hal tersebut
dikarenakan adanya permasalahan yang masih dihadapi oleh sektor riil maupun
perbankan itu sendiri disamping masalah besarnya faktor risiko dan
ketidakpastian yang berkaitan dengan kondisi politik dan keamanan dalam
negeri.
Disektor riil, proses restrukturisasi kredit, utang luar negeri, dan
perusahaan secara keseluruhan masih berjalan lambat. Kondisi tersebut telah
menyebabkan peningkatan kegiatan sektor riil tidak dapat berjalan lebih cepat
karena sebagian besar perusahaan yang masih dalam proses restrukturisasi
tersebut merupakan komponen terbesar dari perekonomian nasional.
Disisi perbankan, belum pulihnya fungsi intermediate tidak terlepas dari
masih tingginya ketidakpastian ditengah situasi sosial politik yang belum stabil
dan masih berlangsungnya proses konsolidasi internal perbankan dalam rangka
pemenuhan berbagai ketentuan prudensial Bank Indonesia. Perkembangan
tersebut telah menyebabkan penyaluran kredit tidak optimal. Menurut Laporan
Tahunan Bank Indonesia (2000: 117) masih rendahnya pertumbuhan kredit
perbankan di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Debitur potensial masih terbatas sehubungan masih banyaknya debitur
berskala besar dalam proses restrukturisasi di Badan Perbankan Nasional.
2. Sebagian penyalur kredit baru diberikan dalam bantuk kredit menengah dan
kecil dengan tujuan konsumsi.
3. Perbankan menilai bahwa risiko perbankan masih tinggi meskipun terdapat
permohonan kredit oleh nasabah baru.
4. Para debitur belum melakukan penarikan atas komitmen kredit secara
optimal karena belum di dukung oleh iklim yang kondusif.
5. Beberapa bank rekapitulasi masih mengalami masalah likuiditas dalam
menghadapi kesulitan untuk menjual obligasi yang dimilikinya karena
belum berkembangnya pasar sekunder obligasi pemerintah.
6. Beberapa bank masih menghadapi masalah yang terkait dengan rasio modal
cadangan batas maksimum pemberian kredit.
Dengan melihat kondisi perbankan nasional yang masih menjalani proses
penyehatan dan sangat hati-hati dalam menyalurkan kredit pada masyarakat,
terutama bagi masyarakat dengan kondisi ekonomi yang lemah belum dapat
dipenuhi, maka pemerintah membentuk suatu lembaga pengkajian yang dapat
memberikan pinjaman modal bagi masyarakat ekonomi lemah dengan pegadian
sistem hukum gadai. Lembaga pegadaian ini memberikan peluang yang besar
kepada masyarakat yang mampu mengikat kredit dengan pihak bank dengan
cara mengagunkan barang-barang bergerak yang dimilikinya serta proses yang
ditempuh dalam mendapatkan pinjaman adalah sederhana dan dalam waktu
yang singkat.
Lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) No. 103/2000 menyebutkan bahwa
maksud dan tujuan Perum Pegadaian adalah menyediakan dana atas dasar
hukum gadai dan jasa dibidang keuangan lainnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Jadi sangat jelas bila situasi yang sedang
terjadi sekarang ini peran Perum Pegadaian sangat dibutuhkan terutama bagi
orang yang memerlukan sejumlah dana dalam waktu cepat. Nasabah datang ke
Pegadaian pada umumnya memiliki 2 tujuan :
1. Kebutuhan Praktis
Yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan yang cepat, mudah, dan
aman serta terhindar dari birokrasi yang rumit
2. Kebutuhan Emosional
Yaitu kebutuhan setiap orang untuk dikenali, diberlakukan dengan hormat
dan pemenuhan untuk kebutuhan konsumtif maupun produktif
Seseorang yang ingin membutuhkan Perum Pegadaian dapat langsung
berhubungan dengan Perum Pegadaian bila bermaksud mendapatkan pinjaman/
kredit dari lembaga keuangan tersebut dengan cara memproduktifkan barang
berharga yang dimiliki sebagai jaminan kredit gadai. Sesuai dengan motto
Perum Pegadaian Mengatasi Masalah Tanpa Masalah sehingga lembaga
keuangan tersebut dapat menyediakan dana untuk menutup setiap kesulitan
yang datang tanpa harus menuggu hari berikutnya. Mengenai hal ini Abdul
Muhammad (1986: 296) berpendapat bahwa : Debitur boleh meminjam atau
memberikan hak barang-barang ke kreditur dan penguasaan barang ini akan
dikembalikan setelah hutang lunas.
Demikian pula dengan sistem perkreditan yang dilaksanakan oleh Perum
Pegadaian, bahwa dalam penyaluran kredit kepada masyarakat, lembaga Perum
Pegadaian ini sebagai kreditur akan meminta benda berharga sebagai jaminan
gadai. Agunan gadai dapat berupa barang-barang berwujud bergerak maupun
barangbarang berwujud tidak bergerak yang berada dibawah kekuasaan
debitur. Dengan barang berharga yang dapat dijadikan agunan tersebut, maka
pihak Perum Pegadaian berkewajiban untuk memelihara dan merawat barang
tersebut hingga batas waktu yang telah ditentukan.
Keterpihakan Perum Pegadaian ke semua pihak bisa dibuktikan lewat
praktek operasional cabang-cabang perum pegadaian yang tersebar diseluruh
wilayah Indonesia. Perum Pegadaian sudah ada lebih dari 100 tahun di kancah
keuangan Indonesia. Perum Pegadaian hadir dengan institusi penyedia
pembiayaan jangka pendek dengan syarat mudah. Dalam tahun 2008 kinerja
Perum Pegadaian menunjukan perkembangan yang baik dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Hal itu tidak terlepas dari peningkatan jangkauan pelayanan,
yang mana Perum Pegadaian mengalami penambahan cabang-cabang yang
tersebar diseluruh Indonesia serta dengan meningkatnya produk-produk baru
yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian.
Begitu pula di Surakarta peran perum pegadaian cabang Cokronegaran
Surakarta ini telah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di
Surakarta.Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta sebagai salah satu
Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa diarahkan untuk
mengusahakan penyediaan dana dan jasa di bidang keuangan lainnya bagi
masyarakat. Kegiatan utama dari Perum Pegadaian ini adalah menyalurkan
kredit kepada masyarakat di Surakarta dengan cara menyerahkan barang
berharga sebagai jaminan gadai, adapun yang membedakan antara Perum
Pegadaian dengan lembaga keuangan lainnya diantaranya terletak pada sistem
pelayanan pinjaman. Pada Perum Pegadaian memiliki prosedur pelayanan
pinjaman yang sederhana, dalam waktu yang singkat, serta aman dimana calon
nasabah hanyamenyerahkan barang berharga secara langsung sebagai jaminan.
Hal ini tercermin dengan adanya peningkatan aktivitas usaha pada Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta yang mampu memenuhi permintaan
kredit bagi masyarakat.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka
peneliti berminat mengkaji tentang Peran Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta Dalam Penyaluran Kredit Kepada Masyarakat di
Surakarta Tahun 2008.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana peran perum pegadaian cabang Cokronegaran Surakarta dalam
penyaluran kredit kepada masyarakat di Surakarta Tahun 2008?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi pendukung dalam penyaluran kredit kepada
masyarakat di Surakarta Tahun 2008?
3. Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dalam penyaluran kredit
kepada masyarakat di Surakarta Tahun 2008?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai peran perum pegadaian
cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada masyarakat
di Surakarta Tahun 2008?
