34
BAB I PENDAHULUAN Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh. Hal ini muncul akibat kejadian pada hemostasis tubuh yang serius seperti, perdarahan yang masif, trauma atau luka bakar yang berat (syok hipovolemik), infark miokard luas atau emboli paru (syok kardiogenik), sepsis akibat bakteri yang tidak terkontrol (syok septik), tonus vasomotor yang tidak adekuat (syok neurogenik) atau akibat respons imun (syok anafilaktik). 1 Jika hal ini berlanjut maka akan terjadi hipoksia jaringan, pembentukan asam laktat akibat metabolisme anaerob yang dapat menyebabkan kerusakan organ. (2) Secara umum syok diklasifikasikan ke dalam 4 kelompok besar berdasarkan penyebabnya yaitu syok kardiogenik, syok distributif, syok hipovolemik dan syok obstruktif. 1,2 Syok hipovolemik dimana terjadi penurunan volume darah pada sistem vaskuler sehingga terjadi perfusi jaringan yang tidak adekuat, syok distributif Referat Syok Hipovolemik Hal. 1

syok hipovolemik

  • Upload
    hazelel

  • View
    113

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Syok hipovolemik bagian anestesi

Citation preview

Page 1: syok hipovolemik

BAB I

PENDAHULUAN

Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan

metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang

adekuat ke organ-organ vital tubuh. Hal ini muncul akibat kejadian pada hemostasis tubuh yang

serius seperti, perdarahan yang masif, trauma atau luka bakar yang berat (syok hipovolemik),

infark miokard luas atau emboli paru (syok kardiogenik), sepsis akibat bakteri yang tidak

terkontrol (syok septik), tonus vasomotor yang tidak adekuat (syok neurogenik) atau akibat

respons imun (syok anafilaktik).1 Jika hal ini berlanjut maka akan terjadi hipoksia jaringan,

pembentukan asam laktat akibat metabolisme anaerob yang dapat menyebabkan kerusakan

organ.(2)

Secara umum syok diklasifikasikan ke dalam 4 kelompok besar berdasarkan

penyebabnya yaitu syok kardiogenik, syok distributif, syok hipovolemik dan syok obstruktif.1,2

Syok hipovolemik dimana terjadi penurunan volume darah pada sistem vaskuler sehingga terjadi

perfusi jaringan yang tidak adekuat, syok distributif atau vasogenik dimana terjadi vasodilatasi

pembuluh darah dengan volume darah yang normal, syok kardiogenik dimana terjadi penurunan

cardiac output akibat abnormalitas miokardium dan syok obstruktif dimana terjadi penurunan

cardiac output akibat obstruksi aliran darah pada jantung atau paru.(1)(2) Di bawah ini adalah

tabel tipe syok.

Referat Syok Hipovolemik Hal. 1

Page 2: syok hipovolemik

Tabel 1.1 Tipe Syok dengan contoh keadaan atau penyakit yang menyebabkannya

Dari keempat jenis syok di atas, syok hipovolemik merupakan tipe syok paling sering ditemui. (3)

Syok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana terjadi kehilangan cairan

dengan cepat yang berakhir pada kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh volume sirkulasi

yang tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang tidak adekuat. Syok hipovolemik dapat

disebabkan oleh kehilangan volume masif yang disebabkan oleh: perdarahan gastrointestinal,

nontraumatic internal bleeding (pecahnya aneurisma, ectopic rupture), vaginal bleeding, internal

dan eksternal hemoragi, atau kondisi yang menurunkan volume sirkulasi intravaskuler atau

cairan tubuh lain, intestinal obstruction, peritonitis, pankreatitis akut, ascites, dehidrasi, diare

berat atau muntah, diabetes insipidus, diuresis atau intake cairan yang tidak adekuat. Paling

sering, syok hipovolemik merupakan akibat kehilangan darah yang cepat.3,4

Diagnosis syok berdasarkan pada gejala klinis, hemodinamik dan tanda biokimia yang

secara garis besar disimpulkan ke dalam 3 komponen, yaitu; pertama, hipotensi yaitu tekanan

darah sistolik kurang dari 90mmHg atau mean arterial pressure (MAP) kurang dari 70mmHg

Referat Syok Hipovolemik Hal. 2

Page 3: syok hipovolemik

disertai dengan takikardi. Yang kedua, adanya gejala klinis yang berhubungan dengan

hipoperfusi jaringan, yang diketahui melalui 3 jendela tubuh; kulit (kulit teraba dingin dan

basah), ginjal (urine output <0,5ml/KgBB/jam) dan neurologi (perubahan status mental). Yang

ketiga yaitu adany hyperlactatemia yang mengindikasikan adanya abnormalitas pada

metabolisme oksigen di dalam sel (kadar lactate di dalam darah meningkat >1,5mmol/L). Pada

syok hipovolemik, gejala klinis yang muncul bergantung pada jumlah cairan tubuh yang hilang.

