107
TUGAS PROSES DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN DOKUMENTASI PADA POPULASI KHUSUS: GANGGUAN PSIKOSOSIAL, JIWA, KELUARGA DAN KOMUNITAS DISUSUN OLEH: Kelompok: 1 1) Ni Kadek Ariyastuti P07120214007 2) Putu Epriliani P07120214010 3) I Gusti Ayu Cintya Adianti P07120214012 4) Ni Putu Novia Indah Lestari P07120214016 5) Kadek Poni Marjayanti P07120214026 DIV KEPERAWATAN TINGKAT 1 SEMESTER II KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

berisikan tentang dokumentasi askep jiwa dan keluarga

Citation preview

Page 1: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

TUGAS PROSES DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN

DOKUMENTASI PADA POPULASI KHUSUS: GANGGUAN

PSIKOSOSIAL, JIWA, KELUARGA DAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH:

Kelompok: 1

1) Ni Kadek Ariyastuti P07120214007

2) Putu Epriliani P07120214010

3) I Gusti Ayu Cintya Adianti P07120214012

4) Ni Putu Novia Indah Lestari P07120214016

5) Kadek Poni Marjayanti P07120214026

DIV KEPERAWATAN

TINGKAT 1 SEMESTER II

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

TAHUN 2015

Page 2: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat rahmat dan tuntunan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya tulis ini dibuat sebagai laporan tugas

dokumentasi keperawatan dan merupakan salah satu bentuk usaha penulis untuk

menambah wawasan mengenai dokumentasi keperawatan pada pupulasi khusus.

Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Mengingat

banyaknya kekurangan yang penulis miliki, baik dari segi isi, penyajian maupun

penulisan itu sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan pendapat,

saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Semoga

karya tulis ini dapat menjadi inspirasi dan memberikan manfaat bagi kita semua.

Denpasar, 15 Mei 2015

Penulis

Page 2 of 71

2

Page 3: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………...... 4

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 5

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................... 5

1.4 Manfaat Penulisan .................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 6

2.1 Dokumentasi Gangguan Psikososial dan Jiwa....................... 6

2.2 Dokumentasi Keluarga dan Komunitas.................................. 33

BAB III PENUTUP....................................................................................... 69

3.1 Simpulan.................................................................................. 69

3.2 Saran........................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 71

Page 3 of 71

3

Page 4: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Memberikan pelayanan kesehatan, perawat tiak akan terlepas oleh

berbagai bantuan dan kerjasama semua pihak. Pihak yang koperatif, sangat

membantu perawat dalam melakukan asuhan dan dokumentasi

keperawatan.Salah satu pihak yang berperan penting dalam proses

keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit terkecil dalam masyarakat

merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga

berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga

yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia – sia

jika tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Secara empiris dapat dikatakan

bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat

berhubungan atau sangat signifikan.

Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat,

sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat

mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi

kebutuhan individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan

masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus

memperhatikan nilai – nilai dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat

menerima.

Selain keperawatan keluarga, penting juga dokumentasi pada pasien

dengan gangguan jiwa dan psikososial. Pasien ini mengalami masalah

kejiwaan dan gangguan pola pikir serta bertindak yang wajar. Mereka

memerlukan banyak sentuhan dan perhatian dari orang-orang sekitarnya

dalam proses penyembuhan serta dukungan dan motivasi untuk memulihkan

kondisinya. Terutama pada pasien yang mengalami gangguan penyalahgunaan

NAPZA, hal ini akan sangat membutuhkan bantuan dan kerjasama semua

pihak agar pasien dapat pulih dengan cepat dari kondisinya.

Page 4 of 71

4

Page 5: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut.

1) Bagaimanakah dokumentasi pada populasi khusus gangguan

psikososial dan kesehatan jiwa?

2) Bagaimanakah dokumentasi pada populasi khusus keluarga dan

komunitas?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarka latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka dapat

diketahui tujuan penulisan sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui dokumentasi pada populasi khusus gangguan

psikososial dan kesehatan jiwa

2) Untuk mengetahui dokumentasi pada populasi khusus keluarga dan

komunitas

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini sangat bermanfaat bagi penulis, karena dapat

menambah wawasan dan pengetahuan dalam mata kuliah dokumentasi

keperawatan, khususnya dalam materi dokumentasi pada populasi khusus:

gangguan psikososial dan kesehatan jiwa, serta populasi khusus pada keluarga

dan komunitas.

Page 5 of 71

5

Page 6: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gangguan Psikososial dan Kesehatan Jiwa

1. Dokumentasi Keperawatan pada Psikososial

Secara sederhana psikososial merupakan singkatan dari dua kata yaitu psiko

dan sosial, dimana arti dari psiko merupakan psikis yaitu adalah keadaan kondisi

kejiwaan seseorang, dan sosial merupakan tempat dimana individu hidup dan

beraktivitas dengan individu lainnya atau dengan kata lain tatanan kehidupan dalam

masyarakat, kedua hal ini saling mempengaruhi individu dalam kehidupannya, yaitu

jika individu dalam sisi kejiwaan tidak baik atau tertanggu maka akan mempengaruhi

dirinya maupun lingkungan sosialnya demikian juga sebaliknya jika lingkungan

sosialnya tertanggu maka akan mempengaruhi kondisi pribadi individu tersebut.

Psikososial adalah relasi atau interaksi antara faktor-faktor sosial dan

psikologi. Psikososial bisa juga diartikan dengan relasi antara kondisi sosial dan

mental. Dokumentasi keperawaratan adalah suatu sistem pencatatan dan pelaporan

informasi tentang status kesehatan klien serta semua kegiatan asuhan keperawatan

yang dilakukan oleh perawat (Potter dan Perry, 1984). Dokumentasi keperawatan

adalah pengumpulan, penyimpanan dan desiminasi informasi guna mempertahankan

sejumlah fakta yang penting secara terus menerus pada suatu waktu terhadap

sejumlah kejadian (F.T Fisch Bach, 1991).

Keperawatan kesehatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkontribusikan pada fungsi

yang terintegrasi. Pasien atau sistem klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok,

organisasi atau komunitas ( Stuart Sundeen, 1995). Keperawatan kesehatan mental

dan psikiatri adalah suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan

teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik

sebagai kiatnya (ANA, 1995). Faktor-faktoir yang dapat mempengaruhi ada yang

datang dari dalam sendiri perawat (intrinsik) dan ada yang datang dari luar diri

(ektrinsik). Faktor instrinsik dapat berupa ; motivasi, pengetahuan dan kebutuhan.

Motivasi atau dorongan merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan yang

harus terpuaskan (Heri Purwanto, 1999).

A.     Dokumentasi Keperawatan Psikososial

Meliputi :

Page 7: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

1.      Dimensia (pikun patologis)

Demensia merupakan suatu kehilangan fungsi intelektual yang luas, akibat

dari penyakit organik difus, hemisfer serebri (demensia kortikal) atau struktur sub

kortikal (demensia sub kortikal) misalnya, penyakit parkinson dan huntungton.

Merosotnya fungsi intelektual ini cukup berat sehingga mengganggu fungsi sosial

atau pekerjaan.

2.      Skizofrenia (gangguan jiwa )

Skizofrenia menggambarkan suatu kondisi psikotik yang kadang-kadang

ditandai dengan apatis tidak mempunyai hasrat asosial. Klien mengalami gangguan

pada pikiran persepsi dan perilaku. Pengalaman subjektif dari pikiran yang

mengganggu dimanispestasikan pada gangguan bentuk konsep yang sewaktu-waktu

mengarah kesalah mengartikan kenyataan, delusi dan halusinasi. Perubahan dalam

perasaan ambivalen, perasaan kontriksi atau tidak sesuai, dan hilangnya empati

kepada orang lain. Perilaku dapat berupa menarik diri, regresif atau aneh.

3.      Depresi

Depresi  adalah  suatu gangguan alam perasaan yang ditandai

dengan Perasaan sedih yang berlebihan dan berkepanjangan. Depresi adalah suatu

perasaan berduka abortif, yang menggunakan mekanisme represi, supresi, denial dan

disosiasi. Gejala penyakit harus berlangsung hilang timbul, selama setidaknya dua

tahun atau lebih. Sering muncul untuk pertama kali, pada usia akhir 20an atau 30an.

Prevalensi selama hidup dan mulainya berangsur-angsur sering pada orang yang

mempunyai prediposisi untuk depresi, yaitu: kehilangan besar pada masa kanak-

kanak, baru saja mengalami kehilangan, stres kronik, dan kerentanan psikiatrik.

4.      Maniak

5.      Alkoholisme

Alkohol adalah suatu obat depresan sistem saraf pusat yang biasa di gunakan

dalam masyarakat kita karena berbagai alasan ( mis. Untuk meningkatkan cita rasa

makanan, mendorong relaksasi dan kesenangan saat berkumpul dengan teman-teman,

merayakan sesuatu, dan sebagai salah satu bagian dari upacara keagamaan). Secara

terapetik, alkohol banyak terkandung dalam obat yang jual bebas/ diresepkan.

Alkohol tidak dapat berbahaya, bahkan alkohol akan menyenangkan, dan kadang

menguntungkan jika digunakan secara bertanggung jawab dan tidak berlebihan.

6.      Kecemasan

7.      Anorexia – Nervosa

Page 7 of 71

7

Page 8: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

Anoreksia merupakan salah satu sindrom yang amat khas mengenai gangguan

somatik yang penyebabnya berasal dari faktor psikis. Anoreksia nerfosa merupakan

gangguan perilaku yamng berkaitan dengan penolakan makan. Ia dapat merupakan

penderita gangguan neurotik atau psikotik ataupun sebagai sindrom tersendiri yang

disebut dengan istlah anoreksia idiopatik atau anoreksia esensial.

8.      Autisme

Autisme pada anak adalah suatu keadaan yang mengalami masalah

komunikasi dan perilaku yang berat serta ketidak mampuan berhubungan dengan

orang lain secara normal, walaupun dengan stimulasi eksternal. (Direktorat Kes. Jiwa

Jakarta 1995).

9.      Gangguang kepribadian

Kepribadian adalah suatu gaya prilaku yang menetap dan secara khas dapat

dikenali pada setiap individu. Gangguan kepribadian merupakan suatu ciri

kepribadian yang menetap, kronis dan dapat terjadi hampir semua keadaan,

menyimpang secara jelas dari norma-norma budaya dan menyebabkan fungsi

kehidupan yang buruk.

10.  Penyimpangan Sexual

Gangguan ini sering kali merupakan hal pertama yang menarik perhatian para

Dokter umum. Tiga katagori yang khas adalah:

a. Disfungsi psikososial, Inhibisi dalam keinginan seksual atau penampilan

sikopsikologis.

b. Parapilia, perangsanagn seksual terhadap stimulus yang menyimpang.

c. Gangguan identitas gender, pasien merasa sebagai jenis kelamin yang

berlawanan.

       

B.     Perawatan Psikososial

1. Pendokumentasian

Perawat memberikan perawata psikososial yang diperlukan dan jarang

menghitung waktu dan energi yang telah mereka habiskan untuk memberikan

perawatan tersebut. Intervensi psikososial sama pentingnya dengan praktik

keperawatan yang lain seperti mengkaji, memberi perawatan fisik, memneri obat dan

mengajari pasien

Pendokumentasian perawatan psikososial tidak perlu terlalau panjang atau

menguras tenaga. Jost memberi saran untuk mengenali dan mendokumentasikan

Page 8 of 71

8

Page 9: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

intervensi psikososial

1. Masukkan pernyatan singkat tentang tema utama percakapan

2. Catat petunjuk non verbal dan prilaku pasien yang menonjol, seperti

meremas-remas tangan

3. Gunakan pernyataan objektif untuk menggambarkan prikaku pasien

4. Nyatakan dengan singkat metode intervensi dengan menggunakan kata-

kata deskriptif

5. Dokumentasikan respon pasien yang sifatnya segera terhadap intrervensi,

ingat bahwa respons tersebut tidak berubah dalam emosi atau prilaku,

tetapi sudah cukup bahwa pasien mampu mengungkapkan perasaannya.

