5
RESPONSI KASUS KARSINOMA NASOFARING PERTANYAAN 1. Etiologi Karsinoma Nasofaring (Genetik dan Lingkungan) 2. Metastasis jauh karsinoma nasofaring 3. Eipsten arr !irus" #atogenesisn$a JAWABAN 1. ETIOLOGI Genetik % &nalisa genetik pada populasi endemik 'erhu'ungan dengan L& &2" L&1* dan L& +2,. -imana orang dengan $ang memiliki gen ini memiliki resiko dua kali le'ih 'esar menderi karsinoma nasofaring. tudi pada orang /ina dengan ke menderita karsinoma nasofaring dijumpai adan$a kelemahan loku pada regio L&. tudi dari kelemahan L& pada orang /ina 0 ras mongoloid menunjukkan 'ah+a orang orang dengan L& & 2 * atau , 1 $ang umumn$a dimiliki oleh ras mongoloid dan jarang pada orang kulit putih ini" memiliki res $ang meningkat untuk terkena karsinoma nasofaring. Lingkungan % e'erapa ke'iasaan0makanan telah dilaporkan 'erhu'ungan dengan meningkatn$a resiko dari KN4. Mengkomsumsi ikan asin dan makanan $ang dia+etkan $ang mengandung volatile nitrosamin" merupakan faktor karsinogenik $ang penting $ang 'erhu'ungan dengan KN4. -an telah ter'ukti'ah+a mengkonsumsi ikan asin sejak anak anak meningkatkan res KN4 di /ina elatan (Gangul$" 2 35 Lo et al." 2 5 /an 2 65 Lin" 2 ,).

Responsi Kasus

Embed Size (px)

Citation preview

RESPONSI KASUS

KARSINOMA NASOFARINGPERTANYAAN

1. Etiologi Karsinoma Nasofaring (Genetik dan Lingkungan)2. Metastasis jauh karsinoma nasofaring3. Eipsten Barr Virus, Patogenesisnya

JAWABAN1. ETIOLOGI

Genetik : Analisa genetik pada populasi endemik berhubungan dengan HLA-A2, HLAB17 dan HLA-Bw26. Dimana orang dengan yang memiliki gen ini memiliki resiko dua kali lebih besar menderita karsinoma nasofaring. Studi pada orang Cina dengan keluarga menderita karsinoma nasofaring dijumpai adanya kelemahan lokus pada regio HLA. Studi dari kelemahan HLA pada orang-orang Cina / ras mongoloid menunjukkan bahwa orang-orang dengan HLA A*0207 atau B*4601 yang umumnya dimiliki oleh ras mongoloid dan jarang pada orang kulit putih ini, memiliki resiko yang meningkat untuk terkena karsinoma nasofaring.Lingkungan :Beberapa kebiasaan/makanan telah dilaporkan berhubungan dengan meningkatnya resiko dari KNF. Mengkomsumsi ikan asin dan makanan yang diawetkan yang mengandung volatile nitrosamin, merupakan faktor karsinogenik yang penting yang berhubungan dengan KNF. Dan telah terbukti bahwa mengkonsumsi ikan asin sejak anak-anak meningkatkan resiko KNF di Cina Selatan (Ganguly, 2003; Lo et al., 2004; Can et al., 2005; Lin, 2006). Clifford dan Bulbrook dalam penelitiannya yaitu orang Afrika, Kenya yang hidup dengan ventilasi rumah yang jelek dengan asap yang terperangkap di dalam rumah, meningkatkan angka kejadian KNF. Mereka melaporkan asap yang berasal dari kayu bakar mengandung zat karsinogen yang akan terakumulasi pada dinding nasofaring posterior dan lateral, dengan waktu terpapar sampai beberapa jam sehari selama bertahun-tahun (Ganguly, 2003). Juga telah dilaporkan orang yang mengkonsumsi rokok selama 10 tahun atau lebih mempunyai resiko yang tinggi terhadap KNF, tetapi paparan yang rendah terhadap asap rokok sebagai perokok pasif dan mengkonsumsi alkohol bukan merupakan faktor resiko KNF (Ganguly, 2003).

