36
LAPORAN HASIL DISKUSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ULKUS PEPTIKUM OLEH : SGD 6 KETUA : I MADE ARYA KAMASUTA (08021050) SEKRETARIS: NI KADEK AYU PURNAMAYANI (0802105003) KOMANG AYU ARIATI (08021050) NI MADE DWI TARYANTHI (08021050) NI WAYAN NANIK ARIANI (08021050) NI WAYAN IKA WINDARI (08021050) K. ANIS PARAMITHA (08021050) NI MADE TRISHNA SUDIARTINI (08021050) M. INTAN JUWITA DEWI (08021050) ARISTYANA SANTHI (08021050)

askep ulkus peptikum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: askep ulkus peptikum

LAPORAN HASIL DISKUSI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN ULKUS PEPTIKUM

OLEH :

SGD 6

KETUA : I MADE ARYA KAMASUTA (08021050)

SEKRETARIS: NI KADEK AYU PURNAMAYANI (0802105003)

KOMANG AYU ARIATI (08021050)

NI MADE DWI TARYANTHI (08021050)

NI WAYAN NANIK ARIANI (08021050)

NI WAYAN IKA WINDARI (08021050)

K. ANIS PARAMITHA (08021050)

NI MADE TRISHNA SUDIARTINI (08021050)

M. INTAN JUWITA DEWI (08021050)

ARISTYANA SANTHI (08021050)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Page 2: askep ulkus peptikum

2009

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Definisi / Pengertian

Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding

mukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus peptikum disebut juga

sebagai ulkus lambung, ulkus duodenal atau ulkus esofageal, tergantung pada

lokasinya. (Bruner and Suddart, 2001).

Ulkus peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas

sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel

disebut sebagai erosi, walaupun sering dianggap sebagai ”ulkus” (misalnya ulkus

karena stres). Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada setiap bagian

saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum,

dan setelah gastroenterostomi, juga jejenum.(Sylvia A. Price, 2006).

2. Epidemiologi

Penyakit ulkus peptikum terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara

usia 40 dan 60 tahun. Pria terkenal lebih sering daripada wanita, namun setelah

menopause, insiden ulkus peptikum pada wanita hampir sama dengan pria.

3. Penyebab / Faktor predisposisi

Faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi dan ulkus pada saluran pencernaan bagian

atas adalah perimbangan antara faktor agresif (asam dan pepsin) dan faktor defensif

(pertahanan) dari mukosa. Faktor pertahanan ini antara lain adalah pembentukan dan

sekresi mukus, sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa dan difusi kembali ion

Page 3: askep ulkus peptikum

hidrogen pada epitel serta regenerasi epitel. Ulkus terbentuk apabila sel-sel mukosa

usus tidak menghasilkan mucus yang adekuat untuk melindungi diri terhadap

pencernaan asam atau apabila terjadi produksi asam yang berlebihan di lambung yang

mengalahkan pertahanan mucus. Penyaluran asam yang berlebihan ke duodenum juga

akan mengakibatkan ulkus. Berkurangnya mukosa yang disebabkan oleh satu atau

beberapa faktor mekanisme pertahanan mukosa akan menyebabkan timbulnya ulkus

peptikum. (Julius, 1992).

Disamping kedua faktor tadi ada faktor yang merupakan faktor predisposisi untuk

terjadinya ulkus peptikum antara lain adalah geografis, jenis kelamin, faktor stress,

herediter, merokok, infeksi bakteri, konsumsi alkohol, penggunaan obat-obat

antiimflamasi non streroid (misalnya aspirin), penggunaan bisfosfonat peroral,

potassium klorida, dan pengobatan imunosupresi. (Julius,1992; Yuan,dkk.,2006;

Shresta&Lau,2006).

Para ahli sepakat bahwa penyebab utama dari ulkus peptikum pada orang dewasa

adalah bakteri Helicobacter pylori. Namun dikatakan bahwa H.Pylori merupakan

penyebab dari ulkus duodenalis, sedangkan pada ulkus gastrikum biasanya oleh

penyebab lain. Dari seluruh kasus, 50% disebabkan oleh H.Pylori dan sisanya

memiliki penyebab yang tidak diketahui secara pasti.

4. Patofisiologi

Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak

dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidrochlorida dan pepsin).

Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam

peptin, atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa.

1. Peningkatan Konsentrasi atau Sekresi Lambung dan Kerja Asam Peptin

Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :

1) Sefalik

Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau

rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada

gilirannya merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak

menimbulkan nafsu makan menimbulkan sedikit efek pada sekresi

lambung. Inilah yang menyebabkan makanan sering secara konvensional

diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini banyak ahli

gastroenterology menyetujui bahwa diet saring mempunyai efek signifikan

Page 4: askep ulkus peptikum

pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus. Namun, aktivitas vagal

berlebihan selama malam hari saat lambung kosong adalah iritan yang

signifikan.