C.     Tujuan Proses Pendokumentasian Psikososial

1.      Memberikan asuhan sesuai kebutuhan dan masalah klian sehungga mutu

pelayanan keperawatan optimal. Merupakan tantangan yang unik karena masalah

kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung seperti masalah fisik,

memperlihatkan gejala yang berbeda dan muncul oleh berbagai penyebab. Banyak

klien tidak dapat menceritakan masalahnya bahkan mungkin menceritakan hal yang

berbeda atau kontradiksi. Proses keperawatan merupakan sarana/wahana kerjasama

perawat dengan klien, yang umumnya pada tahap awal peran perawat lebih besar dari

pada peran klien, namun pada proses akhirnya diharapkan peran klien lebih besar

daripada peran perawat, sehingga kemandirian klien dapat dicapai (Keliat, 1998).

2.      Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar

utama dalam melakukan asuhan keperawatan pada gangguan jiwa.

D.    Manfaat proses keperawatan dapat disimpulkan sebagai berikut

Ø Manfaat bagi perawat

1. Peningkatan otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan

keperawatan.

2. Tersedianya pola pikir/kerja yang logis, ilmiah, sistematis dan

terorganisasi.

3. Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan perawat

bertanggung jawab dan bertanggung gugat.

4. Peningkatan kepuasan kerja.

5. Sarana/wahana desiminasi IPTEK keperawatan.

Page 9 of 71

9

Page 10: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

6. Pengembangan karier, melalui pola pikir penelitian

Ø Manfaat bagi klien

1.    Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara

ilmiah.

2.    Terhindar dari malpraktik.

E.     Bentuk  Proses Dokumentasi Keperawatan Psikososial

1.      Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan,

yang terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien.

Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.

Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor

predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan

kemampuan koping yang dimiliki klien (Stuart dan Sundeen 1995, dikutip : Keliat,

1998). Cara lain dapat berfokus pada lima dimensi yaitu Fisik, emosional, intelektual,

sosial dan spiritual. Untuk dapat menjaring data dikembangkan formulir pengkajian

dan petunjuk teknis pengkajian agar mudah dalam pengkajian. Adapun isi pengkajian

meliputi : Identitas klien, keluhan utama/alasan masuk, faktor predisposisi, aspek

pisik/biologis, aspek psikologis, status mental, kebutuhan persiapan pulang,

mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan, pengetahuan dan aspek

medik. Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu data

obyektif dan data subyektif. Selanjutnya perawat dapat menyimpulkan kebutuhan

atau masalah klien, sebagai berikut :

a.      Tidak ada masalah tetapi ada kebutuhan :

1. Klien tidak memerlukan peningkatan kesehatan, klien hanya memerlukan

pemeliharaan kesehatan dan memerlukan follow up secara periodik karena

tidak ada masalah serta klien telah mempunyai pengetahuan untuk

antisipasi masalah.

2. Klien memerlukan peningkatan kesehatan berupa prevensi dan promosi

sebagai program antisipasi terhadap masalah

b.       Ada masalah dengan kemungkinan :

a. Risiko terjadi masalah karena sudah ada faktor yang dapat menimbulkan

masalah.

b. Aktual terjadi masalah disertai data pendukung. Umumnya sejumlah

Page 10 of 71

10

Page 11: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

masalah klien saling berhubungan dan dapat digambarkan sebagai pohon

masalah (Fasid, 1993 dan INJF, 1996, dikutip : Keliat, 1998). Agar

penentuan pohon masalah dapat dipahami dengan jelas, penting untuk

diperhatikan tiga komponen yang terdapat pada pohon masalah yaitu :

penyebab (causa) masalah utama (core problem) dan effect (akibat).

Masalah utama adalah prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang

dimiliki klien. Penyebab adalah salah satu dari beberapa masalah klien

yang merupakan penyebab masalah utama. Akibat adalah salah satu dari

beberapa masalah klien yang merupakan efek/akibat dari masalah utama.

a.       Faktor predisposisi

Respon psikologis pada penyakit fisik dipengaruhi beberapa faktor yang

terkait dengan pengalaman masa lalu dan sistem pendukung klien, yaitu :

1. Pengetahuan tentang penyakit

Kurang informasi atau salah pengertian dapat meningkatkan ansietas yang

akan mempengaruhi pemulihan

2. Pengalaman lalu tentang penyakit

Harapan pemulihan penyakit, tergantung pada pengalaman langsung dan tidak

langsung terhadap penyakit baik yang posistif maupun negative

3. Persepsi dan pandangan terhadap diri

Sikap positif terhadap diri sendiri dan pengembangan keterampilan

menggunakan koping adaptif akan membantu kemampuan individu

menghadapi penyakitnya.

4. Keuletan

Keuletan merupakan kekuatan individu untuk mengembalikan aspek

psikososial pada keadaan adaptif yang terdiri dari kekuatan ego, keintiman

sosial dan sumber daya yang ada.

b. Faktor predisposisi

Faktor pencetus adalah hal utama yang digunakan dalam penetapan gejala

atau diagnosis penyakit. Aspek yang dapat mempengaruhi beratnya pengalaman

stress adalah :

1. Peralihan sehat ke sakit

Terjadinya serangan penyakit yang mendadak atau tidak diduga dapat

menimbulkan stress. Proses terjadinya penyakit yang lama akan memberi

kesempatan pada klien untuk mepersiapkan diri menerima penyakit.

Page 11 of 71

11

Page 12: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

2. Prognosis penyakit

Beberapa diagnosis seperti AIDS dan kanker yang dianggap fatal dan

diagnosa yang tidak fatal tetapi sulit untuk diobati seperti kecacatan yang

tidak terduga akan menimbulkan stress.

3. Tindakan pengobatan

Tindakan operasi dan pengobatan jangka panjang seperti dialisis akan

menambah stress

· Respon orang berarti/ terdekat

· Respons orang yang dicintai dan berarti bagi klien akan membantu

pemulihan. Sebaliknya jika orang yang dicintai memberi respons

emosional yang datar atau tanpa emosi dapat emningkatkan stres

pada klien.

2.      Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang diambil dari

pengkajian (Gabie, dikutip oleh Carpenito, 1993). - Diagnosa keperawatan adalah

masalah kesehatan aktual atau potensial dan berdasarkan pendidikan dan

pengalamannya perawat mampu mengatasinya, (Gordon, dikutip oleh Carpenito,

1983) - Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon aktual atau

potensial dari individu, keluarga atau masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses

kehidupan (Carpenito, 1995) - Diagnosa keperawatan adalah identifikasi atau

penilaian terhadap respon klien baik aktual maupun potensial. (Stuart dan Sundeen,

1995). Diagnosa keperawatan dapat dirumuskan PE (Problem, Etiologi) keduanya

ada hubungan sebab akibat dan rumusan PES (Problem, Etiologi, Simptom atau

gejala sebagai data penunjang). Adapun tipe-tipe diagnosanya yaitu : Diagnosa

aktual, diagnosa resiko tinggi, diagnosa mungkin dan masalah kolaboratif.

3.      Rancana Asuhan Keperawatan

Keperawatan Rencana tindakan keperawatan terdiri dari tiga aspek yaitu

tujuan umum, tujuan khusus dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum

memfokuskan kepada penyelesaian masalah (P) dari diagnosa tertentu, tujuan umum

dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus telah dicapai. Tujuan khusus berfokus

pada penyelesaian etiologi (E) dari diagnosa tertantu. Tujuan khusus merupakan

rumusan kemampuan klien yang perlu dicapai atau dimiliki klien. Umumnya

Page 12 of 71

12

Page 13: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

kemampuan pada tujuan khusus dapat dibagi menjadi tiga aspek (Stuart dan Sundeen,

1995) yaitu kemampuan kognitif yang diperlukan untuk menyelesaikan etiologi dari

diagnosa keperawatan, kemampuan psikomotor yang diperlukan agar etiologi dapat

selesai dan kemampuan afektif agar klien precaya akan kemampuan menyelesaikan

masalah. Kata kerja yang digunakan untuk menuliskan tujuan ini harus berfokus pada

perilaku.

2. Dokumentasi Askep Gangguan Jiwa

Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan

tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat

langsung seperti pada masalah kesehatan fisik, memperlihatkan gejala yang berbeda

dan muncul oleh berbagai penyebab. Proses keperawatan merupakan sarana/wahana

kerjasama perawat dengan klien, yang umumnya pada tahap awal peran perawat lebih

besar dari pada peran klien, namun pada proses akhirnya diharapkan peran klien lebih

besar daripada peran perawat, sehingga kemandirian klien dapat dicapai (Keliat,

1998). 

1. Manfaat proses keperawatan dapat disimpulkan sebagai berikut:

- Manfaat bagi perawat:

Peningkatan otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan

keperawatan. Tersedianya pola pikir/kerja yang logis, ilmiah, sistematis dan

terorganisasi.  Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan

perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat. Peningkatan kepuasan

kerja. Sarana/wahana desiminasi IPTEK keperawatan. Pengembangan karier,

melalui pola pikir penelitian

- Manfaat bagi klien: 

Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara

ilmiah. Terhindar dari malpraktik. 

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan,

yang terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien.

Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.

Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor

predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan

kemampuan koping yang dimiliki klien (Stuart dan Sundeen 1995, dikutip : Keliat,

Page 13 of 71

13

Page 14: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

1998). 

Cara lain dapat berfokus pada lima dimensi yaitu Fisik, emosional,

intelektual, sosial dan spiritual. Untuk dapat menjaring data dikembangkan formulir

pengkajian dan petunjuk teknis pengkajian agar mudah dalam pengkajian. Adapun isi

pengkajian meliputi : Identitas klien, keluhan utama/alasan masuk, faktor

predisposisi, aspek pisik/biologis, aspek psikologis, status mental, kebutuhan

persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan,

pengetahuan dan aspek medik. 

Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu data

obyektif dan data subyektif. Selanjutnya perawat dapat menyimpulkan kebutuhan

atau masalah klien, sebagai berikut : 

1) Tidak ada masalah tetapi ada kebutuhan :

Klien tidak memerlukan peningkatan kesehatan, klien hanya

memerlukan pemeliharaan kesehatan dan memerlukan follow up secara

periodik karena tidak ada masalah serta klien telah mempunyai

pengetahuan untuk antisipasi masalah.  Klien memerlukan peningkatan

kesehatan berupa prevensi dan promosi sebagai program antisipasi

terhadap masalah 

2) Ada masalah dengan kemungkinan : 

Risiko terjadi masalah karena sudah ada faktor yang dapat

menimbulkan masalah. Aktual terjadi masalah disertai data pendukung.

Umumnya sejumlah masalah klien saling berhubungan dan dapat

digambarkan sebagai pohon masalah (Fasid, 1993 dan INJF, 1996, dikutip

: Keliat, 1998).

Agar penentuan pohon masalah dapat dipahami dengan jelas, penting

untuk diperhatikan tiga komponen yang terdapat pada pohon masalah

yaitu : penyebab (causa) masalah utama (core problem) dan effect

(akibat). Masalah utama adalah prioritas masalah klien dari beberapa

masalah yang dimiliki klien. Penyebab adalah salah satu dari beberapa

masalah klien yang merupakan penyebab masalah utama. Akibat adalah

salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan efek/akibat dari

masalah utama. 

B. Diagnosa Keperawatan

Pengertian diagnosa keperawatan yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai

Page 14 of 71

14

Page 15: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

berikut : 

a. Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang diambil dari

pengkajian (Gabie, dikutip oleh Carpenito, 1993).

b. Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual atau potensial dan

berdasarkan pendidikan dan pengalamannya perawat mampu

mengatasinya, (Gordon, dikutip oleh Carpenito, 1983) 

c. Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon aktual atau

potensial dari individu, keluarga atau masyarakat terhadap masalah

kesehatan/proses kehidupan (Carpenito, 1995) 

d. Diagnosa keperawatan adalah identifikasi atau penilaian terhadap respon

klien baik aktual maupun potensial. (Stuart dan Sundeen, 1995). 

Diagnosa keperawatan dapat dirumuskan PE (Problem, Etiologi)

keduanya ada hubungan sebab akibat dan rumusan PES (Problem,

Etiologi, Simptom atau gejala sebagai data penunjang). 

Adapun tipe-tipe diagnosanya yaitu : Diagnosa aktual, diagnosa resiko tinggi,

diagnosa mungkin dan masalah kolaboratif. 

