31
TAKSONOMI BLOOM MAKALAH (disusun guna memenuhi mata kuliah Strategi Belajar Mengajar) oleh : Rina Asih Niasari NIM 110210302062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013 1

Makalah Taksonomi Bloom

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rina Asih Niasari

Citation preview

Page 1: Makalah Taksonomi Bloom

TAKSONOMI BLOOM

MAKALAH

(disusun guna memenuhi mata kuliah Strategi Belajar Mengajar)

oleh :

Rina Asih Niasari

NIM 110210302062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2013

1

Page 2: Makalah Taksonomi Bloom

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat

dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Strategi Belajar

Mengajar dengan judul “Taksonomi Bloom”.

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan

dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya

pada tercapainya pada tujuan tersebut. Taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan

tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain,

yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang

telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada:

1. Orang tua saya yang telah memberikan doa dan bantuan finansial guna

menyelesaikan makalah ini.

2. Ibu Nurul Umamah selaku dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.

3. Teman-teman yang sudah memberi motivasi dalam proses penyelesaian

makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik

dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan

pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan.

Jember, 25 Oktober 2013

Penulis

2

Page 3: Makalah Taksonomi Bloom

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara bahasa taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos.

Tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan.

Taksonomi dapat pula diartikan secara istilah yaitu, sebagai pengelompokan suatu hal

berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi

bersifat lebih umum atau masih luas dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih

spesifik atau lebih terperinci.

Taksonomi dalam pendidikan dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan

pendidikan. Pada Taksonomi Bloom, tujuan pendidikan di bagi menjadi tiga yaitu: 1)

Ranah Kognitif, yang meliputi aspek- aspek kognitif pada diri seseorang seperti cara

berfikir, pengetahuan, pemahaman, 2) Ranah Afektif, yang meliputi aspek- aspek

perasaan dan emosi seperti bakat, minat, sikap, 3) Ranah Psikomotorik, yang meliputi

aspek- aspek psikomotor seperti olahraga, menggambar. Dari setiap ranah tersebut

dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara

hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku

yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan

juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama kali disusun

oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula

disebut sebagai "Taksonomi Bloom".

Guru sebagai seorang pendidik perlu memahami berbagai taksonomi tujuan

untuk memperoleh wawasan yang lebih luas tentang tujuan pembelajaran, dan dapat

memilih mana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diasuh dan kegiatan

pembelajaran yang dirancangnya.

3

Page 4: Makalah Taksonomi Bloom

Taksonomi tujuan pembelajaran diperlukan dengan pertimbangan sebagai berikut: 

1. Perlu adanya kejelasan terminologi tujuan yang digunakan dalam tujuan

pembelajaran karena tujuan pembelajaran berfungsi untuk memberikan arah

kepada proses belajar dan menentukan perilaku yang dianggap sebagai bukti

hasil belajar.

2. Sebagai alat yang akan membantu guru dalam mendeskripsikan dan

menyusun tes, teknik penilaian dan evaluasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah :

1. Apakah yang dimaksud Taksonomi Tujuan Pendidikan?

2. Bagaimanakah tingkatan Taksonomi Bloom sebelum dan sesudah direvisi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Taksonomi Tujuan Pendidikan.

2. Untuk mengatahui tingkatan Taksonomi Bloom sebelum dan sesudah direvisi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini diantaranya adalah :

1. Sebagai bahan bacaan dalam rangka menambah pengetahuan khususnya

mengenai Taksonomi Tujuan Pendidikan.

2. Sebagai bahan bacaan dalam rangka menambah pengetahuan tentang Taksonomi

Bloom dan revisinya.

4

Page 5: Makalah Taksonomi Bloom

BAB 2.PEMBAHASAN

2.1 Taksonomi Tujuan Pendidikan

Proses pembelajaran di kelas merupakan inti dari kegiatan pendidikan di

sekolah. Sebelum pelaksanaan pembelajaran guru perlu merumuskan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran tersebut perlu lebih awal

diinformasikan kepada siswa. Apabila dalam pengajaran tidak disebutkan tujuannya,

siswa tidak tahu mana pelajaran yang penting dan mana yang tidak.

