22
Laporan Kasus Dengue Fever DISUSUN OLEH : Ratu Permata 1410221054 PEMBIMBING KLINIK: Letkol (CKM) dr. Roedi Djatmiko, Sp.A

Presus 1 (Dengue Fever)

  • Upload
    chandra

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lol

Citation preview

Page 1: Presus 1 (Dengue Fever)

Laporan Kasus

Dengue Fever

DISUSUN OLEH :

Ratu Permata

1410221054

PEMBIMBING KLINIK:

Letkol (CKM) dr. Roedi Djatmiko, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA

RST DR. SOEDJONO MAGELANG

2015

Page 2: Presus 1 (Dengue Fever)

BAB I

LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien

Nama : An. A

Umur : 7 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Magelang

Tanggal Masuk Ruangan : 26 Mei 2015

Tanggal Keluar : 29 Mei 2015

II. Anamnesa

Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis terhadap pasien pada

tanggal 26 Mei 2015 di IGD RST Dr. Soedjono Magelang.

Keluhan Utama : Demam

III. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan demam 2 hari SMRS. Demam

dirasakan terus menerus sepanjang hari. Selain itu juga pasien mengeluh

pusing, sakit kepala, nyeri sendi, dan mual.Pasien tidak mengeluh muntah,

batuk (-), Pilek (-), gusi berdarah (-), mimisan (-), napsu makan menurun.

IV. Riwayat Penyakit Dahulu

Sebelumnya tidak pernah mengalami sakit seperti ini.

V. Riwayat Penyakit Keluarga

Di keluarga tidak pernah menderita penyakit yang sama

VI. Riwayat Pengobatan

Belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya

Page 3: Presus 1 (Dengue Fever)

VII. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 38.5 ºC

Berat Badan : 20 Kg

Kepala

Bentuk : Normocephal

Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut

Mata

Palpebra : Edema –/–

Konjungtiva : Anemis -/-

Sklera : Ikterik –/–

Pupil : Bulat, isokor

Refleks Cahaya : +/+

Katarak : –/–

Telinga

Bentuk : Normal/Normal

Liang : Lapang

Mukosa : Hiperemis (-)

Serumen : –/–

Hidung

Bentuk : Normal

Deviasi Septum : –/–

Sekret : -/-

Concha : Hipertrofi –/–, hperemis –/–, oedem –/–

Page 4: Presus 1 (Dengue Fever)

Mulut

Bibir : normal

Lidah : normal

Tonsil : T1–T1 tenang

Mukosa Faring : normal

Leher

KGB : Tidak terdapat pembesaran

Kel. Thyroid : Tidak terdapat pembesaran

Thoraks

Paru

Inspeksi : Hemithorax kanan-kiri simetris dalam keadaan statis dan

dinamis

Palpasi : Fremitus taktil dan vokal kanan sama dengan kiri

Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki –/–, wheezing –/–

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : Jantung dalam batas normal

Auskultasi : BJ I–BJ II reguler, murmur (–), gallop (–)

Abdomen

Inspeksi : Datar, simetris

Auskultasi : Bising usus (+)

Palpasi : Supel, Nyeri tekan (–)

Perkusi : Timpani

Page 5: Presus 1 (Dengue Fever)

Ekstremitas

Atas

Akral : Hangat

Sianosis : (–)

Perfusi : Baik

Edema : (–)

Bawah

Akral : Hangat

Sianosis : (–)

Perfusi : Baik

Edema : (–)

Page 6: Presus 1 (Dengue Fever)

VIII. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Tabel 1. Hasil Laboratorium Pasien tanggal 27 Mei 2015JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI

REFERENSI

HEMATOLOGI

WBC 2.9 x103/µL 4.0 – 10.0

RBC 6.06 x106/µL 3.50 – 5.50

HGB 12 g/dL 11.0 – 15.0

HCT 48.9 % 36.0 – 48.0

PLT 140 x103/µL 150 – 450

IX. Terapi

Inf D5 ½ NS 1500/24 jam.

Cefixim 2 x C I

Pamol 3 x 250

X. Planning (Rencana)

Cek DL serial

Page 7: Presus 1 (Dengue Fever)

XI. FOLLOW UP RUANGAN

Hari/Tanggal/

Jam

Hasil Pemeriksaan Instruksi Dokter

27 Mei 2015

06.00

S: Badan panas sejak semalam, sakit

kepala, pusing (-), batuk (-), pilek

(-), mual (-), muntah (-). Napsu

makan menurun

O: KU/KS : tampak sakit sedang / CM

VS : N : 120 x/menit

R : 22 x/menit

S : 38.6o C

Kepala : normochepal

Mata : CA –/–, SI –/–

Leher : KGB (–) membesar, faring

hiperemis (+)

Thorax : Simetris, statis & dinamis,

retraksi (-)

Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+,

Rh –/– , Wh -/-

Cor : BJ I–II regular, murmur (–),

gallop (–)

Abdomen: BU (+) meningkat, supel,

timpani

Ekstremitas : akral hangat

edem

A : Obs febris susp. DHF

Therapy:

Inf D5 ½ NS

1500/24 jam.