Gejalanya meliputi takikardi, hipotensi, penurunan jumlah urin, perubahan status mental dan

takipnea.4,5

Pada kasus syok hipovolemik, pengobatan dilakukan dengan resusitasi cairan untuk

menggantikan jumlah cairan yang keluar. Resusitasi menggunakan cairan kristaloid dan

ditambah darah jika ada perdarahan. Pada syok hipovolemik resusitasi menggunakan koloid

tidak berguna.4

Berikut ini akan dibahas lebih mendalam mengenai syok hipovolemik dan bagaimana

cara untuk menanganinya.

Referat Syok Hipovolemik Hal. 3

Page 4: syok hipovolemik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Syok hipovolemik adalah terganggunya sistem sirkulasi akibat dari volume darah dalam

pembuluh darah yang berkurang. Hal ini bisa terjadi akibat perdarahan yang masif atau

kehilangan plasma darah.1,6

2.2 Cairan Tubuh dan Kehilangan Darah

Cairan merupakan kandungan dari sebagian besar berat badan pada orang dewasa yang

sehat. Volume cairan tubuh total mengandung 60% dari berat badan laki-laki, dan 50% dari berat

badan perempuan. Tabel 2.1 di bawah menunjukkan jumlah cairan tubuh dan volume darah pada

laki-laki dan perempuan. Seorang laki-laki dewasa yang sehat dengan berat 80Kg memiliki

0,6x80=48 liter total cairan tubuh dan seorang perempuan dewasa sehat dengan berat 60Kg

memiliki 0,5x60=30 liter total cairan tubuh. Tabel 2.1 juga memperlihatkan perkiraan dasar berat

badan terhadap volume darah, yaitu 66ml/Kg untuk laki-laki dan 60ml/Kg untuk perempuan.

Seorang laki-laki dewasa sehat dengan berat 80Kg, maka memiliki volume darah 0,066x80=5,3

liter darah dan seorang wanita dengan berat 60Kg memiliki 0,06x60=3,6 liter darah. Berdasarkan

perkiraan tersebut, darah menunjukkan 11-12% dari jumlah total cairan tubuh.

Tabel 2.1 Cairan tubuh dan volume darahCairan Laki-laki Perempuan

Total cairan tubuh 600mL/Kg 500mL/KgJumlah darah 66mL/Kg 60mL/Kg

Plasma 40mL/Kg 36mL/KgEritrosit 26mL/Kg 24ml/kg

Referat Syok Hipovolemik Hal. 4

Page 5: syok hipovolemik

Dari tabel 2.1 memperlihatkan perbandingan antara volume total cairan tubuh, darah dan

komponen darah (plasma dan eritrosit) untuk seorang laki-laki dewasa dengan berat 80Kg.

Rumus tersebut menggambarkan skala untuk membantu memperlihatkan bahwa hanya sebagian

kecil dari total volume tubuh berada dalam vaskuler. Terbatasnya volume dalam aliran darah

merupakan suatu kerugian selama perdarahan berlangsung karena perdarahan yang kelihatan

sedikit dapat menyebabkan kehilangan yang signifikan dari volume darah.

2.3 Etiologi

Penyebab syok hipovolemik dapat berasal dari kehilangan plasma dan sel darah akibat

perdarahan ataupun akibat kehilangan plasma darah sendiri tanpa disertai kehilangan sel darah.