Taksonomi tujuan pendidikan merupakan suatu kategorisasi tujuan

pendidikan, yang umumnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan

kurikulum dan tujuan pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri dari domain-domain

kognitif, afektif dan psikomotor. Berbicara tentang taksonomi perilaku siswa sebagai

tujuan belajar, saat ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan

pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan pembelajaran, yang dikenal

dengan sebutan taksonomi Bloom (Bloom’s Taxonomy). Menurut Bloom perilaku

individu dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yaitu:

1. Ranah kognitif; ranah yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau

berfikir/nalar, di dalamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman

(comprehension), penerapan (application), penguraian (analysis), memadukan

(synthesis), dan penilaian (evaluation);

2. Ranah afektif; ranah yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan,

minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya

mencakup: penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding),

penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi

(characterization); dan

3. Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan

yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan

fungsi psikis. Ranah ini terdiri dari : kesiapan (set), peniruan (imitation),

5

Page 6: Makalah Taksonomi Bloom

membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation) dan menciptakan

(origination). Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh

guru untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya.

2.2 Taksonomi Bloom Dan Hasil Revisinya

2.2.1 Taksonomi Bloom Sebelum Direvisi

Benjamin Bloom (February 21, 1913 - September 13, 1999) adalah seorang ahli

psikologi pendidikan  Amerika yang memberikan sumbangan pemikiran yang cukup

berarti, yaitu mengklasifikasikan tujuan pembelajaran (classification of educational

objectives) dan teori belajar tuntas (the theory of mastery learning).  Dari hasil

penelitiannya, Bloom membangun taksonomi tujuan pembelajaran atau "taxonomy of

educational objectives" yang mengklasifikasikan tujuan pembelajaran yang berbeda-

beda.

Bloom dan Krathwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang

yang melahirkan taksonomi lain.prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh 2 orang

ini ada 4 buah,yaitu:

1. Prinsip metodologis

Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru

dalam mengajar.

2. Prinsip Psikologis

Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaan yang ada

sekarang. 

3. Prinsip Logis

Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten.

4. Prinsip Tujuan

Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-

nilai.tiap-tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan corak yang

netral.

6

Page 7: Makalah Taksonomi Bloom

Atas dasar prinsip ini maka taksonomi disusun menjadi suatu tingkatan yang

menunjukkan tingkat kesulitan. Sebagai contoh: mengingat fakta lebih mudah

daripada memberikan pertimbangan. Tingkatan kesulitan ini juga merefleksi kepada

kesulitan dalam proses belajar mengajar. Sudah banyak diketahui bahwa mula-mula

taksonomi Bloom terdiri dari dua bagian yaitu kognitif domain dan afektif domain.

Pencipta dari kedua taksonomi ini merasa tidak tertarik pada psikomotor domain

karena mereka melihat hanya ada sedikit kegunaanya di sekolah menengah dan

Universitas (Bloom 1956). Akhirnya Simpson melengkapi dua domain yang ada

dengan psikomotor domain (1966). Namun sebenarnya pemisahan antara ketiga

domain ini merupakan pemisahan yang dibuat-buat, karena manusia merupakan suatu

kebulatan yang tidak dapat dipecah-pecah sehingga egala tindakannya merupakan

suatu kebulatan.

Saat ini sudah banyak diketahui oleh umum bahwa apa yang dikenal sebagai

taksonomi Bloom (1956) sebenarnya merupakan hasil kelompok penilai di

Universitas yang terdiri dari B.S Bloom Editor M.D.Engelhart, E.Furst, W.H. Hill

dan D.R Krathwol, yang kemudian didukng pula oleh Ralp Wtyler.

Secara garis besar, Bloom bersama kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan

pendidikan pada 3 tingktan :

1. kategori tingka laku yang masih verbal

2. perluasan kategori menjadi sederhana

3. Tingkah laku konkret yang terdiri dari tugas-tugas (task) dalam pertanyaan-

pertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal.

Ada tiga ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke-2 yang

selanjutnya disebut taksonomi yaitu :

1. Ranah Kognitif (Cognitif Domain)

2. Ranah Afektif ( Afektive domain)

3. Ranah Psikomotor (Psychomotor domain)

7

Page 8: Makalah Taksonomi Bloom

Ranah kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut

Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah

kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir,

mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam

jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:

a. Pengetahuan/hafalan/ingatan (Knowledge)

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge

dalam taksonomi Bloom. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan

proses berfikir yang paling rendah. Maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab

dalam istilah tesebut termasuk pula pengetahuan faktual disamping

pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi,

pasal dalam undang-undang, nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari

segi proses belajar, isyilah-istilah tersbut memang perlu dihafal dan

diningat agar dapat dikuasai sebagai dasar bagi pengetahuan atau

pemahaman konsep-konsep lainnya. Dalam jenjang kemampuan ini

seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep,

fakta atau istilah-istilah dan lain sebagainya tanpa harus mengerti atau

dapat menggunakannya. Kata kerja operasional sebagai berikut:

menyebutkan, menunujukkan, mengenal, mengingat kembali, menyebutkan

definisi, memilih dan menyatakan.

b. Pemahaman (comprehension)

Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami

sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain,

memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari

berbagai segi.