2) Fase lambung

Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan

kimiawi dan mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal

menyebabkan sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh

makanan.

3) Fase usus

Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggap

menjadi gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam

lambung. Pada manusia, sekresi lambung adalah campuran

mukokolisakarida dan mukoprotein yang disekresikan secara kontinyu

melalui kelenjar mukosa. Mucus ini mengabsorpsi pepsin dan melindungi

mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida disekresikan secara kontinyu,

tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik dan hormonal yang

dimulai dari rangsangan lambung dan usus. Bila asam hidroklorida tidak

dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisan luar mukosa tidak

memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dengan pepsin akan

merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian kecil

permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya dengan lambat.

Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung. Barier

ini adalah pertahanan utama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan

oleh sekresi lambung itu sendiri. Faktor lain yang mempengaruhi

pertahanan adalah suplai darah, keseimbangan asam basa, integritas sel

mukosa, dan regenerasi epitel.

2. Kelemahan Barier Mukosa Lambung

Apapun yang menurunkan mukosa lambung atau yang merusak mukosa

lambung adalah ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid lain,

alcohol, dan obat antiinflamasi masuk dalam kategori ini. Sindrom Zollinger-

Ellison (gastrinoma) dicurigai bila pasien datang dengan ulkus peptikum berat

atau ulkus yang tidak sembuh dengan terapi medis standar. Sindrom ini

diidentifikasi melalui temuan berikut : hipersekresi getah lambung, ulkus

duodenal, dan gastrinoma (tumor sel istel) dalam pancreas. 90% tumor

Page 5: askep ulkus peptikum

ditemukan dalam gastric triangle yang mengenai kista dan duktus koledokus,

bagian kedua dan tiga dari duodenum, dan leher korpus pancreas. Kira-kira ⅓

dari gastrinoma adalah ganas(maligna).

Diare dan stiatore(lemak yang tidak diserap dalam feces)dapat ditemui. Pasien

ini dapat mengalami adenoma paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan

karenanya dapat menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien paling

utama adalah nyeri epigastrik. Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada

ulserasi mukosa akut dari duodenal atau area lambung yang terjadi setelah

kejadian penuh stress secara fisiologis. Kondisi stress seperti luka bakar, syok,

sepsis berat, dan trauma dengan organ multiple dapat menimbulkan ulkus

stress. Endoskopi fiberoptik dalam 24 jam setelah cedera menunjukkan erosi

dangkal pada lambung, setelah 72 jam, erosi lambung multiple terlihat. Bila

kondisi stress berlanjut ulkus meluas. Bila pasien sembuh, lesi sebaliknya.

Pola ini khas pada ulserasi stress.

Pendapat lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa.

Biasanya ulserasi mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran

darah mukosa lambung. Selain itu jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi

iskemia, asam dan pepsin menciptakan suasana ideal untuk menghasilkan

ulserasi. Ulkus stress harus dibedakan dari ulkus cushing dan ulkus curling,

yaitu dua tipe lain dari ulkus lambung. Ulkus cushing umum terjadi pada

pasien dengan trauma otak. Ulkus ini dapat terjadi pada esophagus, lambung,

atau duodenum, dan biasanya lebih dalam dan lebih penetrasi daripada ulkus

stress. Ulkus curling sering terlihat kira-kira 72 jam setelah luka bakar luas.

5. Klasifikasi

Ulkus peptikum diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan lokasi anatomis dimana

ulkus terbentuk, yaitu:

a. Ulkus Lambung (gastrikum) : adanya area berlubang yang terbentuk di

mukosa lambung.

b. Ulkus Duodenalis : adanya area berlubang yang terbentuk di mukosa usus 12

jari (duodenum).

c. Ulkus esofagealis : adanya area beerlubang yang terbentuk di lapisan mukosa

esofagus, yang disebabkan regurgitasi berulang dari asam lambung ke

kerongkongan bagian bawah.

Page 6: askep ulkus peptikum

Terdapat juga Ulkus stress yang umumnya terjadi dibawah tekanan penyakit berat,

luka bakar atau cedera.

Berikut adalah beberapa perbedaan antara ulkus lambung dengan ulkus duodenal :

Ulkus duodenal Ulkus Lambung

Insiden

Usia 30-60 tahun

Pria: wanita3:1

Terjadi lebih sering daripada ulkus

lambung

Insiden

Biasanya 50 tahun lebih

Pria:wanita 2:1

Tanda dan gejala

o Terjadi hipersekresi asam

lambung

o Penambahan berat badan dapat

terjadi

o Nyeri terjadi 2-3 jam setelah

makan; sering terbangun dari tidur

antara jam 1 dan 2 pagi.

o Muntah jarang terjadi

o Hemoragi jarang terjadi

dibandingkan ulkus lambung.

o Melena lebih umum daripada

hematemesis.

o Lebih mungkin terjadi perforasi

daripada ulkus lambung.