C. Rencana Tindakan

Keperawatan Rencana tindakan keperawatan terdiri dari tiga aspek

yaitu tujuan umum, tujuan khusus dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan

umum memfokuskan kepada penyelesaian masalah (P) dari diagnosa tertentu,

tujuan umum dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus telah dicapai.

Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian etiologi (E) dari diagnosa tertantu.

Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan klien yang perlu dicapai atau

dimiliki klien. 

Umumnya kemampuan pada tujuan khusus dapat dibagi menjadi tiga

aspek (Stuart dan Sundeen, 1995) yaitu kemampuan kognitif yang diperlukan

untuk menyelesaikan etiologi dari diagnosa keperawatan, kemampuan

psikomotor yang diperlukan agar etiologi dapat selesai dan kemampuan

afektif agar klien precaya akan kemampuan menyelesaikan masalah. Kata

kerja yang digunakan untuk menuliskan tujuan ini harus berfokus pada

perilaku. Tabel kata kerja untuk tujuan: 

D. Implementasi

Tindakan Keperawatan Implementasi tindakan keperawatan

disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan

Page 15 of 71

15

Page 16: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu menvalidasi dengan singkat

apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai dengan

kondisinya saat ini (here and now). 

Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan

interpersonal, intelektual, teknikel, sesuai dengan tindakan yang akan

dilaksanakan. Dinilai kembali apakah aman bagi klien. Lakukan kontrak

dengan klien yang diharapkan. Dokumentasikan semua tindakan yang

dikerjakan dan respon klien. 

E. Evaluasi Tindakan Keperawatan

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari

tindakan keperawatan kepada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada

respoons klien terhadap tindakan keperawatan yang dilaksanakan. Evaluasi

dibagi menjadi dua yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai

melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan

membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan tujuan umum yang telah

ditentukan. 

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP,

sebagai pola pikir: 

S = Respon subyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan. 

O = Respon obyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan. 

A = Analisa ulang atas data subyektif dan obyektif atau muncul untuk

menyimpulkan apakah masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan

masalah yang ada. 

P = Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon

klien. 

Rencana tindak lanjut dapat berupa : 

Rencana teruskan, jika masalah tidak berubah. Rencana dimodifikasi

jika masalah tetap, semua tindakan sudah dijalankan tetapi hasil belum

memuaskan. Rencana dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak

belakang dengan masalah yang ada serta diagnosa lama dibatalkan. Rencana

atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang diperlukan adalah

memelihara dan mempertahankan kondisi yang baru. 

Page 16 of 71

16

Page 17: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

Klien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat melihat

perubahan dan berupaya mempertahankan dan memelihara. Pada evaluasi

sangat diperlukan reinforcement untuk menguatkan perubahan yang positif.

Klien dan keluarga juga dimotivasi untuk melakukan self reinforcement. 

PETUNJUK TEKNIK PENGISIAN LEMBAR DOKUMENTASI YANG

MENGACU PADA MODEL PIE 

1. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan : 

a. Pengisian nama, umur, jenis kelamin, dan tanggal, no register.

b. Tiap lembar data diisi problem intervensi dan evaluasi 

2. Pada kolom problem ditambahkan data subyektif dan obyektif. 

3. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian

masalah dengan intervensi dan no masalah klien yang relevan dicatat

yang dibuat oleh PP. 

4. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari

intervensi yang diidentifikasi dengan tanda “E” ( Evaluasi ) dan no

masalah, berisi 6 jam, shift jaga ( pagi, sore, malam ) dan paraf

perawat. 

5. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal setiap 8 jam

( setiap pergantian shift. 

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

KESEHATAN JIWA 

Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat. 

I. Identitas

1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak

dengan Klien tentang : nama perawat, nama klien, panggilan perawat,

panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan

dibicarakan. 

2. Usia dan No RM Lihat RM 

3. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat. 

II. Alasan Masuk Tanyakan kepada klien / keluarga: 

1. Apa yang menyebabkan klien / keluarga datang ke Rumah Sakit

saat ini ? 

2. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ? 

3. Bagaimana hasilnya ? 

Page 17 of 71

17

Page 18: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

III. Faktor Predisposisi 

1. Tanyakan kepada Klien / keluarga apakah klien pernah mengalami

gangguan jiwa dimasa lalu, bila ya beri tanda " V " pada kotak " ya "

dan bila tidak beri tanda "V" pada kotak " tidak ". 

2. Apabila pada poin 1 " ya " maka tanyakan bagaimana hasil

pengobatan sebelumnya apabila dia dapat beradaptasi di masyarakat

tanpa gejala - gejala gangguan jiwa maka beri tanda " V " pada kotak "

berhasil " apabila dia dapat beradaptasi tapi masih ada gejala - gejala

sisa maka beri tanda " V " pada kotak " kurang berhasil " apabila tidah

ada kemajuan atau gejala - gejala bertambah atau menetap maka beri

tanda " V " pada kotak " tidak berhasil ". 

3. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau

mengalami dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual,

penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan

kriminal, beri tanda " V " sesuai dengan penjelasan klien / keluarga

apakah klien sebagai pelaku dan atau korban, dan atau saksi, maka

beri tanda " V " pada kotak pertama, isi usia saat kejadian pada kotak

ke dua. Jika klien pernah sebagai pelaku dan korban dan saksi ( 2 atau

lebih ) tuliskan pada penjelasan. a. Beri penjelasan secara singkat dan

jelas tentang kejadian yang dialami klien terkait No. 1,2,3. b. Masalah

keperawatan ditulis sesuai dengan data. 

4. Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada anggota keluarga

Iainnya yang mengalami gangguan jiwa, jika ada beri tanda " V " pada

kotak " ya " dan jika tidak beri tanda " V " pada kotak " tidak ".

Apabila ada anggota keluarga lama yang mengalami gangguan jiwa

maka tanyakan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga

tersebut. Tanyakan apa gejala yang dialami serta riwayat pengobatan

dan perawatan yang pernah diberikan pada anggota keluarga tersebut. 

5. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak

menyenangkan (kegagalan, kehilangan/ perpisahan/ kematian, trauma

selama tumbuh kembang) Yang pernah dialami klien pada masa lalu. 

IV. Fisik Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ; 

1. Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu,

pernapasan klien. 

Page 18 of 71

18

Page 19: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

2. Ukur tinggi badan dan berat badan klien. 

3. Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang

dirasakan oleh klien, bila ada beri tanda " V " di kotak " ya " dan bila "

tidak " beri tanda " V " pada kotak tidak. 

4. Kaji Iebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan

keluhan yang ada. 

5. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada. 

V. Psikososial 

1. Genogram 

a. Buatlah genogram minimal tiga gcncrasi yang dapat

menggambarkan hubungan klien dan keluarga. 

b. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi,

pengambilan keputusan dan pola asuh. 

c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data. 

2. Konsep diri 

a. Gambaran diri · Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian

tubuh yang disukai dan tidak disukai. 

b. Identitas diri, tanyakan tentang · Status dan posisi klien sebelum

dirawat. · Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah,

tempat kerja, keompok). · Kepuasan klien sebagai

laki-Iaki/perempuan. 

c. Peran: Tanyakan, · Tugas/ peran yang diemban dalam

keluarga/kelompok/ masyarakat · Kemampuan klien dalam

melaksanakan tugas/ peran tersebut 

d. Ideal diri : Tanyakan, · Harapan terhadap tubuh, posisi, status,

tugas/peran. · Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah,

tempat kerja, masyarakat) · Harapan klien terhadap penyakitnya 

e. Harga diri : Tanyakan, · Hubungan klien dengan orang lain sesuai

dengan kondisi no.2 a, b, c,d. · Penilaian/ penghargaan orang lain

terhadap diri dan kehidupannya.

f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data. 

3. Hubungan sosial 

a. Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti dalam

kehidupannya, tempat mengadu, tempat bicara, minta

Page 19 of 71

19

Page 20: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

bantuan atau sokongan. 

b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalarn

masyarakat. 

c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam

kelompok dimasyarakat. 

d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data 

4. Spiritual 

a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang: · Pandangan dan

keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma

budaya dan agama yang dianut. · Pandangan masyarakat

setempat tentang gangguan jiwa. 

b. Kegiatan ibadah : Tanyakan: · Kegiatan ibadah dirumah

secara individu dan kelompok. · Pendapat klien/ keluarga

tentang kegiatan ibadah. 

c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data 

VI. Status Mental Beri tanda " V " pada kotak sesuai dengan keadaan klien

boleh lebih dari satu 

1. Penampilan. Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat /

keluarga Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki

ada yang tidak rapih. Misalnya : rambut acak-acakan, kancing baju tidak

tepat, resleting tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti. 

a. Penggunaan pakaian tidak sesuai misalnya : pakaian dalam, dipakai

diluar baju.

b. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika. penggunaan pakaian

tidak tepat (waktu, tempat, identitas, situasi/ kondisi). 

c. Jelaskann hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak

tercantum. e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data. 

2. Pembicaraan

a. Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras,

gagap, membisu, apatis dan atau lambat 

b. Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain

yang tak ada kaitannya beri tanda " V " pada kotak inkoheren. 

c. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum. 

d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data. 

Page 20 of 71

20

Page 21: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

3. Aktivitas motorik Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/

keluarga.

a. Lesu, tegang, gelisah sudah jelas. 

b. Agitasi = gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan, 

c. Tik = gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol. 

d. Grimasen = gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat

Dikontrol klien.

e. Tremor = jari- jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan

tangan dan merentangkan jari-jari. 

f. Kompulsif = kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan seperti

berulang kali mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan

tangan dan sebagainya. 

g. Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak

tercantum. i. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data. 

4. Alam perasaan. 

Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga. 

a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas

b. Ketakutan = objek yang ditakuti sudah jelas.

c. Khawatir = objeknya belum jelas. 

d. Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum. 

e. Masalah keperawatan ditulis sesuai data. 

5. Afek 

Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga. 

a. Datar = tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang 

b. menyenangkan atau menyedihkan. 

c. Tumpul = hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat. 

d. Labil = emosi yang cepat berubah-ubah. 

e. Tidak sesuai = emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan

stimulus yang ada. 

f. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum. 

g. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data. 

6. lnteraksi selama wawancara 

Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi perawat dan

keluarga 

Page 21 of 71

21

Page 22: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.

b. Kontak mata kurang - tidak mau menatap lawan bicara. 

c. Defensif - selalu berusaha mempertahankan pendapat dan

kebenaran dirinya. 

d. Curiga - menunjukan sikap/ perasaan tidak percaya pada orang lain 

e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum. 

f. Masalah keperawatan sesuai dengan data. 

7. Persepsi. 

a. Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama dengan

penciuman. 

b. Jelaskan isi halusinasi, frekuensi, gejala yang tampak pada saat klien

berhalusinasi. 

c. Masalah keperawatan sesuai dengan data 

8. Proses pikir 

Data diperoleh dari observasi dan saat wawancara 

a. Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada

tujuan pembicaraan. 

b. Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada

tujuan. 

c. Kehilangan asosiasi : pembicaraan tak ada hubungan antara satu

kalimat dengan kalitnat lainnya, dan klien tidak menyadarinya. 

d. Flight of ideas : pembicaraan.yang meloncat dari satu topik ke topik

lainnya, masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada

tujuan. 

e. Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal

kemudian dilanjutkan kembali. 

f. Perseverasi : pembicaraan yang diulang berkali-kali. 

g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara. 

h. Masalah keperawatan sesuai dengan data. 

9. lsi pikir. 

Data didapatkan melalui wawancara. 

a. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha

menghilangkannya. 

b. Phobia : ketakutan yang phatologis/ tidak logis terhadap objek/ situasi

Page 22 of 71

22

Page 23: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

tertentu. 

c. Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam

tubuh yang sebenarnya tidak ada. 

d. Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri,

orang atau lingkungan. 

e. Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi

lingkungan yang bermakna dan terkait pada dirinya. 

f. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan

hal-hal yang mustahil/ diluar kemampuannya. 

g. Waham. · Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara

berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapt tidak sesuai dengan

kenyataan. · Somatik : klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya

dan dikatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan. ·

Kebesaran : klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap

kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai

dengan kenyataan. · Curiga : klien mempunyai keyakinan bahwa ada

seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai

dirinya yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan

kenyataan. · Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di

dunia/ meninggal yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai

dengan kenyataan. Waham yang bizar · Sisip pikir : klien yakin ada

ide pikiran orang lain yang disisipkan didalam pikiran yang

disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan. · siar

pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan

walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang

dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan. ·

Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari

luar. 

h. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara. 

i. Masalah keperawatan sesuai dengan data. 

