Upload
ottiara-febriannisa-akbariah
View
42
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kedokteran keluarga
BAB I
PENDAHULUAN
Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi proses
penting bagi kehidupan kita yaitu proses penyimpanan energi, pembentukanprotein dan asam
empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obatyang masuk dalm
tubuh kita.Beberapa penyakit hati antara lain:
1. Penyakit hati karena infeksi misalnya hepatitis virus yaitu ditularkan melalui makanan
& minuman yang terkontaminasi, suntikan, tatto, tusukan jarum yang terkontaminasi,
kegiatan seksual, dll.
2. Penyakit hati karena racun(misalnya karena alkohol atau obat tertentu). Alkohol
bersifat toksik tehadap hati.Adanya penimbunan obat dalam hati (seperti
acetaminophen) maupun gangguanpada metabolisme obat dapat menyebabkan
penyakit hati.
3. Genetika atau keturunan (misalnya hemokhromatosis)
4. Gangguan imun (misalnya hepatitis autoimun) : Penyakit autoimun merupakan
penyakit yang ditimbulkan karena adanyaperlawanan terhadap jaringan tubuh sendiri.
Pada hepatitis autoimun umumnyayang dilawan adalah sel-sel hati, sehingga terjadi
peradangan yang kronis.
5. Kanker (misalnya Hepatocellular Carcinoma) : Kanker hati dapat disebabkan oleh
senyawa karsinogenik diantaranya aflatoxin,polyvinyl chloride (bahan pembuat
plastik), virus, dll.
1 | P a g e
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan hati yang memberikan
gejala klinis yang khas yaitu badan lemah, kencing berwarna seperti the pekat, mata dan
seluruh badan menjadi kuning. (Hadi, 2002)
Penyakit ini dikenal sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu oleh hipocrates, dan semula
dianggap sebagai suatu kesatuan klinik tersendiri pada ahir abad ke 18 dan 19 yaitu jauh
sebelun perang Franco-Prussia. Pada waktu itu hanya dikenal dua macam hepatitis yaitu yang
dapat menimbulkan epidemic yaitu hepatitis infeksiosa (HI) dan hepatitis serum (HS). Dalam
perkembangannya, kemudian dikenal macam hepatitis berdasarkan etiologinya. Yaitu :
hepatitis akibat virus, akibat bakteri dan obat-obatan. Selain berdasarkan etiologi, hepatitis
juga dibagi berdasarkan perjalanan penyakitnya.Yaitu : hepatitis akut dan hepatitis kronis.
(WHO, 2000)
Hepatitis A sendiri adalah adalah salah satu jenis hepatitis yang disebabkan oleh virus.
Penyebabnya adalah virus RNAyang tergolong dalam picorna yang berukuran 27-28 mm dan
ditemukan oleh Peinstone pada tahun1973 dalam tinja penderita. Untuk distribusi didunia
sendiri dapat di gambarkan dalam peta sebagai berikut :
gambar 1. Peta distribusi Hepatitis A ( Who, 2000)
Di Indonesia sendiri, data mengenai kejadian hepatitis A belum diketahui secara pasti.
Namun Kasus hepatitis A di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sampai dengan Agustus
2008 tercatat sebanyak 478 kasus tersebar di semua kabupaten/kota dengan persentase kasus
terbesar di Kabupaten Sleman yakni sekitar 73,6% dan Kota Yogyakarta 20%. Tujuan
dibuatnya referat ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hepatitis A.
(spiritia,2005)
2 | P a g e
BAB II
ISI
A. Definisi
Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati
(liver).Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-
obatan,termasuk obat tradisional, dll. Virus hepatitis terdiri dari beberapa jenis, hepatitis
A,hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut,dapat
pula hepatitis kronik ( hepatitis B,C ) dan ada pula yang kemudian menjadikanker hati
( hepatitis B dan C ).Banyak kasus hepatitis tidak diobati karena dikira hanya serangan flu
biasa. Gejalahepatitis yang paling umum adalah nafsu makan hilang, kelelahan, demam,
pegalsekujur tubuh, mual dan muntah serta nyeri pada perut. Pada kasus yang parah
dapatterjadi air seni yang berwarna gelap, buang air besar yang berwarna pucat, dan kulitserta
mata yang menguning (disebut ikterus atau jaundice).