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dalam penyaluran
kredit kepada masyarakat di Surakarta Tahun 2008?
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang penghambat dalam penyaluran kredit
kepada masyarakat di Surakarta Tahun 2008?
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Sebagai latihan pengalaman dalam mempraktekan teori yang telah di
dapat di bangku perkuliahan
b. Untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan yang baru bagi
penulis mengenai teori di bidang lembaga keuangan non bank khusunya
tentang Perum Pegadaian
2. Secara Praktis
a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta dalam meningkatkan pelayanan kredit kepada
masyarakat di Surakarta
b. Sebagai sumbangan pemikiran untuk diadakannya penelitian lebih lanjut
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
a. Pengertian BUMN
Menurut keputusan Menteri Keuangan RI No. 740/KMK00/1989 yang
dimaksud Badan Usaha Milik Negara atau BUMN adalah badan usaha yang
seluruh modalnya dimiliki negara (Pasal 1 ayat 2a). Atau badan usaha yang
tidak seluruh sahamnya dimiliki Negara tetapi statusnya disamakan dengan
BUMN yaitu:
1) BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan pemerintah
daerah
2) BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan BUMN
lainnya
3) BUMN yang merupakan badan-badan usaha patungan dengan swasta
nasional/asing dimana Negara memiliki saham mayoritas 51% (Pasal 1
Ayat 2b)
b. Bentuk dan Ciri-ciri BUMN
Menurut Pandji Anoraga (1995: 3) bentuk dan ciri-ciri BUMN meliputi:
1) Perusahaan Jawatan (Perjan)
Merupakan perusahaan milik negara yang merupakan bagian dari suatu
departemen atau direktorat. Ciri-ciri Perusahaan Jawatan antara lain:
a) Bertujuan public service, artinya melayani kepentingan masyarakat.
b) Merupakan bagian dari suatu departemen atau direktorat.
c) Memperoleh fasilitas negara
d) Dipimpin oleh seorang kepala yang merupakan bawahan dari suatu
departemen atau direktorat.
e) Karyawan berstatus pegawai negeri.
f) Permodalan berasal dari pihak pemerintah melalui anggaran belanja
tahunan.
2) Perusahaan Umum (Perum)
Merupakan perusahaan negara yang memiki tujuan utama untuk melayani
kepentingan umum. Ciri-ciri Perusahaan Umum antara lain:
a) Tujuan utama adalah melayani kepentingan umum.
b) Berstatuskan badan hukum.
c) Dipimpin oleh seorang dewan direksi.
d) Pada umumnya bergerak dibidang jasa vital
e) Permodalan berasal dari kekayaan negara yang telah dipisahkan dan
merupakan modal dasar Perusahaan Umum serta modal tidak terbagi
dalam bentuk saham.
f) Karyawan berstatus pegawai perusahaan negara.
3) Persero
Merupakan perusahaan negara yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT),
yang bergerak pada salah satu bidang produksi dengan tujuan untuk
mencari laba. Ciri-ciri Perseroan Terbatas antara lain:
a) Berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
b) Tujuan utama untuk mencari laba.
c) Tidak memperoleh fasilitas dari negara.
d) Dipimpin oleh dewan direksi.
e) Permodalan berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dan
merupakan modal dasar persero, untuk keseluruhan atau sebagian
modal persero terbagi dalam bentuk saham-saham.
f) Karyawan berstatus pegawai perusahaan swasta.
Menurut Peraturan Pemerintah No.3 Tahun 1983 dalam bukunya
Pandji Anoraga (1995: 8) tujuan dari Perjan, Perum, dan Persero adalah:
1) Memberikan sumbangan bagi perkembangan ekonomi negara pada
uimumnya dan penerimaan negara pada khususnya.
2) Mengadakan pemupukan keuntungan dan pendapatan.
3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa barang dan jasa bermutu
dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup oarng banyak.
4) Menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sektor swasta dan koperasi.
5) Menyelenggarakan kegiatan usaha yang bersifat melengkapi kegiatan
swasta maupun koperasi antara lain dengan menyediakan kebutuhan
masyarakat baik dalam bentuk barang maupun dengan memberi pelayanan
bermutu.
6) Turut aktif memberikan bimbingan kepada sektor swasta, khususnya
pengusaha golongan lemah dan sektor koperasi.
7) Turut aktif melaksanakan dan menunjang pelaksanaan program serta
kebijakan pemerintah di bidang ekonomi serta pembangunan pada
umumnya.
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
Perusahaan Umum merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bersifat
public service utility yaitu melayani kepentingan umum dan diharapkan
memupuk keuntungan serta modal seluruhnya yang dimiliki oleh negara dari
kekayaan negara yang dipisahkan.
2. Tinjauan Tentang Pegadaian
a. Pengertian Pegadaian
Pengertian pegadaian menurut Rudi Badrudin dan Subagyo (1999: 89)
mengemukakan bahwa : Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan bukan
bank yang memberikan kredit pada masyarakat dengan corak khusus yaitu
secara hukum gadai. Sedangkan hukum gadai itu sendiri menurut Rudi
Badrudin dan Subagyo (1999: 95) Hukum gadai adalah penyerahan harta
gerak oleh peminjam ke perusahaan pegadaian sebagai agunan dalam
peminjaman dana, yang disertai pemberian hak pada perusahaan gadai untuk
melakukan penjualan.
Dalam perjanjian terdapat kesepakatan antara kedua belah pihak baik
dari pihak yang memberikan jaminan gadai (debitur) ataupun pihak yang
menerima gadai (kreditur) yang nantinya akan menghasilkan suatu perikatan,
demikian halnya dengan perjanjian gadai, dimana pihak debitur dan kreditur
melakukan perjanjian dan diantaranya telah melahirkan perikatan gadai.
Mengenai perjanjian gadai telah ditetapkan dalam pasal 1150 KUH Perdata:
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh dari si berhutang atas suatu barang yang bergerak yang diserahkan kepada seorang berpiutang atau orang lain atas namanya dan memberikan kuasa kepada si berhutang untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang-orang yang berpiutang lainnya dengan perkecualian biaya untuk melelangkan barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan setelah barang-barang tersebut digadaikan. (1150 KUHPerdata)
Gadai yang terdapat dalam hukum gadai tidak jauh berbeda dengan
lembaga kredit lainnya, dimana gadai dalam hukum perdata bertujuan untuk
menjamin pembayaran kembali atas uang yang telah dipinjamnya, artinya bila
debitur tidak prestasi maka barang jaminan gadai telah beralih menjadi barang
pengganti untuk pelunasan hutang. Satrio J mengemukakan bahwa:
Suatu hutang atau kredit diberikan terutama atas dasar integritas atau kepribadian debitur, kepribadian yang menimbulkan rasa percaya diri debitur bahwa debitur akan memenuhi kewajiban pelunasannya dengan baik. Yang demikian sesuai dengan asal kata kredit (credere) yang berarti kepercayaan. Tetapi disamping itu tidak dapat diabaikan keadaan kekayaan debitur saat meminjam yang selalu turut diperhitungkan kreditur. (1993: 98)
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwasanya pihak
yang terlibat dalam perjanjian gadai adalah:
1) Pihak yang memberikan jaminan gadai yaitu pemberi gadai atau debitur.
2) Pihak yang menerima gadai yaitu pemegang gadai atau kreditur.