Tanda dan gejala

o Normal sampai hiposekresi asam

lambung

o Penurunan berat badan dapat

terjadi

o Nyeri terjadi ½ sampai 1 jam

setelah makan; jarang terbangun

pada malam hari; dapat hilang

dengan muntah.

o Makan makanan tidak membantu

dan kadang meningkatkan nyeri.

o Muntah umum terjadi

o Hemoragi lebih umum terjadi

daripada ulkus duodenal.

o Hematemesis lebih umum terjadi

daripada melena.

Kemungkinan Malignansi

Jarang

Kemungkinan malignansi

Kadang-kadang

Faktor Risiko

Golongan darah O, PPOM, gagal ginjal

kronis, alkohol, merokok, sirosis, stress.

Faktor Risiko

Gastritis, alkohol, merokok, NSAID,

stres

Page 7: askep ulkus peptikum

6. Gejala Klinis

Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa

bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa

penyebab yang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan

20-30% mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang

mendahului.

Nyeri

Biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau

sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa

nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat

menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain

menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks

local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan

makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan alkali,

namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali

timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan memberikan

tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah.

Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local pada epigastrium.

Pirosis (nyeri uluhati)

Beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung,

yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam. Eruktasi atau sendawa

umum terjadi bila lambung pasien kosong.

Muntah

Meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat menjadi

gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut

atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi di

sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi dengan atau tanpa didahului

oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi

kandungan asam lambung.

Konstipasi dan perdarahan

Konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet

dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahan gastrointestinal

sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak

mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.

Page 8: askep ulkus peptikum

Gejala klinis pada bayi

Pada bayi baru lahir, gejala awal dari ulkus peptikum bisa berupa adanya darah

dalam tinja. Jika ulkus menyebabkan terbentuknya lubang (perforasi) pada

lambung atau usus halus, bayi bisa tampak kesakitan dan cenderung timbul

demam. Pada bayi yang lebih tua dan anak kecil selain di dalam tinjanya

ditemukan darah, juga disertai darah dan nyeri perut berulang. Nyeri seringkali

semakin memburuk atau membaik jika anak makan dan nyeri dapat membuat

anak terbangun pada saat tidur malam hari.

7. Pemeriksaan Diagnostik

Endoskopi adalah suatu prosedur dimana sebuah selang lentur dimasukkan

melalui mulut dan bisa melihat langsung ke dalam lambung. Endoskopi ini

digunakan untuk mengidentifikasi perubahan inflamasi, ulkus dan lesi.

Melalui endoskopi mukosa dapat secara langsung dilihat dan biopsy

didapatkan. Endoskopi telah diketahui dapat mendeteksi beberapa lesi yang

tidak terlihat melalui pemeriksaan sinar X karena ukuran atau lokasinya.

Rontgen dengan kontras barium dari lambung dan duodenum (juga disebut

barium swallow atau seri saluran pencernaan atas) dilakukan jika ulkus tidak

dapat ditemukan dengan endoskopi.

Feces dapat diambil setiap hari sampai laporan laboratorium adalah negatif

terhadap darah samar.

Pemeriksaan sekretori lambung merupakan nilai yang menentukan dalam

mendiagnosis aklorhidria (tidak terdapat asam hidroklorida dalam getah

lambung) dan sindrom zollinger-ellison. Nyeri yang hilang dengan makanan

atau antasida, dan tidak adanya nyeri yang timbul juga mengidentifikasikan

adanya ulkus.

Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui

kultur, meskipun hal ini merupakan tes laboratorium khusus. serta tes

serologis terhadap antibody pada antigen H. Pylori.

Diagnosa ulkus peptikum pada bayi dan anak kecil sulit untuk didiagnosis, karena

anak yang masih sangat muda tidak dapat mengemukaka gejala yang dirasakannya

secara tepat.

Page 9: askep ulkus peptikum

Anak usia sekolah mungkin dapat menunjukkan lokasi nyeri, menjelaskan sifat nyeri

dan saat timbulnya nyeri (seesudah makan atau pada waktu-waktu tertentu).

Pemeriksaan yang biasanya dilakukan:

o Barium enema

o Endoskopi

o Tes untuk H.Pylori

8. Therapi/Tindakan Penanganan

Beberapa metode dapat digunakan untuk mengontrol keasaman lambung termasuk

perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan tindakan pembedahan. Penurunan stress dan

istirahat.

1. Modifikasi diet

Dianjurkan untuk memakan makanan bergizi dengan berbagai variasi makanan

dan menghindari makanan yang diduga menjadi penyabab munculnya ulkus.