B. Epidemiologi
Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di seluruh
dunia. Di Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih
merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat, yaituberkisar dari
39.8% - 68.3%. Peningkatan prevalensi anti HAV yang berhubungandengan umur mulai
terjadi dan lebih nyata di daerah dengan kondisi kesehatandibawah standar. Lebih dari 75%
anak dari berbagai benua Asia, Afrika, India,menunjukkan sudah memiliki antibodi anti HAV
pada usia 5 tahun. Prevalensi anti HCV pada donor darah dibeberapa tempat di Indonesia
menunjukkanangka antara 0.5% - 3.37%. Sedangkan prevalensi anti HCV pada hepatitis
virus akut menunjukkan bahwa hepaatitis C (15.5%-46.4%) menempati urutan kedua
setelahhepatitis A akut (39.8% - 68.3%), sedangkan urutan ketiga ditempati oleh hepatitis
B(6.4% - 25.9%).
C. Etiologi
Hepatitis virus akut merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang
hati.Hampir semua kasus hepatitis akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis virusyaitu :
3 | P a g e
virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV),virus hepatitis D
(HDV), dan virus hepatitis E (HEV). Jenis virus lain yang ditularkanpascatransfusi seperti
virus hepatitis G dan virus TT telah dapat diidentifikasi akantetapi tidak menyebabkan
hepatitis.Semua jenis hepatitis virus yang menyerangmanusia merupakan virus RNA kecuali
virus hepatitis B yang merupakan virus DNA.Walaupun virus-virus tersebut berbeda dalam
sifat molekulernya dan antigen, akantetapi semua jenis virus tersebut memperlihatkan
kemiripan dalam perjalananpenyakitnya.Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi
mulai dari infeksi asimptomatiktanpa kuning sampai yang sangat berat yaitu hepatitis
fulminant yang dapatmenimbulkan kematian hanya dalam beberapa hari. Gejala hepatitis
akut terbagidalam 4 tahap yaitu:
1. Fase inkubasi
Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus. Fase ini
berbeda-beda lamanya untuk tiap virus hepatitis.
2. Fase prodromal (pra-ikterik)
Yaitu fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejalaikterus.
Awitannya dapat singkat, ditandai dengan malaise umum, mialgia, atralgia,mudah lelah,
gejala saluran napas atas dan anoreksia. Diare atau konstipasi dapatterjadi. Serum sicknes
dapat muncul pada hepatitis B akut di awal infeksi. Demam derajat rendah umumnya
terjadi pada Hepatitis A akut. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran
kanan atas atau epigastrium, kadang diperberat dengan aktivitas akan tetapi jarang
menimbulkan kolesistitis.
3. Fase ikterus
Muncul setelah 5-10 hari, tapi dapat juga muncul bersamaan dengan munculnya gejala.
Pada banyak kasus fase ini tidak terdeteksi.
4. Fase konvalesen (penyembuhan)
Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan
abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul perasaan sudah lebih sehat dan kembalinya
nafsu makan. Keadaan akut biasanya membaik dalam 2-3 minggu. Pada hepatitis A
perbaikan klinis dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu dan 16 minggu untuk
hepatitis B. Pada 5-10% kasus perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya
kurang dari 1% yang menjadi fulminant.
4 | P a g e
Hepatitis A
Penyebab utama dari HVA adalah virus RNA yang tergolong dalam picorna yang
berukuran 27-28 mm dan ditemukan oleh Peinstone pada tahun 1973 dalam tinja penderita.