Perdarahan masif : dapat berasal dari luka terbuka yang merupakan penyebab yang sangat

jelas untuk syok hipovolemik. Namun, darah yang keluar tersebut dapat terselubung di dalam

rongga abdomen atau rongga thoraks, seperti pada keadaan hemothoraks, laserasi liver, limpa

atau ginjal, kehamilan ektopik dan perdarahan gastrointestinal, dan dapat pula terselubung

pada jaringan retroperitoneal (jika disertai dengan rupturnya aorta atau abnormalitas

pembekuan darah) atau berada di sekitar jaringan yang mengelilingi tulang yang fraktur

(contohnya yaitu kehilangan darah yang berhubungan dengan fraktur humerus pada orang

dewasa, darah yang keluar berkisar antara 500-1000mL, pada fraktur tibia dan fibula sekitar

750-1200mL, dan pada fraktur pelvis sekitar 1500-2500mL).

Kehilangan plasma darah : berkurangnya volume intravaskuler dapat terjadi pada berbagai

keadaan yang menyebabkan hilangnya cairan ekstraselular secara berlebihan, dengan atau

tanpa hilangnya protein plasma. Sebagai contoh, pankreatitis, peritonitis, luka bakar, crush

syndrome dan anafilaksis cenderung menyebabkan hilangnya protein plasma dalam jumlah

Referat Syok Hipovolemik Hal. 5

Page 6: syok hipovolemik

besar, sedangkan muntah, diare, excessive nasogastric, fistula atau enterostomy losses,

sodium losing nephropathy dan terapi diuretik biasanya berhubungan dengan rendahnya

jumlah protein plasma yang hilang.6

Berikut ini adalah tabel penyebab syok hipovolemik

Tabel 2.2 Penyebab syok hipovolemik1

Perdarahan Kehilangan plasma Kehilangan cairan ekstraselularHematom subkapsular hati Luka bakar luas Muntah (vomitus)Aneurisma aorta pecah Pankreatitis DehidrasiPerdarahan GIT Deskuamasi kulit DiarePerlukaan berganda Sindrom dumping Terapi diuretik yang sangat agresif

Diabetes insipidusInsufisiensi adrenal

2.4 Respon fisiologis tubuh terhadap kehilangan cairan

Respon saraf atau respon tipe cepat

Dengan berkurangnya volume darah , respon saraf akan segera terjadi dalam beberapa

menit. Tekanan atrium kanan dan atrium kiri turun, mengaktifkan reseptor tekanan rendah di

atrium dan dinding arteri paru, pembuluh darah besar dan ventrikel. Kehilangan volume

cairan intravaskuler yang lebih besar, penurunan aliran balik vena menyebabkan penurunan

curah jantung dan tekanan darah, mengaktifkan reseptor tekanan tinggi di arkus aorta dan

sinus karotis. Pada hipotensi berat (misalnya MAP ≤ 50 mmHg) akan mengaktifkan

kemoreseptor dari karotis dan badan aorta, dan pada MAP ≤ 40 mmHg, sistem respon

iskemik saraf pusat terjadi. Sinyal-sinyal ini dikirimkan ke pusat vasomotor di medula dan

pons, yang mengirimkan impuls eferen melalui saraf simpatis dan vagus untuk

meningkatkan denyut jantung, kontraktilitas miokard, arteriol dan vena perifer. Mekanisme

baroreseptor ini terjadi selama beberapa jam karena rangsangan yang mengarah ke proses

Referat Syok Hipovolemik Hal. 6

Page 7: syok hipovolemik

adaptasi, menyebabkan baroreseptor untuk mengatur ke nilai baru dalam waktu kurang dari

2 hari.

Respon parasimpatis biasanya menyebabkan penurunan nada vagal dan peningkatan

denyut jantung, meskipun respon vasovagal dapat terjadi pada 7% pasien hipovolemik dan

menyebabkan relatif (dan uncharacteristic) bradycardia.

Dalam hipotensi berat, tingkat sirkulasi adrenalin dapat ditingkatkan sampai dengan

1000 pg/mL (dari pelepasan katekolamin kelenjar) dan tingkat sirkulasi noradrenalin dapat

ditingkatkan sampai 2000 pg/mL (sebagian besar dari simpatik tumpahan celah sinaptik).

β- endorfin dilepaskan dari hipofisis anterior, mengurangi persepsi nyeri pasien, dan

mungkin memainkan peran dalam menyebabkan fase dekompensasi dengan penurunan

respon vasokonstriktor simpatik dan dilatasi vena langsung. Keluarnya β-endorphin

biasanya dimulai setelah seperempat dari volume darah (yaitu 1250 mL/70 kg) keluar.