Cefixim 2 x C I

Pamol 3 x 250

Norages 150

ml (k/p)

Planning:

+ +

+ +– –

– –

Page 8: Presus 1 (Dengue Fever)

Hari/Tanggal/

Jam

Hasil Pemeriksaan Instruksi Dokter

28 Mei 2015

06.00

S: Demam (+), sakit kepala

O: KU/KS : tampak sakit ringan / CM

VS : N : 120 x/menit

R : 24 x/menit

S : 38o C

Kepala : normochepal

Mata : CA -/-, SI -/- ,

Leher : KGB (–) membesar, faring

hiperemis (+)

Thorax : Simetris, statis & dinamis,

retraksi (-)

Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+,

Rh –/– , Wh -/-

Cor : BJ I–II regular, murmur (–),

gallop (–)

Abdomen: supel, BU (+),

nyeri tekan (-)

Ekstremitas : akral hangat

edem

A : Demam dengue

Therapy:

Inf D5 ½ NS

1500/24 jam.

Cefixim 2 x C I

Pamol 3 x 250

Norages 150

ml (k/p)

Planning:

DL serial

+ +

+ +– –

– –

Page 9: Presus 1 (Dengue Fever)

Hari/Tanggal/

Jam

Hasil Pemeriksaan Instruksi Dokter

29 Mei 2015

06.00

S: Demam (+) sudah mulai turun, kedua

kaki gatal

O: KU/KS : tampak sakit sedang / CM

VS : N : 120 x/menit

R : 28 x/menit

S : 37o C

Kepala : normochepal

Mata : CA –/–, SI –/– ,

Leher : KGB (–) membesar, faring

hiperemis (+)

Thorax : Simetris, statis & dinamis,

retraksi (-)

Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+,

Rh –/– , Wh -/-

Cor : BJ I–II regular, murmur (–),

gallop (–)

Abdomen: supel, BU (+), timpani

Ekstremitas : akral

hangat

edem

A : Demam dengue

Therapy:

Inf D5 ½ NS

1500/24 jam.

Cefixim 2 x C I

Pamol 3 x 250

Norages 150

ml (k/p)

+ +

+ +

– –

– –

Page 10: Presus 1 (Dengue Fever)

Hari/Tanggal/

Jam

Hasil Pemeriksaan Instruksi Dokter

30 Maret 2015

06.45

S : SUdah tidak demam.

O: KU/KS : tampak sakit sedang / CM

VS : N : 82 x/menit

R : 24 x/menit

S : 36o C

Kepala : normochepal

Mata : CA –/–, SI –/– ,

Leher : KGB (–) membesar, faring

hiperemis (+)

Thorax : Simetris, statis & dinamis,

retraksi (-)

Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+,

Rh –/– , Wh -/-

Cor : BJ I–II regular, murmur (–),

gallop (–)

Abdomen: supel, BU (+) normal,

nyeri tekan (-)

Ekstremitas : akral hangat

edema

A : Demam dengue

Melaporkan hasil lab 29-05-15 kepada

dr. Roedi SpA:

WBC: 3.900/µL

HGB: 13.0 g/dL

HCT: 38,8%

PLT 181.000

Therapy:

Inf D5 ½ NS

1500/24 jam.

Cefixim 2 x C I

Pamol 3 x 250

Jawaban konsul:

Pasien boleh pulang

+ +

+ +– –

+ +

Page 11: Presus 1 (Dengue Fever)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Demam Berdarah Dengue

I. Definisi

Demam berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue

dengan manifestasi klinis berupa demam, nyeri otot dan / atau nyeri sendi disertai

leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik.

Faktor yang sangat penting pada demam berdarah dengue adalah ditandai dengan

adanya hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumukan cairan di rongga

tubuh (interstisial). Demam berdarah dengue yang ditandai dengan adanya renjatan atau

shock disebut dengan DSS (dengue shock syndrome).

II. Etiologi

- Disebabkan oleh virus denue, genus : flavivirus, family : flaviviridae.

- Genus tersebut memiliki beberapa serotype : DEN -1, DEN -2, DEN -3. Serotype

yang sering menjadi penyebab DBD adalah DEN -3, sedangkan penyebab DSS

adalah DEN -2.

- Virus dengue dapat bereplikasi pada nyamuk genus aedes.

III. Epidemiologi

- Insidensi di Indonesia adalah 6 hingga 15 : 100.000 penduduk.

- Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vector nyamuk aedes (A. aegyepty &

A. albopictus).

- Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue :

Vector perkembangbiakan vector, kebiasaan menggigit, kepadatan vector di

lingkungan, transportasi vector dari satu tempat ke tempat lain.

