Upload
iknuur
View
29
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
semoga bermanfaat :)
Citation preview
Perlekatan ke sel epitel bersilia nasofaring
Diperankan o/ filamentous hemaglutinin (FHA), lymphositosis
promoting factor (LPF)/pertusis toxin (PT) & protein 69-Kd
BP ber-multiplikasi & menyebar ke seluruh perm
epitel sal nafas
Tidak invasif tidak terjadi bakteremia
Selama pertumbuhan BP, akan menghasilkan toksin
Whooping cough
PT B brikatan dg reseptor sel
target
Mghasilkan PT A yg aktif pd
aktivasi enzim membran sel
PTPeradangan ringan + hiperplasia jar
limfoid paru bronkial & meningkatkan jumlah mukus pd perm silia fungsi
silia sbg pembersih terganggu
Mudah terjadi infeksi 2nd
LPF menghambat migrasi limfosit & makrofag ke daerah infeksiToksin mediated ADP mengatur sintesis protein di dalam membran sitoplasma:prubahan fungsi sel target (limfosit, mjd lemah & mati)meningkatkan pengeluaran histamin & serotoninefek memblokir beta adrenergikmeningkatkan aktivitas insulin menurunkan konsentrasi gula darah
Mukus >> plug obstruksi & kolaps paru
Hipoksia & sianosis gangguan pertukaran oksigenasi pd saat ventilasi apnea saat terserang batukDermonecrotic toxin heat labile cytoplasmic toxin kontraksi otot polos pemb darah din2g trakea iskemia & nekrosis trakeaSitotoksin menghambat sintesis DNA siliostasis kematian sel
PERTUSIS
Patofisiologi:
Penegakkan Diagnosis:
Anamnesis:
Riwayat kontak dg penderita pertusis
Serangan khas paroksismal & bunyi whoop yg jelas
Riwayat imunisasi
P Fisik:
Tergantung stadium:
Gejala Klinis Berdasarkan Stadium1. Stadium
Kataralis 1-2 minggu Batuk ringan, terutama pada malam hari Makin lama batuk makin parah dan terjadi siang
malam dengan penyerta pilek (rinore), serak, dan anoreksia
ISP atas: rinore lendir yg cair & jernih, injeksi pd konjungtiva, lakrimasi, panas tidak begitu tinggi (common cold)
Sejumlah besar organisme tersebar dlm inti droplet anak sgt infeksius kuman plg mudah diisolasi
2. Stadium Paroksismal / Spasmodik
2-4 minggu Frekuensi & derajat batuk br+ khas terdapat
pengulangan 5-10 kali batuk kuat selama ekspirasi yg diikuti o/ usaha inspirasi yg mendadak & menimbulkan bunyi melengking (whoop) (-) pd anak yg lbh tua & bayi yg lbh muda.
Udara yg dihirup melalui glotis yg menyempit. Serangan muka merah & sianosis, mata menonjol,
lakrimasi, salivasi & disertai vena leher bahkan sampe petekie di wajah (konjungtiva bulbi), berkeringat.
Episode batuk paroksismal dpt terjadi lagi sampe mucus plug pd SN menghilang
Muntah sesudah batuk paroksismal cukup khas (+) sputum yg kental.
Anak menjadi apatis & BB menurun Mudah batuk saat stres emosional & aktivitas fisik
3. Stadium 1-2 minggu, sampe sembuh
Konvalensi/ penyembuhan
Ditandai: berhentinya whoop & muntah dg puncak serangan paroksismal yg berangsur2 menurun. Nafsu makan membaik.
Batuk biasany msh menetap u/ be2rapa waktu mghilang skitar 2-3 minggu
Ronki yang difus terdapat pada stadium spasmodik mulai menghilang
Episode ini trjdi berulang2 u/ beberapa bulan & sering dihubungkan dg ISP atas berulang. Common cold menyebabkn serangan batuk lagi
P Penunjang:
Lab: leukositosis (20-50.ooo/UI) + limfositosis absolut khas pd akhir std
kataral & selama std paroksismal tidak pd bayi
Isolasi B.pertusis dr sekret nasofaring (gold standar)
Serologi antibodi toksin pertusis
ELISA serum IgM FHA & PT respon imun primer
Ig G toksin pertusis plg spesifik & sensitif infeksi alami
Foto toraks infiltrat perihiler, ateletaksis/ empisema
Prinsip Penatalaksanaan:
Antibiotik:
Tdk memperpendek std paroksismal
Eritromisin (50 mg) / ampisilin (100 mg) mengeliminasi orgnsme dr
nasofaring dlm 3-4 hari
Eritromisin dpt mengeliminasi pertusis bila diberi pd std kataral
memperpendek periode penularan.