8

Page 9: Makalah Taksonomi Bloom

c. Apikasi (application)

Aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan

ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-

rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.

d. Analisis (analysis)

Dalam analisis, siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau

situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis merupakan suatu proses yang meminta siswa agar bias menyusun

kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan struktur baru.

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis ini siswa

diminta untuk melakukan generalisasi.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi (evaluation) adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi

dalam ranah kognitif menurut taksonomi bloom.Evaluasi disini merupakan

kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi,

nilai atau ide,atau kemampuan mengambil keputusan.

Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah

afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

1. Pandangan atau pendapat (opinion)

Apabila mau mengukur aspek afektif yang berhubungan dengan pandangan

siswa maka pertanyaan yang disusun menghendaki respon yang melibatkan ekspresi,

perasaan, atau pendapat pribadi siswa terhadap hal-hal yang relatif sederhana tetapi

bukan fakta.

2. Sikap atau Nilai (attitude, value)

Dalam penilaian afektif tentang sikap ini, siswa ditanya mengenai responnya

yang melibakan sikap atau nilai telah mendalam di sanubarinya, dan guru meminta

9

Page 10: Makalah Taksonomi Bloom

dia untuk mempertahankan pendapatnya. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak

pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata

pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran

agama disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai

pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap

guru pendidikan agama Islam dan sebagainya. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi

ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing (4)

organization (5) characterization by evalue or value complex.

Ranah Psikomotor

Perkataan Psikomotor berhubungan dengan kata “motor”, sensory motor atau

perceptual-motor”. Jadi, ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot

sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagiannya. Yang termasuk dalam

klasifikasi gerak disini mulai dari gerak yang paling sederhana, yaitu melipat kertas

sampai dengan merakit suku cadang televisi serta komputer. Secara mendasar perlu

dibedakan antara dua hal, yaitu keterampilan (skills) dan kemampuan (abilities).

Contoh : “seberapa terampil para siswa dalam menyiapkan alat-alat”, seberapa

terampil siswa menggunakan alat-alat.

Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan

domain yang dibuat Bloom.

a. Persepsi (Perception)

Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.

b. Kesiapan (Set)

Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.

c. Respon Terpimpin (Guided Response)

Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di

dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.

10

Page 11: Makalah Taksonomi Bloom

d. Mekanisme (Mechanism)

Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan

meyakinkan dan cakap.

e. Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)

Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola

gerakan yang kompleks.

f. Penyesuaian (Adaptation)

Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam

berbagai situasi.

g. Penciptaan (Origination)

Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau

permasalahan tertentu.

Sasaran psikomotor digolongkan sebagai :

1. Kemampuan otot lurik

Sasaran kemampuan otot lurik menuntut siswa untuk menggunakan tubuhnya

melakukan kerja fisik dalam parameter terinci tertentu (misalnya waktu, berat,

dan jarak)

2. Kemampuan melakukan keterampilan khusus

Sasaran kemampuan melakukan keterampilan khusus menuntut siswa untuk

memanfaatkan kemampuan otot lurik untuk melaksanakan proses fisik

tertentu.

Taksonomi Bloom Sesudah Direvisi

Taksonomi Bloom mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan

kemajuan zaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin

Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya

dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi

ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja.

11

Page 12: Makalah Taksonomi Bloom

Lorin Anderson dan Krathwohl merevisi taksonomi Bloom tentang aspek kognitif

menjadi dua dimensi, yaitu: 1) dimensi proses kognitif, 2) dimensi pengetahuan.

Perspektif dua dimensi Anderson dan Krathwohl dapat digambarkan dengan tabel

berikut.

1. Dimensi proses kognitif

Mengingat (C1)

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan

dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan ini boleh jadi

pengethuan faktual, konseptual, prosededural, atau meta kognitif, atau

kombinasi dari beberapa pengetahuan beberapa ini. Untuk mengakses

pembelajaran siswa dalam katagori proses kognitif yang paling sederhana ini,

guru memberikan pertanyaan mengenali tau mengingat kembali dalam kondisi

yang sama persis dengan kondisi ketika siswa belajar materi yang diujikan.