Karena pada dasarnya peran dari pihak yang terlibat dalam perjanjian
gadai adalah sebagai pemberi gadai (debitur) dan pemegang gadai (kreditur)
kedua-duannya sama-sama terikat pada kesepakatan yang telah dibuat, maka
masing-masing mempunyai kedudukan yang sama antara hak dan kewajiban
yang harus ditanggung. Menurut Subekti R dan Tjitrosudibio R (1999: 927)
yang menjadi hak pemegang gadai adalah:
1) Hak menjual dengan kekuasaan sendiri
Sesuai dengan pasal 1155 (1) KUHPerdata maka apabila pemberi gadai
tidak mengembalikan pinjamannya sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan (wanprestasi), si pemegang gadai berhak menjual barang
jaminan gadai atas kekuasaan.
2) Hak menjual barang jaminan dengan perantara hakim
Menurut pasal 1158 KUHPerdata, hal ini dapat terjadi apabila debitur
dapat menuntut dimuka pengadilan agar barang jaminan gadai dijual
menurut ketentuan hukum untuk melunasi hutangnya beserta besarnya
bunga dan seluruh biayanya.
3) Hak untuk menguasai benda jaminan gadai atas ijin gadai
Sesuai dengan pasal 1156 KUHPerdata, maka pemegang gadai dapat
menuntut agar barang jaminan tetap pada si pemegang gadai untuk suatu
jumlah yang akan ditetapkan dalam putusan sebesar hutangnya beserta
bunga dan seluruh biayanya.
4) Hak untuk mendapat ganti rugi
Dalam pasal 1157 (2) KUHPerdata dapat diartikan bahwa pemegang gadai
berhak mendapat biaya yang berguna dan perlu dikeluarkan untuk
keselamatan barang gadai.
5) Hak untuk menahan benda jaminan gadai dari tuntutan siapapun
Sesuai dengan pasal 1159 (1) KUHPerdata, maka selama pemberi gadai
belum juga melunasi hutangnya, benda jaminan gadai yang masih berada
dalam penguasaan pemegang gadai tidak dapat diganggu walaupun
pemberi gadai telah menjanjikan kepada pihak ke tiga.
6) Hak untuk mendahulukan
Dari pasal 1150 KUHPerdata dapat diketahui bahwa pemegang gadai
dapat didahulukan dalam pemenuhan piutang dari tagihan lainnya baik
dari hutang pokok, bunga, maupun biayanya.
Sedangkan kewajiban yang menjadi tanggungan pemegang gadai antara lain:
1) Pemegang gadai wajib untuk menyerahkan sejumlah uang pada pemberi
gadai setelah perjanjian disepakati
2) Pemegang gadai berkewajiban untuk memelihara serta merawat benda
gadai dan bertanggung jawab atas kemerosotan atau hilangnya nilai dari
barang tersebut sesuai dalam pasal 1157 (1) KUHPerdata.
3) Pemberi gadai berhak untuk menuntut kerugian atas hilang atau rusaknya
barang jaminan gadai tersebut.
4) Pemberi gadai berhak atas uang penjualan barang jaminan setelah
dikurangi biaya yang telah dikeluarkan pemegang gadai.
5) Pemberi gadai berhak mendapatkan tenggang waktu untuk melunasi
hutang-hutangnya. (Subekti,R dan Tjitrosudibio,R.1999: 299)
Dengan kedudukan yang sama antara hak dan kewajiban yang ditanggung,
maka agar terjadi keseimbangan antara pemberi gadai dan pemegang gadai,
menurut Subekti R dan Tjitrosudibio (1999: 297) kewajiban yang harus
dilakukan oleh pemegang gadai antara lain :
1) Pemberi gadai berkewajiban untuk menyerahkan barang jaminan gadai ke
dalam kekuasaan pemegang gadai setelah perjanjian gadai disepakati
kedua belah pihak.
2) Pemberi gadai berkewajiban untuk membayar semua biaya yang telah
dikeluarkan pemegang gadai untuk perawatan barang jaminan gadai.
3) Pemberi gadai wajib melunasi hutang pinjaman yang sama jumlahnya
ditambah bunga dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama.
Dari uraian yang telah disampaikan di atas, dapat diketahui bahwa saat
terjadinya hak gadai adalah :
1) Fase pertama adalah perjanjian
Dalam perjanjian kredit, selalu diiringi dengan janji untuk sanggup
memberikan benda bergerak sebagai jaminannya dimana kegiatan ini
merupakan inti dari perjanjian gadai.
2) Fase kedua adalah penyerahan benda gadai dalam kekuasaan pemegang
gadai
Sesuai dengan jaminan benda gadai, maka benda tersebut harus dilepaskan
dari kekuasaan debitur diserahkan kepada pihak kreditur. Penyerahan
tersebut harus dilakukan secara nyata, tidak boleh hanya berdasarkan
pernyataan dari debitur sedangkan benda yang bersangkutan masih tetap
berada dalam kekuasaan debitur.
Hak gadai akan berakhir dengan selesainya pelunasan uang pinjaman,
dimana pemberi gadai kemudian menyerahkan kembali benda jaminan gadai.
Dalam pelunasan pinjaman tersebut disertai dengan besarnya bunga yang
telah ditetapkan serta biaya perawatan selama menjadi benda jaminan gadai.
Namun apabila pemberi gadai melakukan wanprestasi dan tidak segera
menebus benda gadai, maka benda gadai tersebut akan dilelang dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan.
b. Pengertian Perum Pegadaian
Pegadaian sebagai salah satu jenis perusahaan milik negara (BUMN)
yang berada dibawah wewenang Departemen Keuangan dan berstatuskan
Perusahaan Umum (Perum), dengan nama Perum Pegadaian. Seluruh kegiatan
usaha dalam Perum Pegadaian diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun
1990, kemudian disempurnakan lagi oleh Peraturan pemerintah No. 103
Tahun 2000.
Pengertian Perum Pegadaian menurut PP No. 10 tahun 1990
Pegadaian adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki sifat
menyediakan layanan bagi kemanfaatan umum sekaligus dapat memupuk
keuntungan berdasarkan atas prinsip pengelolaan perusahaan.
Perum Pegadaain ini dalam kegiatan usahanya memiliki tujuan seperti
yang dicantumkan dalam PP No. 10 Tahun 1990, yaitu :
1) Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya
melalui penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai.
2) Pencegahan praktik ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman tidak wajar
lainnya.
Sedangkan menurut PP No. 103 Tahun (2000: 7) maksud dan tujuan
Perum Pegadaian adalah turut melaksanakan serta menunjang pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
masional pada umumnya melalui penyaluran penyediaan dana atas dasar
hukum gadai, dan jasa di bidang keuangan lainnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Perum Pegadaian
merupakan lembaga kredit yang melayani berbagai macam jenis kebutuhan
dana atas dasar hukum gadai. Kredit tersebut dapat berupa kredit untuk
konsumsi atau untuk tujuan produksi sesuai dengan jangka waktu kredit yang
telah ditentukan.
c. Produk Pegadaian
Produk pegadaian merupakan segala sesuatu yang dihasilkan oleh
pegadaian untuk ditawarkan kepada seluruh nasabah dengan tujuan untuk
mendapatkan laba. Pegadaian sebagai salah satu bbentuk lembaga keuangan
bukan Bank yang bergerak dalam bidang jasa yaitu menyalurkan dana kepada
masyarakat. Kredit sebagai bentuk utama dari produk yang ditawarkan oleh
pegadaian karena tugas pokok dari pegadaian adalah memberikan kredit
kepada masyarakat. Selain itu terdapat beberapa produk lainnya yang
ditawarkan oleh pegadaian adalah sebagai berikut:
1) Jasa gadai
Yaitu pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai dengan syarat
penyerahan barang bergerak sebagai agunannya.