Penelitian yang dilakukan oleh Nolodewo, dkk di RS Dr. Kariadi Semarang menyatakan bahwa paparan formaldehid bentuk uap dan asap yang terhirup berpengaruh paling besar terhadap kejadian KNF, keduanya terbukti secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian KNF (Nolodewo, Yuslam, Muyassaroh, 2007).

2. METASTASIS JAUHMetastasis merupakan penyebab kematian (90%) dari semua kanker, dan menimbulkan gejala klinis yang berbeda (Yilmaz et al., 2007). Metastasis menunjukkan sebagai proses yang terkoordinasi, memiliki tahapan-tahapan, meliputi pemisahan sel dari tumor primer untuk untuk berkembang menjadi lesi baru di organ jauh (Beavon, 1999). Metastasis merupakan hasil dari pengaruh yang kompleks dari perubahan adhesi antar sel, motilitas dan migrasi sel, proteolisis Extracellular Matrix (ECM) dan membrana basalis (Howell dan Grandis, 2005)Sel KNF sangat sering menginvasi jaringan di sekitarnya dan bermetastasis ke limfonodi leher pada tahap awal perkembangan penyakit. Namun, mekanisme utama yang relevan masih belum diketahui. Banyak faktor yang mungkin terlibat dalam invasi dan metastasis seperti molekul adhesi antar sel, Matrix Metalloproteinase (MMP), dan sitokin yang dapat mendukung peningkatan mobilitas dan penyebaran sel kanker (Xu et al., 2013). Invasi dan metastasis sel tumor merupakan proses multi tahap, yang membutuhkan perubahan kompleks dalam interaksi adhesi antar sel. Adanya pelepasan sel tumor dari tumor primer adalah tahap awal yang penting dalam proses metastasis (Jones et al., 1996).

Adhesi antar sel memainkan peran penting dalam pemeliharaan integritas sel dan jaringan (Kim et al., 2007). Beberapa molekul adhesi sel telah diakui sebagai penanda untuk potensi kejadian metastasis tumor padat (Tsao et al., 2003). E-cadherin adalah salah satu glikoprotein transmembran yang penting dalam adhesi sel, tumor suppression, diferensiasi sel, dan migrasi sel. Penelitian terbaru dari protein ini menunjukkan bahwa penurunan ekspresi E-cadherin memainkan peran dalam perkembangan dan metastasis tumor (Shnayder et al., 2001).Perubahan interaksi antar sel dan sel dengan matriks memberikan kemampuan sel kanker untuk melewati batas jaringan normal dan bermetastasis. Adanya perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam ekspresi dan fungsi molekul adhesi sel yang dimediasi oleh E-cadherin merupakan penanda penting adanya potensi metastasis beberapa kanker seperti kanker lambung, kanker kolorektal, KSS kulit, dan kanker payudara (Huang et al., 2001; Shnayder et al., 2001).3. PATOGENESIS KNF

GAMBAR 1. Patogenesis KNF

Gambar 1 menggambarkan perjalanan karsinoma nasofaring berawal dari terinfeksi virus ataupun karena genetik kemudian dari epitel yang normal berubah menjadi low grade dysplasia terjadi karena kehilangan pada kromosom 3p dan 9p kemudian menjadi high grade dysplasia terjadi karena inaktifasi dari P16/RASSF1A, BCL2 overexpression, dan dysregulation telomerase kemudian menjadi invasive karsinoma terjadi karena kehilanagan kromosom 11q, 13q, 14q, 16q dan gen kromosom 8 dan 12 dan kemudian akan bermetastasis.

GAMBAR 2. Cara terkena KNFGambar 2 menerangkan berawal dari epitel normal nasofaring kemudian ada tiga cara terkena karsinoma yang pertama germline mutation (mayor gene) yang pertama kali terpajan kemudian terinfeksi EBV kemudian terjadi karsinoma nasofaring secara genetik. Yang kedua mengenai gene pholymorphism (minor gene) kemudian terinfeksi EBV terjadilah karsinoma nasofaring, inilah yang paling banyak terjadi. Yang ketiga langsung terkena EBV dan terpapar penyebab karsinogen terjadilah karsinoma nasofaring tetapi ini jarang.