Guru dapat mengubah kondisinya. Pengetahuan mengingat penting sebgai

12

Page 13: Makalah Taksonomi Bloom

bekal untuk belajar yang bermakna dalam menyelesaikan masalah karena

pengetahuan tersebut di pake dalam tugas-tugas-tugas yang lebih konpleks.

a. Mengenali

Proses mengenali adlah mengambil pengetahuan yang dibutuh dari

memori jangka panjang untuk membandingkannya dengan informasi yang

baru saja diterima.

b. Mengingat Kembali

Proses mengingat kembali adalah mengeambil penegtahuan yang di

butuhkan dari memori jangka panjang ketika soalnya menghendaki demikian.

Soalnya sering berupa pertanyaan.

Memahami (C2)

Proses kognitif yang berpijak pada kemampuan transfer dan

ditekankan di sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi ialah

memahami. Siswa dikatakan memahami apabila mereka dapat mengkontruksi

makna dari pesan-pesan bpembelajaran baik berupa lisan, tulisan ataupun

grafis, yang disampaikan melalui pelajaran buku atau layar komputer. Siswa

memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dan

pengetahuan lama mereka. Pengetahuan konseptual menjadi dasar untuk

memahami. Proses-proses kognitif dalam proses memahami meliputi

menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum,

menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

Mengaplikasikan (C3)

Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur-

prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah.

Mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Dalam

mengimplementasikan, memahami pengetahuan konseptual merupakan

prasyarat untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan prosedural.

13

Page 14: Makalah Taksonomi Bloom

Menganalisis (C4)

Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-

bagiankecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan antara

setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis ini

meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan

mengatribusikan. Tujuan-tujuan pendidikan yang diklasifikasikan dalam

menganalisis mencakup belajar untuk menentukan potongan-potongan

informasi yang relevan atau penting (membedakan), menentukan cara-cara

untuk menata potongan-potongan informasi tersebut (mengorganisasikan),

dan menentuan tujuan dibalik informasi itu (mengatribusikan). Kategori-

kategori proses memahami, menganalisis, dan mengevaluasi saling terkaitan

dan kerap kali digunakan untuk melakukan tugas-tugas kognitif.

Mengevaluasi (C5)

Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan

kreteria dan standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah

kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kategori mengevaluasi

mencakup proses-proses kognitif memeriksa (keputusan-keputusan yang

diambil berdasarkan kriteria internal), dan mengkritik (keputusan-keputusan

yang diambil berdasarkan kriteria eksternal). Perlu diingat bahwa tidak semua

keputusan bersifat evaluatif. Misalnya, siswa membuat keputusan apakah

suatu contoh sesuai dengan suatu kategori.

Mencipta (C6)

Mencipta melbatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah

keseluruhan yang koheren atau fungsional.

Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan dalam mencipta meminta siswa

membuat produk baru dengan mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian

jadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Meskipun

14

Page 15: Makalah Taksonomi Bloom

mengharuskan berfikir secara kreatif, mencipta bukanlah ekspresi kreatif yang

bebas sama sekali dan tak dihambat oleh tuntutan-tuntutan tugas atau situasi

belajar.

Tabel 1. Perbandingan taksonomi bloom dan revisinya.

Taksonomi bloom Taksonomi bloom hasil revisi

Pengetahuan Mengingat

Pemahaman Memahami

Penerapan Menerapkan

Analisa Menganalisis

Sintesa Mengevaluasi

Evaluasi Mencipta

Dari tabel di atas maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkatan tingkah laku pada taksonomi bloom yang lama menggunakan kata

sifat sedangkan Anderson mengubahnya dengan menggunakan kata kerja.

2. Tingkatan terendah (C1) Pemahaman diganti dengan Mengingat.

3. Tingkatan C5 Sintesis dan dan tingkatan C6 Evaluasi dilebur menjadi

Mengevaluasi yang berkedudukan pada tingkatan C5.

4. Tingkatan C6 digantikan menjadi Mencipta.

2. Dimensi pengetahuan

15

Page 16: Makalah Taksonomi Bloom

Aspek-aspek dari dimensi pengetahuan pada revisi Taksonomi Bloom

meliputi:

a. Pengetahuan faktual

Peserta didik harus mengetahui elemen dasar untuk sebuah disiplin

atau cara memecahkan masalah di dalamnya.

b. Pengetahuan konseptual

Keterkaitan di antara unsur-unsur dasar struktur yang lebih besar yang

memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama-sama.

c. Pengetahuan prosedural

Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan

sesuatu. Pengetahuan prosedural kerap kali beupa rangkaian langkah

yang harus diikuti. Pengetahuan ini mencangkup pengetahuan tentang

keterampilan, algoritme, teknik, dan metode yg semuanya disebut

sebagai prosedur.

d. Pengetahuan metakognitif

Pengetahuan Metakognitif adalah pengetahuan tentang kognisi secara

umum dan kesadaran akan, serta pengetahuan tentang kognisi diri

sendiri. Pengetahuan Metakognitif meliputi pengetahuan tentang

strategi umum yg dapat dipakai untuk beragam tugas, kondisi-kondisi

yg memungkinkan pemakaian strategi , tingkat efektifitas strategi, dan

pengetahuan diri.