10. Tingkat kesadaran 

Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan

observasi, stupor diperoleh melalui observasi, orientasi klien (waktu,

tempat, orang) diperoleh melalui wawancara 

Page 23 of 71

23

Page 24: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

a. Bingung . tampak bingung dan kacau. 

b. Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar/ tidak

sadar. 

c. Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gcrakan-gerakan yang

diulang, anggota tubuh klien dapat dikatakan dalam sikap canggung

dan dipertahankan klien, tapi klien mengerti semua yang terjadi

dilingkungan. 

d. Orientasi waktu, tempat, orang jelas 

e. Jelaskan data objektif dan subjektif yang terkait hal-hal diatas. 

f. Masalah keperawatan sesuai dengan data. 

g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara 

11. Memori. 

Data diperoleh melalui wawancara 

a. Gangguan daya ingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian

yang terjadi lebih dari satu bulan 

b. Gangguan daya ingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian

yang terjadi dalam minggu terakhir. 

c. Gangguan daya ingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang

baru saja terjadi. 

d. Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan

memasukan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya

ingatnya. 

e. Jelaskan sesuai dengan data terkait. 

f. Masalah keperawatan sesuai dengan data 

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung 

Data diperoleh melalui wawancara 

a. Mudah dialihkan : perhatian klien mudah berganti dari satu objek ke

objek lain.

b. Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar pertanyaan

diulang/ tidakdapat menjelaskan kembali pembicaraan. 

c. Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan/

pengurangan pada benda-benda nyata. 

d. Jelaskan sesuai dengan data terkait. 

e. Masalah keperawatan sesuai data. 

Page 24 of 71

24

Page 25: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

13. Kemampuan penilaian 

a. Gangguan kemampuan penilaian ringan: dapat mengambil keputusan

yang sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh : berikan

kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau

makan dulu sebelum mandi. Jika diberi penjelasan, klien dapat

mengambil keputusan. 

b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna : tidak mampu mengambil

keputusan walaupun dibantu orang lain. Contoh : berikan kesempatan

pada klien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu

sebelum mandi. Jika diberi penjelasan klien masih tidak mampu

mengambil keputusan. 

c. Jelaskan sesuai dengan data terkait. 

d. Masalah keperawatan sesuai dengan data. 

14. Daya tilik diri 

Data diperoleh melalui wawancara 

a. Mengingkari penyakit yang diderita : tidak menyadari gejala penyakit

(perubahan fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu

pertolongan 

b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang lain/

lingkungan yang menyebabkan kondisi saat orang lain/ lingkungan

yang menyebabkan kondisi saat ini.

c. Jelaskan dengan data terkait. 

d. Masalah keperawatan sesuai dengan data 

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang 

1. Makan 

a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, jumlah, variasi, macam

(suka/ tidak suka/ pantang) dan cara makan. 

b. Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan

alat makan. 

2. BAB/BAK, Observasi kemampuan klien untuk BAB / BAK. - Pergi,

menggunakan dan membersihkan WC - Membersihkan diri dan merapikan

pakaian 

3. Mandi 

a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi,

Page 25 of 71

25

Page 26: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

cuci rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut) 

b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan. 

4. Berpakaian 

a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan

mengenakan pakaian dan alas kaki. 

b. Observasi penampilan dandanan klien. 

c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian. 

d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien: mengambil, memilih dan

mengenakan pakaian.

5. lstirahat dan tidur Observasi dan tanyakan tentang:

- Lama dan waktu tidur siang / tidur malam

- Persiapan sebelum tidur seperti: menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa.

- Kegiatan sesudah tidur, seperti: merapikan tempat tidur, mandi/ cuci

muka dan menyikat gigi. 

6. Penggunaan obat Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga

tentang: - Penggunaan obat: frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara. -

Reaksi obat. 

7. Pemeliharaan kesehatan Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang: -

Apa, bagaimana, kapan dan kemana, perawatan dan pengobatan lanjut. -

Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, institusi dan

lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya. 

8. Kegiatan di dalam rumah Tanyakan kemampuan klien dalam: -

Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan - Merapikan rumah

(kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel). - Mencuci pakaian sendiri -

Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari 

9. Kegiatan di luar rumah Tanyakan kemampuan klien - Belanja untuk

keperluan sehari-hari - Dalam melakukan perjalanan mandiri dengan jalan

kaki, menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum) - Kegiatan lain

yang dilakukan klien di luar rumah (bayar listrik/ telpon/ air, kantor pos

dan bank). 

VIII. Mekanisme Koping 

Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda

"V" pada kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun

maladaptif.

Page 26 of 71

26

Page 27: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

CONTOH ASKEP DENGAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL

DAN KESEHATAN JIWA

(Pasien dengan Penyalahgunaan Napza)

A. Pengkajian

1. Kaji situasi kondisi penggunaan zat

Kapan zat digunakan

Kapan zat menjadi lebih sering digunakan/mulai menjadi masalah

Kapan zat dikurangi/dihentikan, sekalipun hanya sementara

2. Kaji risiko yang berkaitan dengan penggunaan zat

Berbagi peralatan suntik

Perilaku seks yang tidak nyaman

Menyetir sambil mabuk

Riwayat over dosis

Riwayat serangan (kejang) selama putus zat

3. Kaji pola penggunaan

Waktu penggunaan dalam sehari (pada waktu menyiapkan makan malam)

Penggunaan selama seminggu

Tipe situasi (setelah berdebat atau bersantai di depan TV)

Lokasi (timbul keinginan untuk menggunakan NAPZA setelah berjalan

melalui rumah bandar)

Kehadiran atau bertemu dengan orang-orang tertentu (mantan pacar, teman

pakai)

Adanya pikiran-pikiran tertentu (“Ah, sekali nggak bakal ngerusak” atau

“Saya udah nggak tahan lagi nih, saya harus make”)

Adanya emosi-emosi tertentu (cemas atau bosan)

Adanya faktor-faktor pencetus (jika capek, labil, lapar, tidak dapat tidur atau

stres yang berkepanjangan)

4. Kaji hal baik/buruk tentang penggunaan zat maupun tentang kondisi bila tidak

menggunakan.

B. Diagnosa Keperawatan

Koping individu tidak efektif: belum mampu mengatasi keinginan menggunakan zat

Page 27 of 71

27

Page 28: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

C. Tindakan Keperawatan

Strategi Pertemuan 1- Klien: 1) mendiskusikan dampak penggunaan NAPZA bagi

kesehatan, cara meningkatkan motivasi berhenti, dan cara mengontrol keinginan. 2)

melatih cara meningkatkan motivasi dan cara mengontrol keinginan. 3) membuat

jadwal latihan

Latihan SP 1-Klien

Orientasi

“Selamat pagi Dik, perkenalkan saya suster M”.

“Nama adik siapa?”

“Lebih senang dipanggil apa”

“Bagaimana keadaan kamu pagi ini?”

“Kalau A tidak keberatan, selama 20 menit kedepan kita akan bercakap-cakap tentang kesehatan A?”

“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap di teras depan ruangan A?”

Kerja

“Apa yang biasa A pakai sebelum masuk ke pusat rehabilitasi ini?” “Ganja?” “Apakah ada keluhan

dengan kesehatan A?”

“Bagaimana hubungan A dengan teman-teman A?”

“Bagaimana dengan sekolah A?”

“Sejak kapan A menggunakan ganja?”

“Pada situasi yang bagaimana timbul keinginan A menghisap ganja?”

“Apa saja akibat yang A rasakan kalau menghisap ganja?”

“Apakah A ingin berhenti?” “Bagus!”

“Berapa kali A mencoba berhenti?”

“Bagaimana perasaan A ketika tidak menghisap ganja?”

“Apa yang menyebabkan A memakai ganja lagi?”

“Baiklah kalau begitu, Suster akan jelaskan akibat kesehatan yang dapat terjadi.. “Yang mana yang

sudah A alami?”

“Jadi A ingin coba berhenti?”

“Sekarang mari kita bicarakan apa-apa saja yang masih dapat dibanggakan dari A, kita mulai dari: *

Diri A:

“Coba A lihat aspek positif yang masih A miliki.”

“Betul A masih sangat muda, punya pendidikan, sehat, dan masa depan yang cerah sedang menunggu

kamu, bagus sekali.” * Keluarga A:

“A masih punya ayah, ibu, dan saudara-saudara kamu yang begitu perhatian dengan kamu”.

“Ternyata banyak sekali hal positif yang ada pada A”

“Sekarang bagaimana kalau A berlatih mensyukuri hal positif yang ada pada A” “Katakan saya masih

muda, saya harus berhenti!”

“Bagaimana kalau kita teruskan diskusi tentang cara-cara menghindari penggunaan ganja.”

Page 28 of 71

28

Page 29: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

“Ada beberapa cara yaitu: 1. Hindari teman-teman A yang menawarkan ganja 2. Kunjungi teman-

teman yang tidak menggunakan 3. Bicara pada teman-teman yang berhasil berhenti 4. Kalau pergi

keluar dari rumah sebaiknya ditemani keluarga

“Selain itu lakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.” “Apa contohnya A?” “Bagus!” “Mari kita

buat jadwal kegiatannya.”

Terminasi

“Bagaimana perasaan A setelah bercakap-cakap?” “Bagus sekali.”

“Nah, suster mau tanya lagi:

“Coba A sebutkan kembali hal-hal positif yang masih A miliki!” “Bagus sekali” “Yang mana yang

mau dilatih?”

“Saya bisa berhenti.” (Afirmasi).

“Sekarang coba sebutkan kembali cara menghindari penggunaan ganja!” “Benar” “Yang mana yang

mau dilatih”

“Nah, masukkan dalam jadwal latihannya dan dicoba”

“Besok pagi suster akan datang kembali, kita akan diskusikan lagi hasil latihannya dan kita latih cara

yang lain.”

“Bagaimana A”

“Baiklah kalau begitu besok jam 11.00 kita ketemu ya.”

“Sampai jumpa”

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat untuk membantu klien mengatasi

craving/nagih (keinginan untuk menggunakan kembali NAPZA) adalah sebagai

berikut: 1) identifikasi rasa nagih muncul, 2) ingat diri sendiri, rasa nagih normal

muncul saat kita berhenti, 3) ingatlah rasa nagih seperti kucing lapar, semakin lapar,

semakin diberi makan semakin sering muncul, 4) cari seseorang yang dapat

mengalihkan dari rasa nagih, 5) coba menyibukkan diri saat rasa nagih datang, 6)

tundalah penggunaan sampai beberapa saat, 7) bicaralah pada seseorang yang dapat

mendukung, 8) lakukan sesuatu yang dapat membuat rileks dan nyaman, 9) kunjungi

teman-teman yang tidak menggunakan narkoba, 10) tontonlah video, ke bioskop atau

dengar musik yang dapat membuat rileks, 11) dukunglah usaha anda untuk berhenti

sekalipun sering berakhir dengan menggunakan lagi, 12) bicara pada teman-teman

yang berhasil berhenti, dan 13) bicaralah pada teman-teman tentang bagaimana

mereka menikmati hidup atau rilekslah untuk dapat banyak ide.

Menurut Keliat dkk. (2006), tujuan tindakan keperawatan untuk keluarga adalah

sebagai berikut:

1) Keluarga dapat mengenal masalah ketidakmampuan anggota keluarganya

Page 29 of 71

29

Page 30: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

berhenti menggunakan NAPZA

2) Keluarga dapat meningkatkan motivasi klien untuk berhenti

3) Keluarga dapat menjelaskan cara merawat klien NAPZA

4) Keluarga dapat mengidentifikasi kondisi pasien yang perlu dirujuk

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada keluarga anatara lain:

1) Diskusikan tentang masalah yang dialami keluarga dalam merawat klien

2) Diskusikan bersama keluarga tentang penyalahgunaan/ketergantungan zat (tanda,

gejala, penyebab, akibat) dan tahapan penyembuhan klien (pencegahan,

pengobatan, dan rehabilitasi).