Alokohol, kopi, teh, soda dan makanan yang mengandung kafein dapat

merangsang pelepasan asam lambung dan memicu terjadinya ulkus.

2. Penghentian merokok

Merokok adalah salah satu pemicu terjadinya ulkus.

3. Obat-obatan

Ulkus biasanya diobati minimal selama 6minggu dengan obat-obatan yang

meenguarangi jumlah asam di dalam lambung dan duodenum. Obat ulkus bisa

menetralkan atau mengurangi asam lambung dan meringankan gejala, biasanya

dalam beberapa hari.

1. Sulcralfate

Cara kerjanya adalah dengan membentuk selaput pelindung di dasar ulkus

untuk mempercepat penyembuhan. Sangat efektif untuk mengobati ulkus

peptikum dan merupakan pilihan kedua dari antasid.

2. Antagonis H2 (cimetidine, ranitidine, famotidine dan nizatidine)

Cara kerjanya adalah mengurangi jumlah asam dan enzim pencernaan di

dalam lambung dan duodenum.

3. Omeprazole dan Iansoprazole

Page 10: askep ulkus peptikum

Obat yang sangat kuat menghambat pembentukan enzim pencernaan.

Efektif diberikan pada penderita ulkus esofageal yang akan mempengaruhi

pembentukan asam lambung.

4. Antibiotik

Digunakan bila penyebab utama terjadinya ulkus adalah H. Pylori.

5. Misoprostol

Digunakan untuk mencegah ulkus gastrikum yang disebabkan oleh obat-

obat anti peradangan non steroid.

4. Intervensi bedah

Jarang diperlukan peembedahan untuk mengatasi ulkus karena pemberian obat

umumnya sudah efektif.

Pembedahan terutama dilakukan untuk:

Mengatasi komplikasi dari ulkus peptikum (misalnya perforasi, penyumbatan

yang tidak memberikan respon terhadap pemberian obat atau mengalami

kekambuhan)

Terjadi perdarahan lebih dari dua kali

Ulkus gastrikum yang dicurigai akan menjadi ganas

Ulkus peptikum yang berat dan sering kambuhan

Setelah dilakukan pembedahan, masih ada keemungkinan untuk ulkus kambuh

kembali dan dapat timbul masalah lain seperti pencernaan yang buruk, anemia dan

penurunan berat badan.

9. Komplikasi

Hemoragi-gastrointestinal atas, gastritis dan hemoragi akibat ulkus peptikum

adalah dua penyebab paling umum perdarahan saluran GI.

Gejala dari perdarahan karena ulkus adalah:

- Muntah darah segar atau gumpalan cokelat kemerahan yang berasal dari

makanan yang sebagian telah dicerna yang menyerupai endapan kopi.

- Tinja berwarna kehitaman atau tinja berdarah

Perforasi, merupakan erosi ulkus melalui mukosa lambung yang menembus ke

dalam rongga peritoneal tanpa disertai tanda. Nyeri dirasakan tiba-tiba, sangat

hebat dan terus menerus dan dengan segera menyebar ke seluruh perut.

Penetrasi atau Obstruksi, penetrasi adalah erosi ulkus melalui serosa lambung ke

dalam struktur sekitarnya seperti pankreas, saluran bilieratau omentum hepatik.

Page 11: askep ulkus peptikum

Obstruksi pilorik terjadi bila areal distal pada sfingter pilorik menjadi jaringan

parut dan mengeras karena spasme atau edema atau karena jaringan parut yang

terbentuk bila ulkus sembuh atau rusak.

10. Diagnosis Banding

o Muntah karena gastritis

o Hepatitis

o Kolesistitis

o Pielonefritis

o Hiperemis gravidarum

11. Penatalaksanaan

1. Identifikasi dan penghindaran makanan yang menyebabkan sekresi HCL yang

berlebihan.

2. Pendidikan ( HE ) mengenai menghindari alkohol dan kafein.

3. Berhenti merokok karena tembakau dapat memperlambat penyembuhan.

4. Penatalaksanaan stress, teknik-teknik relakasasi atau sedatif untuk mengatasi

pengaruh psikologis.

5. Antasid untuk menetralkan asam.

6. Salah satu kemajuan dalam pengobatan adalah pemberian antibiotik yang spesifik

untuk H. Pylori.

7. Antagonis reseptor histamin 2 untuk mengurangi sekresi asam oleh sel-sel parietal.

Page 12: askep ulkus peptikum

12. Prognosis

Penyakit ini umumnya dapat diatasi cukup dengan pemberian obat-obatan. Namun

penyakit ini dapat kambuh kembali dan menimbulkan komplikasi seingga harus

dilakukan tindakan pembedahan. Tetapi setelah dilakukan pembedahan, ulkus masih

dapat kambuh dan dapat timbul masalah- masalah pencernaan yang buruk, seperti

anemia dan penurunan berat badan.