2) Jasa penitipan barang
Yaitu layanan untuk memberikan fasilitas penitipan barang maupun surat
berharga agar aman dan dijamin asuransi.
3) Jasa taksiran
Yaitu pelayanan jasa yang diberikan karena pegadaian yang bersangkutan
mempunyai peralatan penaksir serta petugas yang sudah berpengalaman
dalam menaksir nilai suatu barang yang akan digadaikan dengan Sertifikat
Standar Internasional. Barang ini biasanya meliputi emas, berlian dan
intan.
4) Jasa lain
Pegadaian tertentu juga menawarkan jasa lain seperti ongkos naik haji,
tempat penjualan emas dan lain-lain.
d. Barang Jaminan Perum Pegadaian
Bagi nasabah yang ingin memperoleh fasilitas pinjaman dari Perum
Pegadaian, maka hal yang paling penting diketahui adalah masalah barang
yang dapat dijadikan jaminan. Perum Pegadaian dalam hal jaminan telah
menetapkan ada beberapa jenis barang berharga yang dapat diterima untuk
digadaikan. Barang-barang tersebut nantinya akan ditaksir nilainya, sehingga
dapatlah diketahui berapa nilai taksiran dari barang yang digadaikan.
Besarnya jaminan diperoleh dari 80 hingga 90 persen dari nilai taksiran.
Semakin besar nilai taksiran barang, maka semakin besar pula pinjaman yang
diperoleh. Menurut Kasmir (2004: 250) mengemukakan bahwa jenis-jenis
barang berharga yang dapat diterima dan dapat dijadikan jaminan oleh Perum
Pegadaian adalah sebagai berikut:
1) Barang-barang atau benda-benda perhiasan antara lain:
a) Emas
b) Perak
c) Intan
d) Berlian
e) Mutiara
f) Platina
g) Jam
2) barang-barang berupa kendaraan seperti:
a) Mobil
b) Sepeda motor
c) Sepeda
3) Barang-barang elektronik antara lain:
a) Televisi
b) Radio
c) Radio tape
d) Video
e) Komputer
f) Kulkas
g) Tustel
h) Mesin tik
4) Mesin-mesin seperti:
a) Mesin jahit
b) Mesin kapal motor
5) Barang-barang keperluan rumah tangga seperti:
a) Barang tekstil, berupa pakaian, permadani atau kain batik.
b) Barang-barang pecah belah
Barang-barang pecah belah dapat dijadikan jaminan dengan catatan
bahwa semua barang-barang yang dijaminkan haruslah dalam kondisi
baik dalam arti masih dapat dipergunakan atau bernilai. Hal ini bagi
pegadaian sangat penting mengingat apabila nasabah tidak dapat
mengembalikan pinjamannya, maka barang jaminan akan dilelang
sebagai penggantinnya.
Sedangkan menurut Sigit Triandaru dan Totok Budi Santoso (2006:
218) mengemukakan bahwa pada dasarnya hampir semua barang bergerak
dapat digadaikan di pegadaian dengan pengecualian untuk barang-barang
tertentu. Barang-barang yang dapat digadaikan meliputi :
1) Barang perhiasan
Meliputi perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara,
dan batu mulia.
2) Kendaraan
Berbagai jenis kendaraan yang dapat digadaikan diantaranya: mobil,
sepeda motor, sepeda, dan kendaraan lainnya.
3) Barang elektronik
Barang elektronik dapat berupa kamera, refrigerator, freezer, radio, tape
recorder, video player, televisi, dan lainnya.
4) Barang rumah tangga
Barang rumah tangga yang dapat dijadikan barang agunan diantaranya:
perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lainnya.
5) Mesin-mesin
6) Tekstil
7) Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum Pegadaian
Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan
sumber daya manusia yang ada di pegadaian, maka perlunya meminimalkan
risiko yang ditanggung oleh Perum Pegadaian, serta memperhatikan peraturan
yang berlaku. Oleh karena itu terdapat barang-barang tertentu yang tidak
dapat digadaikan. Barang-barang tersebut meliputi:
1) Binatang ternak
2) Binatang ternak tidak dapat dijadikan sebagai barang agunan karena
memerlukan tempat penyimpanan khusus dan memerlukan cara
pemeliharaan khusus.
3) Hasil bumi
Hasil bumi tidak dapat digunakan sebagai barang agunan karena mudah
rusak atau busuk.
4) Barang dagangan dalam jumlah besar
Barang dagangan dalam jumlah besar tidak dapat dijadikan sebagai
agunan karena harus memerlukan tempat penyimpanan yang sangat besar
yang tidak dimiliki oleh pegadaian.
5) Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut
6) Barang yang amat kotor
7) Kendaraan sangat besar
8) Barang-barang seni yang sulit ditaksir
9) Barang yang sangat mudah terbakar
10) Senjata api, amunisi, dan mesiu
11) Barang yang disewabelikan
12) Barang milik pemerintah
13) Barang ilegal
3. Tinjauan Tentang Kredit
a. Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti
kepercayaan (truth). Dengan demikian dasar dari kredit adalah kepercayaan
seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit, bahwa dalam waktu
yang akan datang sanggup untuk memenuhi segala sesuatu yang telah
dijanjikan.
Didalam pemberian kredit, pihak kreditur akan memberikan uangnya
kepada pihak debitur sesuai dengan waktu yang telah disepakati sedangkan
pihak debitur berjanji melunasi segala sesuatu yang telah diberikan sesuai
dengan waktu dan ketentuan lainnya yang telah disepakati bersama.
Muchdarsyah Sinungan (1993: 3) mengemukakan bahwa kreditur
adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan
prestasi tersebut akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan
datang disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga.
Menurut Raimond P. Kent yang dikutip Thomas Suyatno (1995: 13)
mengemukakan kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau
kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta atau pada
waktu yang akan datang karena pembayaran barang-barang sekarang.
Sedangkan pengertian kredit dalam arti ekonomi berupa penundaan
pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang,
uang, maupun jasa. Disini yang menjadi unsur pokok kredit adalah fungsi
uang sebagai Store Of Value, disamping sebagai Standart Of Defered
Payment.
b. Unsur-unsur Pokok Kredit
Menurut Ruddy Tri Santoso (1996: 10) unsur-unsur didalam suatu pokok
perkreditan adalah :
1) Kepercayaan
Yaitu keyakinan atas uang yang dipinjamkan tersebut akan diterima
kembali pembayaran pokok dan bunganya sesuai jangka waktu yang telah
disepakati.
2) Waktu
Yaitu agio akan pertambahan nilai uang yang diterima saat ini dengan
masa yang akan datang dimana tentunya nilai uang sekarang akan lebih
tinggi daripada nilai uang diwaktu yang akan datang.
3) Degree of Risk
Yaitu risiko yang terjadi akibat kesenjangan waktu dari pemberian
pinjaman tersebut. Asumsi risiko ini didasarkan pertimbangan bahwa
dengan semakin tinggi tingkat risiko, karena kemampuan manusia untuk
menerobos masa datang selalu ada unsur ketidakpastian yang tidak dapat
diprediksi sekarang. Dengan adanya unsur ini maka diperlukan jaminan
yang memadai.