Depresi pada kontraktilitas miokard tidak terjadi kecuali pasien memiliki pengurangan berat

dalam pengiriman oksigen koroner (yaitu adanya hipotensi mendalam atau anemia).

Perubahan awal dari hemodinamik tubuh ditunjukkan pada gambar 2.1

Referat Syok Hipovolemik Hal. 7

Page 8: syok hipovolemik

Gambar 2.1Perubahan awal hemodinamik tubuh pada syok hipovolemik

Referat Syok Hipovolemik Hal. 8

Page 9: syok hipovolemik

Respon intrinsik atau respon tipe intermediate

Respon intrinsik atau menengah terjadi dalam waktu beberapa jam. Tekanan kapiler yang

berkurang menyebabkan pergerakan cairan dari interstitium ke kompartemen vaskuler

dengan jumlah yang dapat melebihi 1 liter dalam 1 jam awal. Protein plasma (terutama

albumin) kemudian bergerak dari interstitium ke plasma dan pada orang dewasa, total 2 liter

cairan dapat berpindah dalam 24-48 jam dari interstitial ke intravaskuler untuk

menggantikan volume intravaskuler yang keluar. Volume darah juga dapat digantikan oleh

efek osmotik akibat peningkatan kadar glukosa darah selama syok, yang meningkatkan

kompartemen intravaskuler pada orang dewasa, kira-kira 17mL untuk setiap peningkatan

glukosa darah 1mmol/L.

Respon humoral atau respon tipe lambat

Sebuah respon humoral atau respon lambat akan terjadi dalam beberapa hari dengan hormon

antidiuretik, aldosteron dan renin, yang diaktifkan untuk meningkatkan retensi cairan oleh

ginjal dan meningkatkan volume intravaskuler.

2.5 Patofisiologi syok

Perdarahan akan menurunkan tekanan pengisian pembuluh darah rata-rata dan

menurunkan aliran darah balik ke jantung. Hal inilah yang menimbulkan penurunan curah

jantung. Keadaan syok akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi (masih dapat

ditangani oleh tubuh), dekompensasi (sudah tidak dapat ditangani oleh tubuh), dan ireversibel

(tidak dapat pulih).6

1. Tahap kompensasi

Adalah tahap awal syok saat tubuh masih mampu menjaga fungsi normalnya. Tanda

atau gejala yang dapat ditemukan pada tahap awal seperti kulit pucat, peningkatan denyut nadi

Referat Syok Hipovolemik Hal. 9

Page 10: syok hipovolemik

ringan, tekanan darah normal, gelisah,dan pengisian pembuluh darah yang lama. Gejala-gejala

pada tahap ini sulit untuk dikenali karena biasanya individu yang mengalami syok terlihat

normal.

2. Tahap dekompensasi

Dimana tubuh tidak mampu lagi mempertahankan fungsi-fungsinya. Yang terjadi adalah

tubuh akan berupaya menjaga organ-organ vital yaitu dengan mengurangi aliran darah ke

lengan, tungkai, dan perut dan mengutamakan aliran ke otak, jantung, dan paru. Tanda dan

gejala yang dapat ditemukan diantaranya adalah rasa haus yang hebat, peningkatan denyut

nadi, penurunan tekanan darah, kulit dingin, pucat, serta kesadaran yang mulai terganggu.

3. Tahap ireversibel

Dimana kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat diperbaiki. Tahap

ini terjadi jika tidak dilakukan pertolongan sesegera mungkin, maka aliran darah akan

mengalir sangat lambat sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung.

Mekanisme pertahanan tubuh akan mengutamakan aliran darah ke otak dan jantung sehingga

aliran ke organ-organ seperti hati dan ginjal menurun. Hal ini yang menjadi penyebab

rusaknya hati maupun ginjal. Walaupun dengan pengobatan yang baik sekalipun, kerusakan

organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat diperbaiki.

Secara umum tubuh berespon terhadap syok hipovolemik melalui sistem hematologi,

kardiovaskular, renal, dan neuroendokrin. Sistem hematologi berespon dengan membentuk

tromboxan A2 sehingga terjadi aktivasi platelet dan membentuk clot jika terjadi perdarahan.

Pembuluh darah yang tersebut akan terbentuk kolagen dan menyebabkan deposit fibrin.