Page 13: askep ulkus peptikum

B. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian

Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan laboratorium untuk memperoleh

informasi dan data yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk membuat rencana

asuhan keperawatan klien.

Dari wawancara akan diperoleh informasi tentang biodata, keluhan utama, riwayat

penyakit sekarang, riwayat kesehatan atau penyakit di masa lalu, riwayat kesehatan

keluarga, pola aktifitas sehari-hari, dan riwayat psikososial. Ada beberapa point peenting

yang perlu ditanyakan kepada pasien, antara lain :

Pasien ditanyakan apakah biasanya menggunakan antasida, makan makanan, atau

dengan muntah untuk menghilangkan nyeri.

Pasien ditanyakan kapan muntah terjadi, bila terjadi seberapa banyak? Apakah

muntahan merah terang atau seperti warna kopi.

Apakah pasien mengalami defekasi disertai feses berdarah?

Mengkaji kebiasaan makan pasien, termasuk kecepatan makan, makanan reguler,

kesukaan terhadap makanan yang pedas, penggunaan bumbu, penggunaan minuman

yang mengandung kafein.

Kaji tingkat ketegangan pasien atau kegugupan.

Apakah pasien merokok? Bila ya, seberapa banyak?

Bagaimana pasien mengekspresikan marah, terutama dalam konteks kerja dan

kehidupan keluarga.

Adakah stress pekerjaan atau ada masalah dengan keluarga.

Adakah riwayat keluarga dengan penyakit ulkus.

a. Keadaan Umum

Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, dan tingkat kesadaran

kualitatif atau GCS.

Page 14: askep ulkus peptikum

b. Tanda-tanda Vital

Meliputi pemeriksaan:

Tekanan darah: sebaiknya diperiksa dalam posisi yang berbeda, kaji tekanan

nadi, dan kondisi patologis.

Pulse rate meningkat/menurun sebagai indikator anemia (takikardia dan

hypotensi).

Respiratory rate

Suhu

c. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

Pada pemeriksaan fisik, diperhatikan apakah klien tampak pucat, adanya

keluhan nyeri dari pasien, dilihat konjungtiva untuk mengetahui terjadinya

anemia, kaji adanya mual atau muntah, kaji keadaan abdomen apakah terdapat

massa, warna kulit, ada/tidaknya jaringan parut.

Auskultasi

Bising usus mungkin tidak ditemukan.

Perkusi

Perkusi pada bagian abdomen untuk mengetahui terjadinya asites

Palpasi

Palpasi daerah abdomen untuk menunjukkan adanya nyeri tekan epigastrik,

distensi abdominal, adanya pembesaran/pengerasan lambung yang

menunjukan terjadinya obstruksi pylori dan adanya massa di abdomen.

d. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI: tampak adanya ulkus baik di

daerah duodenal, lambung ataupun esofagus

Endoskopi : tampak adanya ulkus, lesi, dan inflamasi di saluran pencernaan

Pemeriksaan Feces : tampak adanya darah di feses

Pemeriksaan sekretori lambung : cairan lambung bersifat sangat asam

Biopsy dan histology melalui kultur : ditemukan adanya Helicobacter Pylori.

Page 15: askep ulkus peptikum

Pada pengkajian data yang dapat diperoleh adalah:

a. Data Subjektif :

Pasien mengatakan : ”terasa nyeri tumpul seperti tertusuk di epigastrium tengah atau

di punggung ”

“mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung

yang naik ke mulut”

“nyeri dapat/ tidak dapat hilang dengan makan”

“sering berseendawa ketika perut kosong”

“merasa mual dan ingin muntah”

“sudah tidak BAB selama 5hari”

b. Data Objektif :

Pada pemeriksaan endoskopi dilihat adanya ulkus peptikum

Pada pemeriksaan biopsy dan histology melalui kultur ditemukan adanya

Helicobacter Pylori

Pasien tampak meringis dan memegangi daerah epigastrium

Pasien tampak lemas

Adanya darah di feses pasien

b. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

o Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder

terhadap gangguan visceral usus ditandai dengan pasien mengeluh nyeri perut dengan

skala nyeri 5, pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak melindungi area yang

sakit.

o Nausea berhubungan dengan iritasi gastrik ditandai dengan klien mengeluh mual,

adanya peningkatan saliva, klien tidak mau makan.

o PK. Perdarahan

Page 16: askep ulkus peptikum

o Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia, mual dan muntah ditandai dengan pasien mengalami penurunan BB lebih

dari 20%, pasien tampak mual, pasien tidak mampu menghabiskan 1 porsi makanan

yang diberikan, pasien tampak lemah.

o Kurang pengetahuan mengenai konsep penyakit dan pengobatan berhubungan dengan

kurang terpapar informasi ditandai dengan pasien pasien mengatakan tidak tahu

mengenai penyakitnya, pasien tampak bingung ketika ditanya tentang penyakitnya.

c. Rencana Tindakan

A. Penyusunan Prioritas

1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan refleks spasme otot

sekunder terhadap gangguan visceral usus ditandai dengan pasien mengeluh

nyeri perut dengan skala nyeri 5, pasien tampak meringis kesakitan, pasien

tampak melindungi area yang sakit.