3) Diskusikan tentang kondisi klien yang perlu segera dirujuk seperti: intoksikasi

berat, misalnya penurunan kesadaran, jalan sempoyongan, gangguan penglihatan

(persepsi), kehilangan pengendalian diri, curiga yang berlebihan, melakukan

kekerasan sampai menyerang orang lain. Kondisi lain dari klien yang perlu

mendapat perhatian keluarga adalah gejala putus zat seperti nyeri (sakau), mual

sampai muntah, diare, tidak dapat tidur, gelisah, tangan gemetar, cemas yang

berlebihan, depresi (murung yang berkepanjangan).

4) Diskusikan dan latih keluarga merawat klien NAPZA dengan cara: menganjurkan

keluarga meningkatkan motivasi klien untuk berhenti atau menghindari sikap-

sikap yang dapat mendorong klien untuk memakai NAPZA lagi (misalnya

menuduh klien sembarangan atau terus menerus mencurigai klien memakai lagi);

mengajarkan keluarga mengenal ciri-ciri klien memakai NAPZA lagi (misalnya

memaksa minta uang, ketahuan berbohong, ada tanda dan gejala intoksikasi);

ajarkan keluarga untuk membantu klien menghindar atau mengalihkan perhatian

dari keinginan untuk memakai NAPZA lagi; anjurkan keluarga memberikan

pujian bila klien dapat berhenti walaupun 1 hari, 1 minggu atau 1 bulan; dan

anjurkan keluarga mengawasi klien minum obat.

D. Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan dari klien adalah sebagai berikut:

1. Klien mengetahui dampak NAPZA

2. Klien mampu melakukan cara meningkatkan motivasi untuk berhenti

menggunakan NAPZA

3. Klien mampu mengontrol kemampuan keinginan menggunakan NAPZA

kembali

Page 30 of 71

30

Page 31: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

4. Klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan koping yang adaptif

5. Klien dapat menerapkan cara hidup yang sehat

6. Klien mematuhi program pengobatan

Evaluasi yang diharapkan dari keluarga adalah sebagai berikut:

1. Keluarga mengetahui masalah yang dialami klien

2. Keluarga mengetahui tentang NAPZA

3. Keluarga mengetahui tahapan proses penyembuhan klien

4. Keluarga berpartisipasi dalam merawat klien

5. Keluarga memberikan motivasi pada klien untuk sembuh

6. Keluarga mengawasi klien dalam minum obat

Dokumentasi Asuhan Keperawatan

CATATAN KEPERAWATAN

Nama Klien : AY

Nama Ruang : Anggrek

No. RM : 02-02-7788

Tanggal : 08-08-2008

Data:

AY (20 tahun) mahasiswa salah satu PTS di kota Medan sudah 2 tahun terakhir ini menggunakan

shabu-shabu. Sebelum menggunakan shabu-shabu, klien mengkonsumsi ectasy. Keluarga sudah 2 kali

membawa AY ke panti rehabilitasi untuk mendapat pengobatan. Biasanya setelah menjalani

rehabilitasi klien berhenti menggunakan shabu-shabu. Akan tetapi waktunya tidak lama, paling lama 6

bulan. Ini kali ketiga klien dirawat di panti rehabilitasi. Klien mengatakan sudah berusaha untuk

menghentikan kebiasaan mengkonsumsi shabu-shabu. Tetapi keinginan itu tidak bertahan lama karena

dia sering ketemu dan berkumpul bersama teman-teman pemakai NAPZA. Klien sulit untuk menolak

ajakan teman-temannya.

Diagnosa Keperawatan:

Koping individu tidak efektif: belum mampu mengatasi keinginan menggunakan zat

Tindakan Keperawatan:

1. Mendiskusikan tentang dampak penggunaan NAPZA bagi kesehatan

2. Mendiskusikan tentang cara meningkatkan motivasi untuk berhenti

3. Mendiskusikan tentang cara menghindar dari teman-teman pemakai NAPZA

4. Mendiskusikan tentang cara penyelesaian masalah secara sehat

Page 31 of 71

31

Page 32: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

5. Mendiskusikan tentang gaya hidup yang sehat

6. Melatih cara untuk menghindar dan mengontrol keinginan menggunakan NAPZA

kembali

7. Melatih cara menyelesaikan masalah: dicurigai/dituduh menggunakan NAPZA

kembali oleh keluarga/sekolah/pekerjaan

Evaluasi:

S: Klien berjanji akan menghindari teman-temannya yang masih menggunakan NAPZA

O: Klien tampak tidak mau menemui teman kelompoknya ketika berkunjung untuk menjenguknya di

panti rehabilitasi

A: Keinginan untuk menggunakan kembali NAPZA terkadang muncul

P: Menganjurkan klien untuk menambah kegiatan yang bersifat positif seperti aktif dalam kegiatan

ibadah di panti rehabilitasi, olahraga melanjutkan kembali membuat jadwal kegiatan klien

Tanda tangan:

Nama Perawat:

2.2 Keluarga dan Komunitas

1. Konsep Dasar

A. Keperawatan kesehatan keluarga.

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka

hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam

peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu

kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya 1989).

Alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman) adalah

keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang

menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga sebagai kelompok dapat

menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah

kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam keluarga

saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota keluarga akan

mempengaruhi seluruh keluarga tersebut, keluarga merupakan perantara yang

efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat, perawat

dapat menjangkau masyarakat hanya melalui keluarga, dalam memelihara

pasien sebagai individu keluarga tetap berperan dalam pengambil keputusan

dalam pemeliharaannya, keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk

Page 32 of 71

32

Page 33: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga. Sedangkan tujuan

perawatan kesehatan keluarga adalah memungkinkan keluarga untuk

mengelola masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi keluarga dan

melindungi serta memperkuat pelayanan masyarakat tentang perawatan

kesehatan.

B. Type-type keluarga :

a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,

dan anak-anak.

b. Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan

sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,

bibi dan sebagainya.

c. Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita

dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga

inti.

d. Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

2. Tanggung Jawab Perawat

Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai tanggung

jawab yang meliputi:

1. Memberikan pelayanan secara langsung

Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengakajian fisik atau psikososial,

menunjukkan pemberian tindakan secara trampil dan memberikan intervensi.

Kerjasama dari klien dan keluarga serta pemberi perawatan utama di keluarga

dalam perencanaan sangaat penting untuk menjaga kesinambungan perawatan

selama perawat tidak ada di rumah. Perawat hanya memberikan perawata

dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah lebih

merupakan tanggung jawab dari keluarga dari pada perawat. Oleh karena itu

pendidikan kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di

rumah.

Page 33 of 71

33

Page 34: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

2. Dokumentasi

Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat penting

untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang

dialaminya.

3. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus

Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional lain

dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Focus peran perawat yang

yang menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan,

menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk mememuhi

kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun.

4. Menentukan frekuensi dan lama perawatan

Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama

periode waktu tertentut sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu

perawatan yang dilakukan di rumah.

5. Advocacy

Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah

peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan masalah

pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.

3. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Keluarga

A. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil

data secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.

Sumber informasi dari tahapan pengkajian daoat menggunakan metode :

1. Wawancara keluarga

2. Observasi fasilitas rumah

3. Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)

4. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dan

sebagainya.

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

1. Data Umum

I. Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

a. Nama kepala keluarga (KK)

b. Alamat dan telepon

Page 34 of 71

34

Page 35: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

c. Pekerjaan kepala keluarga

d. Pendidikan kepala keluarga

e. Komposisi keluarga dan genogram

f. Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta masalah-masalah

yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

g. Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan

h. Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang

dapat mempengaruhi kesehatan.

i. Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari

kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status

sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan

yang dikeluarkan oleh keluarga serta barangn-barang yang dimiliki

oleh keluarga.

j. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi

bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun

dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan

aktivitas rekreasi.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari

keluarga inti.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi

oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut

belum terpenuhi.

c. Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-

Page 35 of 71

35

Page 36: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit

(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan

keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak

suami dan istri.

3. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan

sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat

yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan

penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

c. mobolitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga

berpindah tempat.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana

interaksi keluarga dengan masyarakat.

e. Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah

anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga

untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas

psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial

atau dukungan dari masyarakat setempat.

4. Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga

b. Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi

orang lain untuk mengubah perilaku.

Page 36 of 71

36

Page 37: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

c. Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara

formal maupun informal.

d. Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga

yang berhubungan dengan kesehatan.

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya, bagaiman kehangatan tercipta pada anggota

keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.

b. Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji adalah bagaiman interaksi atau hubungan dalam

keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,

budaya dan perilaku.

c. Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana

pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga

dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari

kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga,

yaitu : keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil

keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan tarhadap

anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat

meningkatkan kesehatan dan kleluarga mampu memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.

Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga

melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga

memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi: pen

Page 37 of 71

37

Page 38: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang

mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.

2. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji

adalah ;

Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat

dan luasnya masalah

Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang

dialami

Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit

Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah

kesehatan.

Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang

ada.

Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.

Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap

tindakan dalam mengatasi masalah.

3. Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit, termasuk kemampuan memelihara

lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada

di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;

Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan

perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah

kesehatan/penyakit.

Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang

diperlukan untuk perawatan.

Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang

diperlukan memadai.

Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap

perawatan yang diperlukan

Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri

sendiri dalam keluarga

Page 38 of 71

38

Page 39: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam

memelihara lingkungan dimasa mendatang.

Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan

dan pencegahan penyakit

Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan

bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.

Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan

(diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi).

Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya

perawatan dan pencegahan.

d. Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

1. Berapa jumlah anak

2. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga

3. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

jumlah anggota keluarga.

e. Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :

1. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

papan

2. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.

6. Stress dan Koping Keluarga

a. Stressor jangka pendek dan panjang

Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.

Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap

situasi/stressor.

c. Strategi koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

Page 39 of 71

39

Page 40: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

d. Strategi adaptasi disfungsional

e. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila

menghadapi permasalahan

7. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga. Metode

yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan

fisik di klinik.

8. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada.

B. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentikasi, memfokuskan dan

mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah actual dan

resiko tinggi. Labil diagnosa keperawatan memberi format untuk mengekspresikan

bagian identifikasi masalah dari proses keperawatan.

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons individu,

keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

actual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan

intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat

perawat. Terdapat beberapa langkah yang tercakup dalam identifikasi masalah.

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat

pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan

dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga.

Tahap dalam diagnosa keperawatan keluarga

1. Analisa data

Kegiatan yang dilakukan :

1. Menetapkan masalah kesehatan keluarga

2. Menetapkan prioritas masalah kesehatan yang akan dipecahkan, dengan

mempertimbangkan :

a. Sifat masalah

b. Kemungkinan masalah dapat diatasi

c. Potensi pencegahannya

d. Persepsi keluarga terhadap masalah

Page 40 of 71

40

Page 41: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

2. Perumusan Masalah

Diagnosa keperawatan pada perumusan masalah mengacu pada PES

dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.

Contoh Analisa Data :

Data (sign- symptom) Masalah (P) Penyebab (E)

Data subyek

Pak KR terkena Bronkhitis

kronik sejak 2 tahun

Sejak 6 bulan kumat shg di

rumah saja

Data obyektif

Lingkungan rumah kurang sehat :

barang bertumpuk-tumpuk ,kotor

, ventilasi kurang dll

Hasil pemeriksaan fisik :

…………………..

Resiko serangan

berulang pada p.kr

Lingkungan yang tidak

adekuat

Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :

1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

2. Resiko (ancaman kesehatan)

3. Keadaan sejahtera (wellness)

Contoh duiagnosa keperawatan keluarga ;

- Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual

Contoh 1

a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga

Bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah

kekurangan nutrisi.

b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga

Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil

keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan nutrisi.

c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga

Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga dangan masalah kekurangan nutrisi.

Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga) mengandung 3

Page 41 of 71

41

Page 42: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

unsur yaitu ketidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mauan

mengambil keputusan dan ketidak mampuan merawat, maka dari 3 diagnosa

tersebut cukup hanya menentukan 1 (satu) diagnosa yaitu diagnosa yg ketiga,

akan tetapi dalam metrumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga

etiologi tersebut

Contoh 2

Perubahan peran dalam keluarga (bapak S) berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran suami

Contoh 3

Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (ibu A) keluarga bapak B

berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan

keterbatasan gerak (rematik).