(Hadi, 2002). HAV merupakan anggota famili pikornaviradae. HAV merupakan partikel
membulat berukuran 27 hingga 32 nm dan mempunyai simetri kubik, tidak mempunyai
selubung serta tahan terhadap panas dan asam. Partikel ini mempunyai genom RNA beruntai
tunggal dan linear dengan ukuran 7,8 kb, sehingga cukup jelas virus ini menjadi genus
pikornavirusyangbaru, Heparnavirus. Hepatitis A mempunyai pravelansi yang tinggi. Siklus
hidup dari HAV sendiri mula-mula diidentifikasi dari tinja dan sediaan hati. Penambahan
antiserum hepatitis Aspesifik dari penderita yang hampir sembuh (konvalesen) pada tinja
penderita diawal masa inkubasi penyakitnya, sebelum timbul ikterus, memungkinkan
pemekatan dan terlihatnya partikel virus melalui pembentukan agregat antigenantibodi. Asai
serologic yang lebih peka, seperti asai mikrotiter imunoradiometri fase-padat dan pelekatan
imun, telah memungkinkan deteksi HAV didalam tinja, homogenate hati, dan empedu, serta
pengukuran antibody spesifik di dalam serum.(Putri, 2008)
Sifat-sifat dari virus A sendiri ini dapat dirusak dengan di otoklaf (121oC selama 20
menit), dengan dididihkan dalam airselama 5 menit, dengan penyinaran ultra ungu (1 menit
pada 1,1 watt), dengan panas kering (180oCselama 1 jam), selama 3 hari pada 37oC atau
dengan khlorin (10-15 ppm selama 30 menit). Resistensirelative hepatitis virus A terhadap
cara-cara disinfeksi menunjukkan perlunya diambil tindakan-tindakanpencegahan istimewa
dalam menangani penderita hepatitis beserta produk-produk tubuhnya. (Putri, 2008)
Hepatitis juga mempunyai beberapa penyebab lain, termasuk:
1. Racun dan zat kimia seperti alkohol berlebihan
2. Penyakit yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh
3. Menyerang jaringan sehat dalam tubuh, yang disebut sebagai penyakit autoimun
5 | P a g e
Gambar 2. Struktur viru hepatitis A (Parna, 2006)
Penyebaran penyakit Hepatitis oleh kotoran atau tinja penderita biasanya melalui
makanan (fecel-oral), bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah, selain itu akibat
buruknya tingkat kebersihan. Penyakit hepatitis kadang-kadang dapat timbul sebagai
komplikasi leptospirosis, sifilis, tuberculosis, toksoplasmosis, dan amebiasis, yang
kesemuanya peka terhadap pengobatan khusus.Penyebab noninfeksiosa meliputi
penyumbatan empudu, sirosis empedu primer, keracunan obat, dan reaksi hipersensitivitas
obat.Komplikasi akibat hepatitis A hampir tidak ada, kecuali pada para lansia atau
seseorang yang memang sudah mengidap penyakit kronis hati atau sirosis.Hati harus
berfungsi dengan baik agar dapat menguraikan sebagian besar obat-obatan. Obat yang
tidak menyebabkan gangguan apa pun pada waktu hati kita sehat dapat membuat kita sakit
parah adalah bila kita mengalami hepatitis. Ini juga berlaku untuk alkohol, aspirin, jamu-
jamuan, dan narkoba.Karena tugas hati adalah untuk menguraikan zat-zat yang terdapat
dalam darah, dan beban dapat menjadi terlalu berat. (WHO, 2002)
Hepatitis C
VHC adalah virus RNA yang digolongkan dalam flavivirus bersama-sama dengan
virus hepatitis G, yellow fever, dan dengue. Virus ini umumnya masuk ke dalam darah
melalui transfuse atau kegiatan yang memungkinkan virus ini terpapar dengan sirkulasi
darah. Target utama VHC adalah sel-sel hati dan mungkin juga sel limfosit B melalui
reseptor yang serupa dengan CD81 yang terdapat di sel-sel hati maupun limfosit sel B atau
reseptor LDL (LDLR). Setelah berada dalam sitoplasma sel hati, VHC akan melepaskan
selubung virusnya dan RNA virus siap untuk melakukan translasi protein dan kemudian
6 | P a g e
replikasi RNA. Translasi protein VHC dilakukan oleh ribosom sel hati yang akan mulai
membaca RNA VHC dari satu bagian spesifik (internal ribosom entry site atau IRES).
Protein-protein yang dihasilkan VHC berfungsi penting dalam siklus hidup virus ini
sehingga banyak penelitian yang berusaha memanfaatkan protein-protein tersebut maupun
region dala gen VHC itu untuk membuat anti virus yang efektif.
Virus ini bereplikasi melalui RNA-dependent RNA-polymerase yang menghasilkan
salinan RNA virus tanpa mekanisme proof-reading. Kondisi ini menyebabkan timbulnya
banyak salinan-salinan RNA VHC yang sedikit berbeda namun masih saling berhubungan
satu sama lain pada seseorang pasien yang disebut quasispecies. Kecepatan replikasi VHC
sangat besar melebihi HIV maupun VHB.