2. Nausea berhubungan dengan iritasi gastrik ditandai dengan klien mengeluh

mual, adanya peningkatan saliva, klien tidak mau makan.

3. PK. Perdarahan

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia, mual dan muntah ditandai dengan pasien mengalami penurunan BB

lebih dari 20%, pasien tampak mual, pasien tidak mampu menghabiskan 1 porsi

makanan yang diberikan, pasien tampak lemah.

5. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

berlebih akibat melalui muntah ditandai dengan pasien muntah

6. Kurang pengetahuan mengenai konsep penyakit dan pengobatan berhubungan

dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan pasien pasien mengatakan

tidak tahu mengenai penyakitnya, pasien tampak bingung ketika ditanya tentang

penyakitnya.

B. Intervensi

1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder

terhadap gangguan visceral usus ditandai dengan pasien mengeluh nyeri perut

dengan skala nyeri 5, pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak melindungi

area yang sakit.

Page 17: askep ulkus peptikum

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan

nyeri pasien terkontrol dengan kriteria hasil :

o Skala nyeri pasien berkurang (skala nyeri 2)

o Nadi pasien dalam rentang normal (60 - 100x/menit)

o TD pasien dalam rentang normal (110/70 - 140/90 mmHg)

o RR pasien dalam rentang normal (16 – 20x/menit)

o Pasien tampak tenang

Intervensi dan rasional

Intervensi rasional

Kaji pengalaman pasien, minta pasien

menunjukkan area yang sakit dan

menentukan peringkat nyeri dengan skala

nyeri 0-5 (0 = tidak nyeri, 5 = nyeri

sekali)

Membantu dalam mengevaluasi rasa nyeri

Pantau dan catat TTV Perubahan TTV dapat menunjukkan

penurunan ataupun peerkembangan

kondisi

Bantu pasien mengatur posisi Posisi terbaring ataupun miring mungkin

dapat membantu mengurangi rasa nyeri

Ajarkan pasien tentang teknik

menejemen nyeri

Teknik ini akan membantu mengalihkan

perhatian pasien dari rasa nyeri yang

dirasakan

Kolaborasi pemberian terapi obat-obatan

sesuai program:

a.antagonis histamine

b.Garam antibiotic /bismuth

c.Agen sitoprotektif

d.Inhibitor pompa proton

e.Antasida

a. antagonis histamine mempengaruhi

sekresi asam lambung.

b. Antibiotik diberikan bersamaan

dengan garam bismuth mematikan

H.Pylori.

c. Agen sitoprotektif melindungi mukosa

lambung.

d. Inhibitor pompa proton menurunkan

Page 18: askep ulkus peptikum

f.Antikolinergik asam lambung.

e. Antasida menetralisasi keasaman

sekresil lambung.

f. Antikolinergik menghambat

bpelepasan asam lambung

2. Nausea berhubungan dengan iritasi gastrik ditandai dengan klien mengeluh mual,

adanya peningkatan saliva, klien tidak mau makan.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan

klien tidak mengalami mual dengan kriteria hasil :

o Tidak adanya saliva berlebih

o Pasien tidak mengeluh mual

o Klien dapat makan

Intervensi dan rasional

Intervensi rasional

Jelaskan penyebab mual dan durasinya

bila perlu

Ini dimaksudkan agar klien dapat

mengantisipasi awal agar tidak mual

Dorong pasien untuk makan sedikit tapi

sering dan untuk makan secara perlahan.

Makanan yang cair, lembut dan tidak

terlalu panas akan ditoleransi dengan

baik.

Klien dianjurkan makan sering tapi

sedikit dan makanan disajikan dalam

keadaan cair, lunak dan hangat agar klen

mudak mencerna dan dapat ditolerasi oleh

tubuh

Anjurkan klien untuk minum disela-sela

makan

Membantu menetralisir asam lambung

dan mengurangi rasa mual saat makan

Singkirkan pemandangan dan bau yang

tidak sedap dari area makanan.