4) Prestasi
Yaitu pemberian kredit sebenarnya tidak hanya sebatas pemberian
pinjaman dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk barang dan jasa
atau sejenisnya. Namun demikian dengan kemajuan jaminan pada masa
kini maka kompensasi perwujudannya adalah dalam bentuk uang.
c. Tujuan Penggunaan Kredit
Ruddy Tri Santoso (1996: 33) mengemukakan bahwa tujuan dari penggunaan
kredit adalah :
1) Memenuhi kebutuhan nasabah dalam penyediaan uang tunai saat ini.
2) Mempertahankan standar perkreditan yang layak dan memperhitungkan
risiko usaha dari ekspansi kredit tersebut.
3) Mengevaluasi berbagai kesempatan usaha yang baru.
4) Mendatangkan keuntungan bagi pihak Bank dan pada saat yang sama
menyediakan likuiditas yang memadai.
d. Jenis-jenis Kredit
Menurut Ruddy Tri Santoso (1996: 7) jenis kredit dapat dikelompokan dari
beberapa sudut, yaitu:
1) Kredit menurut jangka waktu
a) Kredit jangka pendek
Yaitu Kredit yang berjangka waktu selama-lamanya satu tahun. Jadi
pemkaian dari kredit tersebut tidak melebihi waktu satu tahun.
b) Kredit jangka menengah
Kredit yang berjangka waktu antara satu tahun hingga tiga tahun.
c) Kredit jangka panjang
Kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun. Pada umumnya
merupakan kredit investasi yang bertujuan untuk menambah modal
perusahaan dalam rangka untuk melakukan rehabilitasi serta pendirian
proyek baru.
2) Kredit menurut kegunaannya
a) Kredit konsumtif
Yaitu kredit yang digunakan oleh peminjam untuk keperluan
konsumsi, artinya uang kredit habis terpakai untuk memenuhi
kebutuhannya.
b) Kredit produktif
Yaitu kredit yang digunakan untuk uisaha produksi, perdagangan,
maupun investasi.
c) Kredit produksi atau eksploitasi
Yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai modal kerja perusahaan
dan untuk menutup biaya-biaya eksploitasi perusahaan secara luas.
d) Kredit perdagangan
Yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan perdagangan pada
umumnya yang berarti peningkatan utility of place.
3) Kredit dilihat dari cara pembayarannya
a) Pinjaman Angsuran
Merupakan suatu pinjaman dengan pengembalian pinjaman pokoknya
melalui cara angsuran secara bertahap
b) Pinjaman Tetap
Merupakan suatu pinjaman dengan cara pengembalian pokok
pinjaman menurut jangka waktu tertentu.
c) Demand Loan
Merupakan suatu pinjaman yang dapat ditarik sewaktu-waktu sesuai
dengan fasilitas yang tersedia dan pengembaliannya menurut jangka
waktu tertentu.
d) Pinjaman Rekening Koran
Merupakan fasilitas kredit yang disediakan oleh bank sesuai mutasi
rekening nasabah yang terutama ditujukan untuk menunjang transaksi
perdagangan.
e) Pinjaman Promes
Merupakan pinjaman yang didasarkan atas jaminan promes sesuai
nominal atau jatuh tempo pembayarannya.
f) Pinjaman Call Money
Merupakan pinjaman antar bank yang pembayarannya didasarkan atas
nominal dan jangka waktu jatuh temponya sesuai tingkat suku bunga
yang telah disepakati bersama.
4) Kredit dilihat dari sudut jaminannya
a) Kredit Tanpa Agunan
Dalam SK Direksi BI. No. 23/69/KEP/DIR tentang jaminan pemberian
kredit, di dalam pasal 2 telah diatur ketentuan bahwa bank tidak
diperkenankan memberi kredit kepada siapapun tanpa jaminan kredit.
Adapun yang dimaksud dengan jaminan kredit adalah keyakinan bank
atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan
perjanjian. Jaminan pemberi kredit diperoleh bank melalui penilaian
seksama terhadap watak, kemampuan, modal, dan prospek usaha
debitur.
b) Kredit Agunan
Agunan yang diberikan untuk suatu kredit adalah sebagaimana diatur
dalam pasal 1c yang secara rinci antara lain adalah sebagai berikut :
(1) Agunan barang baik barang tetap maupun barang tidak tetap.
(2) Agunan pribadi.
(3) Agunan efek-efek saham, obligasi, dan sertifikat yang didaftar di
bursa efek.
Menurut Thomas Suyatno (1995: 84) kredit gadai sendiri didefinisikan
sebagai kredit atas dasar hukum gadai yang mana mempunyai ciri-ciri
mengenai jumlah pinjamannya, tenggang waktu, serta bunga pinjaman
yang semuanya ditetapkan berdasarkan golongan barang jaminan.
Secara umum kredit gadai dapat dilihat hampir sama dengan kredit-kredit
yang disalurkan oleh lembaga keuangan lainnya.
Thomas Suyatno (1995: 84) mengemukakan bahwasanya tujuan dari
kredit gadai terdiri dari:
a) Kredit Konsumsi
Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya
proses konsumtif.
b) Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk memperlancar jalannya proses produktif.
c) Kredit Perdagangan
Kredit yang digunakan untuk membeli barang-barang yang akan dijual
kembali.
Pelaksanaan kredit terjadi melalui beberapa tahapan yaitu sejak adanya
permohonan kredit sampai dengan diterimanya kredit. Dalam hal ini Roos
Kities A (1994: 68) mengemukakan bahwasanya terjadinya hak gadai
dapat dipisahkan dalam 2 tahapan, yaitu:
a) Perjanjian pinjaman uang dengan janji sanggup memberikan benda
bergerak sebagai jaminan.
Perjanjian pinjaman tersebut dituangkan dalam surat bukti kredit.
b) Penyerahan barang gadai dalam kekuasaan penerima gadai.
Di dalam proses penyerahannya, barang gadai tersebut harus
dilepaskan dari kekuasaan debitur atau pemberi gadai, dan tidak boleh
hanya berdasarkan pernyataan dari debitur saja sedangkan benda gadai
yang bersangkutan masih berada dalam kekuasaan debitur tersebut.
e. Fungsi Kredit
Fungsi kredit dalam perekonomian, perdagangan dan keuangan adalah
sebagai berikut:
a) Kredit dapat meningkatkan daya guna uang
Kredit yang disalurkan kepada nasabah dapat digunakan untuk usaha-
usaha yang bermanfaat, baik bermanfaat untuk pengusaha maupun
masyarakat.
b) Kredit dapat meningkatkan peredaran lalu lintas uang
Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan
pembayaran baru seperti cek, giro bilyetdan wesel sehingga apabila
pembayaran tersebut akan meningkatkan peredaran uang giral
sedangkan apabila penarikan kredit dilakukan secara tunai dapat pula
meningkatkan peredaran uang kartal.
c) Kredit dapat meningkatkan peredaran barang
Melalui penjualan barang secara kredit dapat meningkatkan peredaran
barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Pembelian tersebut
uangnya berasal dari kredit.
d) Kredit sebagai salah satu stanilitas ekonomi
Kredit yang diberikan secara selektif dan terarah dapat melindungi
usaha yang bersifat nonspekulatif dan produktif untuk meningkatkan
produksi dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri.
e) Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan
Dengan pinjaman kredit, pengusaha dapat memperluas usahanya
dengan demikian banyak menyerap tenaga kerja untuk melaksanakan
proyek tersebut. Dengan tertampungnya para tenaga kerja tersebut
akan meningkatkan pemerataan pendapatan.
f) Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional
Pengusaha memperoleh kredit dengan tujuan untuk memperluas usaha.
dengan demikian dapat meningkatkan profit, jika profit meningkat
maka besarnya pajak yang ditanggung oleh pemerintah akan
bertambah, penghasilan negara akan ikut bertambah dan penggunaan
devisa untuk keperluan konsumsi akan berkurang. Dengan demikian
secara langsung maupun tidak langsung pendapatan nasional akan
bertambah.
g) Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional
Melalui kredit akan menjalin hubungan antar negara baik dari pemberi
kredit maupun penerima kredit akan mempererat hubungan ekonomi
antar negara yang bersangkutan tetapi juga dapat meningkatkan
hubungan internasional.
f. Prinsip Pemberian Kredit
Dalam pemberian kredit harus dilandasi keyakinan akan jumlah kredit
yang akan diberikan dengan harapan benar-benar kredit tersebut akan
kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum
kredit tersebut diberikan. Berikut prinsip dalam pemberian kredit antara
lain:
a) Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak orang yang akan diberikan
kredit benar-benar dapat dipercaya untuk dapat mengembalikan kredit.