Penjamu terdapatnya penderita di lingkungan atau keluarga, mobilisasi dan

paparan terhadap nyamuk, usia, jenis kelamin.

Lingkungan curah hujan, suhu, sanitasi, kepadatan penduduk.

Page 12: Presus 1 (Dengue Fever)

IV. Manifestasi klinis dan perjalanan penyakit

Dapat bersifat asimtomatik atau dapat demam tidak khas. Mengalami fase demam

2-7 hari, fase kritis 2-3 hari, fase kritis ditandai dengan sudak tidak ada lagi demam,

memiliki risiko terjadinya renjatan jika tidak mendapat pengobatan yang adekuat.

V. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

Pemeriksaan rutin : kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan

darah tepi.

Diagnosis pasti didapat dari isolasi virus dengue (cell culture) atau deteksi antigen

virus RNA dengue dengan teknik RT PCR (Reverse Transcriptase Polymerase Chain

Reaction). Pemeriksaan yang dipakai saat ini adalah antibody total IgM dan IgG.

Parameter pemeriksaan lab. Yang digunakan antara lain :

Leukosit bisa normal atau meningkat. Dimulai pada hari ke -3 dapat ditemukan

limfosit relative (45% dari total laukosit) disertai limfosit plasma biru (LPB) >15%

dari jumlah leukosit total yang pada fase shock meningkat.

Trombosit trombositopenia pada hari ke 3-8.

Hematokrit kebocoran plasma ditandai dengan peningkatan HCT ≥ 20% dari nilai

HCT awal, dimulai pada hari ke -3 demam.

Hemstasis dilakukan pemeriksaan PT, APTT, fibrinogen, D-dimer atau FDP pada

keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.

Imuno serologi, dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG IgM dapat terdeteksi mulai

hari 3-5, meningkat di minggu ke 3 setelah 60 – 90 hari. IgG dapat terdeteksi pada

infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke -14, bila ifeksi sekunder IgG dapat

terdeteksi pada hari ke 2. Bila nilai keduanya (+) maka prognosis untuk terjadinya

DSS.

Page 13: Presus 1 (Dengue Fever)

VI. Diagnosis

Masa inkubasi 4-6 hari (rentang 3-14 hari), akan timbul gejala prodromal : nyeri

kepala, nyeri tulang belakang dan perasaan lelah.

Berdasarkan WHO 1997 :

Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik.

Terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan berikut :

Uji bending (+).

Petekie, ekimosis, purpura.

Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi) atau di tempat lain.

Hematemesis atau melena.

Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/µl).

Terdapat tanda – tanda plasma leakage (kebocoran plasma) :

Peningkatan HCT > 20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis

kelamin.

Penurunan HCT > 20% setelah terapi cairan, dibandin nilai HCT sebelumnya.

Perbedaan utama antara DD dan DBD adalah adanya kebocoran plasma.

VII. Diagnosis banding

Demam tifoid, campak, influenza, cikungunya dan leptospirosis.

Page 14: Presus 1 (Dengue Fever)

VIII. Penatalaksanaan DHF

Prinsip utama penatalaksanaan DHF adalah terapi suportif. Terdiri dari 5 protokol utama

yaitu :

a) Protokol 1

Keterangan : protocol ini digunakan untuk penenganan tersangka (probable) DBD

dewasa tanpa disertai syok.

b) Protokol 2

Keterangan : protocol ini digunakan untuk pemberian cairan pada tersangka DBD di

ruang rawat

Page 15: Presus 1 (Dengue Fever)

c) Protocol 3

Keterangan : protocol ini digunakan untuk penatalaksanaan DBD dengan peningkatan Ht

20%, yang berarti tubuh kehilangan cairan sebanyak 5%.

d) Protocol 4

Page 16: Presus 1 (Dengue Fever)

Keterangan : protocol ini digunakan sebagai penatalaksanaan pada pasien DBD dewasa

dengan perdarahan spontan. Perdarahan yang dapat terjadi antara lain :

- Epistaksis yang tidak terkendali walaupun telah menggunakan tampon.

- Perdarahan saluran cerna : hematemesis, melena, hematoskesia.

- Perdaraha traktus urinarius (hematuria).

- Perdarahan otak atau perdarahan tersembunyi dengan jumlah perdarahan 4-5

ml/kgBB/jam.

e) Protocol 5

Keterangan : protocol ini dilakukan untuk penetalaksanaan sindrom syok dengue (SSD)

pada pasien dewasa. SSD harus segera diatasi dengan penggantian cairan melalui IV.

Angka kematian SSD 10x lipat disbanding DBD, renjatan dapat terjadi karena

keterlambatan penderita DBD diberi pertolongan / pengobatan, penatalaksanaan renjatan

yang tidak adekuat.