Terapi suportif:
Menghindari faktor yg menimbulkan serangan batuk, mengatur hidrasi &
nutrisi
O2 distres pernafasn yg akut & kronik
Betamasol & salbutamol mencegah obs bronkus, me-I batuk
paroksismal & me-I lamany whoop
Batuk ekpektoran & mukolitik
Mikroorganisme penyebab
Terhisap ke paru bag perifer m/ sal respirastoriMula2 edema akibat reaksi jaringan
Mempermudah proliferasi & penyebaran kuman ke jar sekitar
Bag paru yg terkena KONSOLIDASISerbukan Sel PMNFibrinEritrositCairan edemaKuman (+) DI ALVEOLI
Stadium Hepatisasi Merah
Deposisi fibrin semakin bertambah terdapat fibrin & leukosit PMN di alveoli & trjdi proses fagositosis yg cepatStadium Hepatisasi Kelabu
Jumlah makrofag meningkat di alveoli, sel mengalami degenerasi, fibrin menipis, kuman & debris menghilangStadium Resolusi
Stadium Kongesti
PNEUMONIA
Patofisiologi:
GEJALA KLINIS YANG PENTING !!
TAKIPNU
< 2 months> 60
2 - 12 months > 50
1 - 5 years > 40
BATUK atauSESAK NAPAS
< 2 BULAN
> 2 BULAN
Bukan pneumonia: (-) takipnu, (-) retraksi subkosta berat, tidak diberikan antibiotik.Pneumonia berat: takipnu/ retraksi subkosta berat, berikan benzylpenicilin + gentamycin, dan oksigen.
Bukan pneumonia: (-) takipnu, (-) retraksi subkosta, tidak diberikan antibiotik.Pneumonia: (+) takipnu, (-) retraksi subkosta, rawat jalan dg kotrimoksasol, amoksisilin atau procaine penicilin.Pneumonia berat: (+) retraksi subkosta, (-) sianosis & mampu makan, berikan benzylpenicilin i.m. tiap 6 jam.Pneumonia sangat berat: (+) retraksi subkosta, (+) sianosis & tidak mampu makan, berikan kloramfenikol i.m. tiap 6 jam dan oksigen.
Penegakkan diagnosis
Rekomendasi WHO:
Tanda BAHAYA: Tidak dapat
minum Kejang Kesadaran
menurun
Prediktor paling kuat adanya
pneumonia:
Demam
Sianosis
> 1 gejala respiratori: takipnea,
batuk, napas cuping hidung,
retraksi, ronki, dan suara napas
Darah perifer lengkap:- Virus & mikoplasma leukosit dbn/
sdikit meningkat- Bakteri leukositosis (15-40) dg
predominan PMN, >30 bakteremi, risiko komplikasi lbh tinggi
- Leukopeni (<5) prognosis buruk CRP protein fase akut yg disintesis o/
hepatosit biasany lbh rendah pd infeksi virus & bakteri superfisial drpd infeksi bakteri profunda
Uji serologis antigen & antibodi Px mikro pneumoni berat yg dirawat
di RS usap tenggorok, sekret nasofaring, bilasan bronkus, darah, pungsi pleura/ aspirasi paru
Px rontgen toraks pneumoni berat yg dirawat, toraks posisi AP : bila ad GK distress pernapasn spt takipnea, batuk
Indikasi Rawat Inap:ToksikDistres pernapasan & butuh O2Tidak mau makan/minumNeonatus dan bayi usia kecilImunokompromaisDehidrasi/muntah2Tidak berespon thp antibiotik oralPasien/ortu yg tdk kooperatif
Rawat jalan:Pada pasien pneumonia ringanAntibiotik lini pertama, oral: amoksisilin atau kortimoksasol.
Rawat inap:Pilihan antibiotik lini pertama: antibiotik golongan beta-laktam atau kloramfenikol.Tidak responsif thp beta-laktam dan kloramfenikol bisa diberikan gentamisin, amikasin, atau sefalosporin (sesuai petunjuk etiologi).Pneumonia tanpa komplikasi : terapi antibiotik selama 7-10 hari.Neonatus & bayi kecil (sering sepsis & meningitis) terapi awal segera antibiotik IV antibiotik spektrum luas: kombinasi beta-laktam/klavulanat dengan aminoglikosid/sefalosporin generasi ke3 bila sudah stabil diganti dengan antibiotik oral & berobat jalan.RS di Indonesia : antibiotik beta-laktam, ampisilin, atau amoksisilin, dikombinasikan dengan kloramfenikol.
Tatalaksana
Prinsipnya :
1. Antibiotik yang tepat kunci utama keberhasilan pengobatan.
Harus segera diberikan jika diduga etio: bakteri.
Kemungkinan etiologi: dengan mempertimbangkan usia dan keadaan
klinis pasien serta faktor epidemiologis.
2. Pengobatan suportif:
Pemberian cairan IV
Terapi oksigen
Koreksi terhadap gangguan keseimbangan asam basa, elektrolit, dan
gula darah.
Untuk nyeri dan demam dapat diberikan analgetik/antipiretik.
Penyakit penyerta harus ditanggulangi dengan adekuat, komplikasi
yang mungkin terjadi harus dipantau dan diatasi.