- Diagnosa Keperawatan Keluarga Resiko (ancaman)

Sudah ada data yang menunjangtapi belum terjadi gangguan, misalnya

lingkungan rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi

tumbuh kembang yang tidak adekuat, dan sebagainya.

Contoh

a. Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan dengan

ketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi

b. Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak B

berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mellakukan stimulasi

terhadap Balita.

- Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan

keluarga dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial

(sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi.

Contoh

a. Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak

R

b. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga

bapak R

c. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah

keluarga bapak R

3. Menentukan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga

Page 42 of 71

42

Page 43: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :

NO KRITERIA SKOR BOBOT

1 Sifat masalah

Aktual (Tidak/kurang sehat)

Ancaman kesehatan

Keadaan sejahtera

3

2

1

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah

Mudah

Sebagian

Tidak dapat

2

1

0

2

3 Potensi masalah untuk dicegah

Tinggi

Sedang

Rendah

3

2

1

1

4 Menonjolnya masalah

Masalah berat, harus segera ditangani

Ada masalah, tetapi tidak perlu segera

ditangani

Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Skoring

Skor

x Bobot

Angka tertinggi

Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga

A. Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas

1. Kriteria 1

Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat

karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari

dan dirasakan oleh keluarga

2. Kriteria 2

Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan

terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :

Page 43 of 71

43

Page 44: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk

menangani masalah

Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga

Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan

waktu.

Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam

masyarakat dan dukungan masyarakat

3. Kriteria 3

Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :

Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau

masalah

Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu

masalah itu ada

Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang

tepat dalam memperbaiki masalah.

Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka

menambah potensi untuk mencegah masalah.

4. Kriteria 4

Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana

keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang

terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

Skoring Penentuan Prioritas DX Keperawatan Keluarga

Prioritas Masalah Dx kep Skor

1 Resiko Jatuh Lansia Di

Klg Bapak Rr Bd.

Ketidakmamp[Uan

Menyediakan Lingk.

Aman

3 1/3

2 2 ½

3 dst 2 , DST

C. Perencanaan Keperawatan Keluarga

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang

Page 44 of 71

44

Page 45: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan

standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang

diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang

ditetapkan.

Contoh Rencana Keperawatan Keluarga:

Nama KK : KR

Alamat : kd. Jajang

No Diagnosa

Keperawatan

Keluarga

Tujuan Kriteria Evaluasi

Rencana

Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standar

1

Pengetahuan

Sikap

Psikomotor

Pengetahuan :

keluarga dapat

menyebutkan.....

Sikap :

klg mampu

memutuskan

u/menyediakan

sarana yg aman

Psikomotor :

keluarga

memodifikasi

lingkungan

sehat

D. Implementasi

Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan

mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan

terhadap keluarga mencakup hal-hal dibawah ini ;

1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan

kebutuhan kesehatan dengan cara :

a. Memberikan informasi

b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

Page 45 of 71

45

Page 46: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan

cara :

a. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan

b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

c. Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan

3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit

dengan cara

a. Mendemonstrasikan cara perawatan

b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan

4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan

menjadi sehat, dengan cara ;

a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

b. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

dengan cara :

a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga

b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Tabel Implementasi Keperawatan Keluarga:

Tanggal dan waktu No dx Implementasi

27 Agustus 2012 1 …………..

E. Evaluasi

Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk

menilai keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru

yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam

satu kali kunjungan ke keluarga. Unyuk itu dapat dilakukan secara bertahap

sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Evaluasi disusun dengan

menggunakan SOAP secara operasional.

S : Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara

subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan. Misal : Keluarga

mengatakan nyerinya berkurang.

Page 46 of 71

46

Page 47: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

O : Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif

setelah dilakukan intervensi keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1

bulan.

A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu

kepada tujuan terkait dengan diagnosa keperawatan.

P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon

dari keluarga pada tahap evaluasi.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi

formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan

evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

Format Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga

No Diagnosa Keperawatan

Keluarga

Tujuan

Khusus

Tanggal Implementasi Evaluasi

Page 47 of 71

47

Page 48: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

CONTOH KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK GATOT PURWANTO

RT 2 RW III KELURAHAN WIYUNG

Pengkajian (Tanggal. 08 November 2002)

A. Data Umum

1. Nama KK : Gatot Purwanto

2. Umur : 33 th.

3. Alamat : RT 2 RW III Kel. Wiyung.

4. Pendidikan : SLTP

5. Pekerjaan : Pegawai Swasta

6. Agama : Islam

7. Komposisi Keluarga :

No

.Nama Sex Umur

Hub.

Dg.

KK

Pendd AgamaPe-

kerjaan

Status

kes

1. Gatot Purwanto L 33 th. KK SLTP Islam PS Sehat

2. Sumilah P 32 th. Istri SLTP Islam URT Sehat

3. Inuna P 9 th Anak Kls.3 Islam - Sehat

4. Budiman L 1 th. Anak - Islam - Sehat

5. Sugino L 65 th Bapa

k

SD Islam - Gatal-

gatal

6. Lukiah P 62 th Ibu SD Islam Jualan Lansia

Genogram

8. Tipe keluarga : Extended family

Yang terdiri dari Ayah, ibu dan dua anak, ditambah kedua orang tua dari

ibu Sumilah.

9. Kewargaan negara / suku bangsa : Indonesia / Jawa.

10. Agama : Islam.

11. Status social ekonomi keluarga :

Penghasilan keluarga adalah : antara Rp. 250.000,- sampai Rp. 500.000,-

perbulan yang diperoleh dari hasil jualan ibunya dan subsidi dari beberapa

anaknya. Menurut pengakuan keluarga penghasilan yang ada cukup untuk

memenuhi keperluan sehari-hari

Page 49: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

12. Aktivitas rekreasi keluarga :

Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi nonton TV di rumah.

Kadang-kadang kumpul-kumpul dengan sanak saudara atau tetangga

dekatnya..

B. Riwayat Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan saat ini : Keluarga dengan anak prasekolah, sekolah

dan ada umur lanjut usia.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:

Tidak ada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

Sedangkan tugas keluarga yang belum dapat dicapai adalah dalam

merawat kesehatan keluarga, dimana terdapat orang tua lanjut usia

yang ,mengalami ganguuan kesehatan yaitu penderita mengalami gatal-

gatal dan sampai sekarang kondisinya masih sakit.

3. Riwayat kesehatan keluarga

Bu Lukiah mengatakan bahwa suaminya Bapak Sigiono sejak 3 tahun

yang lalu menderita gatal-gatal dan sampai sekarang belum sembuh-

sembuh padahal sudah berobat sampai ke RSUD Sutomo Surabaya. Klien

mengalami allergi daging ayam.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (yang lalu)

3 bulan yang lalu ibu lumkiah pernah dioperasi RSUD Dr.Sutomo

Surabaya dengan penyakit tumor kandungan tetapi sekarang sudah

membaik.

C. Keadaan Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

Luas rumah yang ditempati + 55 m2 (5 m x 11 m), terdiri dari 1 ruang

tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi

dan didepan ada teras rumah. Bangunan rumah berbentuk rumah jawa

yang dimodifikasi. Lantai rumah terbuat dari tegel dengan keadaan kurang

bersih dan penataan alat / probot rumah tangga yang kurang rapi,

penerangan dan ventilasi kurang Sumber air minum menggunakan PAM,

sedangkan untuk keperluan cuci dan mandi diambil dari sumur tetangga.

WC menggunakan septic tank yang terletak disamping rumah.

Page 49 of 71

49

Page 50: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

Kmr.mandi Dapur

Kmr. tidur

Kmr. makan

Kmr. tidur R. keluarga

Ruang tamu

Teras Rumah

Gb. Denah Rumah Keluarga binaan

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Tetangga sebelah kanan kiri rumah adalah saudara sendiri sehingga

mereka selalu berkumpul dalam waktu luang maupun membicarakan

keperluan masalah keluarga yang ringan-ringan.

3. Mobilitas keluarga

Saat ini ( Sejak 1 bulan yang lalu ) KK, isteri dan kedua anaknya sudah

pergi ke Batam untuk tinggal sementara guna mencari penghasilan, di

Batam keluarga mengontrak rumah dan setiap 3 bulan kembali ke Wiyung

kemudian berangkat lagi. Saat di tinggal, kedua orang tua keluarga hanya

tinggal berdua dalam satu rumah tersebut tetapi rumah disampingnya

adalah rumah anaknya yang lain juga yang sudag berkeluarga. Setiap hari

ibunya menjaga kios yang ada didepan rumahnya.dan Alhamdulillah anak

dan orangn tuanya saling membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-

hari.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyrakat

Saat berada di kampung, keluarga termasuk anggota masyarakat yang

aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat, kecuali kedua orang tuanya

yang sudah lanjur usia namun masih aktif jalan, kepasar dan keliling-

keliling tetangga.

5. Sistem pendukung keluarga

Page 50 of 71

U

50

Page 51: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

Disaat hidup berdua, kedua orang tuanya di rawat oleh anaknya yang lain

yang tinggal disamping rumahnya dan terlihat anaknya cukup rukun

dengan orang tuanya.

D. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Keluarga mengatakan, komunikasi selalu dilakukan untuk minta

pertimbangan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi.

2. Struktur peran keluarga

a. Bapak Gatot Purwanto sebagai kepala keluarga berperan sebagai

pencari nafkah dan pengambil keputusan utama dalam

keluarga.walaupun sering keluar daerah, keputusan akhir akan

dimusyawarahkan dulu dengan saudar yang ada disebelah.

b. Bu Sumilah sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam

membimbing dan mendidik anak-anak serta mengatur rumah maupun

kedua orang tuanya namun saat ini sudah ikut suaminya ke Batam.

c. Pak Sugino yang sudah tidak bekerja, kesehariannya membantu

mengawasi anak-anak. Peran yang lebih penting adalah sebagai orang

yang bisa dimintai pertimbangan untuk mengambil keputusan dan saat

ini menderita gata-gatal karena allergi salah satu makanan.

d. Bu Lukiah yang sudah termasuk lansia tetapi masih senang berjualan

dikios yang ada didepan rumahnya sambil diawasi oleh anaknya yang

juga tinggal disamping rumahnya.

Walaupun bapak Gatot dan keluarganya sudah keluar daerah namun uang

untuk keperluan sehari-hari untuk bapak dan ibunya tetap dikirim dibantu

oleh mbah Lukiah yang sambil jualan dikiosnya dan bantua dari anaknya

yang lain yang tinggal disamping rumahnya.

3. Nilai dan norma keluarga

Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai

dalam agama yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya.

Keluarga ini menganggap bahwa sakit yang diderita Bu Lukiah dan bapak

Sugino adalah penyakitnya orang tua yang biasa terjadi. Tapi upaya untuk

mengendalikan dan mencegah kekambuhan tetap dilakukan dengan

mengatur makanan dan segera periksa ke Puskesmas bila dirasakan ada

gangguan kesehatannya.

Page 51 of 71

51

Page 52: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi afeksi

Menurut keterangan keluarga, dalam kehidupan sehari-harinya mereka

selalu damai dan saling menjaga kepentingan bersama. Seperti misalnya

Ibu Lukiah yang diberi kesempatan untuk berjualan dikios yang ada

disamping rumahnya dengan alasan agar orang tuanya tersebut ada

kegiatan, ibu lukiah menjalaninya dengan senang hati dan tak ditemuai

kesulitan yang berarti.

2. Fungsi sosial

Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik.

Seperti memenuhi kebutuhan pendidikan, kalua ada kegiatan

kemasyarakatan, keluarga selalu ikut didalamnya.

3. Fungsi perawatan kesehatan.

Dalam hal kesehatan keluarga tidak tahu tentang pengaturan perabot dan

[erlengkapan rumah tangga akan membantu dalam proses pencegahan

penyakit kulit seperti gatal-gatal. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan

tidak teraturnya keluarga dalam mengatu dan menata rumahnya terutama

pakaian yang digantung / disimpan disembarang tempat dan perabot

lainnya yang tidak tertata dengan rapi.