Umumnya transmisi terbanyak berhubungan denagn transfuse darah terutama yang
didapatkan sebelum dilakukan penapisan donor darah untuk VHC oleh PMI. Infeksi VHC
juga didapatkan secara sporadic atau tidak diketahui asal infeksinya. Hal ini dihubungkan
dengan sosial ekonomi rendah, pendidikan kurang dan perilaku seksual yang resiko tinggi.
Infeksi dari ibu ke anak juga dilaporkan namun jarang terjadi, namun bisa dihubungkan
jika ibu menderita HIV karena jumlah VHC di kalangan ibu yang menderita HIV biasanya
tinggi. Dilaporkan juga terjadinya infeksi VHC pada tindakkan medis seperti endoskopi,
perawatan gigi, dialysis maupun operasi
D. Tanda dan Gejala
Hepatitis A
Gejala klinis pada umumnya ringan, terutama pada anak-anak bahkan sering tanpa gejala.
Gejala hepatitis A (dan hepatitis akut pada umumnya) dapat termasuk (spiritia, 2005):
1. Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus)
2. Kelelahan
3. Sakit perut kanan-atas
4. Hilang nafsu makan
5. Berat badan menurun
6. Demam
7. Mual
8. Mencret atau diare
9. Muntah
10. Air seni seperti teh dan/atau kotoran berwarna dempul
7 | P a g e
11. Sakit sendi
12. Infeksi HAV juga dapat meningkatkan tingkat enzim yangdibuat oleh hati menjadi di
atas normal dalam darah
Sistem kekebalan tubuh membutuhkan sampai delapan mingguuntuk mengeluarkan
HAV dari tubuh.Bila timbul gejala,umumnya dialami dua sampai empat minggu setelah
terinfeksi. Gejala hepatitis A umumnya hanya satu minggu, akan tetapidapat lebih dari
satu bulan. Kurang lebih 15 persen orangdengan hepatitis A mengalami gejala dari enam
sampai Sembilan bulan. Kurang lebih satu dari 100 orang terinfeksi HAV dapatmengalami
infeksi cepat dan parah (yang disebut ‘fulminant’), yang sangat jarang –dapat
menyebabkan kegagalan hati dankematian.
Hepatitis C
Umumnya infeksi akut VHC tidak member gejala atau hanya gejala minimal. Hanya 20
– 30 % dari kasus saja yang menunjukan tanda-tanda hepatitis akut 7 – 8 minggu setelah
terjadinya paparan. Dari beberapa laporan yang berhasil mengidentifikasikan pasien
dengan infeksi hepatitis C akut, didapatkannya gejala malaise, mual-mual dan ikterus
seperti halnya hepatitis akut akibat infeksi virus hepatitis lainnya.
Infeksi akan menjadi kronik pada 70 – 90 % kasus dan sering kali tidak menimbulkan
gejala apapun walaupun proses kerusakkan hati berjalan terus. Hilangnya VHC setelah
terjadinya hepatitis kronik sangat jarang terjadi, diperlukan 20 – 30 tahun untuk terjadinya
sirosis hati yang akan terjadi pada 15 – 20 % pasien hepatitis C kronik.
E. Patofisiologi
Salah satu gejala dari hepatitis adalah ikterik.Ikterik dapat terjadi karena gangguan dari
metabolism bilirubin.Berikut adalah beberapa penjelasan patofisiologi mengenai ikterik.
1. Gangguan pada prehepatik
Pada ikterik prehepatik,penyakit dan kondisi tertentu,seperti reaksi transfuse dan
anemia sel sabit,menyebabkan hemolysis massif.Sel darah merah pecah lebih cepat,
sebelum hati mengonjugasi bilirubin,sehingga sejumlah besar bilirubin yang tak
terkonjugasi masuk ke dalam darah,menyebabkan peningkatan konversi bilirubin di
usus menjadi urobilinogen yang larut dalam air untuk diekskresikan melalui urin dan
8 | P a g e
feses.(Bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air,sehingga tidak bisa diekskresikan
melalui urin)
2. Gangguan pada hepatic
Terjadi akibat ketidakmampuan hati untuk mengonjugasi atau mengekresi
bilirubin,meningkatkan kadar bilirubin terkonjugasi dan tak terkonjugasi di dalam
darah.Hal ini terjadi pada beberapa kelainan seperti hepatitis,sirosis,dan metastasis
kanker, dan selama penggunaan obat yang dimetabolisme di hati dalam jangka panjang.