BAB 3. PENUTUP

16

Page 17: Makalah Taksonomi Bloom

3.1 Kesimpulan

Taksonomi Bloom dikembangkan untuk tujuan pendidikan, disusun secara

hirarki dengan maksud untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa

sebagai hasil buah pembelajaran. Secara garis besar terbagi menjadi tiga ranah atau

kawasan “domain”, yaitu ranah kognitif (berkaitan dengan kognisi atau

penalaran/pemikiran–dalam bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta”, ranah

afektif (berkaitan dengan afeksi atau “rasa”), dan ranah psikomotor (berkaitan dengan

psikomotor atau gerak jasmani-jiwani, gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa).

Pada tahun 1990 seorang murid Bloom, Lorin Anderson merevisi taksonomi

ini dengan maksud untuk menyempurnakannya sehingga sesuai dengan keadaan

perkembangan dan kemajuan zaman serta teknologi. Dalam revisi ini, Anderson tetap

mempertahankan klasifikasi hirarkis ranah kognitif dalam enam tingkatan yang telah

dibuat Bloom sebelumnya sekalipun dengan nomen yang sedikit berbeda. Misalnya

dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata

kerja. Selain itu, masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan

terendah ke yang lebih tinggi.

Selain beberapa hal di atas, taksonomi Bloom juga dapat dijadikan acuan bagi

seorang guru dalam menyusun soal-soal untuk evaluasi. Hendaknya soal-soal tersebut

dapat meliputi seluruh tingkat atau ranah kognitif, disusun dari yang termudah yaitu

tingkat terendah dari ranah kognitif (C1) hingga ranah kognitif tertinggi (C6), meski

karyanya tidak dalam bentuk benda, namun dalam bentuk hipotesis (dugaan) atau

rancangan sementara. Dengan demikian, guru akan dapat mengetahui ranah kognitif

mana yang telah dicapai oleh para siswanya dan dapat menyusun suatu strategi untuk

meningkatkan kemampuan siswa yang masih mencapai tingkat rendah untuk ranah

kognitifnya.

3.2 Saran

17

Page 18: Makalah Taksonomi Bloom

Dalam pembuatan makalah ini, disadari ataupun tidak masih banyak

kekurangan yang harus diperbaiki dalam penyempurnaan penulisan makalah ini, oleh

karenan itu perlu kiranya pembaca memperdalam lagi kajian mengenai topik yang

dibahas khususnya menyangkut detailnya pokok bahasan kajian. Sehingga diharapkan

pembaca dapat menghubungkan serta membandingkan makalah ini dengan literatur

yang relevan guna memperoleh informasi atau pengetahuan yang sempurna.

Kepada para pembaca hendaknya tidak hanya mengacu pada makalah ini, dan

dimohon kritik dan saran didalam makalah ini.

18

Page 19: Makalah Taksonomi Bloom

LAMPIRAN

19

Page 20: Makalah Taksonomi Bloom

20

Page 21: Makalah Taksonomi Bloom

DAFTAR PUSTAKA

The Taxonomy of Educational Objectives, The classification of Educational Goals,

Handbook I: Cognitive Domain, Benjamiin S. Bloom (Ed.), Max D.

Englehart, Edward J. Furst, Walker H. Hill, dan David R. Krathwohl,

diterbitakn oleh David McKayCompany, Inc., New York. 1956.

Judul asli:

Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A revision of Bloom’s Taxonomy of

educational Objectives. A Bridged Edition. Addison Wesley Longman,

Inc.2001

Arikunto, Suharsimi. 2012.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi

AksaraPrihantoro, Agung. 2010. Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen, Revisi

Taksonomi. Yogyakarta: Pustaka Pengajar.

Naturesecrets, 2012. Analisis-kritis-ranah-kognitif.

http://naturesecrets.wordpress.com/2012/04/07/analisis-kritis-ranah-kognitif-

taksonomi-bloom-6/ [serial on line] (24 Oktober-21:03)

21