Dibutuhkan waktu kira-kira 24 jam sehingga terbentuk mature clot. Sistem kardiovaskuler

berespon dengan meningkatkan heart rate, meningkatkan kontraktilitas miokardium, dan

Referat Syok Hipovolemik Hal. 10

Page 11: syok hipovolemik

vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Respon ini terjadi akibat adanya peningkatan pelepasan

norepinefrin dan penurunan tonus vagal (diatur oleh baroresptor arcus aorta, atrium kiri, dan

pembuluh darah pulmoner). Sistem kardiovaskuler juga mengatur distribusi aliran darah ke organ

vital seperti otak dan jantung. Sistema renalis bersepon dengan meningkatkan sekresi renin dari

apparatus juxtaglomerular. Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensi II oleh hepar. Angiotensin II memiliki efek vasokonstriksi otot polos

arteriol dan stimulasi sekresi aldosteron pada korteks adrenal sehingga terjadi reabsorbsi natrium.

Sistem neuroendokrin berespon dengan pelepasan antidiuretic hormone (ADH) yang dilepas

kelenjar hipofisis sebagai respon terjadinya penurunan konsentrasi natrium serta penurunan

tekanan darah. Di bawah ini merupakan gambar respon tubuh terhadap syok.

Referat Syok Hipovolemik Hal. 11

Page 12: syok hipovolemik

Gambar 2.2 Respon Tubuh Terhadap Syok Hipovolemik

Referat Syok Hipovolemik Hal. 12

Page 13: syok hipovolemik

2.6 Gejala klinis

Sistem Kardiovaskuler (5)

a. Gangguan sirkulasi perifer - pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya pengisian vena

perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah.

b. Nadi cepat dan halus

c. Hipotensi, karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah

sistemik dan curah jantung, vasokonstriksi perifer adalah faktor yang esensial

dalam mempertahankan tekanan darah. Autoregulasi aliran darah otak dapat

dipertahankan selama tekanan arteri turun tidak di bawah 70 mmHg. Hal ini

kurang bisa menjadi pegangan, karena adanya mekanisme kompensasi sampai

terjadi kehilangan 1/3 dari volume sirkulasi darah.

d. Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik.

Sistem Respirasi (5)

Pernapasan cepat dan dangkal.

Sistem Saraf Pusat (5)

Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah rendah sampai

menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah sampai tidak sadar. Obat sedatif

dan analgetika jangan diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya pasien memang

karena kesakitan.

Sistem Saluran Cerna(5)

Mual dan muntah.

Referat Syok Hipovolemik Hal. 13

Page 14: syok hipovolemik

Sistem Saluran Kencing(5)

Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien dewasa adalah 60

ml/jam (1/5--1 ml/kg/jam). Pada penderita yang mengalami hipovolemia selama

beberapa saat, dia akan menunjukkan adanya tanda-tanda dehidrasi seperti: (1) Turunnya

turgor jaringan; (2) Mengentalnya sekresi oral dan trakhea, bibir dan lidah menjadi

kering; serta (3) Bola mata cekung.

Akumulasi asam laktat pada penderita dengan tingkat cukup berat, disebabkan

oleh metabolisme anaerob. Asidosis laktat tampak sebagai asidosis metabolik dengan

celah ion yang tinggi. Selain berhubungan dengan syok, asidosis laktat juga berhubungan

dengan kegagalan jantung (decompensatio cordis), hipoksia, hipotensi, uremia,

ketoasidosis diabetika (hiperglikemi, asidosis metabolik, ketonuria), dan pada dehidrasi

berat. Tempat metabolisme laktat terutama adalah di hati dan sebagian di ginjal. Pada

insufisiensi hepar, glukoneogenesis hepatik terhambat dan hepar gagal melakukan

metabolisme laktat. Pemberian HCO3 (bikarbonat) pada asidosis ditangguhkan sebelum

pH darah turun menjadi 7,2. Apabila pH 7,0–7,15 dapat digunakan 50 ml NaHCO3 8,4%

selama satu jam. Sementara, untuk pH < 7,0 digunakan rumus 2/2 x berat badan x

kelebihan basa.