3. Gangguan pada pasca hepatic
Terjadi pada kelainan biliar dan pancreas,bilirubin terbentuk dengan laju yang
normal,tetapi inflamasi,jaringan parut,tumor,batu empedu menyumbat aliran empedu ke
dalam usus.Hal ini menyebabkan akumulasi bilirubin terkonjugasi di dalam
darah.Bilirubin terkonjugasi yang larut dalam air diekskresikan melalui air.
Penimbunan pigmen empedu
Karena produksi lebih banyak daripada pengeluaran
Jaringan menjadi kuning
Ikterus pada kulit, urin, sclera(Price, 2006)
F. Gambaran mikroskopis
Gambar 3. Gambaran mikroskopis hepatitis A ( WHO, 2000)
G. Pemeriksaan penunjang
9 | P a g e
Pemeriksaan penunjang yang biasa digunakan adalah pemeriksaan serologis.
Gambar 4. Marker antibody hepatitis ( Parna, 2006)
Pertanda Penjelasan
HAV ( Ag) Antigen Hepatitis A jarang terdeteksi dalam darah
Igm Anti
HAV
Antibodi igM terhadap hepatitis A
1. Petunjuk Hepatitis A yang sedang berlangsung
2. Antibodi total (igM+igG) terhadap HAV Ag
3. Petunjuk infeksi baru atau telah lama lalu
igG Anti
HAV
Menunjukan penderita pernah kena infeksi dari HVA, dan
sudah sembuh dari penyakit tersebut serta memiliki kekebalan
terhadap infeksi baru.
Tabel 1. Pertanda Serologis Hepatitis A (Hadi, 2002)
H. Penegakan diagnosis
Diagnosis hepatitis A dan C ditegakkan dengan tes darah.Tes darah ini mencari dua jenis
antibodi terhadap virus, yang disebut sebagai IgM dan IgG (Ig adalah singkatan untuk
imunoglobulin).Pertama, dicari antibodi IgM, yang dibuat ole hepatitis virus.sistem
kekebalan tubuh lima sampai sepuluh hari sebelum gejala muncul, dan biasanya hilang
10 | P a g e
dalam enam bulan. Tes juga mencari antibodi IgG, yang menggantikan antibodi IgM dan
untuk seterusnya melindungi terhadap infeksi HAV. (Putri, 2008)
1. Bila tes darah menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan IgG, kita kemungkinan
tidak pernah terinfeksi HAV, dan sebaiknya mempertimbangkan untuk divaksinasi
terhadap HAV.
2. Bila tes menunjukkan positif untuk antibodi IgM dan negative untuk IgG, kita
kemungkinan tertular HAV dalam enam bulan terakhir ini, dan sistem kekebalan
sedang mengeluarkan virus atau infeksi menjadi semakin parah.
3. Bila tes menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan positif untuk antibodi IgG, kita
mungkin terinfeksi HAV pada suatu waktu sebelumnya, atau kita sudah divaksinasikan
terhadap HAV. Kita sekarang kebal terhadap HAV.