pemandangan dan bau yang tidak sedap

dapat memicu mual

Intruksikan klien untuk menghindari:

cairan panas atau dingin, makanan

berbumbu dan kafein

Dapat memicu peningkatan asam

lambung dan meningkatkan mual

Page 19: askep ulkus peptikum

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia, mual dan muntah ditandai dengan pasien mengalami penurunan BB lebih

dari 20%, pasien tampak mual, pasien tidak mampu menghabiskan 1 porsi makanan

yang diberikan, pasien tampak lemah.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan

kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil:

o Klien tidak mual

o Klien dapat menghabiskan porsi makanan yang diberikan

o Klien tidak muntah

o BB klien dapat meningkat ( misalnya 2kg)

o Kadar albumin klien dalam rentang normal

o Klien tidak tampak lemas

Intervensi dan rasional

Intervensi rasional

Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan

yang disukai

Mengidentifikasi efisiensi, menduga

kemungkinan intervensi

Tawarkan makanan porsi kecil tetapi

sering untuk mengurangi perasaan tegang

pada lambung

Makan dalam porsi kecil tetapi sering

dapat mengurangi beban saluran

pencernaan

Pertahankan kebersihan mulut dengan

baik sebelum dan sesudah mengunyah

makanan.

Mulut yang tidak bersih dapat

mempengaruhi rasa makanan dan

meninbulkan mual

Timbang berat badan setiap hari Mengawasi penurunan BB atau

efektivitas intervensi nutrisi

Beri HE tentang pentingnya makanan

atau gizi

Makanan yang bergizi dapat

mempercepat penyembuhan penyakitnya

Konsul pada ahli gizi Membantu dalam membuat rencana diit

untuk memenuhi kebutuhan individu

Page 20: askep ulkus peptikum

4. PK Perdarahan

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (...x24 jam) diharapkan

perawat dapat meminimalkan komplikasi infeksi (sepsis) yang terjadi

dengan criteria hasil :

o Tidak terjadi perdarahan

o Klien tidak muntah darah

o Feses klien tidak mengandung darah

o Hb dalam batas normal (11-14 gr%)

o TTV dalam batas normal: nadi (60 - 100x/menit), TD (110/70 -

140/90 mmHg), RR (16 – 20x/menit), suhu (36,5o C – 37,5o C)

o Klien tidak tampak pucat

Intervensi dan rasional

Intervensi rasional

Kaji pasien untuk menemukan bukti-

bukti perdarahan atau hemoragi (feses

dan muntah darah)

dengan mengetahui adanya perdarahan

maka perawat dapat memberikan

intervensi lebih dini sehingga perdarahan

yang berlebihan dapat dicegah dan tidak

terjadi komplikasi.

Pantau hasil lab berhubungan dengan

perdarahan

untuk mengetahui komponen-komponen

darah yang mengalami kelainan, sehingga

dapat diketahui penyebab terjadinya

perdarahan

Siapkan pasien secara fisik dan

psikologis untuk menjalani bentuk terapi

lain jika diperlukan

kesiapan pasien baik secara fisik dan

psikologis dapat membantu memperlancar

jalannya terapi.

Kolaborasi pemberian transfusi sesuai

indikasi

pemberian transfusi sesuai indikasi dapat

mengganti darah yang hilang akibat

perdarahan

Page 21: askep ulkus peptikum

5. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih

akibat melalui muntah ditandai dengan pasien muntah

Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan tidak

terjadi kekurangan volume cairan dengan kriteria hasil:

o Nadi dalam rentang normal (60 - 100x/menit)

o TD dalam rentang normal (110/70 - 140/90 mmHg)

o Turgor kulit baik

o Intake = output

o Tidak terjadi muntah

o Tidak terjadi perdarahan

Intervensi dan rasional

Intervensi rasional

Awasi masukan dan haluaran. Catat

kehilangan cairan melalui muntah

Mengetahui jumlah cairan masuk dan

keluar

Kaji TD, nadi perifer, turgor kulit, dan

membran mukosa

Pada keadaan dehidrasi TD akan

menurun, nadi teraba lemah, turgor kulit

tidak segera kembali, membran mukosa

kering/pucat

Observasi tanda perdarahan, seperti

hematuria, melena

Memantau pengeluaran elektrolit berlebih

Pantau nilai lab, seperti Hb/Ht, Na Memantau tanda-tanda kekurangan cairan

6. Kurang pengetahuan mengenai konsep penyakit dan pengobatan berhubungan

dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan pasien pasien mengatakan tidak

tahu mengenai penyakitnya, pasien tampak bingung ketika ditanya tentang

penyakitnya.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan

klien memiliki pengetahuan adekuat tentang ulkus peptikum dengan

kriteria hasil:

o Klien dapat menjelaskan penyakit ulkus peptikum

Page 22: askep ulkus peptikum

o Klien dapat menjelaskan tanda dan gejala ulkus peptikum

o Klien dapat menyebutkan penatalaksanaan termasuk pengobatan ulkus

peptikum

o Klien tidak menggunakan obat- obatan di luar dari yang diresepkan

dokter

o Klien mngikuti terapi yang dianjurkan dengan baik

Intervensi dan rasional

Intervensi rasional

Kaji kesiapan klien untuk belajar Mengefektifkan kemampuan klien dan

keinginan klien dalam menerima

informasi

Mulai memberikan penjelasan ketika

klien menunjukkan kesiapan untuk

belajar

kesiapan klien untuk belajar

mempermudah klien dalam proses

pembelajaran

Sediakan informasi sesuai dengan tingkat

pengetahuan dan tingkat perkembangan

klien.