Keyakinan ini dapat dilihat dari latar belakang nasabah baik dari
pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti gaya hidup yang
dianutnya.
b) Capacity
Kemampuan dari nasabah daapt dilihat dari pendidikannya dan untuk
kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuan dalam memahami
tentang ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuan selama
ini dalam menjalankan usahanya, dengan demikian akan terlihat
kemampuan dalam mengembalikan kredit yang diterima.
c) Capital
Untuk melihat penggunaan modal yang efektif, dapat dilihat dari
leporan keuangan dengan melakukan pengukuran dari segi likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas dan ukuran yang lainnya.
d) Collateral
Jaminan yang diberikan kepada nasabah dapat berupa fisik maupun
non fisik. Jaminan hendaknya melebihi dari jumlah kredit yang akan
diberikan dan jaminan tersebut harus diteliti keabsahannya, sehingga
akan mengurangi terjadinya suatu masalah.
e) Condition
Dalam memberikan kredit hendaknya perlu dinilai kondisi ekonomi
dan politik sekarang maupun yang akan datang sesuai dengan prospek
usaha masing-masing yang sedang dijalankan. Penilaian prospek
bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek
yang baik, sehingga kemungkinan kecil terjadi kredit bermasalah.
B. Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan
yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Lusi Listyaningrum dengan judul Upaya
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran dalam Pemberdayaan Ekonomi bagi
Masyarakat di Kota Surakarta. Masalah yang dibahas dalam penelitian tersebut
adalah Bagaimana upaya Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran dalam
pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat di kota Surakarta.. Kesimpulan dari
penelitian tersebut bahwa upaya Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran dalam
pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat diwujudkan melalui produk yang baru
dikeluarkan, mengutamakan pelayanan dan mengadakan sosialisasi kepada
masyarakat.
Kesamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sedang penulis
lakukan adalah kesamaan pada objek penelitiannya yaitu Perum Pegadaian Cabang
Cokronegaran Surakarta. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah terletak
pada masalah yang diteliti. Penelitian sebelumnya membahas tentang Upaya yang
dilakukan, sedangkan penelitian sekarang lebih mengarah bagaimana peran dari
Perum pegadaian cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit kepada
masyarakat di Surakarta.
C. Kerangka Pemikiran
Apabila dilihat dari fungsi serta kegiatan usahanya, Perum Pegadaian
merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang kegiatan
utamanya adalah perkreditan dengan prosedur yang sederhana, dalam waktu
yang singkat, serta aman. Terdapat dua hal yang menjadikan Perum
Pegadaian sebagai lembaga keuangan bukan Bank, yaitu :
1. Transaksi pembiayaan yang diberikan oleh Perum Pegadaian mirip
dengan pinjaman yang diberikan oleh bank, namun yang membedakan
bahwa Perum Pegadaian memberikan pembiayaan atas dasar hukum
gadai bukan dengan peraturan pinjam meminjam biasa.
2. Usaha pegadaian di Indonesia dimonopoli oleh satu badan usaha saja
yaitu Perum Pegadaian.
Untuk memudahkan alur pemikiran peneliti, akan ditunjukkan melalui
skema sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pola pemikiran di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta merupakan lembaga
keuangan non bank yang memberikan kredit atas dasar hukum gadai kepada
masyarakat. Dalam upaya penyaluran kredit kepada masyarakat ditunjang
oleh faktor pendukung maupun faktor penghambat.
Perum Pegadaian
cabang
FaktorPenghambat
FaktorPendukung
PenyediaanDana
PenyaluranKredit
Masyarakat
BAB III
METODOLOGI
Metodologi merupakan penjelasan proses pelaksanaan suatu penelitian
sehingga mendapatkan hasil sesuai yang dikehendaki. Metodologi penelitian
perlu ditentukan terlebih dahulu sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan.
Dengan adanya metode penelitian, kita dapat melakukan usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan melakukan penarikan kesimpulan terhadap
kebenaran suatu peristiwa dengan memakai metode-metode ilmiah sehinggan
hasil yang kita buat dapat dipertanggungjawabkan. Adapun bagian-bagian yang
digunakan untuk memandu penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam suatu penelitian memerlukan tempat untuk mendapatkan objek
yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan penelitiannya di
Perum Pagadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dengan alasan sebagai
berikut.
a. Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta terdapat data yang
dibutuhkan peneliti untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
b. Letak Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta yang dekat dengan
tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian mulai dari proposal dibuat sampai dengan selesainya
skripsi diperkirakan akan memakan waktu selama 6 bulan. Terhitung sejak
November 2008 sampai bulan April 2009. Jadwal penelitian adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Jadwal Penelitian
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Dalam mengadakan suatu penelitian, pemilihan metode yang tepat sangat
menentukan keberhasilan suatu penelitian. Pemilihan metode penelitian harus
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Ketepatan dan
kesesuaian dalam pemilihan metode penelitian dapat mendukung dalam proses
pemilihan metode pendekatan penelitian. Ada beberapa jenis metode
pendekatan penelitian yang dapat dipergunakan sebagai pedoman penelitian
yaitu : (1) Metode sejarah, (2) metode deskriptif, (3) metode eksperimental, (4)
metode grounded research, (5) metode penelitian tindakan (Moh. Nazir, 1999).
Menurut Skager&Weinberg (1971: 101-110) metode penelitian deskriptif ada
lima yaitu (1) Naturalistic Observation, (2) Observational Studies, (3) Surveys,
(4) The Case Study, (5) Development Studies.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif dengan metode deskriptif.
a. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka
yang diteliti, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit.
Menurut Lexy J. Moleong (2007: 6), Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan, dan lain-
lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.
b. Metode Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan membuat
deskripsi, gambaran, dan lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta dan sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Menurut Moh. Nazir (1999: 63), Metode deskriptif adalah suatu metode
dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Sesuai dengan tujuan penelitian dan sifat masalahnya, maka dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan alasan sebagai
berikut:
a. Metode penelitian deskriptif ditujukan pada masalah-masalah aktual yang
ada dan terjadi pada masa sekarang
b. Metode penelitian deskriptif tidak hanya terbatas pada pengumpulan data
saja tetapi juga dalam hal pengolahan data, analisis data kemudian
menginterpretasikan data tersebut.
c. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk kepentingan masa sekarang
dan masa yang akan datang.