4. Fungsi reproduksi

Menurut adiknya yang tinggal di samping rumahnya, Ibu sumilah sudah

melaksanakan program KB yaitu suntik. Sementara kakek dan neneknya

sudah didah proktif lagi.

5. Fungsi ekonomi

Pendapatan utama keluarga ini adalah dari pendapatan Pak Gatot

Purwanto yang ditambah dengan hasil jualan ( dikios ) Bu Lukiah dan

bantuan dari anaknya yang tinggal disamping rumahnya. Menurut

pengakuan keluarga penghasilan tiap bulan cukup untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari saja.

F. Stress dan Koping Keluarga

1. Stressor yang dimiliki

Saat ini kakek Sugiono sedang mengalami gangguan kesehatan yaitu

sering menderita gatal-gatal pada seluruh badannya, sudah berobat ke

Page 52 of 71

52

Page 53: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

Puskesmas dan Rumah Sakit namun belum membawa hasil yang

maksimal karema gatal-gatal selalu kambuh lagi. Menurut pengakuan

keluarga, gatal-gatal pada kakek Sugiono akan kambuh setelah makan

daging / telur namun kepastiannya keluarga tidak tahu. Dengan adanya

gatal-gatal yang sering kambuh pada kakek Sugiono ini, Keluarga merasa

heran dan sedikit cemas karena tidak sembuh-sembuh dan sangat

mengharapkan untuk sembuh total.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Untuk menghindari kekambuhan gatal tersebut, keluarga membatasi untuk

makan daging / telur, dan kalau sudah gatal-gatal keluarga ke Puskesmas.

3. Strategi koping yang digunakan

Keluarga berhati-hati dalam memilih makanan.

4. Strategi adaptasi disfungsional

Kakek selalu diberi persiapan uang untuk ke Puskesmas, kalau kalau

terjadi kekambuhan gatalnya.

G. Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang

diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan

keluarga.

1) Pemeriksaan fisik umum:

Keadaan umum Mbah Lukiah : Nampak sudah mulai lemah karena

memasuki umur lansia, Penampilan mulai terlihat skiposis (bungkuk) ,

kebersihan baju maupun celana agak kotor dan kusut.makan dan minum

masih dalam batas normal,

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 140 / 90 mmHg.

Respirasi : 24 x/mnt

Suhu : 36,2 0C

TB : 155 cm

BB : 42 Kg.

2) Pemeriksaan fisik khusus:

Kepala dan leher

Pada pemeriksaan kepala , tidak terdapat adanya benjolan, bentuk

Page 53 of 71

53

Page 54: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

kepala normal.

Leher : Pada leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena

jugularis dan arteri carotis, nyeri saat dilakukan penekanan pada

daerah oksipital.

Mata : Konjungtiva tidak terlihat anemis, kelopak mata tidak

terdapat udema, kornea tampak warna putih, penglihatan masih baik.

Hidung : tidak ada kelaianan yang ditemukan.

Mulut : bibir tidak kering dan tidak terlihat tanda – tanda sianosis.

Dada : Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1 dan

S2 tunggal, tidak terdapat palpitasi, suara mur – mur tidak ada ronchi

(-), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).

Abdomen : Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya

pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus baik,

ada bekas luka operasi yang sudah menjadi sikatrik.

Ektrimitas :Pada ekstrimitas atas dan bawah tidak terdapat udema,

tidak terjadi kelumpuhan, dari ke-4 ektrimitas mampu menggerakan

persendian, mampu mengangkat dan melipat persendian secara

sempurna.

H. Harapan Keluarga

Keluarga Kakek Sugiono berharap anggota keluarga dapat berperan masing-

masing tanpa ada yang mengalami gangguan kesehatannya. Sehingga semua

bisa berjalan lancar tanpa hambatan. Penyaki gatal nya dapat sembuh total dan

mbah lukiah bisa berjualan dengan lancar.

Analisa Data

Data Masalah (P) Penyebab (E)

Data subyektif :

Keluarga menceriatakan

bahwa mbah Sugino sering

kekambuhan gatal-gatalnya

dan gejala tersebut muncul

setelah memakan daging

ayam / telur.

Sering berobat kepuskesmas

Resiko tinggi kekambuhan

berulang pentakit Mbah

Sugini ( Gatal-gatal )

Ketidak mampuan keluarga

mengenal hal-hal yang

berkaitan dengan penyakit

allergi.

Page 54 of 71

54

Page 55: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

dengan penyakit yang sama

yaitu gatal-gatal.

Data Obyektif :

Saat petugas berkunjung

kerumah, terlihat mbah

Sugino menggaruk-garukan

badannya, terlihat

garukannya sampai

memerah.

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 140/100

mmHg.

Respirasi : 20 x/mnt

Suhu : 36,1 0C

---------------------------------------

--

Data subyektif :

Keluarga mengatakan

dirumah ini banyak

nyamukdan kami tidak bisa

menata rumah dengan baik/

teratur karena sudah umur

tua.

Data obyektif

Saat Petugas berkunjung

kerumah, terlihat perabot

rumah tangga ( Baju, celana,

kain dan sebagainya)

penempatannya tidak

teratur., dimana-mana ada

gantungan pakaian, setelah

diangkat gantungan baju

terlihat nyamuk

berterbangan

---------------------------------------

----------------------------------

---

Resiko Terkena penyakit

malaria.

----------------------------------

--

Resiko terjadinya

kecelakaan lansia.

----------------------------------

---

Ketidak mampuan keluarga

dalam menciptakan

lingkungan rumah yg dapat

menghambat

perkembangbiakan vektor

(Nyamuk).

----------------------------------

--

Kondisi fisik yang sudah

menurun ( Lansia )

Page 55 of 71

55

Page 56: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

---

Data subyektif.

-keluarga mengatakan “ Kami

sudah tua, kondisi sudah lemah

dan tak kuat lagi untuk bekerja

yang berat-berat.

Data obyektif :

Hasil pendataan didapatkan :

usia sudah masuk kategori

lansia, kondisi fisik terlihat

sudah lemah, suda mulai ada

tanda-tanda skiposis

( bungkuk )

Rumusan diagnosa keperawatan

1. Resiko tinggi kekambuhan berulang pentakit Mbah Sugini ( Gatal-gatal ) s/d.

Ketidak mampuan keluarga

mengenal hal-hal yang berkaitan dengan penyakit allergi.

2. Resiko Terkena penyakit malaria. Ketidak mampuan keluarga dalam menciptakan

lingkungan rumah yg dapat menghambat perkembangbiakan vektor (Nyamuk).

3. Resiko terjadinya kecelakaan lansia Kondisi fisik yang sudah menurun ( Lansia )

Skoring perioritas masalah

1. Resiko tinggi kekambuhan berulang pentakit Mbah Sugini ( Gatal-gatal ) s/d.

Ketidak mampuan keluarga

mengenal hal-hal yang berkaitan dengan penyakit allergi.

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

Page 56 of 71

56

Page 57: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

1. a. Sifat masalah:

Tidak/kurang sehat

b. Kemungkinan

masalah dapat

diubah:

Hanya sebagian

c.Potensial masalah

untuk dicegah:

Tinggi

d. Menonjolnya

masalah:

Masalah berat, harus

segera ditangani

3

1

2

2

1

2

1

1

Total

3/3x1=1

1/2x2= 1

2/2x1=1

1. 2/2x

1=1

4

a.Ketidak tahuan keluarga

tentang masalah penyakit

allergi merupakan bahaya

terhadap kondisi klien.

b. Kondisi klien yang

sudah memasukiki usia

lansia,sehingga sangat

terbatas kemampuannya

untuk mengatasi / mencegah

allergi.

c.Penyakit allergi

memungkinkan untuk dicegah

dengan menghindari faktor

resiko penyebab dan

mengatur makanan setiap

hari. ( keluarga mau diajak

kerjasama /kooperatif )

d.Bila tidak segera ditanganni

maka akan terjadi komplikasi

sekunderr seperti infeksi

karena badan digaruk atau

menggangu istirahat.

2. Resiko Terkena penyakit malaria. Ketidak mampuan keluarga dalam menciptakan

lingkungan rumah yg dapat menghambat perkembangbiakan vektor (Nyamuk).

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

Page 57 of 71

57

Page 58: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

1. a. Sifat masalah:

Ancaman kesehatan

b. Kemungkinan

masalah dapat

diubah: mudah

c.Potensial masalah

untuk dicegah:

Cukup

d. Menonjolnya

masalah:

Masalah berat, harus

segera ditangani.

2

2

2

2

1

2

1

1

Total

2/3x1=2/

3

2/2x2= 2

2/3x1=2/

3

2. 2/2x

1=1

4 1/3

a. Kurang gizi pada anak, bila

melakukan tindakan yang

salah atau tidak dilakukan

tindakan akan memperberat

kondisi.

b. Respon keluarga mau

menerima pendidikan

kesehatan sehingga keluarga

berusaha dengan sadar

memperbaiki gizi anaknya.

c.Kurang gizi dapat diatasi

dengan memberikan makanan

yang cukup gizi dengan

variasi/modifikasi untuk

meningkatkan selera.

Bila tidak segera ditangani maka

akan terjadi komplikasi lebih

lanjut, seperti, daya tahan tubuh

rendah, perkembangan

terhambat.

3. Resiko terjadinya kecelakaan lansia Kondisi fisik yang sudah menurun ( Lansia )

Page 58 of 71

58

Page 59: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. e. Sifat masalah:

Ancaman kesehatan

f. Kemungkinan

masalah dapat

diubah: mudah

g. Potensial masalah

untuk dicegah:

Cukup

h. Menonjolnya

masalah:

Masalah ada, tapi tak

perlu penanganan

segera.

2

2

2

1

1

2

1

1

Total

2/3x1=2/

3

2/2x2= 2

2/3x1=2/

3

3.

4. ½ x

1

5. =1/2

4 ,00

a. Dengan kondisi fisik yang

sudah menurun pada lansia

akan memudahkan untuk

terjadinya kecelakaan baik

didalam rumah maupun diluar

rumah.

b. Dengan penataan lingkungan

perubahan yang teratur akan

dapat menghindari

kecelakaan, klien memaklumi

hal tersebut.

c.Kecelakaan dapat dicegah

dengan membatasi bepergian

keluar rumah dan menata

halaman rumah dengan baik.

Bila tidak segera ditangani maka

akan terjadi komplikasi lebih

lanjut, seperti, daya tahan tubuh

rendah, perkembangan

terhambat.

Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui prioritas permasalahan

Page 59 of 71

59

Page 60: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

pada Keluarga Bapak Gatot Purwanto adalah sebagai berikut:

1. Resiko Terkena penyakit malaria. Ketidak mampuan keluarga dalam menciptakan

lingkungan rumah yg dapat menghambat perkembangbiakan vektor (Nyamuk).

Dengan skoor 4 1/3

2. Resiko tinggi kekambuhan berulang pentakit Mbah Sugini ( Gatal-gatal ) s/d.

Ketidak mampuan keluarga mengenal hal-hal yang berkaitan dengan penyakit

allergi. Dengan skoor 4

3. Resiko terjadinya kecelakaan lansia Kondisi fisik yang sudah menurun ( Lansia )

Dengan skoor 4

Page 60 of 71

60

Page 61: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No.Dx Tujuan Kriteria Standar Intervensi

Diag.

No.1.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan tidak terjadi

tertularnya penyakit malaria /

DHF pada keluarga Gatot

Purwanto.

-Verbal

(pengetahuan)

-Afekti ( tingkah

laku )

Keluarga dapat menyebutkan tanda-

tanda dan gejala penyakit Malaria

Keluarga dapat mengidentifikasi

penyebab terjadinya malaria

Keluarga dapat memutuskan tindakan

yang harus dilakukan untuk

memutuskan rantai perkembangan

vektor (nyamuk) seperti mengatur

alat / perabot rumah tangga dengan

baik.

Keluarga dapat menjelaskan hal-hal

yg dapat mencegah terjadinya

malaria.

Keluarga mampu menata alat/

perabot rumah tangga dengan baik.

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang

penyakit malaria dan faktor-faktoe yang

mempebagauhinya.

2. Diskusikan dengan keluarga tentang

pengertian, penyebab,tanda-tanda dan cara

pencegahan peny. malaria

3. Diskusikan alternatif yang dapat dilakukan

untuk mencegah tertularnya penyakit

malaria seperti : menata alat / perabot

rumah dg.baik.