Penilaian pasien dengan syok hipovolemik dapat dibagi atas 3 yakni ringan (mild)

dimana terjadi kehilangan <20% volume darah, sedang (moderate) terjadi kehilangan 20-

40% volume darah, dan berat yaitu kehilangan >40% volume darah. Pada syok

hipovolemik ringan dapat dijumpai akral dingin, diaforesis dan anxietas. Pada syok

hipovolemik sedang gejala sama dengan syok hipovolemik ringan namun dijumpai

Referat Syok Hipovolemik Hal. 14

Page 15: syok hipovolemik

takikardia, takipnea, oligoriua. Sedangkan pada syok hipovolemik berat dapat dijumpai

gangguan hemodinamik, hipotensi serta gangguan kesadaran.(3) Di bawah ini adalah tabel

yang menunjukkan perbedaan syok hipovolemik secara klinis.

Tabel 2.3 perbedaan syok hipovolemik secara klinis

Selain itu penilaian derajat syok hipovolemik berdasarkan adanya perdarahan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.4 Derajat syok hipovolemik akibat pedarahan

Referat Syok Hipovolemik Hal. 15

Page 16: syok hipovolemik

2.7 Diagnosis

Syok hipovolemik dapat didiagnosis dengan adanya ketidakstabilan hemodinamik dan

adanya sumber perdarahan. Diagnosis akan sulit bila perdarahan tak ditemukan dengan jelas atau

berada dalam traktus gastrointestinal atau hanya terjadi penurunan jumlah plasma dalam darah.

Setelah perdarahan maka biasanya hemoglobin dan hematokrit tidak langsung turun sampai

terjadi gangguan kompensasi, atau terjadi penggantian cairan dari luar. Jadi kadar hematokrit di

awal tidak menjadi pegangan sebagai adanya perdarahan. Kehilangan plasma ditandai dengan

hemokonsentrasi, kehilangan cairan bebas ditandai dengan hipernatremia. Temuan terhadap hal

ini semakin meningkatkan kecurigaan adanya hipovolemia. (3,4,5)

2.8 Penatalaksanaan

Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk memperbaiki

perfusi jaringan; memperbaiki oksigenasi tubuh; dan mempertahankan suhu tubuh. Tindakan ini

tidak bergantung pada penyebab syok. (5)

Pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan nafas (A = air way)

harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal. Pernafasan (B = breathing) harus

terjamin, kalau perlu dengan memberikan ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%. Defisit

volume peredaran darah (C = circulation) pada syok hipovolemik sejati atau hipovolemia relatif

(syok septik, syok neurogenik, dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan pemberian cairan

intravena dan bila perlu pemberian obat-obatan inotropik untuk mempertahankan fungsi jantung

atau obat vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer.

Referat Syok Hipovolemik Hal. 16

Page 17: syok hipovolemik

Hal lain yang dapat dilakukan dalam menghadapi syok: (5)

Posisi Tubuh

1. Secara umum posisi penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan aliran

darah ke organ-organ vital.

2. Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan digerakkan

sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari terjadinya luka yang

lebih parah atau untuk memberikan pertolongan pertama seperti pertolongan untuk

membebaskan jalan napas.

3. Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau penderita tidak

sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh (berbaring miring) untuk

memudahkan cairan keluar dari rongga mulut dan untuk menghindari sumbatan jalan

nafas oleh muntahan atau darah. Penanganan yang sangat penting adalah meyakinkan

bahwa saluran nafas tetap terbuka untuk menghindari terjadinya asfiksia.

4. Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar atau kepala agak

ditinggikan. Tidak dibenarkan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.

5. Pada penderita-penderita syok hipovolemik, baringkan penderita telentang dengan kaki

ditinggikan 30 cm sehingga aliran darah balik ke jantung lebih besar dan tekanan darah

menjadi meningkat. Tetapi bila penderita menjadi lebih sukar bernafas atau penderita

menjadi kesakitan segera turunkan kakinya kembali.

Pertahankan Respirasi (5)

1. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi atau muntah.

Referat Syok Hipovolemik Hal. 17

Page 18: syok hipovolemik

2. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas

(Gudel/oropharingeal airway).

3. Berikan oksigen 6 liter/menit

4. Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa sungkup (Ambu

bag) atau ETT.

Pertahankan Sirkulasi

Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi, tekanan darah, warna kulit,

isi vena, produksi urin.