I. Penatalaksanaan
Apabila hepatitis yang disebabkan oleh alkohol, narkoba, obat-obatan atau racun yang
mengakibatkan gejala yang sama seperti virus hepatitis, pengobatan yang paling baik
adalah
menghentikan penggunaan alkohol, narkoba, atau obat-obatan yang dapat menggangu hati
1. Calcium I + Cordyceps, cara pemakaian :
a) pagi hari (1 jam setelah makan pagi) 2 kapsul Cordyceps
b) siang hari (setelah makan siang) 1 sachet Calcium I + 2 kapsul
c) Cordyceps (1 jam setelah minum Calcium I)
d) sore/malam hari (setelah makan malam) 2 kapsul Cordyceps
2. Calcium I + Cordyceps + Zinc (Jika komposisi Calcium I + Cordyceps saja belum
cukup), Carapemakaian :
a) pagi hari (1 jam setelah makan pagi) 2 kapsul Cordyceps + 2 kapsul Zinc
b) siang hari (setelah makan siang) 1 sachet Calcium I + 2 kapsul Cordyceps (1 jam
c) setelah minum Calcium I) + 2 kapsul Zinc
d) sore/malam hari (setelah makan malam) 2 kapsul Cordyceps + 2 kapsul Zinc
3. Cordyceps, Cara pemakaian 2 - 3 kapsul Cordyceps setiap habis makan
Hasil penelitian menyatakan, vaksin ini efektif pada lebih dari 90%orang.Efek
sampingan tidak ada kecuali rasa sakit pada bagian yang terkena suntikan.Hanya sekitar
10% yang merasa kurang enak badan sehabisdisuntik. Anak-anak antara usia 1 - 18 tahun
diberi dua dosis vaksin initialdan booster antara usia 6 - 12 bulan. Orang dewasa diberi
11 | P a g e
satu initial dosiskemudian booster dalam waktu 6 - 12 bulan.Efek proteksi baru terjadi
paling tidak dua minggu setelah suntikan.Namun, belum diketahui berapalama suntikan ini
dapat memberikan proteksi terhadap VHA. (Putri, 2008)
J. Prognosis
Penderita HAV umumnya mempunyai prognosa baik dan akan mengalami
penyembuhan sempurna, hanya 0,1% yang berakhir fatal. Penyakit hepatitis tidak akan
menjadi kronis dan tidak pernah ditemukan pengidap (carier) virus menetap. Terjadinya
sirosis sebagai akibat infeksi HVA hamper tidak pernah terjadi. Bila ada, kemungkinan
sebelumnya sudah ada kelainan pada jaringan parenkhim hati.demikian ( Hadi, 2002).
Pada pasien VHC perlu diperhatikan agar tidak berkembang menjadi hepatitis C kronis,
karena nanti akan memperburuk prognosis
K. Komplikasi
HVA dapat menjadi berat (fulminan) atau melantur. Bila sampai melantur (prolonges
cholestasis) biasanya sampai 2-4 bulan dan akan mengalami penyembuhan sempurna.
Hepatitis fulminan karena HVA terdapat sekitar 0,1% darr banyak ditemukan pada
penderita pria ( Hadi, 2002)
12 | P a g e
BAB III KESIMPULAN
1. Hepatitis A adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A.
2. Penyebaran virus ini melalui fecal-oral. Ditularkan dan disebarkan melalui tinja
3. Uji serologis merupakan golden standart dalam mendiagnosa hepatitis A
4. Tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis A, pencegahan adalah pendekatan yang
paling efektif terhadap hepatitis A
5. Hepatitis C adalah hepatitis yang disebabkan virus RNA dan digolongkan dalam
Flavivirus
6. Penyebarannya masih dihubungkan dengan adanya transfuse darah
13 | P a g e
Daftar Pustaka
1. Hadi, Sujomo. 2002. Gastroenterologi. Bandung :PT. Alumni Bandung : 497-499.
2. Parna, Chhibber and Melisa ShahFall .2005.Humans and Viruses.Professor Robert
Siegel.Stanford University
3. Putri, Maretta.2008. hepatitis A. Diakses
dari :http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/maretta-putri-078114104.pdf. pada
tanggal 9 Juli 2011.
4. Price, Sylvia. EGC. Dalam : Patofisiologi Kedokteran Edisi 6 Volume 1. Gangguan
Hati, Kandung empedu, dan Pankreas. Jakarta
5. Sanityoso, Andri .2006. Hepatologi.Hepatitis Virus Akut. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam; 427-428.
6. Spiritia. 2005. Hepatitis A. diakses dari :http://spiritia.or.id/Dok/Hepatitis.pdf. Pada
tanggal 9 Juli 2011
7. WHO, 2002. Hepatitis A. diakses dari :http://www.who.int/emc. pada tanggal 9 Juli
2011:http://www.endonesia.com/mod.php?
mod=publisher&op=viewarticle&cid=36&artid=1896
8. Gani RA. 2009. Hepatitis C, dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid I.
Interna Pubhising. Jakarta. Hal 662 - 7
14 | P a g e