2. Strategi penelitian
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang,
tunggal berarti hanya ada satu ruang lingkup lokasi penelitian yaitu Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta. Terpancang maksudnya adalah
hanya ada satu ruang lingkup penelitian yaitu peran perum pegadaian cabang
cokronegaran surakarta. Strategi tunggal terpancang pada tujuan penelitian
maksudnya adalah apa yang diteliti dibatasi pada satu masalah yaitu usaha
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta dalam penyaluran kredit
kepada masyarakat di surakarta.
C. Sumber Data
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena
ketepatan dalam memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan
ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Jenis data dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Narasumber (Informan)
Posisi sumber data manusia dalam penelitian kualitatif sangat penting
perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan
narasumber memiliki posisi yang sama, narasumber bukan hanya sekedar
memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi bisa lebih memilih
arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi ini
sumber data yang berupa manusia dalam penelitian kualitatif disebut informan.
Informan pada penelitian ini terdiri dari pihak perum pegadaian dan nasabah.
2. Peristiwa atau Aktivitas
Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau
perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Dari
pengamatan dan peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses
bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara
langsung. Peristiwa sebagai sumber beragam dari berbagai peristiwa baik yang
terjadi secara sengaja ataupun tidak.
Peristiwa atau aktivitas pada penelitian ini terdiri dari kegiatan Perum
Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta.
3. Tempat atau Lokasi
Tempat atau lokasi berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian
juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh
peneliti. Informasi mengenai lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa
digali sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya.
Tempat atau lokasi dalam penelitian ini adalah lingkungan Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta.
4. Benda, Beragam Gambar dan Rekaman
Beragam benda yang terlibat dalam suatu peristiwa atau kegiatan yang
berupa benda sederhana sampai peralatan yang paling rumit yang bisa menjadi
sumber data yang penting untuk dimanfaatkan dalam penelitian. Benda sebagai
alat perlengkapan bisa menjadi sumber informasi mengenai suatu kegiatan
dilakukan dan seberapa sering digunakan.
Beragam gambar yang ada dan berkaitan dengan aktivitas dan kondisinya
bisa juga dimanfaatkan sebagai sumber data. Rekaman yang bersifat audio
maupun visual, rekaman sebagai bagian dari suatu peristiwa yang terjadi.
Benda, Beragam Gambar dan Rekaman untuk memperkuat data dalam
penelitian ini didapatkan dari Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta.
D. Teknik Sampling (Cuplikan)
Dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor
kontekstual, jadi maksud sampling adalah untuk menjaring sebanyak mungkin
informasi dari berbagai macam sumber, tujuannya adalah untuk merinci
kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik.
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Menurut Lexy J Moleong (2007: 224), Maksud dari sampling ialah
menggali informasi yang akan menjadi dari rancangan dan teori yang muncul
oleh sebab itu dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel
bertujuan (Purposive sampling). Sumber data yang digunakan tidak sebagai
mewakili populasinya tetapi mewakili informasinya, dalam menentukan
sampling berdasarkan atas pertimbangan tertentu, yaitu informan yang
mengetahui informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya.
Ciri-ciri sampel bertujuan menurut Lexy J Moleong (2007: 224):
1. Rancangan sampel yang muncul : sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.
2. Pemilihan sampel secara berurutan : tujuan memperoleh variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis.
3 Penyesuaian berkelanjutan dari sampel : pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunaannya, namun sesudah makin banyaknya informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, maka sampel dipilih atas dasar fokus penelitian.
4 Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: pada sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas informasi dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring maka penarikan sampel dapat diakhiri.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian diperlukan teknik dan alat pengumpulan data yang
tepat. Dengan demikian akan memungkinkan tercapainya pemecahan masalah
secara valid dan reliabel. Ada tiga teknik pengumpulan data secara langsung,
yaitu:
1. Wawancara
Sumber data yang penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa
manusia yang berada dalam posisi sebagai narasumber. Untuk mendapatkan
informasi dari sumber data diperlukan wawancara, yang dalam penelitian
kualitatif khususnya dilakukan dengan wawancara mendalam. Secara umum
terdapat dua jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur maupun tidak
terstruktur, ini yang disebut wawancara mendalam.
Terstruktur sering juga disebut wawancara terfokus. Dalam wawancara ini
masalah terlebih dulu ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara berlangsung.
Pertanyaan yang disampaikan telah diformulasikan dan diharapkan responden
menjawab sesuai dengan kerangka kerja dari pewawancara serta definisi
permasalahannya. Biasanya wawancara ini dilakukan dalam situasi yang formal.
karena peneliti merasa tidak tahu apa yang belum diketahuinya. Dengan
demikian pertanyaan dilakukan dengan open-ended dan mengarah pada Tidak
terstruktur kedalaman informasi serta dilakukan dengan tidak formal, guna
menggali pandangan subyek yang diteliti tentang banyak hal yang bermanfaat
untuk menjadi dasar penggaliannya secara lebih jauh dan mendalam.
2. Observasi
Teknik observasi ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung
terhadap objek peneliti dan mencatat fenomena yang diselidiki melalui
penglihatan dan pendengaran. Teknik observasi ini digunakan untuk menggali
data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda serta
rekaman gambar. Menurut Hadari Nawawi (1995: 94), Observasi langsung
adalah Cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan
pencatatan gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya
langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang
terjadi.
Peneliti melakukan kegiatan secara langsung tentang bagaimana kegiatan
Perum Pegadaian cabang Cokronegaran Surakarta dalam memberikan kredit
kepada masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan sekali tetapi dilakukan
beberapa kali agar diperoleh data yang valid.
3. Dokumentasi
Menurut Suharsini Arikunto (2002: 135) Dokumentasi dari asal katanya
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku
majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagaianya. dalam penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data berupa catatan-
catan yang berhubungan dengan penyaluran kredit kepada masyarakat di
Surakarta, sejarah Perum Pegadaian, Struktur organisasi Perum Pegadaian dan
sebagainya.
F. Validitas Data
Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan
data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk
menggali data yang benar-benar diperlukan bagi penelitiannya. ketepatan data
tersebut tidak hanya tergantung pada ketepatan memilih sumber dan teknik
pengumpulannya tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas data.
Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data.
Triangulasi data cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan
data wajib menggunakan beragam sumber yang tersedia. Artinya data yang
sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang
berbeda.
Menurut Patton dalam HB Sutopo (2002: 78), Ada empat macam teknik
triangulasi, yaitu (1) triangulasi data, (2) triangulasi peneliti, (3) triangulasi
metodologis, (4) trangulasi teori. Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data
yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi metodologis.
Triangulasi sumber adalah penelitian dengan menggunakan berbagai sumber
yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sejenis. Triangulasi metodologis
yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data yang sejenis tetapi
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda.
G. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan data
ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis. Penelitian ini menggunakan model analisis
interaktif yaitu tiap komponen analisis, aktivitasnya dilakukan dengan cara
interaksi, baik antar komponen maupun dengan proses pengumpulan data dalam
proses yang berbentuk siklus.
Menurut HB. Sutopo (2002: 91), Dalam proses analisis terdapat tiga
langkah utama yang harus benar-benar dipahami oleh setiap peneliti kualitatif.
Tiga komponen utama tersebut adalah (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3)
penarikan kesimpulan serta verifikasinya (Miles&Huberman, 1984). Adapun
penjelasannya adalah :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan memperoleh informasi yang berupa
data yang dikumpulkan melalui berbagai teknik.
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan
proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari field
note.
3. Sajian data
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam
bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan.