Penggantian cairan harus dimulai dengan memasukkan larutan Ringer laktat atau larutan

garam fisiologis secara cepat. Kecepatan pemberian dan jumlah aliran intravena yang diperlukan

bervariasi tergantung beratnya syok. Umumnya paling sedikit 1 – 2 liter larutan Ringer laktat

harus diberikan dalam 45-60 menit pertama atau bisa lebih cepat lagi apabila dibutuhkan. Jika

hipotensi dapat diperbaiki dan tekanan darah tetap stabil, ini merupakan indikasi bahwa

kehilangan darah sudah minimal. Jika hipotensi tetap berlangsung, harus dilakukan transfusi

darah pada pasien – pasien ini secepat mungkin, dan kecepatan serta jumlah yang diberikan

disesuaikan dengan respons dari parameter yang dipantau.

1) Darah yang belum dilakukan reaksi silang

2) Segera setelah hasil reaksi silang diperoleh, jenis golongan darah yang sesuai harus

diberikan.

3) Koagulopati dilusional dapat timbul pada pasien yang mendapat transfusi darah yang

masif. Darah yang disimpan tidak mengandung trombosit hidup dan faktor

pembekuan V dan VI. Satu unit plasma segar beku harus diberikan untuk setiap 5

Referat Syok Hipovolemik Hal. 18

Page 19: syok hipovolemik

unit whole blood yang diberikan. Hitung jumlah trombosit dan status koagulasi

harus dipantau terus-menerus pada pasien yang mendapat transfusi masif.

4) Hipotermia juga merupakan konsekuensi dari transfusi masif. Darah yang akan

diberikan harus dihangatkan dengan koil penghangat dan suhu tubuh pasien dipantau.

Pada kebanyakan kasus, vasopresor tidak boleh digunakan; tetapi vasopresor mungkin

bermanfaat pada beberapa keadaan. Vasopresor dapat diberikan sebagai tindakan sementara

untuk meningkatkan tekanan darah sampai didapatkannya cairan pengganti yang adekuat. Hal ini

terutama bermanfaat bagi pasien yang lebih tua dengan penyakit koroner atau penyakit pembuluh

darah otak yang berat. Zat yang digunakan adalah norepinefrin 4-8 mg yang dilarutkan dalam

500 ml dektrosa 5% dalam air (D5W), yang bersifat vasokonstriktor predominan dengan efek

yang minimal pada jantung. Dosis harus disesuaikan dengan tekanan darah.

Cari dan Atasi Penyebab(5)

Perdarahan merupakan penyebab tersering dari syok pada pasien-pasien trauma, baik

oleh karena perdarahan yang terlihat maupun perdarahan yang tidak terlihat. Perdarahan yang

terlihat, perdarahan dari luka, atau hematemesis dari tukak lambung. Perdarahan yang tidak

terlihat, misalnya perdarahan dari saluran cerna, seperti tukak duodenum, cedera limpa,

kehamilan di luar uterus, patah tulang pelvis, dan patah tulang besar atau majemuk.

Syok hipovolemik juga dapat terjadi karena kehilangan cairan tubuh yang lain. Pada luka

bakar yang luas, terjadi kehilangan cairan melalui permukaan kulit yang hangus atau di dalam

lepuh. Muntah hebat atau diare juga dapat mengakibatkan kehilangan banyak cairan

intravaskuler. Pada obstruksi, ileus dapat terkumpul beberapa liter cairan di dalam usus. Pada

diabetes atau penggunaan diuretik kuat, dapat terjadi kehilangan cairan karena diuresis yang

Referat Syok Hipovolemik Hal. 19

Page 20: syok hipovolemik

berlebihan. Kehilangan cairan juga dapat ditemukan pada sepsis berat, pankreatitis akut, atau

peritonitis purulenta difus.

Pada syok hipovolemik, jantung akan tetap sehat dan kuat, kecuali jika miokard sudah

mengalami hipoksia karena perfusi yang sangat berkurang. Respons tubuh terhadap perdarahan

bergantung pada volume, kecepatan, dan lama perdarahan. Bila volume intravaskuler berkurang,

tubuh akan selalu berusaha untuk mempertahankan perfusi organ-organ vital (jantung dan otak)

dengan mengorbankan perfusi organ lain seperti ginjal, hati, dan kulit. Akan terjadi perubahan-

perubahan hormonal melalui sistem renin-angiotensin-aldosteron, sistem ADH, dan sistem saraf

simpatis. Cairan interstitial akan masuk ke dalam pembuluh darah untuk mengembalikan volume

intravaskuler, dengan akibat terjadi hemodilusi (dilusi plasma protein dan hematokrit) dan

dehidrasi interstitial.