4. Berikan kesempatan keluarga menanyakan

penjelasan yang telah diberikan setiap kali

diskusi.

5. berikan penjelasan ulang bila ada

penjelasan yang belum dimengerti.

6. Evaluasi secara singkat terhadap topik

yang didiskusikan dengan keluarga.

7. Berikan pujian terhadap kemampuan yang

Page 61 of 71

61

Page 62: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

diungkapkan keluarga setiap kali diskusi.

Diag.

No. 2

Diag.

No.3

Setelah 1 bulan dalam perawatan

petugas , penyakit gatal-gatal

yang muncul pada bapak Sugino

akan hilang.

Setelah 1 miggu dalam

perawatan, kecelakaan untuk

lansia tidak terjadi.

-Verbal

(pengetahuan)

-Afektif ( tingkah

laku)

-Verbal

(pengetahuan)

-Afektif ( tingkah

laku)

Keluarga dapat menyebutkan

pengertian, tanda, gejala, cara

pencegahan dan cara untuk

mengatasinya penyakit gatal-gatal.

Keluarga dapat mengidentifikasi

penyebab gatal-gatal.

Keluarga dapat mengambil keputusan

untuk melakukan upaya pencegahan

terhadap penyakit gatal-gatalnya.

Kekanbuhan penyakit gatal-gatalnya

tidak terjadi lagi.

Keluarga dapat menyebutkan

masalah yang berkaitan dengan

kecelakaan lansia.

Keluarga dapat mengidentifikasi

penyebab terjadinya kecelakaan pada

1. Kaji riwayat kesehatan Bapak Sugino

sebelumnya.

2. Kaji makanan kesukaan bpk Sugino

3. Diskusikan dengan keluarga tentang

masalah yang berkaitan dengan gatal /

allergi.

4. Ajak bapak Sugino untuk berkonsutasi

dengan dokter puskesmas

5. Ajari kebersihan linkungan tempat tinggal.

1. Diskusikan dgn.keluarga ttg.hal-hal yang

berkaitan dg. Kecelakaan lansia

4. Diskusikan dengan keluarga tentang

penyebab terjadinya kecelakaan pada

Page 62 of 71

62

Page 63: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

lanjut usia.

Keluarga dapat memutuskan tindakan

yang harus dilakukan untuk

mencegah terjadinya kecelakaan pada

lanjut usia.

Keluarga mampu menata alat/

perabot rumah tangga dengan

baik.agar dapat menghindari

kecelakaan akibat alat rumah tangga.

lansia.

5. Diskusikan alternatif yang dapat dilakukan

untuk mencegah terjadinya kecelakaan

pada lansia.

6. berikan penjelasan ulang bila ada

penjelasan yang belum dimengerti.

7. Evaluasi secara singkat terhadap topik

yang didiskusikan dengan keluarga.

8. Berikan pujian terhadap kemampuan yang

diungkapkan keluarga setiap kali diskusi.

Page 63 of 71

63

Page 64: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

NoDiagnosa

KeperawatanTujuan Khusus

Tangga

lImplementasi Evaluasi

Page 64 of 71

64

Page 65: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

1 1. Resiko

Terkena

penyakit

malaria.

Ketidak

mampuan

keluarga dalam

menciptakan

lingkungan

rumah yg

dapat

menghambat

perkembangbia

kan vektor

(Nyamuk).

Dengan skoor

4 1/3

Keluarga dapat menyebutkan

tanda-tanda dan gejala

penyakit Malaria

Keluarga dapat

mengidentifikasi penyebab

terjadinya malaria

Keluarga dapat memutuskan

tindakan yang harus dilakukan

untuk memutuskan rantai

perkembangan vektor

(nyamuk) seperti mengatur

alat / perabot rumah tangga

dengan baik.

Keluarga dapat menjelaskan

hal-hal yg dapat mencegah

terjadinya malaria.

Keluarga mampu menata alat/

perabot rumah tangga dengan

baik.

7 Nov

2002

1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang penyakit

malaria dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

( menanyakan apa itu penyakit malaria, bagaimana

cara penularannya dan bagaimana cara

pencegahannya )

2. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian,

penyebab,tanda-tanda dan cara pencegahan peny.

Malaria.

3. Mendiskusikan alternatif yang dapat dilakukan untuk

mencegah tertularnya penyakit malaria seperti :

menata alat / perabot rumah dg.baik.

4. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk

menanyakan kembali tentang penjelasan yang telah

diberikan setiap kali diskusi.

5. Memberikan penjelasan ulang beberapa penjelasan

yang belum dimengerti, seperti cara pencegahan dan

jenis obat yang diminum.

6. Mengevaluasi secara singkat terhadap topik yang

didiskusikan dengan keluarga.

7. Memberikan pujian terhadap kemampuan yang

diungkapkan keluarga setiap kali diskusi.

12 November 2002.

Data Subyektif.

- Dengan bahasa yang

sederhana, keluarga mampu

menyampaikan kembali

tentang apa yang telah

diajarkan seperti pengertian

penyakit malaria, faktor

penyebab, cara mengatasinya

dan cara pencegahanannya.

- Ibu mengatakan “ sudah

merapikan alat – alat rumah

tangga pada tempat masing-

masing.

Data Obyektif.

- Terdengar saat

menyampaikan kembali apa

yang telah disampaikan

petugas, klien

mampu mengulanginya

walaupun dalam bahasa yang Page 65 of 71

65

Page 66: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

sederhana.

- Saat berkunjung, petugas

dapat melihat suasana

dirumah sudah rapi seperti

baju-baju tidak bergantu ngan

lagi disembarang tempat

- Pada tempat-tempat tertentu

yang gelap ( dalam kamar )

masih terlihat nyamuk

walaupun tidakbanyak.

Assesment.

- Tujuan tercapai sebagian.

Planning

- Rencana tindakan tetap

diteruskan.

Page 66 of 71

66

Page 67: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

2. Resiko

tinggi

kekambuhan

berulang

pentakit Mbah

Sugini ( Gatal-

gatal ) s/d.

Ketidak

mampuan

keluarga

mengenal hal-

hal yang

berkaitan

dengan

penyakit

allergi. Dengan

skoor 4

1.Keluarga dapat menyebutkan

pengertian, tanda, gejala, cara

pencegahan dan cara untuk

mengatasinya penyakit gatal-

gatal.

2.Keluarga dapat mengidentifikasi

penyebab gatal-gatal.

3.Keluarga dapat mengambil

keputusan untuk melakukan

upaya pencegahan terhadap

penyakit gatal-gatalnya.

4.Kekanbuhan penyakit gatal-

gatalnya tidak terjadi lagi.

7 Nov

2002

1. Saat berkunjung, melakukan pengkaji riwayat

kesehatan Bapak Sugino sebelumnya.seperti : sudah

berapa lama gatalnya, allergi apa, dsb.

2. Menanyakan dan menkaji makanan kesukaan bpk

Sugino.

3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang masalah

yang berkaitan dengan gatal / allergi, seperti :

penyebab, faktor yg mempengaruhi, cara mengatasi,

kebersihan lingkungan perumahan, dsb.

4. Menganjurkan sekaligus mengajak bapak Sugino

untuk berkonsutasi dengan dokter di puskesmas.

5. Mengajajari kebersihan lingkungan tempat tinggal,

seperti cara menata alat rumah tangga, pakaian, dsb.

Data Subyektif.

-Dengan bahasa yang sederhana ,

Keluarga mampu menyebutkan

pengertian, tanda, gejala, cara

pencegahan dan cara untuk

mengatasinya penyakit gatal-

gatal seperti yang disampaikan

petugas.

Data Obyektif.

-Saat ditanya oleh petugas,

keluarga Keluarga sangat

kooperatif untuk melakukan

upaya pencegahan terhadap

penyakit gatal-gatalnya, seperti

menjaga makanan, menjaga

kebersihan dan sudah berobat

kepuskesmas wiyung.

-.Kekanbuhan penyakit gatal-

gatalnya masih terjadi, tetapi

sudah tidak sesering sebelumnya.Page 67 of 71

67

Page 68: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

Catatan :

1. Untuk diagnosa ke 3 dan 4 , sudah dilaksanakan bersamaan dengan

Diag. 1 dan 2 tetapi tidak di dokumentasikan. Karena diwajibkan sampai

Tahap evaluasi hanya 1 diagnosa.

Page 68 of 71

68

Page 69: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut. Secara sederhana psikososial merupakan singkatan dari dua kata yaitu psiko

dan sosial, dimana arti dari psiko merupakan psikis yaitu adalah keadaan kondisi

kejiwaan seseorang, dan sosial merupakan tempat dimana individu hidup dan

beraktivitas dengan individu lainnya atau dengan kata lain tatanan kehidupan dalam

masyarakat, kedua hal ini saling mempengaruhi individu dalam kehidupannya, yaitu

jika individu dalam sisi kejiwaan tidak baik atau tertanggu maka akan mempengaruhi

dirinya maupun lingkungan sosialnya demikian juga sebaliknya jika lingkungan

sosialnya tertanggu maka akan mempengaruhi kondisi pribadi individu tersebut.

Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan

tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat

langsung seperti pada masalah kesehatan fisik, memperlihatkan gejala yang berbeda

dan muncul oleh berbagai penyebab. Proses keperawatan merupakan sarana/wahana

kerjasama perawat dengan klien, yang umumnya pada tahap awal peran perawat lebih

besar dari pada peran klien, namun pada proses akhirnya diharapkan peran klien lebih

besar daripada peran perawat, sehingga kemandirian klien dapat dicapai (Keliat,

1998). 

Dalam pemberian tindakan keperawatan dan pencapaian kemandirian klien,

peran keluarga sangat penting. Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang

tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan

mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam

peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu

kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya 1989).Alasan keluarga

sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman) adalah keluarga sebagai unit utama dari

masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat,

keluarga sebagai kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau

Page 69 of 71

69

Page 70: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah

kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota keluarga

akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut, sehingga keluarga sangat berperan

dalam setiap tindakan kesehatan dan keoperawatan yang diberikan pada paen, serta

keluarga juga menjadi sasaran dalam promosi dan pelayanan kesehatan itu sendiri.

3.2 Saran

Melalui penulisan makalah ini, disarankan kepada pembaca dan mahasiswa

keperawatan sebagai berikut.

1. Kepada mahasiswa keperawatan agar dapat memahami materi

dokumentasi pada populasi khusus, sebagaimana yang dibahas dalam

makalah ini dengan baik, sebagai acuan dalam pembuatan dokumentasi

slanjutnya, dan pada praktik keperawatan nantinya.

2. Kepada pembaca, agar dapat memahami tulisan ini dengan baik, serta

dapat memahami konsep-konsep penting yang ditunjukkan dalam

penulisan makalah ini.

Page 70 of 71

70

Page 71: Dokep Askep Keluarga Dan Jiwa Fix

DAFTAR PUSTAKA

Alzam, Faisal. 2008. Askep Keluarga. Diakses melalui http://myflazer.blogspot.com

pada tanggal 13 Mei 2015 pukul 14.00 WITA.

Anonim, (2003). Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol,

dan Zat Adiktif). Jakarta: FK-UI

Anonim. 2010. Konsep Keluarga. Diakses melalui http://askep-askeb.cz.cc pada

tanggal 13 Mei 2015 pukul 14.20 WITA.

Depkes.(2001). Pedoman Praktis Mengenai Penyalahgunaan NAPZA Bagi Petugas

Puskesmas. Dapat diakses di http://dinkesjatim.go.id/erita-detail.html pada

tanggal 13 Mei 2015 pukul 14.10 WITA.

Friedman, Marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.

Hawari, D. (1990). Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol,

dan Zat Adiktif). Jakarta: FK-UI

Joewana, S. (2004). Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat

Psikoaktif. Jakarta: EGC.

Kanisius. Hidayat, A.A.A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi,

Konsep, dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba.

Keliat, B.A. (1994). Gangguan konsep diri. Jakarta: EGC

Keliat, B.A. dkk (2005). Modul Basic Course Community Health Nursing. Tidak

dipublikasikan. Jakarta: FIK UI

Page 71 of 71

71