4. Penarikan simpulan atau verifikasi
Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan, sedangkan verifikasi dapat berupa kegiatan yang
dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian (HB Sutopo, 2002).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema analisis interaktif berikut ini :
Gambar 2 : Skema analisis interaktif
(Sumber:HB. Sutopo, 2002: 96)
H. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian adalah langkah-langkah dalam melaksanakan suatu
penelitian.Tahaptahap dalam prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap,
yaitu :
1. Tahap Pertama
Tahap ini terdiri dari : (1) menyusun proposal penelitian, (2) memilih
tempat penelitian yaitu Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta, (3)
mengurus perijinan ke Fakultas dan tempat penelitian yaitu Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta (4) menilai lapangan apakah terdapat data
untuk memecahkan masalah yang diteliti.
Pengumpulan Data
Penarikan simpulan/verifikasi
Sajian Data
Reduksi Data
2. Tahap Kedua
Tahap pelaksanaan penelitian, peneliti mulai mengadakan observasi,
survei dan pengumpulan data di lapangan.
3. Tahap Ketiga
Terdiri dari analisis data, penarikan kesimpulan, penulisan, penyusunan
laporan penelitian, dan perbanyak laporan.
Untuk memudahkan peneliti melangkah, peneliti menyajikan skema
prosedur penelitian sebagai berikut :
Gambar 3 : Skema Prosedur Penelitian(Sumber : Miles&Huberman dalam Soetardi, 2005:25)
PenulisanProposal
PersiapanPelaksanaan
Mengumpulkan Data dan
Analisis Awal
AnalsisAkhir
Perbanyak Laporan
Penarikankesimpulan
Penulisan laporan
Pengembangan implikasi kebijakan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Keadaan Geografis Kota Surakarta
Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang
menunjang kota-kota lainnya, seperti Semarang dan Yogyakarta. Wilayah Kota
Surakarta dikenal dengan nama KOTA SOLO, merupakan wilayah dataran
rendah dan berada diantara pertemuan sungai Pepe, Sungai Jenes dan Sungai
Bengawan Solo, dengan ketinggian + 92 m dari permukaan laut . Kota Surakarta
merupakan kota yang terletak ditengah antara kabupaten-kabupaten se-eks
Karesidenan Surakarta, yang berbatasan:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Boyolali.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Sukoharjo.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten
Karanganyar.
Wilayah Kota Surakarta mempunyai areal tanah seluas 4.404,06 Ha. Keadaan
tanah secara umum adalah datar, hanya sebagian di sebelah utara dan timur agak
bergelombang dengan jenis tanah liat. Secara administrasi, Kota Surakarta terbagi
menjadi 5 daerah kecamatan, yaitu: kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan.
Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres dan Kecamatan Banjarsari. Sebagian
besar lahan Kota Surakarta dipakai untuk pemukiman penduduk seluas 61,47%
sedangkan untuk kegiatan perekonomian berkisar antara 20% dari luas lahan yang
ada. Kota Surakarta memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 25,9C sampai
dengan 27,9C disertai dengan kelembaban udara yang berkisar antara 69%
sampai dengan 86%. Hari hujan terbanyak jatuh pada bulan Desember dengan
curah hari hujan sebanyak 27 hari sedangkan curah hujan terbanyak sebesar
1025,8mm jatuh pada bulan Desember.
2. Gambaran Umum Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran Surakarta terletak di Jl. Sutan Syahrir
No. 39 Surakarta. Keberadaan Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran tidak
jauh dari pusat perekonomian kota Surakarta yaitu pasar, stasiun, perbankan, serta
pusat perbelanjaan lainnya. Hal ini sangat menguntungkan bagi Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran karena dengan lokasi yang strategis mudah untuk dikenal,
selain itu Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran dapat menarik perhartian dari
nasabah disekitarnya mengingat pasar, stasiun dan pusat perbelanjaan sebagai
tempat berkumpulnya bagi sejumlah orang yang mempunyai kepentingan.
Keberadaan Perum Pegadaian mudah ditempuh serta berada tepat dipinggir jalan
tanpa memasuki jalan yang rumit, oleh karena itu sangat mudah untuk dicari serta
dikenalkan bagi yang membutuhkan maupun orang yang melintas di kawasan
tersebut.
Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran memiliki sebuah gedung yang layak
untuk menjalankan kegiatan usahanya, dan didalamnya terdapat fasilitas-fasilitas
seperti:
a. Ruang Kantor, terdiri dari :
1) Ruang tunggu nasabah
2) Ruang tamu
3) Ruang kerja/staff
4) Ruang lelang
5) Ruang Kepala Cabang
6) Ruang arsip
7) Ruang serba guna
8) Gudang barang jaminan
9) Musholla
10) Kamar kecil
b. Lingkungan Kantor
Lingkungan kantor terdiri dari:
1) Pagar keliling
2) Papan Nama (papan nama perusahaan, papan nama Sub Unit
Korpri/Dharma Wanita)
3) Halaman/tempat parkir
4) Pertamanan, rumput dan tanaman hias
5) Tiang Bendera
Kegiatan usaha yang dijalankan oleh Perum Pegadaian Cabang Cokronegaran
Surakarta selalu mengalami perkembangan dari tahun ketahun yang diiringi pula
dengan kenaikan nilai barang jaminan yang dijadikan agunan. Barang-barang
rumah tangga serta kain sekarang sudah tidak dijumpai di Perum Pegadaian
Cabang Cokronegaran Surakarta. Sekarang berganti menjadi perhiasan, barang
elektronik, sepeda serta sepeda motor ataupun mobil, mengingat dengan barang
jaminan tersebut dapat menerima pinjaman lebih tinggi bila dibandingkan dengan
barang-barang rumah tangga serta kain.
3. Sejarah Perum Pegadaian
Sejarah lahirnya pegadaian dimulai pada saat Pemerintahan Belanda (VOC)
dengan mendirikan Bank Van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan
kredit dengan menggunakan sistem gadai. Lembaga ini didirikan di Batavia pada
tanggal 20 Agustus 1746. Pada saat Inggris mengambil alih pemerintahan pada
tahun 1811-1816, Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan
masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asalkan
mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat. Pada saat Belanda berkuasa
kembali dikeluarkan Staatblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang
mengatur bahwa usaha pegadaian merupakan monopoli pemerintah dan tanggal 1
April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat),
selanjutnya pada tanggal 1 April dikenal dan diperingati sebagai hari ulang tahun
pegadaian. Sejak awal kemerdekaan, pegadaian dikelola oleh pemerintah dan
sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara sejak 1
Januari 1961 kemudian berdasarkan PP. No. 7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan
dan berdasarkan PP. No. 103/2000 berubah lagi menjadi Perusahaan Umum
hingga sekarang. Kini usia pegadaian telah berusia lebih dari seratus tahun
dengan segala peningkatan baik kualitas maupun kuantitasnya serta manfaat yang
semakin dirasakan bagi masyarakat baik dari golongan menengah maupun
kebawah. Disamping berusaha memberikan pelayanan umum berupa penyediaan
dana atas dasar hukum gadai, manajemen Perum Pegadaian juga berusaha agar
pengelolaan usaha ini sedapat mungkin tidak mengalami kerugian. Perum
Pegadaian diharapkan akan dapat mengalami keuntungan atau setidaknya
penerimaan yang didapat mampu menutup seluruh biaya dan pengeluaran sendiri.
4. Struktur Organisasi Perum Pegadaian
Struktur Organisasi merupakan gambaran secara sistematis yang berisi tugas
dan tanggungjawab dari masing-masing bagian yang ada dalam suatu organisasi
atau perusahaan. Didalam s