19
BAB I PENDAHULUAN Pertusis (batuk rejan) disebut juga whooping cough, tussis quinta, violent cough, dan di Cina disebut batuk seratus hari. Pertusis adalah penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan yang disebabkan oleh Bordetella pertussis, bakteri Gram-negatif berbentuk kokobasilus. Organisme ini menghasilkan toksin yang merusak epitel saluran pernapasan dan memberikan efek sistemik berupa sindrom yang terdiri dari batuk yang spasmodik dan paroksismal disertai nada mengi karena pasien berupaya keras untuk menarik napas, sehingga pada akhir batuk disertai bunyi yang khas. 1,2 Sampai saat ini manusia dikenal sebagai satu- satunya tuan rumah dan penularannya melalui udara secara kontak langsung dari droplet penderita selama batuk. Merupakan salah satu penyakit yang paling menular yang dapat menimbulkan attack rate sebesar 80- 100% pada penduduk yang rentan, dengan pertama kali dikenali pada abad pertengahan (tahun 1640) oleh Guillaume de Baillou dan isolasi B. pertussis sebagai etiologi dilaporkan oleh Bordet dan Gengou pada tahun 1906. 1 1

pertusis referat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat pertusis

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Pertusis (batuk rejan) disebut juga whooping cough, tussis quinta, violent cough, dan di Cina disebut batuk seratus hari. Pertusis adalah penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan yang disebabkan oleh Bordetella pertussis, bakteri Gram-negatif berbentuk kokobasilus. Organisme ini menghasilkan toksin yang merusak epitel saluran pernapasan dan memberikan efek sistemik berupa sindrom yang terdiri dari batuk yang spasmodik dan paroksismal disertai nada mengi karena pasien berupaya keras untuk menarik napas, sehingga pada akhir batuk disertai bunyi yang khas. 1,2Sampai saat ini manusia dikenal sebagai satu-satunya tuan rumah dan penularannya melalui udara secara kontak langsung dari droplet penderita selama batuk. Merupakan salah satu penyakit yang paling menular yang dapat menimbulkan attack rate sebesar 80-100% pada penduduk yang rentan, dengan pertama kali dikenali pada abad pertengahan (tahun 1640) oleh Guillaume de Baillou dan isolasi B. pertussis sebagai etiologi dilaporkan oleh Bordet dan Gengou pada tahun 1906.1 Centers of Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 2010, melaporkan kasus pertusis di Amerika Serikat adalah 27.550 kasus dan 27 kasus kematian. Sedangkan pada tahun 2011, kasus pertusis terbanyak pada usia 11 sampai 19 tahun yaitu sebanyak 47% dan pada anak-anak usia 7-10 tahun sekitar 18% kasus. 3 Mekanisme patogenesis infeksi oleh Bordetella pertussis terjadi melalui 4 tahap yaitu perlekatan, perlawanan terhadap mekanisme pertahanan pejamu, kerusakan lokal, dan akhirnya timbul penyakit sistemik. Perjalanan klinis penyakit ini dapat berlangsung dalam tiga stadium, yaitu stadium kataralis (prodromal, pra paroksismal), stadium akut paroksismal (spasmodik), dan stadium konvalesens. Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan laboratorium. Pemberian antibiotik tidak memperpendek stadium paroksismal. Pencegahan dapat dilakukan melalui imunisasi aktif dan pasif. Komplikasi terutama terjadi pada sistem nafas dan saraf pusat. Prognosis tergantung usia anak, anak yang lebih tua mempunyai prognosis yang lebih baik. 4,5

BAB IIPEMBAHASAN1. DefinisiPertusis (batuk rejan) disebut juga whooping cough, tussis quinta, violent cough, dan di Cina disebut batuk seratus hari. Pertusis adalah penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan yang disebabkan oleh Bordetella pertussis, bakteri Gram-negatif berbentuk kokobasilus. 1

2. EpidemiologiPetusis adalah penyakit paling menular yang dapat menimbulkan attack rate 80-100% pada penduduk yang rentan. Sampai saat ini manusia merupakan satu-satunya tuan rumah. Pertusis dapat ditularkan melalui udara secara kontak langsung yang berasal dari droplet penderita selama batuk. Pertusis adalah penyakit endemik. Penyebaran pertusis di seluruh dunia dapat menyerang semua golongan umur, yang terbanyak adalah anak umur dibawah 1 tahun. Makin muda usianya, makin berbahaya penyakitnya, lebih sering mengenai anak perempuan daripada anak laki-laki. 1,2Mulai tahun 1980 ditemukan peningkatan kejadian pertusis pada bayi, usia 11-18 tahun, dan dewasa, dengan cakupan imunisasi pertusis rutin yang luas. Di Amerika Serikat kurang lebih 355 kasus terjadi pada usia 3 jam, hihg pitch cry dalam 2 hari, kolaps atau hipotensi hiporesponsif dalam dua hari, suhu yang tidak dapat diterangkan > 40,5 C dalam 2 hari. 1,5Pencegahan penyebarluasan penyakit dilakukan dengan cara: 1,3,4,5 Isolasi: Mencegah kontak dengan individu yang terinfeksi, diutamakan bagi bayi dan anak usia muda, sampai pasien setidaknya mendapatkan antibiotik sekurang-kurangnya 5 hari dari 14 hari pemberian secara lengkap. Atau 3 minggu setelah batuk paroksismal reda bilamana pasien tidak mendapatkan antibiotik. Karantina: Kasus kontak erat terhadap kasus yang berusia