informasi yang sesuai dengan tingkat

pengetahuan mempermudah klien

mencerna dan meresapi informasi yang

diberikan

Jelaskan istilah-istilah yang tidak familiar istilah-istilah yang tidak familiar bisa

membuat klien bingung dan tidak

mengerti akan penjelasan yang diberikan

Ulangi informasi-informasi yang penting pengulangan informasi-informasi yang

penting bertujuan memberikan penekanan

agar klien dapat mengingat informasi

tersebut.

Berikan kesempatan kepada klien untuk

bertanya dan diskusi.

bertujuan untuk mengetahui informasi

yang kurang dimengerti oleh klien.

Jawab pertanyaan klien dengan singkat

dan jelas.

untuk mempermudah klien mengerti akan

jawaban yang kita berikan.

Page 23: askep ulkus peptikum

7. Evaluasi

Evaluasi merupakan penilaian dari implementasi yang dilakukan. Hal-hal yang dapat

dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan tindakan keperawatan yang telah diberikan

antara lain :

1. Nyeri klien hilang atau dapat dikontrol, klien melaporkan nyeri hilang atau terkontrol,

klien tampak rileks, denyut nadi klien dalam rentang normal (60–100 x/menit), TD

dalam rentang normal (110/70 - 140/90 mmHg), RR pasien dalam rentang normal

(16– 20 x/menit), klien melaporkan skala nyeri berkurang.

2. Klien tidak mengalami mual, tidak adanya saliva berlebih, klien dapat makan

3. Klien tidak mengalami perdarahan seperti klien tidak muntah darah, feses klien tidak

mengandung darah, Hb dalam batas normal (11-14 gr%), TTV dalam batas normal:

nadi (60 - 100x/menit), TD (110/70 - 140/90 mmHg), RR (16 – 20x/menit), suhu

(36,5o C – 37,5o C), klien tidak tampak pucat

4. Klien tidak mengalami kekurangan volume cairan yang ditunjukan dari nadi dalam

rentang normal (60 - 100x/menit), TD dalam rentang normal (110/70 - 140/90

mmHg), turgor kulit baik, Intake = output, tidak terjadi muntah, tidak terjadi

perdarahan

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi, menunjukkan

peningkatan berat badan atau berat badan sesuai dengan berat badan ideal untuk tinggi

dan kerangka tubuh, tidak terjadi mual, tidak terjadi muntah, mampu meenghabiskan

porsi makan, tidak lemas, tidak ada penurunan albumin serum

6. Klien memiliki pengetahuan adekuat tentang ulkus peptikum, klien dapat menjelaskan

penyakit ulkus peptikum, tanda dan gejala ulkus peeptikum, klien dapat menyebutkan

penatalaksanaan termasuk pengobatan ulkus peptikum.

Page 24: askep ulkus peptikum

DAFTAR PUSTAKA

Capenito, Lynda Jall. (1997). Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn E. (1999) Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made

Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. (1994). Patofisiologi, Konsep Klinis Proses

Proses Penyakit. Jakarta: Penerbit EGC.

Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih

bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC;

2001.

Brunner and suddart. 2000. Keperawatan medical bedah volume 2. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Crowin Elizabet.J. 2000. Patofisiologi, Jakarta, EGC.

Swearingen. 2000. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 2 Jakarta: EGC.

Page 25: askep ulkus peptikum

Penghancuran sawar epitel

Asam kembali berdifusi ke mukosa

Rangsangan kolinergik

Motilitas

Pepsinogen

NSAIDs, Aspirin, alkohol Merokok, Kafein StressGenetik (rentan pada golongan darah O) Mikroorganisme

Kerusakan Permeabilitas sawar epitel

Pengikatan H.Pylori diperkuat oleh antigen O

Terinfeksi H.Pylori Asam lambung

gastrin

histaminPermeabilitas

terhadap protein

Edema dalam mukosa lambung

Plasma bocor ke lumen lambung

Destruksi kapiler dan vena

Perdarahan

PK : Perdarahan

Mukosa lambung tidak dapat menahan kerja asam lambung

(HCL dan pepsin)

Penghancuran mukosa lambung

ULKUS PEPTIKUM

Page 26: askep ulkus peptikum

ULKUS PEPTIKUM

Nyeri epigastrium

Nyeri akut

Asam HCl berlebihan

Mual

Nausea

Muntah terus menerus

Risiko kekurangan

volume cairan

Intake tidak adekuat

Penurunan BB >20%

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

Pasien selalu bertanya tentang kondisinya

Kurang pengetahuan