Dengan demikain, tujuan utama dalam mengatasi syok hipovolemik adalah menormalkan

kembali volume intravaskuler dan interstitial. Bila defisit volume intravaskuler hanya dikoreksi

dengan memberikan darah maka masih tetap terjadi defisit interstitial, dengan akibat tanda-tanda

vital yang masih belum stabil dan produksi urin yang kurang. Pengembalian volume plasma dan

interstitial ini hanya mungkin bila diberikan kombinasi cairan koloid (darah, plasma, dextran,

dsb) dan cairan garam seimbang. Pasang satu atau lebih jalur infus intravena no. 18/16. Infus

dengan cepat larutan kristaloid atau kombinasi larutan kristaloid dan koloid sampai vena (v.

jugularis) yang kolaps terisi. Sementara, bila diduga syok karena perdarahan, ambil contoh darah

dan mintakan darah. Bila telah jelas ada peningkatan isi nadi dan tekanan darah, infus harus

dilambatkan. Bahaya infus yang cepat adalah udem paru, terutama pada pasien tua. Perhatian

harus ditujukan agar jangan sampai terjadi kelebihan cairan.

Referat Syok Hipovolemik Hal. 20

Page 21: syok hipovolemik

2.9 Komplikasi

Akhirnya, jika syok terus berlanjut, kerusakan organ akhir terjadi yang mencetuskan

sindroma distres respirasi dewasa, gagal ginjal akut, koagulasi intravaskuler diseminata, dan

gagal multiorgan yang menyebabkan kematian.3

Hipovolemia dianggap menimbulkan cedera vaskular alveolus akibat anoksia sel. DIC

terjadi akibat penggunaan PRC tanpa plasma dalam resusitasi selama syok perdarahan

hipovolemik akibat koagulopati dilusional. (3,4,5)

2.10 Prognosis

Syok hipovolemik selalu merupakan kondisi darurat dalam dunia medis. Namun, gejala-

gejala dan hasil dapat bervariasi tergantung pada(5)

Jumlah volume darah yang hilang

Tingkat kehilangan darah

Cedera yang menyebabkan kehilangan

Mendasari pengobatan kondisi kronis, seperti diabetes dan jantung, paru-paru, dan

penyakit ginjal

Secara umum, pasien dengan derajat syok yang lebih ringan cenderung lebih baik

dibandingkan dengan syok yang lebih berat. Dalam kasus-kasus syok hipovolemik berat, dapat

menyebabkan kematian sehingga memerlukan perhatian medis segera. Orang tua yang

mengalami syok lebih cenderung memiliki hasil yang buruk.

Referat Syok Hipovolemik Hal. 21

Page 22: syok hipovolemik

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Syok hipovolemik adalah kondisi medis atau bedah dimana terjadi kehilangan cairan dengan

cepat yang berakhir pada kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh volume sirkulasi yang

tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang tidak adekuat. Penyebab syok hipovolemik dapat

berasal dari kehilangan plasma dan sel darah akibat perdarahan ataupun akibat kehilangan

plasma darah sendiri tanpa disertai kehilangan sel darah. Pada syok hipovolemik, gejala klinis

yang muncul bergantung pada jumlah cairan tubuh yang hilang. Gejalanya meliputi takikardi,

hipotensi, penurunan jumlah urin, perubahan status mental dan takipnea. Syok hipovolemik

dapat didiagnosis dengan adanya ketidakstabilan hemodinamik dan adanya sumber perdarahan.

Diagnosis akan sulit bila perdarahan tak ditemukan dengan jelas atau berada dalam traktus

gastrointestinal atau hanya terjadi penurunan jumlah plasma dalam darah. Penatalaksanaan syok

hipovolemik yaitu dengan mengembalikan volume cairan intravaskuler yang hilang, yang dapat

dilakukan dengan memberikan resusitasi cairan intravena baik kristaloid ataupun darah, sesuai

dengan penyebab dan derajat kehilangan volume cairan tubuh.

Referat Syok Hipovolemik Hal. 22

Page 23: syok hipovolemik

DAFTAR PUSTAKA

Referat Syok Hipovolemik Hal. 23